15
BAB II KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT
TERHADAP PALESTINA
A. Sejarah Umum Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat
Kebijakan luar negeri Amerika Serikat AS secara substansi bergantung pada konteks waktu. Misalnya kebijakan luar negeri AS saat Perang Dingin akan
berbeda dengan paska Perang Dingin. Kebijakan luar negeri AS dapat dikatakan fleksibel, sering berubah, dan beradaptasi sesuai keadaan, terkadang terlalu
banyak perhitungan, terlalu terbuka, terlalu keras, terlalu isolasionis, terlalu unilateral, terlalu multilateral, terlalu moralistik, juga terlalu tidak bermoral
Morse, 2012:1. Kebijakan luar negeri AS memiliki beberapa instrumen diantaranya
pertahanan AS, korps diplomatik, diplomasi publik, kebijakan perdagangan, dan bantuan luar negeri. Pertahanan AS dapat digunakan sebagai stick untuk mencapai
tujuan AS. Korps diplomatik berfungsi sebagai alat untuk menegosiasikan kebijakan luar negeri AS dengan negara lain. Diplomasi publik seperti pertukaran
pelajar digunakan untuk memberikan citra baik AS di dunia. Kebijakan perdagangan melalui perdagangan bebas dapat digunakan sebagai carrot untuk
mempengaruhi negara lain. Bantuan luar negeri AS berperan sebagai stick sekaligus carrot untuk mempengaruhi maupun mencapai tujuan AS Tarnoff dan
Nowels, 2005:5. Bantuan luar negeri sebagai salah satu instrumen kebijakan luar negeri AS
dikutip dalam Sullivan, Tessman, Li 2011:279-280, Keohane dan Nye 1977 digunakan sebagai imbalan ataupun hukuman untuk mempengaruhi negara
penerima dalam menentukan kebijakannya. Selanjutnya, Sullivan 2012:1
16
menjelaskan asumsi keuntungan yang didapat AS dengan memberikan bantuan luar negeri diantaranya, pertama, bantuan luar negeri dapat meningkatkan
kerjasama antara AS dan negara penerima penerima; kedua, negara penerima merasa bergantung terhadap bantuan luar negeri yang diberikan AS. Sehingga
negara penerima donor merasa harus mengikuti kepentingan AS jika ingin mendapatkan bantuan lagi.
Secara historis, AS pernah memberikan bantuan pada negara-negara di Eropa untuk rekonstruksi paska perang dunia kedua melalui program Marshall
Plan pada tahun 1948-1952. Pada 1960-an hingga 1970-an AS memberikan
bantuan yang fokus pada kelaparan, malnutrisi, dan program kesehatan Lawson, 2012:3. Pada tahun 1961 AS mengeluarkan lima prinsip dasar bantuan luar
negeri AS yaitu pertama, pemberantasan kemiskinan; kedua, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan negara penerima bantuan; ketiga, meningkatkan hak
ekonomi dan hak sipil; keempat, mengintegrasikan sistem perekonomian internasional; dan kelima, meningkatkan akuntabilitas pemerintahan negara
penerima untuk transparansi dan pemberantasan korupsi Lawson, 2012:2-3. Selanjutnya terdapat amandemen dari prinsip tersebut pada tahun 1971
dengan menambahkan poin pelarangan untuk membuat dan menjual narkotika dan obat psikotropika. Lalu pada tahun 1975 ditambahkan lagi bahwa bantuan luar
negeri ditujukan untuk membantu korban bencana alam ataupun akibat manusia. Pada tahun 1983 kembali ditambahkan tujuan bantuan luar negeri yaitu
meningkatkan kemampuan anti-terorisme melalui pelatihan dan memberikan perlengkapan dan menguatkan ikatan AS dan negara aliansi dengan bantuan anti-
terorisme Lawson, 2012:2-3.