Uji Asumsi Heteroskedastisitas Pengujian Asumsi Klasik Regresi

disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel independen yaitu antara pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan.

4.4.1.3 Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian dari residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai absolut residual error. Apabila ada koefisien korelasi variabel independen yang signifikan, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.38 berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing korelasi variabel independen terhadap nilai absolut dari residual error. Tabel 4.38 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011 Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel 4.38 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual error yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama tidak terjadi heteroskedastisitas, dimana nilai signifikansi dari masing-masing koefisien Correlati ons -.080 .493 75 .012 .919 75 Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N X1 X2 Spearmans rho absolut_error korelasi kedua variabel independen pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan dengan nilai absolut error masih lebih besar dari 0,05 yaitu 0,493 dan 0,919. Cara lain untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan nilai residualnya SDRESID. Jika ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini : Gambar 4.2 Grafik Uji Asumsi Klasik Heterokedastisitas Diperoleh titik-titik data tersebar di atas dan dibawah 0, sehingga disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada persamaan regresi yang diperoleh . Karena ketiga asumsi regresi terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model regresi pengaruh pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum memenuhi syarat BLUE Best Linear Unbias Estimation sehingga layak untuk dilanjutkan pada pengujian hipotesis.

4.4.1 Hasil Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85

Analisis Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Hukum Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

0 6 1

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Pada 4 Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kota Bandung)

0 7 35

Analisis Pemeriksaan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Di Wilayah Kota Bandung

0 3 1

Analisis Atas Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wiliyah Kota Bandung

8 99 165