PENDAHULUAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT UNITED STATES SECURITY COORDINATOR USSC EFEKTIVITAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA PENUTUP

x DAFTAR GAMBAR Bagan III.B.3 Struktur Elemen Keamanan Palestina 46 xi DAFTAR SINGKATAN AS Amerika Serikat DDR Disarmament, demobilization, dan reintegration ENP The European Union Neighbourhood Policy ESDP European Security and Defense Policy EUPOL COPPS European Union Police Coordinating Office for Palestinian Police Support HAM Hak Asasi Manusia HRE Human Rights Experts IDF Israeli Defence Force INL International Narcotics and Law Inforcement Affairs JIPTC Jordanian International Police Training Center JSPD Jordania Public Security Directorate NSF National Security Forces PA Palestinian Authority PASF Palestinian Authority Security Force PBB Perserikatan Bangsa-bangsa PLO Palestinia Liberation Organization PPIO Press and Public Information Officer RSK Reformasi Sektor Keamanan SSR Security Sector Reform TIPH Temporary International Presence in Hebron USSC United States Security Coordinator 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Amerika Serikat mulai memberikan bantuan bilateral pada Palestina pasca Kesepakatan Oslo I antara Israel dan Palestina pada tahun 1993 Benvenisti, 1993: 542. Israel dan Palestina menyepakati pembentukan pemerintahan otonomi Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza EthnoGraphic Media, 2010:6. Pemerintahan otonomi Palestina harus mengatur semua kebutuhannya sendiri. Dalam rangka membantu pemerintah otonomi Palestina yang baru terbentuk, Amerika Serikat memberikan bantuan terhadap Palestina. Bantuan tersebut ditujukan untuk meningkatkan sektor ekonomi, pelayanan sosial, kemanusiaan, pendidikan dan menguatkan pemerintahan otonomi Palestina senilai lebih dari empat miliar dolar AS Zanotti, 2012: 7-8. Pada 1996, Amerika Serikat memperluas bantuan bilateral ke sektor keamanan dengan memberikan lima juta dolar untuk peralatan dan perlengkapan militer Palestina. Bantuan keamanan itu diberikan untuk Pemerintah Otonomi Palestina yang harus bertanggungjawab terhadap keamanan internal di wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Tentara Israel ditarik dari wilayah otonomi Palestina dan digantikan oleh polisi Palestina yang menjaga keamanan wilayah mereka Kristoff, 2012: 3. Selanjutnya, saat Intifada kedua terjadi pada September 2000, bantuan bilateral Amerika Serikat terhadap Palestina difokuskan pada bantuan makanan untuk pengungsi dan pemulihan infrastuktur USAID.GOV, 2013. Sebelumnya, Intifada pertama terjadi dari tahun 1987-1993 dengan aksi boikot ekonomi dan tanpa kekerasan. Lama kelamaan, Intifada berlanjut menjadi aksi kekerasan 2 pemuda Palestina yang melempari Tank Israel dengan batu Ethnographic media, 2010:6. Pada Intifada Kedua, Palestina menyebut serangan ini sebagai pertahanan terhadap serangan Israel. Akibat dari Intifada Kedua, sekitar 3000 orang Palestina dan 1000 orang Israel tewas Zanotti, 2010: 6. Menurut laporan U.S. Departement of State and Broadcasting Board of Governors 2011: 9. Intifada kedua tersebut melibatkan polisi Palestina untuk menyerang Israel. Pada tahun 2001, terdapat sejumlah upaya negosiasi antara Israel dan Palestina tapi tidak menghasilkan sebuah kesepakatan bersama sebagai solusi konflik kedua negara Ayyad Anthony Pym, 2012: 1 Selanjutnya, sebagai respon dari gagalnya negosiasi damai Israel-Palestina dan terjadinya peristiwa intifada, Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-bangsa PBB mendeklarasikan diri sebagai Kuartet pada Oktober 2001 untuk merencanakan kembali proses negosiasi damai Israel- Palestina. Kuartet menghasilkan draf Roadmap for Peace Peta Jalan Damai sebagai cara dalam mengakhiri konflik Israel dan Palestina Mark, 2005: 4. Tujuan pembentukan Kuartet yaitu untuk mencegah kekerasan Israel dan Palestina dan mengakhiri konflik melalui proses politik. Kuartet memiliki tiga misi, diantaranya, mendorong perundingan perdamaian Israel-Palestina secara politik, memperbaiki kondisi keamanan, ekonomi, kemanusiaan Israel-Palestina, serta memantau pelaksanaan Roadmap Elgindy 2012, 18-19. Dalam forum Kuartet dihasilkan Roadmap Obligations. Roadmap Obligations adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh Israel dan Palestina untuk mencapai solusi dua negara tersebut Migdalovitz, 2010: 11. Solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina pertama kali diinisiasi oleh PBB dalam United Nations Partition of Palestine into 3 two states, one Arab and one Jewish atau UN Resolution pada 29 November 1947. Resolusi ini diterima Yahudi tapi ditolak negara-negara arab EthnoGraphic Media, 2010:5-21. Roadmap Obligations berisi poin-poin yang ditujukan untuk Israel dan Palestina. Adapun tiga poin di dalam Roadmap Obligations yang harus dipenuhi Palestina seperti dikutip dalam Journal of Palestine Studies XXXII 2003: 90, diantaranya: 1. Palestina bersikap tegas mengakhiri kekerasan dan terorisme, melakukan upaya nyata untuk menahan individu atau kelompok yang menjalankan serangan kekerasan terhadap Israel, 2. Membangun dan memusatkan kembali aparatur keamanan Palestina untuk mempertahankan, menargetkan, dan mengoperasikan secara efektif semua yang terlibat dalam teror dan membongkar kemampuan dan infrastruktur teroris. Termasuk melakukan penyitaan senjata ilegal, konsolidasi keamanan, dan terbebas dari keterlibatan teror dan korupsi, 3. Semua organisasi keamanan Palestina digabung ke dalam tiga layanan yang dilaporkan pada Kementerian Dalam Negeri Palestina. Dalam konteks membantu Palestina mengimplementasikan Roadmap Obligations , Amerika Serikat membentuk United States Security Coordinator USSC pada tahun 2005 untuk memperbaiki sektor keamanan di Palestina dan meningkatkan bantuan keamanannya untuk Palestina Kushner dan Bedein, 2011: 5. Selanjutnya, Zanotti 2010:3 menyebutkan poin-poin di dalam Roadmap Obligations yang harus dipenuhi Israel diantaranya: 4 1. Israel tidak boleh melakukan tindakan yang mengurangi kepercayaan seperti deportasi, menyerang sipil, menyita atau membongkar rumah dan properti masyarakat Palestina sebagai tindakan hukuman untuk memfasilitasi pembangunan Israel; Israel juga tidak boleh menghancurkan institusi dan infrastruktur Palestina; Israel harus menaati kesepakatan the Tenet Work Plan. 2. Untuk menunjukkan keamanan yang komprehensif ke depan, pasukan Israel harus meninggalkan area pendudukan sejak 28 September 2000 dan Israel-Palestina harus mengembalikan status quo sebelum 28 September 2000. Pasukan keamanan Palestina harus pindah ke tempat yang sudah ditinggalkan pasukan Israel. Pemimpin USSC diutus langsung oleh kementerian luar negeri Amerika Serikat state.gov. USSC dipimpin langsung oleh Letnan Jendral Kipward pada Maret 2005 hingga Desember 2005. Lalu Letnan Jendral Keith Dayton menggantikan Kipward pada 2005-2010. Pada 2010, Moeller memimpin USSC dan digantikan Paul Bushong pada 2012 Maannews.net. Sasaran USSC adalah mereformasi dan merestrukturisasi Palestinian Authority Security Force , melatih personil polisi, dan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi aparat. Selain itu, USSC hadir untuk menjaga rakyat Palestina dari konflik internal, membangun pertahanan untuk menjaga rakyatnya, dan upaya persiapan membangun sebuah negara Bedein, 2009: 4. Hal tersebut senada dengan pernyataan Keith Dayton, Letnan Jendral USSC yang menjabat pada tahun 2005 Washington Institute, 2009: 8 bahwa USSC ditujukan untuk membangun negara Palestina yang mampu menyediakan