Teori Herzberg Teori Dua Faktor

adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauankebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas. Motivasi kerja guru akan mensuplai energi untuk bekerja atau mengarahkan aktivitas dalam bekerja, dan menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dengan tujuan perilaku.

3.2.1 Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja

Frederich Hersberg dalam Sedarmayanti 2001: 67, menyatakan pada manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan di lingkungan pekerjaannya. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan ada enam faktor motivasi yaitu 1 prestasi, 2 pengakuan, 3 kemajuankenaikan pangkat, 4 pekerjaan itu sendiri, 5 kemungkinan untuk tumbuh, 6 tanggungjawab. Sedangkan untuk pemeliharaan terdapat sepuluh faktor yang perlu diperhatikan, yaitu 1 kebijaksanaan, 2 supervisi teknis, 3 hubungan antar manusia dengan atasan, 4 hubungan manusia dengan pembinanya, 5 hubungan antar manusia dengan bawahannya, 6 gaji dan upah, 7 kestabilan kerja, 8 kehidupan pribadi, 9 kondisi tempat kerja, dan 10 status.

B. Kerangka Pikir

Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kuriku lum akan “Hidup” apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Mutu pendidikan tidak akan lepas dari kinerja para guru, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan di sekolah. Simanjuntak 2005: 30, menyatakan bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh hubungan industrial, kepemimpinan, motivasi kerja, kemampuan kerja, ketrampilan, fasilitas kerja, etos kerja dan teknologi. Sejalan dengan hal tersebut Simanjuntak 2005: 35, menyatakan bahwa, agar kinerja atau performance dan setiap pegawai dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau faktor yang dapat membuat produktivitas atau performance pegawai tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik pengetahuan, keterampilan, motivasi, kesehatan dan pengalaman dan bisa faktor ekstrinsik kompensasi, iklim kerja, kepemimpinan, motivasi dan hubungan sosial. Kepala sekolah sebagai pemimpin leader pada suatu sekolah harus mengusahakan dengan maksimal agar keefektifan perilaku kepemimpinannya dapat terwujud. Pemimpin yang efektif, dapat menjalankan organisasi sekolah dengan baik, pola komunikasi dapat berlangsung dengan lancar, memiliki metode dan prosedur yang jelas, dan seluruh personalia sekolah dapat diorganisasikan dengan baik untuk menjalankan tugasnya masing-masing dalam mewujudkan tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Disamping itu tingkat kinerja seseorang itu dipengaruhi oleh tingkat motivasi seseorang. Semakin tinggi tingkat motivasi seseorang, akan berdampak pada meningkatnya tingkat kinerja