PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK PERSERO, BANK CAMPURAN, DAN BANK ASING YANG GO PUBLIC DAN NON-GO PUBLIC DI INDONESIA TAHUN 2007-2012
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK PERSERO, BANK CAMPURAN, DAN BANK ASING
YANG GO PUBLIC DAN NON-GO PUBLIC DI INDONESIA TAHUN 2007-2012
Oleh
Siti Alviah
ABSTRAK
CAR merupakan ratio kecukupan modal, yang berarti rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misal kredit yang diberikan. Tidak selamanya permodalan mengalami kenaikan yang diikuti oleh naiknya perubahan laba, karena hubungan CAR dengan perubahan laba pada tahun 2007-2012 berbeda. Permodalan dan perubahan laba memiliki hubungan yang positif, jika modal bank besar
menyebabkan kenaikan laba yang tinggi sehingga bank mempunyai kesempatan untuk meningkatkan aktiva secara produktif, dengan naiknya laba modal bank juga akan bertambah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) pada Bank Persero, Bank Campuran, dan Bank Asing yang go public dan non-go public di Indonesia Tahun 2007-2012.
Dari hasil analisis berdasarkan hasil uji t dapat disimpulkan: (1) CAR berpengaruh negatif tapi signifikan terhadap ROA pada bank yang go public dengan nilai t hitung sebesar -7,688 dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai t hitung (-7,688 < t tabel (1,972). (2) CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada bank yang non-go public dengan nilai t hitung sebesar 19,323 dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai t hitung (19,323) > t tabel (1,965).
(2)
Sedangkan Rata-rata CAR berdasarkan laporan keuangan Bank Persero diketahui telah memenuhi standar Bank Indonesia sebesar 15,76 > 8 sedangkan rata-rata nilai ROA 3,10 > 1,5. Rata-rata CAR Bank Campuran telah memenuhi standar Bank Indonesia 24,06 > 8 sedangkan rata-rata ROA 2,45 > 1,5. Sedangkan pada Bank Asing rata-rata CAR diperoleh nilai sebesar 27,54 > 8 dan rata-rat ROA sebesar 3,51 > 1,5. Penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga pendapatan laba bank semakin meningkat. Kecukupan modal bank mencerminkan modal sendiri
perusahaan, semakin besar kecukupan modal bank maka semakin besar ROA, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan.
(3)
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP ROFITABILITAS PADA BANK PERSERO, BANK CAMPURAN, DAN BANK ASING
YANG GO PUBLIC DAN NON-GO PUBLIC DI INDONESIA TAHUN 2007-2012
Oleh
SITI ALVIAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasLampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 01 Desember 1992, anak kedua dari dua bersaudara, Pasangan Suami-Istri dari Bapak Sukardi dan Ibu Minarsih.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) ABA 3 Pringsewu, yang diselesaikan pada tahun 1998
Pendidikan Tingkat Dasar ditempuh di Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 Pringsewu, yang diselesaikan pada tahun 2004.
Pendidikan Tingkat Pertama di tempuh di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Pringsewu, yang diselesaikan pada tahun 2007.
Pendidikan Tingkat Atas ditempuh di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pringsewu, yang diselesaikan pada tahun 2010.
Dan pada tahun 2010 penulis diterima dan telah dicatat sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi S1 Manajemen di Universitas Lampung.
(7)
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tua tercinta
K asih Sayang, D oa, Pengorbanan, Kesabaran, Ketulusan
yang tiada hentinya
K akak dan keponakan ku Tersayang selalu memberikan motivasi dan semangat
Teman – Teman Tercinta
Yang selalu membantu dan memberikan masukan – masukan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini
Kekasih Tercinta
Yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta senantiasa berdo’a untuk
keberhasilanku
Almamater Tercinta
U niversitas L ampung
(8)
SANWACANA
Puji dan syukur kepada Allah SWT Penulis panjatkan karena rahmat dan ridho-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas pada Bank Persero, Bank Campuran dan Bank Asing yang Go Public dan Non-go Public di Indonesia Tahun 2007-2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan , S.E., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku ketua Jurusan Managemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Hi. M. Syatibi Ch., S.E., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
(9)
5. Bapak Muslimin, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Penguji pada Ujian skripsi.
Terima kasih atas masukan dan saran-saran yang berkaitan dengan skripsi ini.
7. Bapak Ribhan,S.E.,M.Si., selaku Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi saya
9. Dan kepada seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran pada proses penyusunan skripsi.
10.Kepada kedua orang tua ku Ayahanda Sukardi dan Ibunda Minarsih, serta Kakak ku Eka Riswati beserta suami M. Tohari dan Keponakanku Dzaky Nurhidayat dan Nizam Alfadil.
11.Kepada yang terkhusus Dedi Firmansyah yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini. 12.Kepada seluruh teman – teman Meka, Lala, Takul, Mentari, Tica, Nilam,
Novita, Yolanda, Tia, Siti. dan mahasiswa manajemen dari angkatan 2010 khususnya.
(10)
13.Kepada teman-teman kostan Eni, Desi, Ela, Diah, Tami dan Anel yang telah menjadi keluarga selama ini dan selalu membantu dan memberikan suport dalam penyusunan skripsi ini.
14.Almamater tercinta yang telah mendewasakanku dalam berfikir dan bertindak dalam segala hal.
Akhir kata Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bandarlampung, 26 Mei 2014 Penulis
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Rumusan Masalh ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Manfaat Penelitian ... 10
1.5Kerangka Pemikiran ... 11
1.6Hipotesis ... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1 Landasan Teori ... 13
2.1.1 Pengertian Bank ... 13
2.1.2 Peranan Bank Umum ... 14
2.1.3Fungsi Bank Umum ... 15
2.1.4Jenis-jenis Bank ... 16
2.1.5 Pengertian Kredit ... 19
2.1.6 Laporan Keuangan ... 20
2.2 Analisis Rasio ... 22
(12)
2.3 Pengaruh Antar Variabel ... 25
2.3.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 25
2.3.2 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) ... 27
2.3.3 Pengaruh CAR Terhadap ROA... 27
2.3.4 Perbandingan ROA ... 29
2.4Penelitian Terdahulu ... 29
III. METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.2 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.2.1 Populasi ... 31
3.2.2 Sampel ... 32
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.4 Teknik Analisis Data ... 33
3.4.1 Uji Normalitas... 34
3.4.2 Uji Linieritas ... 35
3.4.3 Persamaan Regresi ... 35
3.4.4 Koefisien Korelasi... 36
3.4.5 Uji Hipotesis ... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasi Penelitian ... 39
4.1.1 Uji Normalitas... 41
4.1.2 Uji Linieritas ... 43
4.1.3Persamaan Regresi ... 44
4.1.4 Koefisien Korelasi... 46
4.1.5 Hasil Pengujian Hipotesis ... 49
(13)
5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Modal Bank ... 4
4.1 Hasil Uji Normalitas ... 41
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 42
4.3 Hasil Uji Linieritas ... 43
4.4 Hasil Uji Linieritas ... 43
4.5 Hasil Uji Persamaan Regresi Sederhana ... 44
4.6 Hasil Uji Persamaan Regresi Sederhana ... 45
4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 47
4.8 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 47
4.9 Hasil Uji t ... 49
4.10 Hasil Uji t... 49
4.11 Rata-rata CAR ... 51
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik Pergerakan CAR ... 8 1.2 Kerangka Pemikiran ... 11
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Nama-Nama Bank yang Go Public dan Non-go Public di Indonesia
Lampiran 2: Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) Lampiran 3: Pergitungan Return On Asset (ROA)
Lampiran 4: Pengelompokan ROA dan CAR Bank Go Public Lampiran 5: Pengelompokan ROA dan CAR Bank Non-go Public Lampiran 6: Perhitungan SPSS For Windowns Versi 17 Bank Go Public Lampiran 7: Perhitungan SPSS For Windowns Versi 17 Bank Non-go Public
(17)
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dalam perekonomian di dunia pasti berhubungan dengan lembaga keuangan. Di mana lembaga keuangan merupakan penghubung antara pihak yang memerlukan dan pihak yang mengalami surplus dana. Salah satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. Perbankan merupakan infrastruktur ekonomi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Perbankan merupakan lembaga yang memiliki posisi strategis yang merupakan titik sentral akumulasi dana masyarakat sebelum disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi. Bank
merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan (Lukman Dendawijaya, 2009). Bank mempunyai fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
(18)
2
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) serta merupakan urat nadi
perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit kegiatan perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November tentang Perbankan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Jopie Jusuf (2001) bank merupakan lembaga perantara antara sektor yang kelebihan dana (surplus) dan sektor yang kekurangan dana (minus). Bank menerima simpanan dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana misalnya dalam bentuk tabungan atau deposito dan menyalurkannya ke pihak-pihak yang memerlukan dana dalam bentuk pinjaman. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bank memiliki fungsi ekonomis dan fungsi sosial. Fungsi ekonomis terletak pada : (1) Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan; (2) Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan (3) Melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. Sedangkan fungsi sosial terletak pada aspek ikut berperan aktif dalam usaha peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
(19)
3
Industri perbankan merupakan industri yang syarat dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman dana lainya (Imam Ghozali, 2007). Ditengah beratnya tantangan yang dihadapi, bank pada umumnya mampu mempertahankan kinerja yang positif. Profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas bank stabil pada tingkat yang memadai. Namun demikian, fungsi intermediasi masih terkendala akibat perubahan kondisi perekonomian yang kurang
menguntungkan.
Informasi keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan ditafsirkan dengan analisis rasio, sehingga laporan suatu perusahaan mudah
dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar (Suad Husnan,1998).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap dalam penelitian ini. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, CAR yang diteliti oleh Limpaphayom dan Polwitoon (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang
(20)
4
negatif antara CAR terhadap ROA. Hasil penelitian Limpaphayom dan Polwitoon (2004) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gelos (2006) dan Suyono (2005) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan positif antara CAR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Limpaphayom dan Polwitoon (2004), Gelos (2006) dan Suyono (2005) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh CAR terhadap ROA.
Tabel 1.1 Perkembangan Modal Bank (Miliar Rp)
Perbankan 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Bank Persero 28,572 29,965 28,179 30,007 31,294 31,435 Bank Campuran 9,434 10,673 11,650 11,324 12,027 14,322 Bank Asing 3,376 4,080 3,830 3,830 3,830 4,174
Sumber: Statistika Perbankan Indonesia 2012 (www.bi.go.id diakses 2013)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat Perkembangan modal pada Bank Persero, Bank Campuran, dan Bank Asing di Indonesia tahun 2007-2012. Dapat dilihat pada Bank Persero tahun 2009 modal mengalami penurunan, situasi tersebut juga dialami Bank Campuran pada tahun 2010 dan Bank Asing tahun 2009-2011. Dalam kondisi permodalan yang fluktuasi seperti ini dapat mempengaruhi laba yang diperoleh.
(21)
5
Apabila kondisi bank dalam keadaan sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya, akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka perlu diambil tindakan untuk memperbaikinya. Dari penilaian tingkat kesehatan bank ini pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana kinerja bank tersebut. Menyadari arti pentingnya kesehatan dalam suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk
melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan kesehatan bank, yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan.
Salah satu yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja suatu bank adalah melalui laporan keuangan yaitu dengan melihat profitabilitas bank tersebut. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, bank memiliki tujuan utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas perusahaan perbankan
menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap periode. Tingginya profitabilitas suatu bank dapat
menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bank tersebut dapat dikatakan baik, karena diasumsikan bahwa bank telah beroperasi secara efektif dan efisien dan memungkinkan bank untuk memperluas usahanya.
(22)
6
Bank Indonesia juga mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia pada tahun 2007 Nomor 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum dengan memperhitungkan risiko pasar. Ketatnya peraturan Bank Indonesia dalam mengatur kecukupan modal mencerminkan pentingnya aspek tersebut dalam operasional bank. Modal bank merupakan alat
pendorong kegiatan operasional bank, sehingga besar kecilnya modal bank akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Jumlah modal yang tinggi akan berpengaruh pada perolehan laba bank, sedangkan modal yang sedikit membatasi kapasitas usaha bank, mengingat modal bank juga berfungsi untuk menutupi resiko usaha yang dihadapi. Modal bank yang terbatas ini menjadi faktor
penghambat dalam meningkatkan profitabilitas bank.
Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) karena dapat memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
(23)
7
Dengan kata lain, capital adquacy ratio adalah rasio yang menunjukkan bank untuk memenuhi kemungkinan terjadinya kerugian dari penyaluran kredit dan pengalokasian dana dalam bentuk surat berharga dengan menggunakan modal sendiri. CAR dan ROA memiliki hubungan yang positif, jika modal bank besar menyebabkan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan aktiva produktif sehingga akan menaikkan laba, dengan naiknya laba, modal bank juga bertambah.
Hal ini senada dengan pendapat Lukman Dendawijaya (2009:121) bahwa, “CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko”. Standar besarnya CAR sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Modal Minimum Bank pada pasal 2 bahwa “Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 % (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)”. Tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio CAR. CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo, 2004).
(24)
8
Gambar 1.1 Grafik Pergerakan CAR dan Profitabilitas
Gambar 1.1 di atas merupakan pergerakan nilai CAR dan profitabilitas bank terbuka yang diwakili oleh ROA. Melihat pergerakan gambar 1.1 tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa pada tahun 2009 hingga 2011 mengalami kenaikkan nilai CAR yang diimbangi dengan
meningkatnya juga nilai ROA. Ini berarti menunjukkan bahwa pada tahun 2009 hingga 2011 bank terbuka mampu meningkatkan modal bank, dengan meningkatnya modal tersebut bank meningkatkan kapasitas usahanya sehingga memperoleh nilai profit yang lebih tinggi pula. Sedangkan pada tahun 2007 hingga 2009, nilai CAR mengalami
penurunan yang menyebabkan ROA juga mengalami penurunan. Secara umum gambar 1.1 tersebut menggambarkan adanya pengaruh CAR terhadap profitabilitas bank terbuka. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mengangkat masalah “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek
(25)
9
Indonesia Periode 2007 – 2011”. Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas pada Bank Persero,
Bank Campuran, dan Bank Asing yang go public dan non-go public di Indonesia Tahun 2007-2012”
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh berbeda terhadap profitabilitas pada Bank Persero, Bank Campuran, dan Bank Asing yang go public dan non-go public di Indonesia Tahun 2007-2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas pada Bank Persero, Bank Campuran, dan Bank Asing yang go public dan non-go public di Indonesia Tahun 2007-2012.
(26)
10
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi semua pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang topik yang diteliti.serta menambah wawasan tentang risiko kredit dan modalnya perbankan.
2. Bagi Investor dan Perbankan
Dapat digunakan dalam merencanakan pengelolaan dana dan memprediksi serta mengambil keputusan.
3. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan referensi atau masukan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas.
(27)
11
1.5 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROA, karena keterbatasan waktu maka peneliti membatasi variabel independen adalah CAR
sedangkan penentuan variabel dependen sendiri peneliti tentukan berdasarkan kriteria rasio yang ada pada peraturan Bank Indonesia. Semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usaha. Sedangkan penurunan CAR berpengaruh pada penurunan
Laporan Keuangan
Bank Go Public Bank Non Go Public
CAR
Rasio Profitabilitas ROA
(28)
12
profitabilitas (ROA). Ada 2 (dua) penyebab CAR rendah yaitu terkikisnya modal perbankan akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak didukung dengan peningkatan modal. Berdasarkan hal tersebut di atas, diketahui bahwa risiko yang ditanggung bank semakin besar karena rendahnya modal sebagai penyangga risiko yang dapat melindungi nasabah.
1.6 Hipotesis
Melalui permasalahan yang dikemukakan tersebut, maka yang menjadi hipotesis adalah “Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh yang berbeda terhadap Bank Persero, Bank Campuran dan Bank Asing yang go public dan bank non-go public di Indonesia”
(29)
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.2 Pengertian Bank
Definisi mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Kalaupun ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan yang tugas utamanya
menghimpun uang dari pihak ketiga. Definisi lain mengatakan, bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
(30)
14
2.1.2 Peranan Bank Umum
Peranan bank umum dalam perekonomian, dapat dilihat sebagai berikut ini:
a. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan
Dewasa ini bank umum ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik di bidang yang ada kegiatannya dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan keuangan, di samping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan. Jadi, bank menjual produk keuangan yang bermacam ragam.
b. Sebagai Jantungnya Perekonomian
Dipandang dari segi perekonomian, bank-bank umum berperan sebagai jantungnya perekonomian negara. Uang (ibaratnya darah
perekonomian) mengalir ke dalam bank, kemudian oleh bank diedarkan kembali ke dalam sistem perekonomian agar proses perekonomian tetap berjalan. Proses ini berlangsung terus-menerus tanpa henti. Jadi, jelaslah sistem perbankan komersial suatu negara penting bagi berjalannya perekonomian negara tersebut.
c. Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank umum berperan pula sebagai wahana untuk mengefektifkan kebijaksanaan pemerintah di bidang perekonomian melalui
pengendalian jumlah uang yang beredar dengan mematuhi cadangan wajib. Jika jumlah uang berlebih inflasi akan terjadi disertai dengan
(31)
15
akibat-akibat buruk yang akan mengganggu perekonomian. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu kurang akan menyebabkan perlambatan proses perekonomian. Karena itulah Bank Sentral Indonesia bertugas mengendalikan jumlah uang yang beredar seoptimal mungkin, dengan tujuan nasional yaitu menciptakan harga yang stabil, pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan kesempatan kerja yang memadai. Bank umum bertindak sebagai sarana yang menjalankan kebijaksanaan Bank Sentral Indonesia tersebut.
2.1.3 Fungsi Bank Umum
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu:
a. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring).
Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa
(32)
16
yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
c. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang atau jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan
memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan
(33)
17
transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
e. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
f. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.
2.1.4 Jenis-jenis Bank
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
(34)
18
Bank Persero
Bank Pemerintah atau Bank Persero adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berikut ini adalah daftar Bank Pemerintah, yaitu:
1. PT Bank Negara Indonesia 2. PT Bank Rakyat Indonesia 3. PT Bank Tabungan Negara 4. PT Bank Mandiri
Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak yaitu dalam negeri dan luar negeri. Artinya, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia (WNI). Berikut ini adalah daftar Bank Campuran, yaitu:
1. PT Bank Agris
2. PT Bank ANZ Indonesia
3. PT Bank BNP Paribas Indonesia 4. PT Bank Capital Indonesia Tbk 5. PT Bank Chinatrust Indonesia 6. PT Bank Commonwealth 7. PT Bank DBS Indonesia 8. PT Bank KEB Indonesia 9. PT Bank Mizuho Indonesia 10. PT Bank OCBC – Indonesia
11. PT Bank Rabobank International Indonesia 12. PT Bank Resona Perdania
13. PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 14. PT Bank UOB Indonesia
15. PT Bank Windu Kentjana International Tbk 16. PT Bank Woori Indonesia
(35)
19
Bank Asing
Bank Asing merupakan perwakilan (kantor cabang) bank-bank induknya di negara asalnya. Pada awalnya, bank-bank swasta asing hanya boleh beroperasi di DKI Jakarta saja. Berikut ini adalah daftar Bank Asing, yaitu:
1. Bank Of Amerika, N.A 2. Bank Of China Limited 3. Citibank N.A
4. Deustche Bank AG
5. JP. Morgan Chase Bank, N.A 6. Standard Chartered Bank
7. The Bangkok Bank Comp. LTD
8. The Bank Of Tokyo Mitsubishi UFJ LTD 9. The Hongkong 7 Sanghai Banking Corp 10. The Royal Bank Of Scotland N.V
2.1.5 Pengertian Kredit
Sudarsono dan Edilius (2001) mengungkapkan bahwa kredit adalah suatu persetujuan pembayaran antara pihak penjual dan pembeli, atau antara kreditur dan debitur, untuk melaksanakan pembayaran atau pengembalian pinjaman di kemudian hari secara mencicil. Sementara Mulyono dan Teguh Pudjo (2001), memberi pengertian kredit sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan, ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Dilain pihak, Kasmir (2003), menyatakan bahwa kredit adalah memperoleh barang dengan membayar secara cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang
(36)
20
pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Hasibuan (2002), bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman yang baru dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, sedangkan menurut SAK (2002) bahwa kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak lain yang mewajibkan pihak. Dengan demikian, pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang disetujui bersama.
2.1.6 Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan laporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
(37)
21
data atau aktivitas perusahaan tersebut. Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan keuangan dari bank karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda disesuaikan dengan sifat dan kepentingan masing-masing. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Kamsir (2003) yaitu:
1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank waktu tertentu.
4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
(38)
22
2.2 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut.
2.2.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan memperoleh laba, sehingga
perusahaan manapun jelas ingin selalu meningkatkan profit yang didapat, karena peningkatan profit akan berdampak pada sehatnya perusahaan itu. Sartono (2000) mengemukakan, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Selanjutnya, pengertian profitabilitas yang diuraikan oleh Irawati Susan (2006) rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam
beroperasi secara efisien.
Rasio profitabilitas yang digunakan adalah : a. Gross Profit Margin
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Persamaan yang digunakan untuk menghitung gross profit margin adalah:
(39)
23
b. Operating Profit Margin
Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar disbanding dari laba yang bukan utama. Persamaan yang digunakan untuk menghitung operating profit margin adalah:
Operating Profit Margin (OPM) =
x100
%
c. Net Profit Margin
Rasio ini merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih dengan penjualan. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung net profit margin adalah:
Net Profit Margin (NPM) = x100%
d. Return On Investment
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Persamaan yang digunakan untuk menghitung Return On Investment adalah:
Return On Investment (ROI) = x100%
e. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.
(40)
24
Semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total assets. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai
indikator performance atau kinerja bank. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan asset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA maka menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya ROA dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.
Informasi mengenai kinerja sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Bagi kelompok investor, kreditor maupun masyarakat umum menginginkan investasi mereka yang ditanamkan ke bank perlu untuk mengetahui kinerja bank tersebut. Pengembalian atas investasi modal berguna bagi evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian. Menggunakan angka pengembalian atas investasi modal untuk tujuan tersebut
membutuhkan pemahaman mendalam mengenai ukuran pengembalian ini. Karena ukuran pengembalian mencakup komponen yang
berpotensi memberikan kontribusi pada pemahaman kinerja perusahaan.
(41)
25
Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung Return On Asset adalah:
Return On Asset (ROA) =
x100%
2.3 Pengaruh Antar Variabel
2.3.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio atau perbandingan antara modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). CAR menjadi pedoman bank dalam melakukan ekspansi di bidang perkreditan. Dalam prakteknya perhitungan CAR yang oleh Bank Indonesia disebut Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM) tidaklah sederhana. KPMM adalah perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Baik ATMR maupun Modal Bank memerlukan rincian dan kesamaan pengertian apa yang masuk sebagai komponen untuk menghitung ATMR dan bagaimana menghitungnya. Begitu juga Modal, perlu dirinci apa yang dapat digolongkan dan diperhitungkan sebagai Modal Bank. Petunjuk mengenai hal ini diatur dasar-dasarnya oleh Bank Indonesia melalui ketentuan SE BI No. 26/1/BPPP tanggal 29 Mei 1993.
(42)
26
Mengenai pengertian dan perincian modal yang terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap.
Telah dilakukan penyempurnaan oleh BI melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, dengan berpedoman kepada ketentuan sebelumnya sebagai berikut:
a. Dalam perhitungan laba tidak termasuk pengakuan laba karena penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan.
b. Dalam komponen modal yang disetor tidak termasuk pengakuan modal yang dipesan yang berasal dari piutang kepada Pemegang Saham sebagaimana ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 21 tentang akuntansi ekuitas. c. Dana setoran modal adalah dana yang sudah disetor penuh untuk
tujuan penambahan modal namun belum didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat dgolongkan sebagai modal disetor seperti pelaksanaan rapat umum pemegang saham
maupun pengesahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. Untuk dapat digolongkan sebagai Dana Setoran Modal maka dana tersebut harus ditempatkan pada rekening khusus (escrow account) dan penggunaannya harus dengan persetujuan Bank Indonesia.
d. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap tidak dapat dikapitalisir ke dalam modal disetor dan dibagikan sebagai saham bonus dan atau deviden.
(43)
27
2.3.2 Aktiva Tertimbang Menutut Risiko (ATMR)
ATMR dihitung dari aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif (tidak tercantum dalam neraca). Terhadap masing-masing pos dalam aktiva diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu atau golongan nasabah atau sifat agunan. Berpedoman pada SE Bank Indonesia No. 26/1/BPPP tanggal 29 Mei 1993 dikoreksi beberapa pos aktiva dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/12/DPNP/ tanggal 12 Juni 2000 sebagai berikut :
Bobot risiko terhadap Tagihan berupa Pinjaman, yaitu saldo yang diperhitungkan seharusnya adalah Net setelah saldo Pinjaman dikurangi dengan cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Khusus untuk kredit yang direstrukturisasi dan memperoleh jaminan dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) risikonya dianggap 0% (nol).
2.3.3 Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas (ROA)
Dendawijaya (2005: 119) mengemukakan bahwa pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut, tingkat kecukupan modal yang dijadikan sebuah indikator kesehatan suatu bank. Dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Profit
(44)
28
atau laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha. Informasi kinerja perusahaan terutama dalam hal kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profitabilitas) diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa yang akan datang. Manajemen bank lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.
Rasio kecukupan modal merupakan faktor yang penitng bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank bersangkutan dan untuk memenuhi ketetapan standar BIS. Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat percaya untuk menghimpun dana pada bank tersebut, dana yang terhimpun tersebut kemudian disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam bentuk kredit ini dapat mendorong pendapatan sehingga menghasilkan bunga, dari bunga itulah bank mendapatkan laba atau profit. Dengan tingkat laba atau profitabilitas inilah bank dapat meningkatkan struktur
permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk kondisi keuangan yang sehat.
(45)
29
2.3.4 Perbandingan Return On Asset (ROA) Pada Bang Go Public dan Non-Go Public
Penelitian ini juga diperluas dengan membedakan kinerja bank yang go public dan yang non-go public, dengan alasan bahwa kinerja bank yang go publik lebih diminati pasar karena sudah mencantumkan laporan keuangannya secara terbuka sehingga investor secara transparan dapat mengetahui kinerja bank. Namun apakah hal tersebut mempengaruhi ROA sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji perbedaan pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA mendatang pada bank yang go public dan non-go public periode tahun 2007 – 2012.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai rasio kecukupan modal telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
Wisnu Mawardi (2005) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia.. Rasio-rasio yang digunakan pada variabel bebas adalah CAR, NPL, NIM, dan BOPO. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa NPL, BOPO mempunyai pengaruh signifikan negatif. Sedangkan NIM mempunyai pengaruh signifikan positif. Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja profitabilitas perbankan (ROA).
(46)
30
Hesti Werdaningtyas (2002) meneliti tentang Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over (BTO) Pramerger di
Indonesia selama tahun 1990-1998. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh, CAR, LDR, dan variabel dummy, pangsa aset, pangsa dana, pangsa kredit terhadap profitabilitas dan untuk mengetahui variabel yang dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas BTO di Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel pangsa pasar yang diukur dengan pangsa aset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidak mempunyai pengaruh yang spignifikan terhadap profitabilitas secara partial. CAR secara signifikan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan LDR secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Faktor yang dominan mempengaruhi profitabilitas BTO berturut-turut adalah CAR, LDR, dan kondisi perekonomian.
(47)
31
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan perbankan tahun 2007-2012, yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non participant observation yaitu dengan mengkaji buku-buku, jurnal dan makalah untuk dapat landasan teoritis yang komprehensif serta eksplorasi laporan keuangan dari bank berupa laporan neraca, laba rugi dan kualitas aktiva produktif. Data diperoleh dengan cara mengutip langsung dari Direktori Perbankan Indonesia selama 6 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2012.
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan dalam kategori Persero, Campuran, dan Asing yang go public dan non-go public di Indonesia
(48)
32
selama tahun periode 2007 sampai 2012, dengan populasi sebanyak 30 perusahaan perbankan.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini, diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan criteria dan pertimbangan tertentu. Kriteria yang akan digunakan adalah:
1. Perusahaan perbankan kategori Persero, Campuran, dan Asing yang go public dan non-go public di Indonesia .
2. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan bulanan dan tahunan pada tahun 2007 sampai dengan 2012.
3. Terdapat 30 perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA.
(49)
33
2. Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah CAR.
CAR =
3.4 Teknik Analisi Data
Sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan maka alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, uji normalitas, koefisien Korelasi
Persamaan regresi linear sederhana menurut Sugiyono (2009) adalah sebagai beriku:
Y
= a + bX
Y
= a + bX
Keterangan: a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = nilai variabel independent/ CAR bank yang go public X
= nilai variabel independent/ CAR bank yang non-go public
Y= nilai variabel dependent/ CAR bank yang go public
Y= nilai variabel dependent/ CAR bank yang non-go public
(50)
34
3.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, salah satu metode ujinya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian ,hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan ,khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot sebagai berikut:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(51)
35
b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari
Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika
signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5%, maka menunjukkan distribusi data normal.
3.4.2 Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakan dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf nilai signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linier bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
3.4.3 Persamaan Regresi
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
(52)
36
3.4.4 Koefisien Korelasi
Menurut Singgih Santoso (2010:141), Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh
pengaruh tersebut Secara spesifik, tujuan analisis korelasi adalah ingin mengetahui apakah di anara dua variabel terdapat hubungan, dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoretis, dua variabel dapat sama sekali tidak berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1), atau antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga dapat positif (berhubungan searah) atau negatif (berhubungan berlainan arah).
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel, (Nugroho, 2005:35-36). Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1.
Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-). Hal ini menunjukkan ini arah korelasi. Makna sifat korelasi:
1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka
variabel x2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel x2 mengalami
kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami kenaikan.
2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka
variabel x2 juga mengalami penurunan atau jika variabel x2 mengalami
(53)
37
Menurut Nugroho (2005:36)sifat korelasi akan menentukan arah dari
korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali.
1 berarti korelasi sempurna
3.4.5 Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti diatas maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Uji t (Uji Parsial)
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) ROA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y) CAR. Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Jika diperoleh t hitung > t tabel
(54)
38
maka dalam penelitian maka Ha diterima dan Ho di tolak, dan jika diperoleh t hitung < t tabel maka dalam penelitian maka Ha ditolak dan Ho diterima.
(55)
53
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian menunjukkan Rata-rata CAR berdasarkan laporan keuangan Bank Persero diketahui telah memenuhi standar Bank
Indonesia sebesar 15,76 > 8 sedangkan rata-rata nilai ROA 3,10 > 1,5. Rata-rata CAR Bank Campuran telah memenuhi standar Bank Indonesia 24,06 > 8 sedangkan rata-rata ROA 2,45 > 1,5. Sedangkan pada Bank Asing rata-rata CAR diperoleh nilai sebesar 27,54 > 8 dan rata-rata ROA sebesar 3,51 > 1,5.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Teddy Rahman (2009) dan Yacub Azwir (2009) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga pendapatan laba bank semakin meningkat. Dengan kata lain CAR berhubungan positif dengan ROA untuk kategori bank non-go public. Kecukupan modal bank
(56)
54
mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin besar kecukupan modal bank maka semakin besar ROA.
Secara teori, CAR yang tinggi menunjukkan bank mempunyai kecukupan modal yang tinggi, dengan permodalan yang tinggi bank dapat leluasa untuk menempatkan dananya kedalam investasi yang menguntungkan, hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan nasabah karena kemungkinan bank memperoleh laba sangat tinggi dan kemungkinan bank terlikuidasi juga kecil.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Persero dan Bank Campuran perlu meninjau kembali nilai CAR yang berada di atas batas minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%. Nilai CAR yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya karena besarnya cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian. Tehambatnya ekspansi usaha pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut.
2. Perlu adanya penelitian sejenis dengan interval waktu dan data yang berbeda, serta sampel yang lebih besar mengingat perkembangan dunia pasar modal di Indonesia.
(57)
55
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap CAR dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio di skripsi ini.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitin yang telah dilakukan masih memiliki banyak keterbatasan. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan dengan samper yang terbatas (30 sampel). Disamping itu rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROA hanya terbatas pada CAR.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, Rahma Lyla. 2011.. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA). Skripsi.Universitas Diponegoro.
Azwir, Yacub. 2009. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, NPL, dan PPAP terhadap Profitabilitas Bank.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan.Ghalia Indonesia. Jakarta. DR.(Cand.)Taswan, Se.,M.Si. 2010. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN Yogyakarta.
Fathurrahman, Andi. 2012. Pengaruh Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Sulserbar Makasar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Fatwal, Sam. 2012. Analisis Pengaruh LDR, NPL, dan ROA Terhadap CAR pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Se-Indonesia Tahun 2007-2011. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Fitriaya, Dewi. Pengaruh Kredit yang Diberikan dan Risiko Kredit Terhadap Rentabilitas. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
(59)
Hardiyanti. 2012. Pengaruh CAR, NPL, LDR Terhadap ROA pada Bank BUMN yang Go Public di Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Kamsir. 2007. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kusuma, Anggara. 2008. Pengaruh CAR, APB, NPL, BOPO, LDR, CR, IPR, dan IRR Terhadap ROA pada Bank-bank Pemerintah. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Nusantara, Buyung Ahmad S.T. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Pamela, Wanindy. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi. Pontianak.
Putri, Syaiful Fifit. 2013. Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Rahman, Teddy. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, dan NPL terhadap Perubahan Laba.
Rosmiyanti. Pengaruh Kredit dan Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas, Studi Kasus pada Bank BJB Cabang Tasikmalaya. Tasikmalaya: Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi.
(60)
Sukarno, Wahyu Kartika, Muhamad Syaichu. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Andi.
(1)
53
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian menunjukkan Rata-rata CAR berdasarkan laporan keuangan Bank Persero diketahui telah memenuhi standar Bank
Indonesia sebesar 15,76 > 8 sedangkan rata-rata nilai ROA 3,10 > 1,5. Rata-rata CAR Bank Campuran telah memenuhi standar Bank Indonesia 24,06 > 8 sedangkan rata-rata ROA 2,45 > 1,5. Sedangkan pada Bank Asing rata-rata CAR diperoleh nilai sebesar 27,54 > 8 dan rata-rata ROA sebesar 3,51 > 1,5.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Teddy Rahman (2009) dan Yacub Azwir (2009) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga pendapatan laba bank semakin meningkat. Dengan kata lain CAR berhubungan positif dengan ROA untuk kategori bank non-go public. Kecukupan modal bank
(2)
54
mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin besar kecukupan modal bank maka semakin besar ROA.
Secara teori, CAR yang tinggi menunjukkan bank mempunyai kecukupan modal yang tinggi, dengan permodalan yang tinggi bank dapat leluasa untuk menempatkan dananya kedalam investasi yang menguntungkan, hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan nasabah karena kemungkinan bank memperoleh laba sangat tinggi dan kemungkinan bank terlikuidasi juga kecil.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Persero dan Bank Campuran perlu meninjau kembali nilai CAR yang berada di atas batas minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%. Nilai CAR yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya karena besarnya cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian. Tehambatnya ekspansi usaha pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut.
2. Perlu adanya penelitian sejenis dengan interval waktu dan data yang berbeda, serta sampel yang lebih besar mengingat perkembangan dunia pasar modal di Indonesia.
(3)
55
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap CAR dengan menggunakan rasio-rasio lain selain rasio di skripsi ini.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitin yang telah dilakukan masih memiliki banyak keterbatasan. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan dengan samper yang terbatas (30 sampel). Disamping itu rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi ROA hanya terbatas pada CAR.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, Rahma Lyla. 2011.. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA). Skripsi.Universitas Diponegoro.
Azwir, Yacub. 2009. Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, NPL, dan PPAP terhadap Profitabilitas Bank.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan.Ghalia Indonesia. Jakarta.
DR.(Cand.)Taswan, Se.,M.Si. 2010. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Fathurrahman, Andi. 2012. Pengaruh Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Sulserbar Makasar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Fatwal, Sam. 2012. Analisis Pengaruh LDR, NPL, dan ROA Terhadap CAR pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Se-Indonesia Tahun 2007-2011. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Fitriaya, Dewi. Pengaruh Kredit yang Diberikan dan Risiko Kredit Terhadap Rentabilitas. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
(5)
Hardiyanti. 2012. Pengaruh CAR, NPL, LDR Terhadap ROA pada Bank BUMN yang Go Public di Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Kamsir. 2007. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kusuma, Anggara. 2008. Pengaruh CAR, APB, NPL, BOPO, LDR, CR, IPR, dan IRR Terhadap ROA pada Bank-bank Pemerintah. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Nusantara, Buyung Ahmad S.T. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Pamela, Wanindy. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi. Pontianak.
Putri, Syaiful Fifit. 2013. Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Rahman, Teddy. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, dan NPL terhadap Perubahan Laba.
Rosmiyanti. Pengaruh Kredit dan Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas, Studi Kasus pada Bank BJB Cabang Tasikmalaya. Tasikmalaya: Jurusan Akuntansi Universitas Siliwangi.
(6)
Sukarno, Wahyu Kartika, Muhamad Syaichu. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Andi.