peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa diketahui proses sensitasi. Sebaliknya, dermatitis alergik terjadi pada seseorang
yang telah mengalami sensitasi terhadap suatu alergen Djuanda, 2006; Stateschu, 2011.
1. Dermatitis Kontak Iritan
a.
Definisi
Dermatitis kontak iritan DKI adalah efek sitotoksik lokal langsung dari
bahan iritan baik fisika maupun kimia yang bersifat tidak spesifik, pada sel- sel epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam wakttu dan
konsentrasi yang cukup Verayati, 2011
.
b. Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan DKI dapat diderita oleh semua orang dari
berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data dermatitis kontak iritan sulit didapat. Dari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of
Labour Statistic menunjukan bahwa 249.000 kasus penyakit okupational nonfatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6 38.900
kasus adalah penyakit kulit yang merupakan kedua terbesar untuk semua penyakit okupational. Juga berdasarkan survey tahunan dari
institusi yang sama, bahwa incident rate untuk penyakit okupational
pada populasi pekerja di Amerika menunjukan 90-95 dari penyakit okupational adalah dermatitis kontak, dan 80 dari penyakit
didalamnya adalah dermatitis kontak iritan.
Di Amerika, DKI sering terjadi pada pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang pada kulit terhadap air, bahan
makanan atau iritan lainnya. Pekerjaan yang berisiko tinggi meliputi pembatu rumah tangga, pelayan rumah sakit, tukang masak, dan penata
rambut. Prevalensi dermatitis tangan karena pekerjaan ditemukan sebesar 55,6 di intensive care unit dan 69,7 pada pekerja yang
sering terpapar dilaporkan dengan frekuensi mencuci tangan 35 kali setiap pergantian. Penelitian menyebutkan frekuensi mencuci tangan 35
kali setiap pergantian memiliki hubungan kuat dengan dermatitis tangan karena pekerjaan odds ratio 4,13 Hogan, 2009.
Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan, namun angkanya secara tepat sulit
diketahui. Hal ini disebabkan penderita dengan gejala ringan dan tanpa keluhan tidak datang berobat Djuanda, 2006. Dermatitis kontak iritan
timbul pada 80 dari seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 10-20. Sedangkan insiden
dermatitis kontak alergik diperkirakan terjadi pada 0,21 dari populasi penduduk Sumantri, 2010.