Capital Adequacy Ratio CAR

2.3.2 Aktiva Tertimbang Menutut Risiko ATMR

ATMR dihitung dari aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif tidak tercantum dalam neraca. Terhadap masing-masing pos dalam aktiva diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu atau golongan nasabah atau sifat agunan. Berpedoman pada SE Bank Indonesia No. 261BPPP tanggal 29 Mei 1993 dikoreksi beberapa pos aktiva dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 212DPNP tanggal 12 Juni 2000 sebagai berikut : Bobot risiko terhadap Tagihan berupa Pinjaman, yaitu saldo yang diperhitungkan seharusnya adalah Net setelah saldo Pinjaman dikurangi dengan cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP. Khusus untuk kredit yang direstrukturisasi dan memperoleh jaminan dari BPPN Badan Penyehatan Perbankan Nasional risikonya dianggap 0 nol.

2.3.3 Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas ROA

Dendawijaya 2005: 119 mengemukakan bahwa pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut, tingkat kecukupan modal yang dijadikan sebuah indikator kesehatan suatu bank. Dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan cara- cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Profit atau laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha. Informasi kinerja perusahaan terutama dalam hal kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa yang akan datang. Manajemen bank lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Rasio kecukupan modal merupakan faktor yang penitng bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank bersangkutan dan untuk memenuhi ketetapan standar BIS. Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat percaya untuk menghimpun dana pada bank tersebut, dana yang terhimpun tersebut kemudian disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam bentuk kredit ini dapat mendorong pendapatan sehingga menghasilkan bunga, dari bunga itulah bank mendapatkan laba atau profit. Dengan tingkat laba atau profitabilitas inilah bank dapat meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk kondisi keuangan yang sehat.

2.3.4 Perbandingan Return On Asset ROA Pada Bang Go Public dan

Non-Go Public Penelitian ini juga diperluas dengan membedakan kinerja bank yang go public dan yang non-go public, dengan alasan bahwa kinerja bank yang go publik lebih diminati pasar karena sudah mencantumkan laporan keuangannya secara terbuka sehingga investor secara transparan dapat mengetahui kinerja bank. Namun apakah hal tersebut mempengaruhi ROA sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji perbedaan pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap ROA mendatang pada bank yang go public dan non-go public periode tahun 2007 – 2012.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai rasio kecukupan modal telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Wisnu Mawardi 2005 tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia.. Rasio-rasio yang digunakan pada variabel bebas adalah CAR, NPL, NIM, dan BOPO. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa NPL, BOPO mempunyai pengaruh signifikan negatif. Sedangkan NIM mempunyai pengaruh signifikan positif. Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja profitabilitas perbankan ROA.

Dokumen yang terkait

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

7 46 97

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Banking Ratio Terhadap Return On Asset pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Go Publik di BEJ.

0 24 93

Hubungan Profitabilitas Dan Likuiditas Dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

0 36 64

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Return on Asset (ROA) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Public di Indonesia.

0 1 17

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK GO PUBLIC DI INDONESIA PERIODE 2000-2007

0 0 7

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP VOLUME KREDIT PADA BANK YANG GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi kasus pada bank umum swasta nasional dan bank umum nasional yang go public d

0 0 16