Teknik Keabsahan Data METODE PENELITIAN

a. Triangulasi Teknik ini memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi metode meliputi pengecekan beberapa tekhnik pengumpulan data, dan sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi penyidik, dilakukakan dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lain. Triangulasi teori, dilakukan secara induktif atau secara logika. Untuk itu, peneliti dapat melakukannya dengan jalan: i mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; ii mengeceknya dengan berbagai sumber data; iii memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti agar hasil penelitian dapat dipercaya yaitu melakukan triangulasi, yaitu berupaya untuk mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Untuk memeriksa keabsahan data, penulis melakukan pengecekan dalam berbagai sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu pihak informan yang berasal dari elemen yang berbeda, yakni pihak kepolisian dan masyarakat. Selain triangulasi dengan berbagai sumber informan, peneliti juga melakukan pendalaman dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data melalui beberapa sumber lain dengan melakukan wawancara ke beberapa informan yakni dari Polda Lampung, Sat-Reskrim Polres Lampung Tengah dan Bagian Pembinaan Masyarakat Polres Lampung Tengah, Satuan Intelkam Polres Lampung Tengah, Anggota Bintara Administrasi Shabara Polres Lampung Tengah, LSM dan masyarakat umum. Selain itu, peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan data yang diproleh melalui sumber wawancara, dokumentasi dan observasi di lapangan. b. Kecukupan referensial Yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Misalnya, film atau video tape dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul. Kecukupan referensial dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan penelitian ini untuk menguji kembali data ada . 2. Keteralihan Tranferability Pemeriksaan keteralihan data dalam penelitian ini di lakukan dengan tehnik “uraian rinci”, yaitu dengan melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut ke tempat lain. Untuk melakukan keteralihan peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama dengan peran dan fungsi Polri dalam mengatasi tingginya tingkat kriminalitas. 3. Kebergantungan Dependability Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian kelapangan, tetapi tidak bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya. Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable. Untuk mengetahui, mengecek, serta memastikan hasil penelitian ini benar atau salah, peneliti mendiskusikannya dengan dosen pembimbing secara setahap demi setahap. Mengenai konsep- konsep yang dihasilkan dilapangan. Setelah hasil penelitian dianggap benar, diadakan seminar tertutup dan terbuka dengan mengundang teman sejawat dan pembimbing. 4. Kepastian Confirmability Dalam penelitian kualitatif uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmabiliti berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang di maksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan di sepakati hasil penelitian oleh banyak orang maka hasil tidak lagi subjektif tetapi sudah objektif. Hal yang peneliti lakukan untuk menguji kepastian ini adalah dengan seminar tertutup dan terbuka dengan mengundang teman sejawat dan pembimbing.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kabupaten Lampung Tengah

Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu kabupaten di Lampung, Indonesia dengan ibukota berada di Gunung Sugih. Kabupaten ini memiliki Luas wilayah 4.789,82. Kabupaten ini dulunya merupakan kabupaten terluas kedua di Lampung sampai 1999, Kabupaten Lampung Tengah dulunya meliputi Kabupaten Lampung Tengah sendiri, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Metro. Kabupaten ini terbagi menjadi 28 Kecamatan dan 301 KampungKelurahan, dengan batas Wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Utara; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran; c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupoaten Lampung Timur dan Kota Metro; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. Tabel 4 Nama Kecamatan se-Kabupaten Lampung Tengah No Kecamatan Ibukota Luas Km² Jumlah KelurahanKampung 1 Padang Ratu Haduyang Ratu 204,44 14 2 Anakl Ratu Aji Negri Katon 308,52 6 3 Selagai Lingga Negri Kepayungan 173,88 12 4 Pubian Negara Aji Tua 161,64 18 5 Anak Tuha Gedung Sari 68,39 12 6 Kalirejo Kalirejo 101,31 13 7 Sendang Agung Sendang Agung 108,89 9 8 Bangun Rejo Bangun Rejo 132,63 15 9 Gunung Sugih Gunung Sugih 130,12 15 10 Bekri Kusumadadi 93,51 8 11 Bumi Ratu Nuban Bulusari 65,14 9 12 Trimurjo Simbarwaringin 68,43 14 13 Punggur Tanggul Angin 118,45 9 14 Kota Gajah Kota Gajah 68,05 6 15 Seputih Raman Rukti Harjo 146,65 14 16 Terbanggi Besar Bandar Jaya 208,65 10 17 Seputih Agung Dono Arum 122,27 9 18 Way Pengubuan Tanjung Ratu Ilir 210,72 6 19 Terusan Nunyai Gunung Batin Ilir 302,05 7 20 Seputih Mataram Kurnia Mataram 120,01 12 21 Bandar Mataram Jati Datar 1 055,28 11 22 Seputih Banyak Tanjung Harapan 145,92 11 23 Way Seputih Suko Binaugun 77,84 6

Dokumen yang terkait

PERAN POLRI DALAM PENANGGULANGAN PERBUATAN AMUK MASSA DI KEPOLISIAN SEKTOR (POLSEK) PADANG CERMIN ( Studi Kasus di Polres Lampung Selatan )

0 26 60

EFEKTIVITAS PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Polres Lampung Barat)

15 127 106

KINERJA PROGRAM PARTNESHIP BUILDING DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA DI POLRES LAMPUNG TENGAH

0 33 81

KINERJA PROGRAM PARTNERSHIP BUILDING DALAM PENANGGULANGAN BAHAYA NARKOTIKA DI POLRES LAMPUNG TENGAH

1 72 191

KINERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA DI LAMPUNG TENGAH

0 19 76

Laporan Kegiatan Kapolda Lampung menjadi Inspektur Upacara di Lapangan GGF Lampung Tengah | PID POLRI

0 0 1

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA (Studi Pada Polres Lampung Tengah) Jurnal Penelitian

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PERAN MAJLIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG TENGAH DALAM MENGATASI KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus konflik Jawa-Lampung di Kecamatan Anak Tuha) - Raden Intan Repository

0 1 17

BAB III MUI LAMPUNG TENGAH DAN KONFLIK SOSIAL DI ANAK TUHA A. MUI Lampung Tengah - PERAN MAJLIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG TENGAH DALAM MENGATASI KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus konflik Jawa-Lampung di Kecamatan Anak Tuha) - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB IV PERAN MUI LAMPUNG TENGAH DALAM PENYELSAIAN KONFLIK SOSIAL A. Latar Belakang Konflik Jawa-Lampung - PERAN MAJLIS ULAMA INDONESIA LAMPUNG TENGAH DALAM MENGATASI KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus konflik Jawa-Lampung di Kecamatan Anak Tuha) - Raden Intan Re

0 1 11