Diperoleh titik-titik data tersebar di atas dan dibawah 0, sehingga disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada persamaan regresi
yang diperoleh
.
Karena ketiga asumsi regresi terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model regresi pengaruh pemeriksaan pajak dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum memenuhi syarat BLUE Best Linear Unbias Estimation sehingga layak untuk dilanjutkan pada
pengujian hipotesis.
4.4.1 Hasil Analisis Regresi Berganda
Model regresi digunakan untuk menguji perubahan yang terjadi pada kepatuhan Wajib Pajak badan hukum yang dapat diterangkan atau dijelaskan oleh
perubahan kedua variabel independen pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan. Sehingga dapat diketahui dan dibuktikan sejauh mana hubungan Pemeriksaan
Pajak dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Hukum. Data yang digunakan dalam analisis regressi berdasarkan data 75 responden pada
penelitian ini. Karena skor jawaban responden masih berbentuk skala pengukuran ordinal, maka agar dapat diolah menggunakan analisis regressi linier terlebih
dahulu data ordinal tersebut dikonversi menjadi skala interval melalui method of succesive interval. Bentuk model persamaan regresi yang akan diuji
diformulasikan sebagai berikut.
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Dimana: Y
= Kepatuhan Wajib Pajak badan hukum X
1
= Pemeriksaan pajak X
2
= Sanksi perpajakan a
= konstanta b
1
b
2
= koefisien regresi variabel X
1
X
2
Model regresi digunakan untuk memprediksi dan menguji perubahan yang terjadi pada kepatuhan wajib pajak badan yang dapat diterangkan atau dijelaskan
oleh perubahan kedua variabel independen Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan. Berdasarkan perhitungan tersebut sama dengan perhitungan secara
komputerisasi dengan SPSS 18 for windows yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.14, maka dapat dibentuk persamaan regresi pengaruh pemeriksaan pajak dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum sebagai berikut:
Coeffi ci ents
a
-.304 .287
-1.059 .293
.553 .092
.466 6.031
.000 .575
.081 .547
7.078 .000
Constant X1
X2 Model
1 B
St d. Error Unstandardized
Coef f icients Beta
St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y a.
Y = -0,304 + 0,553 X
1
+ 0,575 X
2
Dimana: Y
= Kepatuhan Wajib Pajak badan hukum X
1
= Pemeriksaan pajak X
2
= Sanksi perpajakan Pada persamaan regresi diatas, dapat dilihat koefisien regresi dari kedua
variabel independen bertanda positif yang menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak yang baik serta sanksi perpajakan yang tegas akan meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Nilai konstanta a sebesar -0,304 menunjukan nilai kepatuhan wajib
pajak badan hukum akan menurun apabila tidak dilaksanakan pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan. Nilai koefisien variabel pemeriksaan pajak X
1
sebesar 0,553 menunjukkan bahwa peningkatan pemeriksaan pajak sebesar 1 tingkat
diprediksi akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum sebesar 0,553 tingkat. Kemudian nilai variabel sanksi perpajakan X
2
sebesar 0,575 menunjukkan bahwa peningkatan sanksi perpajakan sebesar 1 tingkat diprediksi
akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum sebesar 0,575 tingkat.
4.4.3 Korelasi Pemeriksaan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan Hukum Pada KPP Pratama di Wilayah Kota
Bandung
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara Pemeriksaan Pajak X
1
dan Sanksi Perpajakan X
2
dengan Kepatuhan Wajib Pajak Y maka dapat dicari dengan menggunakan analisis korelasi pearson product. Korelasi ini digunakan
karena teknik statistik ini paling sesuai dengan jenis data skala penelitian yang digunakan yaitu Interval. Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui kekuatan
hubungan masing-masing variabel independen pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan dengan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum. Melalui korelasi parsial
akan dicari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum ketika variabel independen lainnya konstan.
Tabel 4.40 Correlations Pemeriksaan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak
badan hukum
Correlations
Y X1
X2 Pearson Correlation
Y 1,000
,531 ,602
X1 ,531
1,000 ,119
X2 ,602
,119 1,000
Sig. 1-tailed Y
. ,000
,000 X1
,000 . ,155
X2 ,000
,155 . N
Y 75
75 75
X1 75
75 75
X2 75
75 75
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011
Dari hasil perhitungan, diperoleh korelasi Pemeriksaan Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 0,531 dengan arah positif. Korelasi Pemeriksaan Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak masuk dalam ketegori sedang.
Nilai yang diperoleh positif menunjukkan arah hubungan antara Pemeriksaan
Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak berbanding lurus dan berarti jika semakin
besar Pemeriksaan Pajak maka Kepatuhan Wajib Pajak diprediksi akan semakin tinggi.
Hasil perhitungan nilai korelasi Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak
diperoleh sebesar 0,602 dengan arah positif. Nilai korelasi Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak masuk dalam ketegori sedang.
Dengan arah positif berarti bahwa hubungan antara Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak berbanding lurus, jadi semakin besar Sanksi Perpajakan
maka Kepatuhan Wajib Pajak diprediksi akan semakin tinggi. Hasil perhitungan nilai korelasi Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan
diperoleh sebesar 0,119 dengan arah positif. Nilai korelasi Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan masuk dalam ketegori sangat rendah. Dengan arah
positif berarti bahwa hubungan antara Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan berbanding lurus jadi semakin besar Pemeriksaan Pajak maka Sanksi Perpajakan
akan semakin tinggi. Menggunakan nilai koefisien kolerasi antara Pemeriksaan Pajak dengan
Kepatuhan Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak, dan Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan yang telah diketahui, dapat diperoleh
nilai korelasi parsial antar variabel melalui perhitungan sebagai berikut:
a. Korelasi Pemeriksaan Pajak Dengan Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Hukum Ketika Sanksi Perpajakan Tidak Berubah
Koefisien korelasi antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum ketika sanksi perpajakan tidak berubah dapat dilihat pada tabel
berikut.