Pengertian Perlindungan Hukum Perlindungan Hukum dan Perlindungan Konsumen

“Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk barang danatau jasa konsumen antara penyedia dan penggunaannya dalam kehidupan bermasyarakat”. 3 Arti perlindungan konsumen menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum merupakan unsur yang utama karena didalamnya ada korelasi positif antara kepastian hukum dengan perlindungan konsumen. Kepastian hukum merupakan variabel yang akan mempengaruhi pemberian perlindungan terhadap konsumen. Apabila kepastian hukum dapat tercapai, maka perlindungan hukum juga akan dapat diberikan. Kepastian hukum meliputi segala upaya untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang danatau jasa kebutuhannya serta mempertahankan atau membela hak- haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut . Pengaturan perlindungan konsumen dapat dilakukan dengan: a. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur keterbukaaan akses dan informasi, serta menjamin kepastian hukum; b. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh pelaku usaha; 3 A.Z Nasution, Hukum Perindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media. Jakarta, 2002, Hlm 22. c. Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa; d. Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktik usaha yang menipu dan menyesatkan; e. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lain. 4 Tujuan dibentuknya perlindungan konsumen meliputi atau mencakup aktivitas- aktivitas penciptaan dan penyelenggaraan sistem perlindungan konsumen, yaitu : a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen; d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; 4 Erman Rajagukguk dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2000. Hlm. 7