Bentuk dan Susunan Pemerintah Desa Kepala Urusan Badan Permusyawaratan Desa Potensi Kelembagaan Desa Bogorejo

No Tahun Target Tanggal Pelunasan 1 2004 4.850.743 1 Oktober 2004 2 2005 4.873.275 19 Agustus 2005 3 2006 4.873.700 11 Agustus 2006 4 2007 5.358.275 14 Juni 2007 5 2008 6.647.105 12 September 2008 Dibayar Rp. 3.500.000 Sumber: Mnografi Desa Bogorejo 2009

G. Kekayaan Desa Bogorejo

1. Tanah Kuburan 2. tanah Lokasi SD Inpres 3. Tanah balai Desa 4. Tanah MasjidMushola 5. Tanah Jalan Desa

H. Personil

1. Kepal desa 2. Sekertaris Desa 3. Rukun Tetangga 4. Kepala Urusan 5. Pembantu PPN 6. Juru Kunci 7. Poldes 8. Hansip I. Gambaran mengenai Pemerintah Desa Bogorejo

1. Bentuk dan Susunan Pemerintah Desa

Struktur organisasi Pemerintah Desa Bogorejo berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan No. 25 Tahun 2000 tentang susuana organisasi desa, terdiri atas Kepala Desa tau disebut dengan nama lain dan Perangkat Desa serta Badan Permusyawaratan Desa. Adapun Bentuk dari susunan Pemerintahan Desa Bogorejo dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Bogorejo Perda 25 tahun 2000

2. Pemerintah Desa Bogorejo a. Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa BPD. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat Kasi Keamanan Pamong Tani Kepala Dusun  Nama Kaur Pemerintahan Desa = Andi Phatoni  Nama Kur Pembangunan = Ernanto  Nama Kaur Umum = Sukarmo  Nama Kaur Kesra = Sutomo  Nama Kaur Keuangan = Widodo  Nama Kasi Keamanan = Joko Matono SekDes Ngatemin BPD Kepala Desa Adang Nurdani persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa Pilkades oleh penduduk Desa Bogorejo dengan syarat-syarat yang sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005.

b. Perangkat Desa 1. Sekertaris Desa

Sekertaris Desa berkedudukan sebagai unsur staf pembantu kepala desa dan memimpin sekretariat desa. Sekretaris Desa mempunyai tugas menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa serta memberikan pelayanan administratif kepada kepala desa. Sekertaris Desa Bogorejo bernama Bapak Ngatemin.

2. Kepala Urusan

Kepala Urusan Kaur berkedudukan sebagai unsur pembantu Sekertaris Desa dalam bidang tugasnya.  Nama Kaur Pemerintahan Desa = Andi Phatoni  Nama Kur Pembangunan = Ernanto  Nama Kaur Umum = Sukarmo  Nama Kaur Kesra = Sutomo  Nama Kaur Keuangan = Widodo  Nama Kasi Keamanan = Joko Matono 3. Kepala Dusun Kepala Dusun merupakan wakil dari tiap-tiap dusun yang ada di Desa Bogorejo. Mereka bertugas sebagai perpanjangan dari Kepala Desa dari setiap kebijakan yang dibuat oleh Kepala Desa untuk disamapaikan kepada masyarakat di dusun masing- masing atau dengan kata lain menjalankan pemerintahan dan pembanguanan yang ada didusunnya.  Nama Kepala Dsusun I = Purwanto  Nama Kepala Dsusun II = Ahmat Wiluyo  Nama Kepala Dsusun III = Yanto  Nama Kepala Dsusun IV = Sutiyo  Nama Kepala Dsusun V = Sugono  Nama Kepala Dsusun VI = Maryono  Nama Kepala Dsusun VII = Edi Mulyo

4. Badan Permusyawaratan Desa

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa yang terdiri atas wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya

5. Potensi Kelembagaan Desa Bogorejo

Desa Bogorejo mempunyai organisasi kemasyarakatan, orgaisasi kepemudaan dan organisasi politik. Oraganisasi kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, PKK dan Kader Posyandu sedangkan organisasi kepemudaan seperti Karang Tarunan, Risma Masjid dan unutk organisasi politik di Desa Bogorejo terdapat beberapa anak cabang partai poilitik yang berkedudukan diwilayah desa.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Akuntabilitas Pemerintah Desa Bogorejo

Desa dengan pemerintahannya selama ini tidak mengalami perubahan yang cukup berarti. Desa lebih banyak diposisikan sebagai obyek kekuasaan politik dari supradesa, maupun obyek tersedianya sumber bahan dan tenaga kerja murah bagi pengusaha. Sistem pemerintahan desa yang digunakan saat ini pada prinsipnya masih meneruskan kebijakan pemerintah jaman penjajahan. Belanda yang dinamakan “indirect rule”. Melalui cara ini, pemerintah Belanda dapat memerintah rakyat desa melalui kepala desa, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya. Pada masa lalu ada program pembangunan Desa, tetapi lebih bersifat pelaksanaan cetak biru yang disiapkan pemerintah pusat, yang dampaknya justru membuat Desa semakin tergantung pada pihak luar desa. Fungsi Desa sebagai tempat kehidupan dan penghidupan warganya menjadi pudar, berganti hanya sebagai tempat tinggal. Dilihat dari bentuk dan kedudukannya, pemerintah desa adalah organisasi pemerintah semu yang ambivalen, atau lebih tepat disebut sebagai lembaga kemasyarakatan yang menjalankan fungsi pemerintahan. Dikatakan demikian karena kepala desa dan perangkat desanya bukan PNS yang digaji dengan dana dari negara. Selama ini pembiayaan bagi organisasi pemerintah desa berasal dari sumber-sumber keuangan tradisional berupa