Mengenal Puasa Wajib Hal-hal yang Mengurangi Pahala Puasa

Bab 10, Mengenal Puasa Wajib

1 4 9 “Bu, besok Rafi dibangunkan ya, Rafi ingin makan sahur bersama,“ pinta Rafi pada ibunya “Pasti dong Rafi, ibu doakan, mudah-mudahan kamu kuat puasanya,” jawab ibu. Keesokan paginya, keluarga Rafi makan sahur bersama . Ayah dan ibu sudah bangun satu jam sebelum makan sahur. Mereka melaksanakan salat malam terlebih dahulu. Setelah itu, ayah dan ibu bersama-sama menyiapkan keperluan makan sahur di dapur. Rafi juga bangun dan turut membantu ayah dan ibu. Meskipun puasa, aktivitas keluarga Rafi berjalan seperti biasa. Rafi juga tetap harus sekolah. Karena puasa, Rafi menjadi lebih hati-hati kalau berbicara. Dia tidak mau menggunjing teman. Dia juga berlatih sabar. Meski ada teman yang mengejeknya dia tidak marah. Rafi tahu bahwa kalau puasa tidak boleh marah. Karena berpuasa, Rafi menjadi lebih semangat beribadah . Dia menjadi bersemangat untuk salat tepat waktu dan mengulang pelajaran Alqurannya. Dia juga tidak mudah marah. Rafi jadi ingat kata Pak guru bahwa kalau bulan puasa, setan dibelenggu, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup . Jadinya, manusia bersemangat untuk beribadah dan enggan untuk bermaksiat pada Allah swt. Di sore hari, badan Rafi mulai terasa lemas. Kerongkongannya juga sangat kering. Perutnya keroncongan. Ayah dan ibu belum datang. Rafi membuka lemari es. Di sana banyak makanan sisa sahur dan tentunya minuman yang sangat menyegarkan. Rafi sangat ingin memakan dan meminumnya mumpung tidak ada yang tahu. Toh, dia masih bisa mengatakan kalau dia berpuasa. Tapi, akhirnya Rafi sadar. “Aku harus kuat. Aku tidak boleh menyerah . Aku harus disiplin dan jujur. Meskipun tidak ada yang melihat, aku tidak boleh melakukannya. Allah Maha Melihat segala sesuatu.” Rafi mengurungkan niatnya. Sejenak kemudian, Rafi merenung. “Bagaimana ya, nasib saudara- saudaraku yang kadang sehari makan sehari tidak, atau kadang tidak makan dua hari? pikir Rafi. Setelah berpikir begitu, Rafi langsung membuka tabungannya. Ia bergegas membeli makanan di warung. Ia pergi menuju rumah Bu Ijah, janda tua yang mengasuh dua orang cucu yang masih kecil. Rafi memberikan makanan yang baru dibelinya kepada Bu Ijah. Bu Ijah sangat bersyukur, karena Bu Ijah bisa berbuka dengan makanan yang cukup. Waktu magrib pun tiba. Rafi sangat bersyukur, akhirnya perjuangannya berhasil. Rafi dan keluarga berbuka bersama. Mereka berdoa dahulu sebelum berbuka puasa. Mereka berbuka dengan tiga butir kurma dan minum sirup yang manis, seperti yang disunahkan Rasulullah. Ketika air sirup itu menyentuh kerongkongan Rafi, segarnya luar biasa. “Kenikmatan ini tidak akan pernah dirasakan orang yang tidak berpuasa,” begitu pikir Rafi. Di malam hari, Rafi tidak bermain petasan. Rafi tahu bahwa petasan sangat berbahaya dan membuang-buang uang. Rafi lebih suka salat tarawih dan mengikuti tadarrus Alquran. Setelah itu, dia belajar. Rafi tahu, perbuatan baik pada bulan Ramadan akan dibalas berkali lipat pahala oleh Allah Swt. Jadi Rafi sangat sayang membuang-buang waktu percuma. Cerita Rafi di atas menggambarkan bahwa banyak sekali hikmah puasa Ramadan. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kebersamaan dengan anggota keluarga menjadi lebih erat. 2. Seperti yang disampaikan Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183, di mana manusia yang menjalankan ibadah puasa akan menjadi manusia yang