Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kansius. Yogyakarta. 180 p. Balai Taman Nasional Way Kambas. 2000. Taman Nasional Way Kambas : informasi. Kantor Balai Taman Nasional Way Kambas. Buckman, H. O. dan C. B Nylec. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.788 p. Daniel, T. W., J. A. Helmes dan F. Baker. 1987. Prinsip-prinsip silvikultur. Diterjemahkan oleh Djoko Marsono. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 500 p. Gem, C. 1996. Kamus saku Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta. 218 p. Fandeli, C. 1985. Agroforestry. Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. 281 p. Fisher, R.F. dan D. Binkley. 2000. Ecology and Management of Forest Soils. 3rd Ed. JohnWiley Sons, Inc. Canada. 489 p. Foth, H. D.1978. Fundamentalis of Soils Science. Diterjemahkan oleh Trimulatsih, R., Lukiwati, D. R., Purbayanti, E. D., 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 374 p. Hairiah dan Rahayu. 2007. Petunjuk Praktis Pengukuran Karbon Tersimpan diberbagai Macam Penggunaan Lahan. World Agroforestry center , ICRAF. Bogor. 77 p. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 p. Hakim, N., M.Y Nyakpa., A.M Lubis., S. G Nugroho,. M.A Dika., G.B Hong., H.H Bailey. 1986. Kuliah Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Ilmu Tanah SPTN USAID University of Kentucky. Palembang. 488 p. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 220 p. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan cetakan ke-1. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 210 p. Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Cetakan ke-1. PT Bumi Aksara. Jakarta. 234 p. Irwanto. 2006. Dinamika dan Pertumbuhan Hutan Sekunder. Diakses dari http:indonesiaforest.nethutan_sekunder.pdf. Pada 9 april 2012. 24 p. Isroi. 2008. Kompos. Makalah Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor. 68 p. Kohke, H. 1968. Soil Physics. McGraw-Hill Publishing Company LTD. Bombay. India. 224 hlm. Marsono, D. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan. Masud, P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung. 284 p. Munawar, A. 2011. Kesuburan tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB. Bogor. 240 p. Pulung, M. A. 2009. Kesuburan tanah. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung. 45 p. Purwowidodo. 2000. Mengenal Tanah Hutan: Metode Kaji Tanah. Laboratorium Pengaruh Hutan. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.256 p. Pustekkom. 2008. Daur Biogeokimia. http :warungblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 januari 2011. Rosmarkam, A. dan N.W.Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 219 p. Schroeder, D. 1984. Soil-Facts and Concept. Diterjemahkan oleh Notohadiprawiro, T., 2002. Tanah dan Lingkungan. 232 p. Smith, D. M. 1962. The Practice of Silviculture. Seventh Edition. John Wiley and Sons, New York. 578 p. Supriyo, H., N Matsue., and N Yoshinaga. 1991. Chemistry and Mineralogy of Some Soils from Indonesia. Faculty of Agriculture, Ehime University. Matsuyama, P.: 217 —219. Thojib, A. 1974. Materi Perkuliahan Phytogeography. Fakultas Kehutanan UGM,Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan. Zaifbio. 2009. Deskripsi dan Analisis Vegetasi Floristika dan Non Floristika. http:zaifbio.wordpress.com20090130deskripsi-dan analisis- vegetasifloristika- dan-non-floristika. Diakses tanggal 20 januari 2011. 29 p.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Nekromassa dan CN seresah.

Nekromassa adalah massa dari bagian pohon yang sudah mati yang masih tegak maupun yang telah tumbang. Seresah kasar juga merupakan nekromassa yang tidak berkayu meliputi daun, ranting, atau bagian tumbuhan lain yang telah mati atau gugur serta berada di bawah permukaan tanah Hairiah dan Rahayu, 2007. Berdasarkan hasil penelitian di tiga tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas, yaitu Pusat Konservasi Gajah, Plang Hijau,dan Way Kanan didapatkan data nekromassa seresah yang berbeda di setiap lokasi penelitian, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data seresah dan CN seresah Dari Tabel 1 dapat dilihat, untuk daerah Pusat Konservasi Gajah total seresah yang ada pada tegakan I sebesar 453,60 gm 2 , pada tegakan ke-2 sebesar 435,95 gm 2 , dan pada tegakan ke-3 sebesar 415,14 gm 2 . Untuk daerah Plang Hijau, total seresah yang ada pada tegakan I sebesar 474.92 gm 2 , pada tegakan ke-2 sebesar 369,70 gm 2 , dan pada tegakan ke-3 sebesar 448,80 gm 2 . Untuk lokasi terakhir yaitu di Way Kanan, jumlah total seresah yang ada pada tegakan I sebesar 426,75 gm 2 , pada tegakan ke-2 sebesar 363,00 gm 2 , dan pada tegakan ke-3 sebesar 446,80 gm 2 . Besar kecilnya jumlah seresah yang ada di hutan akan memengaruhi kondisi suatu hutan, seperti jumlah unsur hara yang akan dikembalikan ke dalam tanah nantinya. No Nama Sampel Berat Basah gm 2 Berat Kering gm 2 CN seresah 1 Pusat Konservasi Gajah 1 499,00 453,60 22,21 2 Pusat Konservasi Gajah 2 476,52 435,95 27,57 3 Pusat Konservasi Gajah 3 452,89 415,14 23,47 4 Plang HIjau 1 524,16 474,92 18,77 5 Plang Hijau 2 406,20 369,70 26.11 6 Plang Hijau 3 493,51 448,80 20,94 7 Way Kanan 1 475,51 426,75 22,82 8 Way Kanan 2 408,81 362,00 27,72 9 Way Kanan 3 459,99 446,80 22,75