Taman Nasional Way Kambas Merupakan Daya Tarik Kepariwisataan Lampung

(1)

Taman Nasional Way Kambas Merupakan Daya Tarik Kepariwisataan

Lampung

Mukhtar

Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan

Taman nasional merupakan satu kawasan alam yang dilestarikan dengan memiliki ekosistem asli, yang dikelola dengan sitem zonasi yang nantinya dimamfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan salah satu objek tujuan wisata , serta tempat rekreasi. System zonasi yang dimaksud diatas bahwa taman nasional di pergunakan untuk memberi batas dalam pengelolaan sebagai taman nasional. Untuk itu sebuah kawasan taman nasinal setidak tidaknya terdiri dari empat zona :

a. Zona inti adalah wilayah mutlak yang harus dilindungi, agar tidak terjadi suatu perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

b. Zona rimba adalah wilayah yang melindungi zona inti, karena dalam zona inti

tidak dibolehkn mendirikan bangunan fisik ysng bentuknya permanen.

c. Zona pengembangan ialah wilayah yang khusus bagi pengembangan objek wisata

alam, sebagai saran dan prasarana dibolehkan untuk zona ini, namun dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, serta boleh melakukan kunjungan dengan mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan, supaya keutuhan dan keaslian tetap terjaga sebagai taman nasional.

d. Zona penyangga ialah suatu wilayah yang dijadikan sebagai benteng untuk

melindungi kawasan taman nasional secara keseluruhan.

Taman nasional merupakan objek wisata alam, dari segi jenis sumber daya alam yang memiliki macam-macam objek wisata alam di Indonesia, seperti gunung, pantai, taman laut, air terjun, danau, dan pemandangan alam. Kemudian dari segi subjek pengelolaan dapat membedakan fungsi dan perlengkapan sumber daya alam dapat kita bedakan sebagai contoh taman nasional, taman wisata, taman laut, hutan raya, taman rekreasi, perkebunan, dan sebagainya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa taman nasional merupakan salah satu objek wisata alam yang difungsikan sebagai kawasan pelestarian alam, karena taman ini memiliki potensi dan daya tarik bagi wisatawan, yang kegunaan dapat menciptakan rasa cinta kepada alam, maka perlu dibudi dayakan, karena memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Dapat menjaga keseimbangan ekositem

b. Dapat melindungi keanekaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat dikawasan taman nasioanal


(2)

c. Dapat membangkitakan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk kepentingan pendidikan

d. Dapat merupakan bagian dari pengembangan daerah dan tujuan wisata dama

meningkatkan arus kunjungan wisata.

Dari kelima fungsi diatas, memiliki keterkaitan satu sama lain, ehingga pembangunan taman nasional yang dilakukan haruslah merupakan perpaduan berbagai sektor yang berhubungan dengan taman nasional.

1. PERSYARATAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN TAMAN NASIONAL Suatu kawasan dapat dikatakan sebagai taman nasional, bila memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Mengenai persyaratan berdasarkan International Union for Conservation of Nutural Resources (IUCN tahaun 1969, yang kemudian diterima oleh kongres taman nasional ke II di Bali 1972 dengan persyaratan atau kriteria sebagaimana berikut :

1. Sebuah taman nasional harus memiliki areal yang sangat luas

2. Taman nasional harus memiliki sumber daya alam yang khusus dan unik, yang

masih utuh dan masih irosionil berupa flora, fauna, ekosistem atau gejala alam.

3. Pada sebuah taman nasional tidak boleh terjadi perubahan akibat kegiatan

eksploitasi dan pemukiman penduduk.

4. Tentang kebijaksanaan serta pengelolaan taman nasional harus jelas melalui

depertamen yang telah ditetapkan sebagai pengawas taman nasional.

Mengenai peraturan perundang-undangan yang telah ada, seperti peraturan peraturan perlindungan binatang liar tahun 1931, ordonasi perlindungan alam tahun 1941, dalam hal pelaksanaannya peraturan –peraturan tersebut dijadikan sebagai dasar dalam pengaturan pengunjung dalam bentuk ketentuan-ketentuan sebagaimana berikut ini : A. Peraturan memasuki taman nasional.

™ Tidak seorangpun diperkenankan memasuki ke taman nasional tanpa memiliki

surat yang sah dari pihak yang berwenang.

™ Izin masuk dikeluarakan oleh Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam (PHPA) dengan biaya masuk seperti yang tercantum dalam surat izin masuk yang tergantung dari keadaan yang disebut dalam peraturan dan ketentuan.

™ Bea masuk dikecualaikan bagi pegawai taman nasional, pegawai pemerintah yang

sedang melaksanakan tugas maupun rombongan yang telah mendapat izin secara tertulis dari Direktorat Jendral PHPA.

B. Perlengkapan dan peralatan

Setiap orang yang akan memasuki dalam sebuah wilayah/kawasan taman nasional hanya diperbolehkan membawa perlengkapan dan peralatan yang sudah ditetepakan sesuai peraturan dan akan diberikan sangsi atau denda bagi mereka yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh setiap kantor taman nasional atau sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (SBKADA).


(3)

C. Flora dan Fauna

Bagi orang yang memamsuki tanam nasinal tidak diperbolehkan mengambil, merusak, memindahkan atau membawa setiap jenis tumbuh-tumbuhan serta tidak dperbolehkan untuk menangkap, memburu, membunuh, dan membawa setiap satwa yang terdapat dalam kawasan taman nasional.

D. Poster dan Iklan

Mengenai poster dan iklan dalam kawasan taman nasional tidak dibolehkan untuk dipasang. Bagi pengunjung yang melanggar peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka kepada yang melanggar akan dikenakan sangsi dan hukuman berupa denda atau pembayaran ganti rugi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

2. JUMLAH TAMAN NASIONAL DI INDONESIA

Negara Rpublik Indonesia untuk pertama kalinya mendeklarasikan sebanya lima taman nasional pada tahun 1980 terdiri dari Taman nasional Gunung Leuser (Aceh), Taman nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gede Pangrango (Jawa Barat), Taman Nasional Baluran (Jawa timur), Taman Nasional Komodo (NTT), kemudian pada tahun 1996 pemerintah meningkatkan jumlah taman nasional sebanyak 31 taman nasioanal lihat tabel berikut ini :

Tabel I

DAFTAR TAMAN NASIONAL 1999

NO NAMA TAMAN NASIONAL PROPINSI

1 Gunung Lauser Aceh

2 Ujung Kulon Jawa barat

3 Gunung Gede Pangrango Jawa Barat

4 Baluran Jawa timur

5 Kerinci sablat Jambi,Bengkulu,Sumbar,sumsel

6 Komodo Nusa Tenggara Timur

7 Bukit Barisan Selatan Lampung

8 Laut Kepulauan seribu DKI Jakarta

9 Bromo Tengger Semeru Jawa Timur

10 Meru Betiri Jawa Timur

11 Bali Barat Bali

12 Tanjung Puting Kalimantan Tengah

13 Kutai Kalimantan Timur

14 Lore Lindu Sulawesi Tengah

15 Bogani Nani Warta Bone Sulawesi Utara

16 Manusella Maluku

17 Karimun Jawa Jawa Tengah

18 Way Kambas Lampung

19 Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara


(4)

21 Gunung Rinjani NTB

22 Gunung Palung Kalimantan barat

23 wassur Irian Jaya

24 Laut Teluk Cendrawasih Irian Jaya

25 Kalimutu NTT

26 Taka Bone Rate Sulawesi Selatan

27 Bukit Baka/raya Kalbar/Kalteng

28 Gunung Halimun Jawa Barat

29 Alas Purwo Jawa Timur

30 Berbak Jambi

31 Siberut Sumatera Barat

Sumber: BKSDA Sumatera Utara

3. PROSEDUR PERIZINAN PENGUNJUNG DAN PENELITI PADA TAMAN NASIONAL.

a. Prosedur Perizinan bagi pengunjung biasa.

Maksud dari prosedur bagi pengunjung biasa adalah wisatawan yang tujuan wisatanya sangat singkat atau kunjungan sehari, maka prosedur yang diberikan yaitu :

1. perizinan bagi pengunjung biasa ke taman nasional dilaksanakan oleh kepala

Taman Nasional atau kepala sub Balai PPA setempat atau lansung memberi karcis masuk ke lokasi khususnya untuk taman nasional yang sudah melakuan pemungutan.

2. para pengunjung diharuskan memasuki taman nasional melalui pintu gerbang

yang telah ditentukan.

3. para pengunjung diharuskan melapor kepada petugas pintu gerbang serta

memenuhi persyaratan izin masuk

4. para pengunjung yang kembali pulang dari kawasan taman nasional harus

melapor kembali pada petugas di pintu keluar.

5. apabila jumlah pengunjung di taman nasional tersebut sangat besar, maka harus dilakukan pembatasan jumlah pengunjung yang dapat diterima dalam waktu tertentu dan dilakukan sistim pendaftaran terlebih dahulu (booking)

b. Prosedur Perizinan bagi pengunjung yang akan bermalam/berkemah

Prosedur ini ditujukan bagi para pengunjung dengan tujuan rekreasi melebihi 12 jam dan akan bermalam atau berkemah di dalam kawasan taman nasional, kepada wisatawan ini berlaku ketentuan sebagai berikut :

1. perjanjian bagi pengunjung yang bermalam dan berkemah di taman nasional

dilaksanakan oleh Kepala Taman Nasional atau sub Balai PPA setempat.

2. Para pengunjung yang ingin bermalam di taman nasional harus melapor terlebih

dahulu satu mingu sebelumnya ke kantor taman nasional setempat.

3. Pada waktu melapor, para pengunjung diharuskan mengisi daftar izin masuk dan

izin berkemah serta membayar biaya administrasi

4. Para pengunjung pada waktu memasuki kawasan taman harus melapor kembali


(5)

5. Para pengunjung yang akan kemabli dari dalam kawasan taman nasional harus melapor kembali kepada petugas pejaga area atau petugas pintu gerbang.

Aturan izin untuk penelitian

Prosedur ini ditujukan bagi orang yang memamsuki kawasan taman nasional domistik atau mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di taman nasional sdslsh berlaku peraturan sebagai berikut :

1. Perizinan bagi para peneliti domestik atau mahasiswa yang mengadakan

penelitian diberikan oleh Direktorat Taman Nasional setempat.

2. Setiap peneliti diwajibkan mengajukan permohonan penelitian dengan

melampirkan ;

• surat keterangan dari lembaga/ universitas/ institut • rencana penelitian beserta anggarannya secara terperinci • surat rekomondasi dari sponsor penelitian

• pas foto

3. Setiap peneliti yang telah mendapat surat izin penelitian dari direktorat Taman nasional

4. Setiap peneliti yang akan menggunakan sarana /fasilitas harus mengajukan

permohonan kepada kepala taman nasional setempat dan membayar biaya akomodasi

5. Bagi peneliti yang sudah selesai melaksanakan penelitian diwajibkan melapor

kepaqda kepala taman nasional

6. Setiap peneliti diwajibkan memberi laporan hasil penelitiannya kepada

Direktoral Jendral Taman Nasional.

Kemudian bagi warga negara asing yang meakukan penelitian pada taman nasional di Indonesia, maka kepadanya diberikan izin penelitian seperti berikut ini :

a. Bagi warga negara asing yang melakukan penelitian di taman harus dengan izin Derektorat Taman Nasional

b. Guna mendapat izin penelitian dari Derektorat Taman Nasional , maka setiap

peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan sebagai berikut ;

¾ surat Izin meneliti dari Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). ¾ Surat keterangan jalan dari Kepolisian Republik Indonesia

¾ Rencana Penelitian berserta anggarannya yang terperinci. ¾ Surat rekomendasi dari lembaga/universitas/institut

¾ Foto Copy Paspor dan Pas Foto

c. Setiap peneliti yang sudah mendapatkan surat izin penelitian dari Direktorat

Taman Nasional diwajibkan melapor kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam.

d. Setiap peneliti yang akan menggunakan sarana/fasilitas untuk penelitian harus mengajukan permohonan kepada Kepala Taman Nasional setempat dengan tembusan kepada Direktorat Taman Nasional serta membayar biaya akomodasinya.

e. Setiap peneliti yang akan habis masa penelitian diwajibkan melapor kepada


(6)

f. Setiap pneliti diwajibkan memberi laporan dari hasil penelitiannya kepada DirektoratTaman Nasional atau Balai Konservasi Sumber daya alam setempat.

4. USAHA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS DALAM MENARIK WISATAWAN KE PROPINSI LAMPUNG

Semula status kawasan taman nasional way kambas merupakan tempat suaka margasatwa di tahun 1924, kemudian ditingkatkan memnjadi suaka alam pada tahun 1937, berdasarkan Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 14 Stbl 1937 tanggal 26 Januari 1937. kemudian pada tahun 1989 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.444/ Menhut/II/1989, kawasan ini dinyatakan menjadi Taman Nasional.

Kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan luas 1.30.000 ha yang saat ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber daya Alam Tingkat I Propinsi Lampung, yang sebagian besar merupakan dataran rendah yang sedikit bergelombang dengan ketinggian yang bervariasi dari 0- 98 meter diatas permukaan laut, dengan memiliki dua musim yang berbeda, musim hujan antara bulan Okbober sampai April dan musim kering antara bulan Mei sampai September.

Taman Nasional Way kambas memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi dengan keindahan alam yang cukup menarik dan bervariasi, mulai dari keindahan alam, ekosistem, hutan magrove, hutan pantai, hutan hujan, dataran rendah dan lain-lain kesemuanya ini bisa dinikmati dengan cara menyelusuri sungai-sungai besar yang ada di sekitar Taman Nasional Way Kambas, seperti Way Panet dan Way Wako dengan menggunakan kapal motor speed Board.

Taman Nasional Way Kambas memiliki beberapa potensi yang cukup menarik utuk dikunjungi oleh wisatawan baik Domestik maupun mancanegara karena taman ini terdapat :

1. Jenis–jenis Fauna yang terdapat dalam kawasan ini terdiri dari berbagai spesies satwa liar yang terkenal di dunia misalnya;

™ Harimau Sumatera (Panthera Sumatrae)

™ Anjing Liar Asia (Cuon Apinus )

™ Tapir (Tapirus Indicus)

™ Badak

™ Gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumateranus) sebanyak 250 ekor yang

masih liar dan 121 ekor yang sudah dijinakkan

™ Enam jenis primata, yaitu jenis kera merupakan potensi yang cukup besar,

sehingga pada tahun 1983 diselenggarakan kursus primata guna mendidik kader konsevasi dalam bidang primata. Adapun ke enam jenis ini adalah Siamang, Owa-owa, Lutung, Kera , Beruk, Siumpai.

™ Jenis reptilia yang dapat dijumpai adalah buaya yang terdapat di rawa-rawa

dan sungai-sungai yang mnyebar di kawasan Taman Nasional Way Kambas. ™ Jenis burung ditaman ini mencapai + 286 jenis burung, seperti Bangau putih,


(7)

Di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas juga terdapat Pusat Pelatihan Gajah (Elephant Training Centre) dengan areal seluas + 500 ha yang dioperasikan mulai tanggal 29 Agustus 1985. dalam daerah ini wisatawan dapat menyaksikan bagaimana Gajah yang semula liar, tetapi bisa dijinakkan dan dilatih menjadi sahabat untuk membuat atraksi maupun rekreasi dan juga untuk kepentingan lain. Sehingga dengan ada kegitan tersebut menjadi salah satu yang menarik bagi wisatawan dalam meningkatkan kepariwisataan dengan menampilkan berbagai kegiatan, seperti :

‰ Pengunjung dapat menunggang Gajah sambil berfoto bersama.

‰ Menyaksikan sepak bola Gajah, lomba lari Gajah, dan tarik tambang dengan

Gajah

‰ Safari Gajah dengan reute yang sudah ditentukan dan kegiatan ini sangat

digemari oleh wisatawan mancanegara

‰ Menyaksikan macam bentuk atraksi gajah (dalam satu paket atraksi

menampilkan 14 macam peragaan.)

‰ Pacu renang Gajah sambil beristirahat di Pasangrahan.

‰ Dapat menyaksikan Gajah –gajah yang sedang dilatih, mandi dan ditambatkan.

2. Jenis Flora yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas seperti ;

™ Berdasarkan ekosistem didominasi

o Hutan Mangrove, seperti Api-api, Rhizophorasp Nipah, di sepanjang Way

Kambas, Sekapuk, Wako, Way Pegadungan

o Hutan Rawa, seperti Geam, Nibung, di Way Biru Wako dan Way Panet.

o Hutan Pantai seperti Ketapang, Cemara Laut, Pandan, yang terdpat di

sepanjang pantai dari Kuala Penet sampai Kuala seputih.

o Hutan daratan rendah seperti Meranti, Salam, Rawang,Minyak yang

terdapat di daerah Susukan Baru, Plang Ijo, Way Kanan, Rantau Jaya Ilir, Rasau, dan sekitarnya.

™ Berdasarkan Type Vegetasi

o Hutan skunder yang terdiri dari Meranti, Minyak, Sempur, Suren, Puspa,

Jabon, Rengas.

o Rawa atau daerah basah, seperti Nibung, inang merah, dan jenis rumput.

o Tanaman Reboisasi pada vegetasi Alang- alang ; Lamtogung, Kaliandra,

dan Jambu Monyrt.

Dari penjelasan diatas potensi alam Taman Nasional Way kambas yang memiliki nilai ekonois tinggi, maka kawasan ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri, baik untuk rekreasi, penelitian, observasi, wisata alam dan sebagainya.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi taman nasional ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan umum atau bus pariwisata dengan melintasi route yaitu:

1. Tanjung karang –Metro – Labuhan ratu lama – (+ 100 Km Km) dengan waktu

tempuh 5 Jam.

2. Tanjung karang – Sibowono – Labuhan ratu Lam ( + 80 km) dengan waktu


(8)

Taman nasional way kambas bagi oarng/ wisatawan yang ingin memasuki kawasan taman di kutip bayaran sebagai tanda masuk Rp. 5000/ orang, dari hasil kutipan ini akn dipergunankan untuk pengelolaan Taman Nasional Way Kambas.

Kalau kita tarik satu kesimpulan bahwa taman nasional ini sangat mempengaruhi pendapatan daerah bagi pemerintahan propinsi setempat dan akan mempengaruhi pembangunan daerah dengan adanya pendapatan tersebut, karena itu taman ini dikelola dengan baik, yang diberi wewenang kepada Balai konservasi sumber daya alam tingat I Propinsi Lampung.

5. PERKEMBANGAN ARUS KUNJUNGAN WISATAWAN PADA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

Taman Nasional ini dari tahun ketahun terus meningkat baik wisatawan usantara maupun manca negara, hal ini dapat kita lihat dalam tabel berikut ini :

Tabel.

Jumlah Wistawa di Way Kambas Tahun 1992 – 2001

No Tahun Domestik Mancanegara Keterangan

1 1995 10.552 110 1 s/d 2 hari

2 1996 10.502 393

3 1997 35.092 773

4 1998 68.351 1.225

5 1999 57.067 1.659

6 2000 80.552 1.355

7 2001 85.890 1.455

Sumber: BKSDA Lampung

6. MASALAH YANG DIHDAPI DALAM PENGELOLAAN

Di samping gangguan yang terjadi dari Gajah liar yang ada dalam kawasan taman nasional way kambas, dalam pengelolaan Taman Nasinal Way Kambas membuat hilangnya habitat tersebut secara terus menerus, kemudian dari akibat kebekaran hutan yang terjadi setiap tahunnya, walaupun upaya patroli terus dilakukan untuk mengantisipasi terhadap hambatan ini, namun belum masimal karena letak pos yang terpencil dan kurangnya minat pengembangan taman nasional ini menjadi suatu yang dapat dibanggakan sebagai tempat pengembangan pariwisata dan tujuan wisata selain pusat latihan Gajah di kawasan tanam Nasional Way Kambas.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam mengelola dan mengembangkan Taman Nasional Way Kambas dalam mengatasi masalah pengelolaan , maka di usahakan upaya berikut ini :

1. Pembagian zonasi, dalam membagi zonasi dalam pengeloaan yang terdiri dari

Zona inti, zona pengembangan, dan zona lainnya yag pembagiannya dibuat oleh Sub Balai Konservasi Sumber daya alam Way Kambas sebagai pengelolaan kawasan.

2. Pelestarian alam, yaitu menjaga tentang lingkungan dari kerusakan akibat

gangguan Gajah, terutama pohon-pohon teduh yang merupakan tempat peristirahatan bagi pengunjung dan temapt dimana gajah ditempatkan, dalam


(9)

penanggulangan telah diupayakan pemasangan pagar kawat berduri, supaya gangguan gajah dapat diatasi. Pusat pelatihan Gajah merupakan objek wisata yang sangat banyak menarik kunjungan wisatawan untuk rekreasi, objek wisata ini perlu dikembangkan baik prasarana maupun sarana, oleh karena itu pemrintah , swasta dan masyarakat ikut mendukungnya ,sehingga menjadi objek wisata utama di taman nasional way kambas.

3. Untuk menanggulangi masalah makanan Gajah, sementara ini diupayakan dengan

mengganti pelepah kelapa dengan rumput, hal ini telah diadakan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar untuk menanamnya, dan tanggapan masyarakat cukup positif dan peduli terhadap pengelolaan Taman Nasional Way Kambas ini, dengan bekerjasama dan merupakan tanggung jawab dari Kepala Taman nasional Way Kambas agar menjamin semua kegiatan baik dalam maupun di dekat Taman Nasional Way Kambas, agar pengelolaan Taman Nasional menjadi terkordinir dan lebih baik dan efektif.

4. Upaya berikut yang dilakukan dalam mengembangkan objek wisata Taman

Nasional Way Kambas antara lain ;

‰ pengalokasian kegiatan yang sesuai dengan zona-zona yang ditentukan di

Taman Nasional Way Kambas.

‰ Perlindungan terhadap kekayaan alam dan keanekaragaman flora dan

fauna yang ada di kawasan Taman Nasional Way kambas.

‰ Meningkatkan sistem promosi terutama yang berkenaan dengan objek

wisata alam Taman Nasionala Way Kambas.

5. Pengembangan sarana dan prasarana objek dan daya tarik wisata yang

memerlukan peran serta berbagai instansi yang terkait, baik dunia usaha dan masyarakat dengan menciptakan produk untuk kebutuhan wisatawan ,seperti menyediakan souvenir-souvenir, makanan dan minuman, akomodasi , sehingga peranan masyarakat sebagai tuan rumah dalam menerima wisatawan sangatlah penting dalam meningkatkan arus kunjungan ke Taman Nasional ini, disini perlu investasi bagi mereka yang peduli tentang pariwisata, misalnya biro perjalan, akomodasi, dan atraksi-atraksi kebudayaan yang ada disekitar objek Taman Nasional Way Kambas, dalam menyambut kedatangan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

7. SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN

KEPARIWISATAAN.

Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Lampung terus berupaya untuk mengembangkan kepariwisataan dengan mengoptimalkan objek-objek wisata yang ada dalam mengsukseskan program pemerintah dari sektor pariwisata, untuk mengsukseskan upaya ini tentunya tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Sebagian besar masyarakat sangat mendukung program pemerintah ini, dengan dibuktikan setiap tahunnya selalu diadakan parade Gajah yang merupakan atraksi Gajah di Lampung.

Hal ini dapat membawa dampak positif terhadap pengaruh bagi wisatawan untuk datang ke objek wisata ini, wisatawan akan datang untuk menyaksikan atraksi gajah di Lampung, dengan demikian akan membawa pengaruh terhadap masyarakat karena dapat menciptakan lapangan kerja dengan berusaha mempersiapkan kebuthan para wisatawan


(10)

seperti pembangunan akomodasi, restaurant, souvenir dan lain-laian yang sifatnya melayanai kebutuhan wisatawan.

Ternyata sikap masyarakat yang sudah mengerti tentang peranan kepariwisataan membawa perubahan terhadap sosial masayarakat, ekonomi dan pelestarian kebudayaan serta adat-istiadat atas banyak wisatawan yang datang ke objek wisata ini dan juga menambah penerimaan devisa negara.

Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat propinsi Lampung pada umumnya mengharapkan para wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang mengunjugi taman nasional ini, pemerintah bersama dengan masyarakat terus menerapkan Sapta Pesona dan melestarkan objek-objek wisata alam, seni budaya yang merupakan jati diri bangsa dan kebanggaan.

Penutup

Dalam pembahasan tentang taman nasional di atas, maka penulis dapat menarik satu kesimpulan bahwa pengembangan kepariwisataan diharapkan mampu mendorong mobiltas manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan kreasi dan pemeliharaan terhadap objek wisata alam.

Objek wisata Way Kambas yang ada di Propinsi Lampung sebagian besar masih dalam potensi yang harus digarap lebih lanjut untuk menjadi objek wisata yang ebih menarik.

Taman Nasional way kambas merupakan salah satu taman nasional alam yang mempunyai daya tarik, karena memiliki flora dan fauna yang tidak dimiliki di daerah lain, seperti tempat pelatihan gajah, sedangkan upaya pengelolaan taman ini masih terdapat hambatan dalam pelestarian lingkungan seperti gangguan gajah liar, keterbatasan manakan gajah serta sarana dan prasarana.

Dalam upaya pembinaan dan pengembangan Taman Nasional Way Kambas pemda setempat dan kanwail kehutanan serta dinas pariwisata dapat memberikan


(1)

5. Para pengunjung yang akan kemabli dari dalam kawasan taman nasional harus melapor kembali kepada petugas pejaga area atau petugas pintu gerbang.

Aturan izin untuk penelitian

Prosedur ini ditujukan bagi orang yang memamsuki kawasan taman nasional domistik atau mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di taman nasional sdslsh berlaku peraturan sebagai berikut :

1. Perizinan bagi para peneliti domestik atau mahasiswa yang mengadakan penelitian diberikan oleh Direktorat Taman Nasional setempat.

2. Setiap peneliti diwajibkan mengajukan permohonan penelitian dengan melampirkan ;

• surat keterangan dari lembaga/ universitas/ institut • rencana penelitian beserta anggarannya secara terperinci • surat rekomondasi dari sponsor penelitian

• pas foto

3. Setiap peneliti yang telah mendapat surat izin penelitian dari direktorat Taman nasional

4. Setiap peneliti yang akan menggunakan sarana /fasilitas harus mengajukan permohonan kepada kepala taman nasional setempat dan membayar biaya akomodasi

5. Bagi peneliti yang sudah selesai melaksanakan penelitian diwajibkan melapor kepaqda kepala taman nasional

6. Setiap peneliti diwajibkan memberi laporan hasil penelitiannya kepada Direktoral Jendral Taman Nasional.

Kemudian bagi warga negara asing yang meakukan penelitian pada taman nasional di Indonesia, maka kepadanya diberikan izin penelitian seperti berikut ini :

a. Bagi warga negara asing yang melakukan penelitian di taman harus dengan izin Derektorat Taman Nasional

b. Guna mendapat izin penelitian dari Derektorat Taman Nasional , maka setiap peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan sebagai berikut ;

¾ surat Izin meneliti dari Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). ¾ Surat keterangan jalan dari Kepolisian Republik Indonesia

¾ Rencana Penelitian berserta anggarannya yang terperinci. ¾ Surat rekomendasi dari lembaga/universitas/institut ¾ Foto Copy Paspor dan Pas Foto

c. Setiap peneliti yang sudah mendapatkan surat izin penelitian dari Direktorat Taman Nasional diwajibkan melapor kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam.

d. Setiap peneliti yang akan menggunakan sarana/fasilitas untuk penelitian harus mengajukan permohonan kepada Kepala Taman Nasional setempat dengan tembusan kepada Direktorat Taman Nasional serta membayar biaya akomodasinya.

e. Setiap peneliti yang akan habis masa penelitian diwajibkan melapor kepada Direktorat Taman atau Balai Konservasi sumber daya alam yang bersangkutan.


(2)

f. Setiap pneliti diwajibkan memberi laporan dari hasil penelitiannya kepada DirektoratTaman Nasional atau Balai Konservasi Sumber daya alam setempat.

4. USAHA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS DALAM MENARIK WISATAWAN KE PROPINSI LAMPUNG

Semula status kawasan taman nasional way kambas merupakan tempat suaka margasatwa di tahun 1924, kemudian ditingkatkan memnjadi suaka alam pada tahun 1937, berdasarkan Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 14 Stbl 1937 tanggal 26 Januari 1937. kemudian pada tahun 1989 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.444/ Menhut/II/1989, kawasan ini dinyatakan menjadi Taman Nasional.

Kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan luas 1.30.000 ha yang saat ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber daya Alam Tingkat I Propinsi Lampung, yang sebagian besar merupakan dataran rendah yang sedikit bergelombang dengan ketinggian yang bervariasi dari 0- 98 meter diatas permukaan laut, dengan memiliki dua musim yang berbeda, musim hujan antara bulan Okbober sampai April dan musim kering antara bulan Mei sampai September.

Taman Nasional Way kambas memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi dengan keindahan alam yang cukup menarik dan bervariasi, mulai dari keindahan alam, ekosistem, hutan magrove, hutan pantai, hutan hujan, dataran rendah dan lain-lain kesemuanya ini bisa dinikmati dengan cara menyelusuri sungai-sungai besar yang ada di sekitar Taman Nasional Way Kambas, seperti Way Panet dan Way Wako dengan menggunakan kapal motor speed Board.

Taman Nasional Way Kambas memiliki beberapa potensi yang cukup menarik utuk dikunjungi oleh wisatawan baik Domestik maupun mancanegara karena taman ini terdapat :

1. Jenis–jenis Fauna yang terdapat dalam kawasan ini terdiri dari berbagai spesies satwa liar yang terkenal di dunia misalnya;

™ Harimau Sumatera (Panthera Sumatrae) ™ Anjing Liar Asia (Cuon Apinus ) ™ Tapir (Tapirus Indicus)

™ Badak

™ Gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumateranus) sebanyak 250 ekor yang masih liar dan 121 ekor yang sudah dijinakkan

™ Enam jenis primata, yaitu jenis kera merupakan potensi yang cukup besar, sehingga pada tahun 1983 diselenggarakan kursus primata guna mendidik kader konsevasi dalam bidang primata. Adapun ke enam jenis ini adalah Siamang, Owa-owa, Lutung, Kera , Beruk, Siumpai.

™ Jenis reptilia yang dapat dijumpai adalah buaya yang terdapat di rawa-rawa dan sungai-sungai yang mnyebar di kawasan Taman Nasional Way Kambas. ™ Jenis burung ditaman ini mencapai + 286 jenis burung, seperti Bangau putih,


(3)

Di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas juga terdapat Pusat Pelatihan Gajah (Elephant Training Centre) dengan areal seluas + 500 ha yang dioperasikan mulai tanggal 29 Agustus 1985. dalam daerah ini wisatawan dapat menyaksikan bagaimana Gajah yang semula liar, tetapi bisa dijinakkan dan dilatih menjadi sahabat untuk membuat atraksi maupun rekreasi dan juga untuk kepentingan lain. Sehingga dengan ada kegitan tersebut menjadi salah satu yang menarik bagi wisatawan dalam meningkatkan kepariwisataan dengan menampilkan berbagai kegiatan, seperti :

‰ Pengunjung dapat menunggang Gajah sambil berfoto bersama.

‰ Menyaksikan sepak bola Gajah, lomba lari Gajah, dan tarik tambang dengan Gajah

‰ Safari Gajah dengan reute yang sudah ditentukan dan kegiatan ini sangat digemari oleh wisatawan mancanegara

‰ Menyaksikan macam bentuk atraksi gajah (dalam satu paket atraksi menampilkan 14 macam peragaan.)

‰ Pacu renang Gajah sambil beristirahat di Pasangrahan.

‰ Dapat menyaksikan Gajah –gajah yang sedang dilatih, mandi dan ditambatkan. 2. Jenis Flora yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas seperti ;

™ Berdasarkan ekosistem didominasi

o Hutan Mangrove, seperti Api-api, Rhizophorasp Nipah, di sepanjang Way Kambas, Sekapuk, Wako, Way Pegadungan

o Hutan Rawa, seperti Geam, Nibung, di Way Biru Wako dan Way Panet. o Hutan Pantai seperti Ketapang, Cemara Laut, Pandan, yang terdpat di

sepanjang pantai dari Kuala Penet sampai Kuala seputih.

o Hutan daratan rendah seperti Meranti, Salam, Rawang,Minyak yang terdapat di daerah Susukan Baru, Plang Ijo, Way Kanan, Rantau Jaya Ilir, Rasau, dan sekitarnya.

™ Berdasarkan Type Vegetasi

o Hutan skunder yang terdiri dari Meranti, Minyak, Sempur, Suren, Puspa, Jabon, Rengas.

o Rawa atau daerah basah, seperti Nibung, inang merah, dan jenis rumput. o Tanaman Reboisasi pada vegetasi Alang- alang ; Lamtogung, Kaliandra,

dan Jambu Monyrt.

Dari penjelasan diatas potensi alam Taman Nasional Way kambas yang memiliki nilai ekonois tinggi, maka kawasan ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri, baik untuk rekreasi, penelitian, observasi, wisata alam dan sebagainya.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi taman nasional ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan umum atau bus pariwisata dengan melintasi route yaitu:

1. Tanjung karang –Metro – Labuhan ratu lama – (+ 100 Km Km) dengan waktu tempuh 5 Jam.

2. Tanjung karang – Sibowono – Labuhan ratu Lam ( + 80 km) dengan waktu tempuh 4 jam.


(4)

Taman nasional way kambas bagi oarng/ wisatawan yang ingin memasuki kawasan taman di kutip bayaran sebagai tanda masuk Rp. 5000/ orang, dari hasil kutipan ini akn dipergunankan untuk pengelolaan Taman Nasional Way Kambas.

Kalau kita tarik satu kesimpulan bahwa taman nasional ini sangat mempengaruhi pendapatan daerah bagi pemerintahan propinsi setempat dan akan mempengaruhi pembangunan daerah dengan adanya pendapatan tersebut, karena itu taman ini dikelola dengan baik, yang diberi wewenang kepada Balai konservasi sumber daya alam tingat I Propinsi Lampung.

5. PERKEMBANGAN ARUS KUNJUNGAN WISATAWAN PADA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

Taman Nasional ini dari tahun ketahun terus meningkat baik wisatawan usantara maupun manca negara, hal ini dapat kita lihat dalam tabel berikut ini :

Tabel.

Jumlah Wistawa di Way Kambas Tahun 1992 – 2001

No Tahun Domestik Mancanegara Keterangan

1 1995 10.552 110 1 s/d 2 hari

2 1996 10.502 393

3 1997 35.092 773

4 1998 68.351 1.225

5 1999 57.067 1.659

6 2000 80.552 1.355

7 2001 85.890 1.455

Sumber: BKSDA Lampung

6. MASALAH YANG DIHDAPI DALAM PENGELOLAAN

Di samping gangguan yang terjadi dari Gajah liar yang ada dalam kawasan taman nasional way kambas, dalam pengelolaan Taman Nasinal Way Kambas membuat hilangnya habitat tersebut secara terus menerus, kemudian dari akibat kebekaran hutan yang terjadi setiap tahunnya, walaupun upaya patroli terus dilakukan untuk mengantisipasi terhadap hambatan ini, namun belum masimal karena letak pos yang terpencil dan kurangnya minat pengembangan taman nasional ini menjadi suatu yang dapat dibanggakan sebagai tempat pengembangan pariwisata dan tujuan wisata selain pusat latihan Gajah di kawasan tanam Nasional Way Kambas.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam mengelola dan mengembangkan Taman Nasional Way Kambas dalam mengatasi masalah pengelolaan , maka di usahakan upaya berikut ini :

1. Pembagian zonasi, dalam membagi zonasi dalam pengeloaan yang terdiri dari Zona inti, zona pengembangan, dan zona lainnya yag pembagiannya dibuat oleh Sub Balai Konservasi Sumber daya alam Way Kambas sebagai pengelolaan kawasan.

2. Pelestarian alam, yaitu menjaga tentang lingkungan dari kerusakan akibat gangguan Gajah, terutama pohon-pohon teduh yang merupakan tempat peristirahatan bagi pengunjung dan temapt dimana gajah ditempatkan, dalam


(5)

penanggulangan telah diupayakan pemasangan pagar kawat berduri, supaya gangguan gajah dapat diatasi. Pusat pelatihan Gajah merupakan objek wisata yang sangat banyak menarik kunjungan wisatawan untuk rekreasi, objek wisata ini perlu dikembangkan baik prasarana maupun sarana, oleh karena itu pemrintah , swasta dan masyarakat ikut mendukungnya ,sehingga menjadi objek wisata utama di taman nasional way kambas.

3. Untuk menanggulangi masalah makanan Gajah, sementara ini diupayakan dengan mengganti pelepah kelapa dengan rumput, hal ini telah diadakan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar untuk menanamnya, dan tanggapan masyarakat cukup positif dan peduli terhadap pengelolaan Taman Nasional Way Kambas ini, dengan bekerjasama dan merupakan tanggung jawab dari Kepala Taman nasional Way Kambas agar menjamin semua kegiatan baik dalam maupun di dekat Taman Nasional Way Kambas, agar pengelolaan Taman Nasional menjadi terkordinir dan lebih baik dan efektif.

4. Upaya berikut yang dilakukan dalam mengembangkan objek wisata Taman Nasional Way Kambas antara lain ;

‰ pengalokasian kegiatan yang sesuai dengan zona-zona yang ditentukan di Taman Nasional Way Kambas.

‰ Perlindungan terhadap kekayaan alam dan keanekaragaman flora dan fauna yang ada di kawasan Taman Nasional Way kambas.

‰ Meningkatkan sistem promosi terutama yang berkenaan dengan objek wisata alam Taman Nasionala Way Kambas.

5. Pengembangan sarana dan prasarana objek dan daya tarik wisata yang memerlukan peran serta berbagai instansi yang terkait, baik dunia usaha dan masyarakat dengan menciptakan produk untuk kebutuhan wisatawan ,seperti menyediakan souvenir-souvenir, makanan dan minuman, akomodasi , sehingga peranan masyarakat sebagai tuan rumah dalam menerima wisatawan sangatlah penting dalam meningkatkan arus kunjungan ke Taman Nasional ini, disini perlu investasi bagi mereka yang peduli tentang pariwisata, misalnya biro perjalan, akomodasi, dan atraksi-atraksi kebudayaan yang ada disekitar objek Taman Nasional Way Kambas, dalam menyambut kedatangan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

7. SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN

KEPARIWISATAAN.

Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Lampung terus berupaya untuk mengembangkan kepariwisataan dengan mengoptimalkan objek-objek wisata yang ada dalam mengsukseskan program pemerintah dari sektor pariwisata, untuk mengsukseskan upaya ini tentunya tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Sebagian besar masyarakat sangat mendukung program pemerintah ini, dengan dibuktikan setiap tahunnya selalu diadakan parade Gajah yang merupakan atraksi Gajah di Lampung.

Hal ini dapat membawa dampak positif terhadap pengaruh bagi wisatawan untuk datang ke objek wisata ini, wisatawan akan datang untuk menyaksikan atraksi gajah di Lampung, dengan demikian akan membawa pengaruh terhadap masyarakat karena dapat menciptakan lapangan kerja dengan berusaha mempersiapkan kebuthan para wisatawan


(6)

seperti pembangunan akomodasi, restaurant, souvenir dan lain-laian yang sifatnya melayanai kebutuhan wisatawan.

Ternyata sikap masyarakat yang sudah mengerti tentang peranan kepariwisataan membawa perubahan terhadap sosial masayarakat, ekonomi dan pelestarian kebudayaan serta adat-istiadat atas banyak wisatawan yang datang ke objek wisata ini dan juga menambah penerimaan devisa negara.

Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat propinsi Lampung pada umumnya mengharapkan para wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang mengunjugi taman nasional ini, pemerintah bersama dengan masyarakat terus menerapkan Sapta Pesona dan melestarkan objek-objek wisata alam, seni budaya yang merupakan jati diri bangsa dan kebanggaan.

Penutup

Dalam pembahasan tentang taman nasional di atas, maka penulis dapat menarik satu kesimpulan bahwa pengembangan kepariwisataan diharapkan mampu mendorong mobiltas manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan kreasi dan pemeliharaan terhadap objek wisata alam.

Objek wisata Way Kambas yang ada di Propinsi Lampung sebagian besar masih dalam potensi yang harus digarap lebih lanjut untuk menjadi objek wisata yang ebih menarik.

Taman Nasional way kambas merupakan salah satu taman nasional alam yang mempunyai daya tarik, karena memiliki flora dan fauna yang tidak dimiliki di daerah lain, seperti tempat pelatihan gajah, sedangkan upaya pengelolaan taman ini masih terdapat hambatan dalam pelestarian lingkungan seperti gangguan gajah liar, keterbatasan manakan gajah serta sarana dan prasarana.

Dalam upaya pembinaan dan pengembangan Taman Nasional Way Kambas pemda setempat dan kanwail kehutanan serta dinas pariwisata dapat memberikan