5
1. Ruang lingkup bidang ilmu
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang hukum perdata teentang hukum adat dan hukum Islam mengnai perkawinan berkaitan dengan hukum keperdataan,
antara lain prosedur pelaksanaan, syarat dan rukun nikah, hak dan keajiban masing-masing pihaka suami istri.
2.
Ruang lingkup kajian Ruang lingkup kajian pada penelitian ini adalah:
1.
Syarat dan rukun nikah, prosedur pelaksanaan perkawinan, mengurai tentang syarat dan rukun, prosedur pelaksananaan perkawinan berdasarkan
Undang-undang, Hukum Adat dan Hukum Islam.
2.
Mebahas akibat hukum yang timbul akibat adanya perkawianan yaitu mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak.
C. Pembatasan Masalah
Pembatadasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Pelaku perkawinan usia muda yang dilakukan secara adat minimal salah satu atau
keduanya masih dibawah umur.
2. Akinak hukum yang timbul yaitu menganai hak dan kewajiban masing-masing
pihak.
6
D.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Bedasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara lengkap dan jelas mengenai hal-hal berikut :
a. Pelaksanaan pekawinan di usia muda secara adat di jika di lihat dari hukum
Islam di Kelurahan Penyandingan Kecamatan Bangkunat Belimbing Kabupaten Lampung Barat;
b. Akibat hukum dari perkawinan usia muda berdasarkan ketentuan hukum Islam.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai dua aspek kegunaan yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis:
a. Kegunaan Teoritis
Untuk memahami prosedur pelaksanaan perkawinan usia muda secara adat
jika ditinjau dari hukum Islam
Untuk memperoleh data dan informasi secara lebih jelas mengenai akibar hukum dari adanya perkawinan secara adat ditinjau dari hukum Isalam
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu hukum khususnya tentang perkawinan.
Sebagai bahan kepustakaan bagi penelitian yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi, guna melengkapi
persyaratan dalam mencapai gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum Universitas Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum perkawinan
1. Pengertian Perkawinan
a.
Pengertian Perkawinan Menurut Perundang-undangan
Pengertian perkawinan menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Perkawinan adalah pertalian yang sah antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan untuk waktu yang lama. Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 di nyatakan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga
rumah-tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. b.
Pengetian perkawinan menurut hukum adat
Perkawinan menurut hukum adat di Indonesia umumnya bukan saja sebagai „perikatan perdata’ tetapi juga merupakan „perikatan adat’ dan sekaligus
merupakan „perikatan kekerabatan dan ketetanggaan’, jadi terjadinya suatu ikatan perkawinan bukan semata-mata membawa pada hubungan-hubungan keperdataan,
seperti hak dan kewajiban suami istri, harta bersama, kedudukan anak, hak dan kewajiban orang tua, tetapi juga menyangkut hubungan-hubungan adat istiadat,
kewarisan, kekeluargaan, kekerabatan, dan ketetanggan serta menyangkut upacara-upacara adat dan keagamaan. Per
kawinan dalam arti „perikatan adat’ ialah perkawinan yang mempunyai akibat hukum terhadap hukum adat yang
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Akibat hukumnya telah ada sebelum perkawinan terjadi misalnya dengan adanya hubungan pelamaran yang
merupa kan „rasan sanak hubungan anak-anak, bujang-gadis dan „rasan tuha’
hubungan keluarga dari calon suami istri. Perkawinan dapat dibentuk dan bersistem antara lain
1
: 1.
Perkawianan jujurYaitu pelamaran di lakukan oleh pihak pria terhadap pihak wanita dan kemudian setelah perkawinan istri mengikuti kedudukan dan
kediaman suami. 2.
Perkawinan semanda yaitu pelamaran dilakukan oleh pihak wanita terhadap laki-laki dan setelah perkawinan suami mengikuti kedudukan dan kediaman
istri. 3.
Perkawinan „perda cocok’ yaitu pelamaran dilakukan oleh pihak laki-laki terhadap wanita dan kemudian setelah perkawinan kedua suami-istri bebas
menentukan kediaman mereka, yang terahir ini banyak berlaku dikalangan keluarga yang telah maju madern.
c. Pengertian perkawinan menurut hukum Islam
Istilah yang digunakan dalam bahasa arab pada istilah-istilah fikih tentang perkawinan munakahatnikah, sedangkan dalam bahasa arab pada perundang-
undangan tentang perkawinan yaitu ahkam Al-Zawaj atau ahkam izwaj. Perkawinan adalah akad atau persetujuan antara calon suami dan calon istri
karenanya berlangsung melalui ijab dan qobul atau serah terima. Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan sepakat untuk membentuk suatu rumah
1
Hilman Hadi kesuma, Hukum Perkawinan Indonesia,Mandar Maju;2007, hlm. 8-10.
tangga,maka hendaknya keduanya melakukan akad nikah terlebih dahulu
2
. Perkawian merupakan perikatan antara wali perempuan calon istri dengan suami
perempuan itu, bukan hanya perikantan anatara seorang perian dan wanita saja seperti yang di sebutkan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974
tentang perkawinan
3
.
2. Tujuan Perkawinan