Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian Waktu Hijau

di mana : DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu lintas smpjam C = Kapasitas smpjam

6. Perilaku Lalu Lintas

a. Panjang Antrian

Panjang Antrian adalah panjangnya antrian kendaraan dalam suatu pendekat dan antrian dalam jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat kendaraan, smp. Dalam MKJI, antrian yang terjadi pada suatu pendekat adalah jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau NQ yang merupakan jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya NQ 1 dan jumlah smp yang datang selama waktu merah NQ 2 yang persamaannya dituliskan seperti berikut ini: NQ = NQ 1 + NQ 2 ............................................................ 12 di mana: NQ = Jumlah rata-rata antrian pada awal sinyal hijau NQ 1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya NQ 2 = Jumlah smp yang datang selama waktu merah Dari nilai derajat kejenuhan dapat digunakan untuk menghitung jumlah antrian NQ 1 yang merupakan sisa dari fase terdahulu yang dihitung dengan rumus berikut: 1 Untuk DS 5 NQ 1 = 0,25 x Cx – . 13 di mana: NQ 1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase sebelumnya; DS = Derajat kejenuhan GR = Rasio hijau gc C = Kapasitas smpjam. 2 Untuk DS ≤ 0,5 : NQ1 = 0 Jumlah antrian yang datang selama fase merah NQ 2 dengan rumus seperti berikut: NQ 2 = c x x .................................. 14 di mana: NQ 2 = Jumlah smp yang datang selama fase merah DS = Derajat kejenuhan GR = Rasio hijau gc c = Waktu siklus detik Q masuk = Arus lalu lintas pada tempat di luar LTOR smpjam Panjang antrian QL didapatkan dari perkalian NQ max dengan luar rata-rata yang dipergunakan per smp 20 m 2 dan pembagian dengan lebar masuk W masuk . NQ max didapat dengan menyesuaikan nilai NQ dalam hal peluang yang diinginkan untuk terjadinya pembebanan lebih P OL dengan menggunakan grafik seperti terlihat pada Gambar 5. untuk perencanaan dan desain disarakan nilai P OL ≤ 5, untuk operasional disarankan P OL = 5 – 10. QL = NQ max x ..................................................... 15

Dokumen yang terkait

Analisa Koordinasi Sinyal antar Simpang (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting – Jl. Pattimura – Jl. Mongonsidi)

7 73 87

Komparatif Kinerja Angkutan Perkotaan Di Wilayah Kota Padangsidimpuan(Studi Kasus : Jl. Thamrin – Batu na dua dan Jl. Thamrin - Pijorkoling)

2 53 117

Perencanaan Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor Pada Persimpangan Bersinyal Di Medan (Studi Kasus: Persimpangan Jl. Ir. H. Juanda – Jl. Brigjend Katamso)

52 261 118

Analisa Koordinasi Sinyal Antar Simpang (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting – Jl. Pattimura – Jl. Mongonsidi)

9 80 87

STUDI EVALUASI SISTEM BUKA – TUTUP PADA SIMPANG BERSINYAL Jl. JEND. A. YANI – Jl. R. INTAN KOTA MALANG

0 4 2

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR PADA BADAN JALAN DI PASAR PON KABUPATEN TRENGGALEK (Studi kasus Jl. R.A Kartini – Jl. Dewi Sartika)

4 32 17

THE PERFORMANCE EVALUATION OF A SIGNALIZED INTERSECTION (Case study of intersection Jl. Teuku Umar – Jl. ZA. Pagar Alam – Jl. Sultan Agung) EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (SIGNALIZED INTERSECTION) (Studi Kasus Simpang Jl. Teuku Umar – Jl. ZA. Pagar Al

1 18 60

PENGARUH PINTU KELUAR MALL BUMI KEDATON DAN U TURN SEBELUM LINTAS JALAN REL DI JALAN SULTAN AGUNG (Studi Kasus Simpang Jl. Teuku Umar – Jl. ZA. Pagar Alam – Jl. Sultan Agung)

6 60 77

Komparatif Kinerja Angkutan Perkotaan Di Wilayah Kota Padangsidimpuan(Studi Kasus : Jl. Thamrin – Batu na dua dan Jl. Thamrin - Pijorkoling)

0 0 45

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Persimpangan - Analisa Koordinasi Sinyal Antar Simpang (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting – Jl. Pattimura – Jl. Mongonsidi)

0 0 33