3 7 Bab 3,
Kisah Nabi-nabi Allah
Nabi Musa a.s. Asiah memang tidak punya anak. Asiah pun membujuk Firaun agar tidak membunuh bayi itu.
“Tuanku, aku sangat sayang dengan bayi ini. Aku mohon engkau tidak membunuhnya. Lebih baik kita angkat dia sebagai anak.” Kata
Asiah membujuk Firaun. Dengan berat hati, Firaun pun mengabulkan permintaan istrinya.
Nabi Musa akhirnya menjadi keluarga istana. Nabi Musa kecil sering menangis minta air susu ibu. Banyak
wanita didatangkan untuk menyusui Musa kecil. Namun, tak seorang pun yang cocok dengan Nabi Musa. Akhirnya, dengan izin Allah Swt.
Nabi Musa a.s. disusui sendiri oleh ibu kandungnya, yaitu Yukabad.
Di dalam istana, Nabi Musa a.s. sering menjengkelkan hati Firaun. Banyak keputusan Firaun yang sewenang-wenang ditentang oleh Nabi
Musa a.s. Nabi Musa a.s. juga menentang penyembahan pada raja.
c. Terusir dari istana
Begitulah, nabi Musa akhirnya tumbuh menjadi remaja. Beliau dianugrahi oleh Allah Swt. kecerdasan dan pengetahuan yang luar
biasa. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Qa
¡
a
¡
ayat 14 yang berbunyi
Wa lamm± balaga asyuddahµ wastaw± ±tain±hu ¥ukmaw wa ‘ilm±n, wa ka©±lika najzil-mu¥sin³na.
Artinya:
Dan setelah dia Musa dewasa dan sem purna akalnya, Kam i anugerahkan kepadanya hikm ah kenabian dan pengetahuan. Dan
dem ikianlah Kam i m em beri balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.Q .S. Al-Q a
¡
a
¡
28:14 Pada suatu ketika, Nabi Musa a.s. melihat dua orang berkelahi.
Satu dari bangsa Qibty bangsa kerajaan Firaun. Satu lagi dari bangsa Bani Israil bangsa Nabi Musa a.s.. Nabi Musa a.s. berusaha melerai
keduanya. Namun, orang Qibty menolaknya. Dia sangat sombong karena berasal dari keluarga raja. Bahkan, dia pun menantang Nabi
Musa a.s. Akhirnya, Nabi Musa a.s. menampar orang itu. Orang itu jatuh dan meninggal seketika.
Nabi Musa a.s. menyesal atas perbuatannya. Beliau pun mohon ampun pada Allah Swt. dengan berdoa seperti yang ada pada Surah
Al-Qa
¡
a
¡
ayat 16 berikut ini.
Q±la rabbi inn³ §alamtu nafs³ fagfir l³ fagafara lahµ, innahµ huwal- gafµrur-ra¥³mu.
Artinya : Dia Musa berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah
m enzalim i diriku sendiri, m aka am punilah aku.” Maka Dia Allah m engam puninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengam pun,
Maha Penyayang.Q .S. Al-Q a
¡
a
¡
28:16