CMP Stack Metode Stack Konvensional
Untuk model 2D yang terdiri dari satu reflektor yang memiliki kemiringan dip Φ,
seperti yang tergambar dalam Gambar 3.3, fungsi traveltime terhadap offset
untuk model diatas adalah sebagai berikut :
2
ℎ =
2
+
4 ℎ
2
�
2
3.4 dimana kecepatan NMO diturunkan dari persamaan kecepatan berikut :
� =
� ∅
3.5 dimana h adalah half offset antara source dan geophone receiver, v adalah
kecepatan medium dan t adalah waktu tempuh zero offset, th adalah waktu
tempuh dengan fungsi offset. Beda waktu tempuh antara th dan t dinamakan
Δt
NMO
atau koreksi NMO. Koreksi NMO adalah koreksi waktu tempuh karena pengaruh offset.
Kecepatan NMO disebut juga sebagai apparent velocity atau stacking velocity. Adanya sudut
Φ menyebabkan kurva waktu tempuh menjadi lebih datar daripada waktu tempuh untuk lapisan horizontal. Oleh karena itu, kecepatan NMO akan
selalu lebih besar jika dibandingkan dengan kecepatan interval medium. Inversi kecepatan yang didasarkan pada moveout ini akan menghasilkan kecepatan
medium apparent yang lebih tinggi daripada kecepatan medium yang sebenarnya, sehingga untuk kasus seperti ini, koreksi NMO masih akan menyisakan residual
NMO. Pada kasus lapisan horizontal, kecepatan NMO akan sama dengan kecepatan interval medium. Pada kasus perlapisan yang memiliki kemiringan
planar, CMP gather akan mengalami situasi yang disebut smearing, dimana tiap titik refleksi dalam satu CMP gather tidak akan tepat berada di titik CMP yang
dimaksudkan. Fenomena ini dengan jelas diperlihatkan dalam Gambar 3.4. Pada
gambar tersebut terlihat bahwa tiap titik refleksi dalam satu CMP gather tidak lagi berada dalam satu titik, namun tersebar dalam sebuah area tertentu. Dalam kasus
lapisan miring yang planar, situasi ini bisa diatasi dengan menggunakan koreksi DMO Dip Move Out. Namun, untuk kasus lapisan miring yang berbentuk
melengkung, atau pada kasus medium yang tidak homogen, koreksi ini menjadi tidak tepat lagi. Meskipun telah dilakukan koreksi NMO dan DMO, smearing dari
titik refleksi residual masih terjadi. Efek ini akan makin besar apabila dijumpai bentuk reflektor yang makin melengkung atau medium yang makin tidak
homogen.
Gambar 3.4 Reflection Point Smear a Kumpulan Ray Setiap Titik CMP Gather
b Detail yang Menunjukkan Titik Refleksi Tiap CMP Gather Mann et al., 2007
Setelah dilakukan koreksi NMO yang menyebabkan reflektor berbentuk hiperbola menjadi terlihat datar, kemudian dilakukan proses stacking yang bertujuan untuk
meningkatkan rasio sinyal terhadap noise. Stacking trace bisanya dilakukan berdasarkan CDP, dan mengambil asumsi bahwa sinyal mempunyai fase yang
sama dan noise random mempunyai fase acak, maka stacking akan memperkuat amplitudo sinyal dan membebaskan sinyal dari noise yang inkoheren.
Gambar dibawah ini menunjukkan proses stacking yang dapat terjadi dalam pengolahan data seismik :
Gambar 3.5 Proses Stacking Dalam Pengolahan Data Seismik Yilmaz, 2001
Gambar model geologi 2 lapis datar kiri dengan gelombang refleksi dan gelombang multiple tengah, gather yang didapatkan dari proses akuisisi kanan.
Setelah dilakukan koreksi NMO, maka even refleksi akan menjadi datar dan multiple akan tetap miring karena kecepatan multiple yang lebih rendah dari
kecepatan medium.