perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain; pelayanan; servis; aktivitas, kemudahan, manfaat, yang dapat dijual kepada orang
lain konsumen yang menggunakan atau menikmatinya.
b. Obat Sebagai Produk Pada Klinik Kecantikan Estetika
Pengertian obat menuurut Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yaitu:
40
“Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia
.”
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian
tubuh manusia.
41
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam
pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih maka akan
menimbulkan keracunan dan bila dosisnya kecil tidak akan memperoleh penyembuhan.
40
Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang Kesehatan
41
Sumber: http: repository.usu.ac.id...3Chapter20II.pdf, diakses pada tanggal 21 November 2012, pukul 07.12 WIB.
Klinik kecantikan estetika dapat memiliki satu sarana farmasi, yang digunakan untuk menyimpan obat-obatan dan bahan medis habis pakai yang diperlukan
dalam rangka pelaksanaan pelayanan kecantikanestetika medik.
c. Kosmetik Sebagai Produk Pada Klinik Kecantikan Estetika
Menurut Pasal 1 Ayat 1 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik,
“Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah
penampilan dan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik. Definisi
kosmetik dalam
Peraturan Menteri
Kesehatan RI
No.445MenKesPermenkes1998 adalah sebagai berikut : “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan epidermis, rambut,kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar, gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.” Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk maksud evaluasi produk
kosmetik dibagi 2 dua golongan : 1. Kosmetik golongan I adalah :
a. Kosmetik yang digunakan untuk bayi; b. Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya;
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan; d. Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum
diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk golongan I
D. Tanggung Jawab Pelaku Usaha