Titer Antibodi Pemeriksaan darah

3.4.3.3 Pengukuran kadar hematokrit

1 Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung hematokrit sampai kira-kira 45 bagian tabung, salah satu ujungnya disumbat dengan lilin malam. 2 Sentrifusi dengan sentrifuse hematokrit selama 15 menit dengan kecepatan 3.500 rpm. 3 Hematokrit dihitung menggunakan rumus: Hematokrit = B A +B +C x 100 Keterangan; A nilai plasma darah, B nilai eritrosit, C nilai leukosit. 3.4.3.4 Analisis Kualitas Air Parameter kualitas air yang diamati adalah oksigen terlarut, pH, dan suhu yang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore. Pengukuran parameter kualitas air menggunakan alat ukur kualitas air. Kualitas air dijaga dengan melakukan penyiponan setiap pagi dan dilakukan pergantian air setiap hari Pratama, 2010.

3.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan titer antibodi, hematokrit dan total leukosit yang didapatkan dari hasil penelitian ini dianalisis dengan analisis sidik ragam ANOVA. Apabila data yang dihasilkan berbeda nyata kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dengan selang kepercayaan 95. Sedangkan data hasil pengamatan kualitas air, dianalisis secara deskriptif. V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dosis 1000 mg vitamin C kg pakan mampu meningkatkan imunogenisitas vaksin inaktif whole cell A. salmonicida pada ikan mas Cyprinus carpio

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan rentang dosis vitamin C yang lebih sempit dalam kisaran 750mg – 1000mg untuk mengetahui dosis vitamin C yang optimal. 2. Penelitian lanjutan perlu dilakukan dengan uji tantang dari isolate bakteri A. salmonicida yang pathogen untuk mengetahui efektivitas vaksin pada tubuh ikan mas Cyprinus carpio serta perlunya pengamatan mengenai diferensial leukosit dan indeks fagositosis ikan mas C. carpio, untuk melengkapi data penelitian agar lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E dan E, Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Alifuddin, M. 1999. Peran Imunostimulan Lipopolisakarida, Saccharomyces cere-visiae and Levamisol terhadap Peningkatan Respons Imunitas Ikan Jambal Siam Pangasius hypopthalmus. Tesis. PPs. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal. Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi Pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia 1 2: 87-92 Amakye-Anim, J., T. L. Lin, P. Y. Hester, D. Thiagarajan, B. A. Watkins, dan C. C. Wu. 2000. Ascorbic Acid Supplementation Improved Antibody Response to Infectious Bursal Disease Vaccination in Chickens. Poultry Science 79:680-688 Anonim. 2007. Metode Standar Pemeriksaan HPIK Golongan Bakteri. Pusat Karantina Ikan.66 Hal. Astuti, P., G. Alam, S.U.T. Pratiwi, T. Hertiani, dan S. Wahyuono. 2003. Skrining senyawa anti infeksi dari spons yang dikoleksi dari Bunaken, Manado. Biota 8 127 : 47-52. Austin, B dan D. A. Austin 2007. Bacterial Fish Patogens Diseases of Farmed and Wild Fish. Praxis Publising: Germany. Azad, I. S., J. Syama Dayal, M. Poornima, dan S. A. Ali. 2007. Supra Dietary Levels Of Vitamins C And E Enhance Antibody Production And Immune Memory In Juvenile Milkfish, Chanos chanos Forsskal To Formalin- Killed Vibrio vulnificus. Fish Shellfish Immunology 23:154-163. Cahyono, B. 2002. Budidadaya Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta 10-14 hal. Cholik, F., G. Ateng, Poernomo., dan J. Ahmad. 2005. Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman Akuarium Air Tawar. Jakarta.