BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum.
Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan dunia Teknologi Informasi dan komputer.
2.1.1 Sistem Informasi.
Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang, data, prosedur, proses, dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung support dan
meningkatkan operasi sehari-hari day-to-day. Sedangkan Teknologi Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer software dan
hardware dengan teknologi komunikasi data, gambar, suara, dan jaringan Whitten et al, 2001.
Sistem Informasi dibangun oleh data-data. Data adalah fakta mentah tentang organisasi data kepegawaian, data gaji, dll dan transaksi bisnis
penjualan, pembelian, peminjaman, dll. Sedangkan informasi adalah kumpulan dari data-data yang telah diorganisasi oleh suati proses sehingga
mempunyai artiWhitten et al, 2001. Sistem Informasi bertugas untuk mengelola data-data yang ada untuk menjadi informasi yang berguna dan
mengelola informasi yang ada. Sistem informasi ini diwujudkan dalam sebuah aplikasi yang dapat berbasis desktop Desktop Aplication atau web
Web Aplication yaitu Manajemen Sistem Informasi Management Infrmation system.
Sistem informasi terbagi menjadi dua 2 bagian, yaitu: 1. Front-Office Information System.
Adalah sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan customers. Contoh dari sistem informasi
ini adalah sistem informasi penjualan, sistem informasi peminjama buku, dan lain-lain Whitten et al, 2001.
2. Back-Office Information System. Adalah sistem informasi yang mendukung operasi bisnis internal
perusahaan. Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi kepegawaian, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Penelitian yang
kami lakukan adalah untuk pengembangan Back-Office Information System, karena penelitian yang kami lakukan adalah untuk mendukung
operasi bisnis internal perusahaan Whitten et al, 2001.
2.1.2 Sistem Basis Data Database System.
2.1.2.1 Pengertian Basis Data.
Database adalah kumpulan dari banyak data yang terhubung secara logika yang menggambarkan perusahaan, dan deskripsi dari data itu, yang
didisain untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan. Database dapat digunakan secara bersama-sama dari seluruh departemen. Seluruh data
perusahaan dikumpulkan ke dalam satu database perusahaan Connoly dan
Begg, 2002. Dalam database, ada tiga hal yang menyusun sebuah database, yaitu entiti, atribu, dan relasi.
Database Managament System DBMS adalah sitem prangkat lunak software yang memungkinkan pengguna user untuk mendefinisikan,
membuat, mengatur, dan mengotrol akses ke database. Lingkungan pembentuk DBMS adalah Hardware, Software, Data, People, dan Prosedur
Connoly dan Begg, 2002. Keuntungan penggunaan DBMS adalah kontrol terhadap data
redundancy data yang berduplikat atau berlebih, Konsistensi data, mendapatkan informasi yang lebih dari jumlah data yang sama dibandingken
dengan tidak menggunakan DBMS, berbagi data untuk dapat diakses oleh bagian apa saja, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data,
penghematan dari segi ekonomi, meningkatkan pengaksesan data, meningkatkan produktivitas perusahaan, memudahkan pemeliharaan data,
meningkatkan backup dan pelayanan recovery.
2.1.2.2 Perancangan Basis Data.
Dalam melakukan perancangan database, kita dapat mengikuti suatu urutan database development life cycle DBLC. Langkah-langkah dari
database life cycle dapat dilihat pada gambar di bawah ini Connoly dan Begg, 2002 :
Gambar 2.1: Database Life Cycle.
Database Planning
Dalam tahap ini, kita merencanakan tahapan-tahapan apa aja yang akn dipakai untuk melakukan perancangan database. Ada tiga masalah pokok dalam
merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu : 1.
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya.
2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan yang ada.
Database planning System definition
Requirement collection and analysis
Database design
Conceptual database design
Logical database design
Physical database design
Application design DBMS selection optional
Implementation Data conversion loading
Testing Operational maintenance
Prototyping optional
3. Penilaian kesempatan peluang teknologi informasi yang
menghasilkan keuntungan yang kompetitif. Perencanaan basis data perlu juga meliputi pengembangan standard yang
mengontrol bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format harus diterapkan, dokumentasi apa saja yang diperlukan, dan bagaimana rancangan
dan implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standard yang baik harus menyediakan suatu basis untuk staff pelatihan dan mengukur
pengendalian mutu, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang ada menyesuaikan diri kepada suatu pola teladan, tanpa tergantung dengan
ketrampilan dan pengalaman staff.
System Definition
Adalah menentukan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang akan dibuat termasuk pengguna dan tempat di mana aplikasi basis data tersebut
diterapkan. Sebelum mencoba untuk merancang suatu aplikasi basis data, sangatlah penting bahwa pertama kali kita harus mengidentifikasi batasan-
batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut dapat menghubungkan dengan bagian lain yang terdapat dalam sistem informasi organisasi
perusahaan. Dan juga sangatlah penting bahwa kita harus menentukan batasan- batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para pemakai yang sekarang, tetapi
juga aplikasi para pemakai masa depan. Suatu aplikasi basis data mungkin punya satu atau lebih user views dan
mengidentifikasi user views adalah suatu hal yang penting dalam
mengembangkan suatu aplikasi basis data, sebab dapat membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dalam basis data tersebut
terlupakan ketika mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru. User views sangat membantu dalam pengembangan aplikasi basis data
yang relatif kompleks karena user views dapat membuat basis data tersebut dipecah ke dalam bagian-bagian yang dapat dikendalikan.
User views menggambarkan apa yang diperlukan suatu aplikasi basis data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk dilakukan atas
data tersebut. Kebutuhan user views mungkin beda dengan view yang bersangkutan atau tumpang tindih dengan view yang lain.
Requirement Collection and Analysis
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengumpulkan informasi dari perusahaan. Metode yang sering dilakukan adalah metode Fact Finding, yaitu
dengan menggunakan salah satu metode seperti: wawancara, dokumentasi, penelitian, kuisioner, dan observasi ke lapangan atau perusahaan.
Database Design
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting, karena pda tahapan ini prancangan database yang akan dibuat dilaksanakan. Perancangan basis data
dimulai ketika analisis terhadap suatu kebutuhan perusahaan telah dilakukan. Di dalam perancangan basis data terdapat suatu metodologi yang membantu dalam
membuat suatu basis data. Yang dimaksud dengan metodologi perancangan
basis data adalah sebuah pendekatan struktur yang mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi untuk mendukung dan memberi sarana dalam
proses perancangan basis data terdiri dari tahap-tahap yang membantu para perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data.
Metodologi perancangan basis data juga membantu perancang untuk merancanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek
pembuatan basis data tersebut. Dalam metodologi perancangan basis data, proses perancangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Conceptual Database Design,
Logial Database Design, dan Physical Database Design. Conceptual Database Design, yaitu proses membangun suatu model
informasi yang digunakan dalam perusahaan yang tidak bergantung pada pertimbangan fisik. Conceptual Database Design meliputi pembuatan sebuah
konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun menggunakan informasi yang didokumentasi dari user requirement. Conceptual
Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti DBMS software, aplikasi program, programming language, hardware platform
atau pertimbangan fisik lainnya. Logical Database Design adalah proses membangun suatu model
informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan pada sebuah model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu
dan pertimbangan fisik lainnya. Konseptual data model yang dibuat pada tahap sebelumnya disempurnakan dan dipetakan menjadi sebuah logikal data model.
Physical Database Design dilakukan untuk memutuskan struktur logic secara fisik yang diimplementasikan ke dalam tujuan DBMS, para perancang
juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana basis data tersebut dapat diimplementasikan diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu, Physical
Database Design untuk meningkatkan kinerja dari basis data tersebut dapat mempengaruhi logikal data model.
DBMS Selection
Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang cocok atau sesuai dengan aplikasi basis data yang dibuat. Bagaimanapun pemilihan DBMS
bisa dilakukan pada setiap waktu sebelum melakukan logical design yang menyajikan informasi cukup mengenai kebutuhan sistem seperti performance,
security, dan integrity constrain. Walaupun pemilihan DBMS mungkin jarang, tetapi ketika kebutuhan perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan
digantikan, mungkin menjadi perlu kadang-kadang untuk mengevaluasi produk DBMS yang baru. Suatu pendekatan sederhana dalam melakukan DBMS adalah
dengan mencocokan DMS dengan kebutuhan. Secara khusus DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas seperti :
1. Mengijinkan user untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data Definition Language DDL . DDL mengijinkan user untuk
memspesifikasi tipe data dan struktur dan batasan-batasan data yang bisa disimpan di basis data.
2. Mengijinkan user untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language DML
3. DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data. Contohnya antara lain :
a. Security System, di mana mencegah user autorisasi untuk
mengakses basis
data. b.
Integrity System, di mana menangani konsistensi penyimpanan data.
c. Concurrency Control System, di mana mengijinkan basis
data untuk diakses secara share. d.
Recovery Control System, di mana basis data bisa di- restore pada saat terjadi kesalahan pada hardware
ataupun software. e.
User-Acessible Catalog, di mana berisi deskripsi data di dalam basis data.
Langkah-langkah untuk memilih database adalah : 1.
Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.
2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.
4. Merekomendasi pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil
dari evaluasi produk DBMS tersebut.
Application Design
Perancangan user menghubungkan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data tersebut. Mengamati desain aplikasi dan basis data itu
adalah aktivitas paralel pada aplikasi basis data life cycle. Dalam banyak kasus, tidaklah mungkin untuk melengkapi atau menyudahi desain aplikasi itu sampai
perancangan basis data terhadap dirinya sendiri yang sedang berlangsung. Pada sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi tersebut, dan demikian harus
ada suatu informasi antar desain aplikasi dan desain basis data. Kita harus memastikan bahwa semua kemampuan menyatakan
spesifikasi kebutuhan pemakai ada di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis data. Ini melibatkan program aplikasi mengakses basis data akan merancang
transaksi tersebut ke dalam akses basis data. Sebagai tambahan terhadap perancangan bagaimana kemampuan yang
diperlukan atau diharapkan untuk dapat tercapai, maka kita harus mendesain seorang user yang sesuai untuk menghubungkan ke aplikasi basis data tersebut.
Alat penghubung ini menyajikan informasi yang diperlukan sehingga mudah dioperasikan. Bagaimanapun, haruslah dikenali bahwa alat penghubung
mungkin adalah salah satu dari komponen yang paling utama dari sistem itu. Pada sisi lain jika alat penghubung tidak mempunyai satupun karakteristik maka
sistem akan menyebabkan permasalahan.
Prototyping
Prototype adalah merupakan suatu model aplikasi basis data yang mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan
sistem. Tujuan utama untuk mengembangkan suatu aplikasi prototype database adalah agar user dapat mengidentifikasi fitur sistem menjadi bekerja dengan
baik. Jika memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut. Keuntungan
prototype adalah relatif murah dan cepat dalam proses pembuatannya. Ada dua strategi prototyping, yaitu requirements prototyping dan
evolutionary prototyping. Requirements Prototyping adalah prototype yang menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi basis data dan jika
kebutuhan-kebutuhan sudah dilengkapi maka prototype tidak dipakai atau dibuang. Sedangkan Evolutionary Prototyping, adalah prototype yang sama
dengan requirements prototyping, tetapi perbedaannya bisa digunakan untuk perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi kerja basis data.
Implementation
Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data dan desain aplikasi. Pada tahap penyelesaian desain kita dapat menerapkan basis data dan
program aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language DDL yang telah kita pilih dalam
melakukan DBMS atau dengan menggunakan Graphical User Interface GUI yang menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang
digunakan untuk menciptakan struktur basis data tersebut. User Views juga diterapkan pada langkah implementasi.
Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa generasi keempat atau ketiga yang lebih disukai. Bagian dari program aplikasi ini adalah
transaksi basis data, yang diterapkan dengan menggunakan Data Manipualtion Language DML . Transaksi basis data juga dapat dibuat dalam bahasa
pemrograman seperti Visual Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal. Kita juga menerapkan komponen lain dari desain aplikasi
seperti layar menu, format masukkan data dan laporan. Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga telah
diterapkan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan dengan menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk digambarkan di luar dari DDL.
Sebagai contoh kegunaan yang disediakan DBMS kendali sistem operasi.
Data Conversion and Loading
Pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru.
Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data lama digantikan dengan sistem basis data yang baru. Sekarang ini suatu DBMS mempunyai
kegunaan memasukkan file ke dalam basis data yang baru, dan kemudian secara otomatis mengubah data ke dalam format yang diperlukan oleh file basis data
yang baru. Jika bisa diterapkan, pengembang dapat mengubah dan
menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.
Testing
Testing adalah proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus
dilakukan pengujian atau testing terlebih dahulu. Dalam hal ini kita harus hati- hati dalam perencanaan strategi test dan data harus realistis sedemikian sehingga
keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metodenya dan dengan kaku dilaksanakan. Sesungguhnya, pengujian tidak bisa menunjukkan tidak adanya
kesalahan, hal tersebut dapat dilakukan apabila dengan menggunakan suatu perangkat lunak. Jika pengujian diselenggarakan dengan sukses, maka akan
membongkar kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis data. Sebagai manfaat sekunder, pengujian mempertunjukkan bahwa basis data dan
program aplikasi nampak seperti bekerja menurut spesifikasi mereka dan kebutuhan nampak seperti dicukupi.
Seperti saat merancang suatu basis data, maka dalam melakukan testing para pemakai sistem yang baru harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi
dan basis data tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah mempunyai suatu test basis data pada suatu sistem perangkat keras, tetapi ini
sering tidak tersedia. Jika data real diharapkan untuk digunakan, maka penting untuk mempunyai backup. Setelah pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi
basis data ini telah siap untuk digunakan.
Operational Maintenance
Dalam langkah-langkah sebelumnya, aplikasi basis data telah secara penuh diterapkan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke suatu langkah
pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini : 1. Monitoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh di bawah suatu
tingkatan yang bisa diterima, maka penyetelan atau reorganisasi basis data mungkin diperlukan.
2. Maintaining dan meningkatkan aplikasi basis data. Kebutuhan harus disatukan ke dalam aplikasi basis data melalui tahap-tahap sebelumnya yang
terdapat dalam database life cycle. Ketika aplikasi basis data sedang beroperasi, perlu dilakukan monitoring
secara dekat untuk memastikan bahwa performance dalam tingkatan yang bisa diterima. Suatu DBMS secara normal menyediakan berbagai kegunaan untuk
membantu administrasi basis data yang mencakup kegunaan untuk mengisi data ke dalam suatu basis data dan untuk memonitor sistem tersebut. Kegunaan yang
mengijinkan sistem melakukan monitoring secara berdampingan atau berhadapan informasi sebagai contoh, pemakaian basis data untuk efisiensi dan
query strategi pelaksanaan. Database Administrator DBA dapat menggunakan informasi ini untuk men-setting sistem dan untuk memberi performance yang
lebih baik, sebagai contoh, dengan menciptakan index tambahan untuk mempercepat query, dengan mengubah struktur basis data, atau dengan
melakukan kombinasi terhadap tabel yang ada.
Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan
reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan sistem. Peubahan ini menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa
yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk melakukan penyesuaian rencana.
Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.
2.1.3 Perancangan Perangkat Lunak software.
2.1.3.1 Pengertian Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah suatu perintah program komputer yang apabila dieksekusi akan memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang
diinginkan Pressman, 2002. Perangkat lunak terdiri dari struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.
Fungsi dari perangkat lunak ada dua 2, yaitu: sebagai produk dan sebagai kendaraan pengantar produk
Sebagai produk, perangkat lunak adalah sebuah program aplikasi yang mempunyai fungsi atau tugas tertentu, seperti program microsoft office
word, exel, power point, dll. Sebagai kendaraan pengantar produk, perangkat lunak adalah sebuah program perantara dan sebagai penjamin atau
fasilitator suatu program berjalan sempurna, seperti sistem operasi, sistem kontrol komputer, sistem jaringan, dan lain-lain.
Perangkat lunak memiliki karakteristik-karakteristik. Karakteristik- karakteristik itu adalah:
1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan. Proses pengembangan prangkat lunak tidak sama dengan proses
pengembangan suatu produk yang berbentu fisik, seperti chip. Biaya perangkat lunak paling besar berasal dari fase pengembangan perangkat
luna itu sendiri, tidak seperti perangkat keras, dimana biaya terpusa pada material dan proses maufaktur perangkat keras tersebut.
2. Perangkat lunak tidak pernah usang. Kalau perangkat keras akan mengalami kegagalan hardware
akibat dari masa pakai tertentu. Hal ini bisa diakibatkan karena panas, debu, dan lain-lain. Berbeda dengan perangkat keras, perangkat lunak
sekali dikembangkan tidak akan pernah rusak karena tidak mempunyai wujud fisik, namun, perangkat lunak dapat mengalami penurunan
kualitas karena mengalami ketidaksesuaian fungsi dengan keinginan pemakai.
3. Sebaian besar perangkat lunak dibangun secara custum-built, serta tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.
Hal ini dapat dengan mudah dilihat dari kenyaaan, bahwa tidak ada katalog perangkat lunak, sedangkan kita dapat menemui katalog
perangkat keras misalnya jenis-jenis IC dengan kode dan fungsinya ketika akan mendesain sebuah perangkat keras.
2.1.3.2 Perancangan Peragkat Lunak.
Metode perancangan perangkat lunak ada beberapa, yaitu Sistem sekuensial Water Fall Model , Rapid Aplication Design RAD, Model
Spiral, Model Pertambahan, Model Rakitan Komponen, Model Perkembangan Konkruen. Namun, yang peling umum dipakai dan yang
kami pakai dalam penelitian kami adalah Sistem Sekuensial atau yang sering disebut dengan System Development Life Cycle SDLC.
SDLC terdiri dari 4 Tahapan Britton, 2002, yaitu: 1. Tahap Analisis.
Tahapan ini terjadi proses pengumpulan kebutuhan requirement engineering yang diidentifikasikan dan difokuskan pada perangkat
lunak. Analisis ini bertujuan agar perekayasa memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka yang dibutuhkan.
2. Tahap Desain. Tahap ini terjadi proses penterjemahan kebutuhan kedalam sutu
sistem perangkat lunak. Pada tahap ini, dilakukan perancanga struktur
data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detil prosedural algoritma.
3. Tahap Implementasi coding. Tahap ini dilakukan proses coding atau proses menterjemahkan
desain kedalam sebuah bahasa yang dimengerti mesin. 4. Tahap Pengetesan testing.
Tahap ini dilkukan pengujian terhadap program yang telah berjalan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesalahan sintaks,
keslahan logika, dan kesalahan runtime.
2.1.4 Interaksi Manusia dan Komputer Human Computer Interaction.
Pengguna sistem komputer user terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Expert User dan Novice User. Expert User adalah pengguna komputer yang
telah berpengalaman dan telah menghabidkan waktu yang cukup lama menggunakan program aplikasi tertentu. Novice user adalah pengguna
kompueter yang mempunyai sedikit pengalaman dalam menggunakan komputer dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan
komputer. Maka dari itu, perancangan antar muka interface tidak mudah agar aplikasi yang kita buat dapat diterima, baik oleh expert user dan novice
user. Antar muka pemakai user interfce adalah jembatan antara manusia
dengan komputer. Antar muka merupakan alat bantu manusia berinteraksi dengan komputer atau sitem komputer. Antar muka terdiri dari dua macam,
yaitu berbasis text Command Line Interface dan berbasis grafik Graphical User Interface. Untuk merancang sebuah interface, harus menggunakan
panduan tiga 3 pilar perancangan dan delapan aturan emas 8 Golden Rule of User Interface antar muka. Tiga pilar perancangan tersebut adalah:
dokumen, pedoman, dan proses, user interface software tools, dan ulasan pakar dan uji usability.
Gambar 2.2: Tiga 3 Pilar Perancangan.
Sedangkan delapan aturan emas yaitu: 1. Antar muka harus mempunyai instruksi apa yang akan dilakukan
selanjutnya. 2. Layar harus diformat sehingga mempunyai tampilan umum yang sama.
3. Pesan, instruksi, atau informasi harus ditampilkan cukup lama sehingga dapat dibaca.
4. Menggunakan atribut tampilan yang unik untuk menandakan sesuatu. 5. Nilai-nilai awal yang harus diisi oleh pengguna harus ditulis atau
ditampilkan. 6. Antisipasi error yang kemungkinan pengguna akan ciptakan.
7. Pengguna tidak boleh diizinkan untuk meneruskan menjalankan program apabila masih terdapat error.
8. Apabila pengguna melakukan sesuatu yang dapat sangat membahayakan sistem, maka harus ada mekanisme keyboard lock dan instruction
message.
2.2 Teori-teori Khusus.
Teori-teori Khusus ini merupakan teori-teori yang khusus yang berkaitan dengan penelitian.
2.2.1 Sistem Asuransi.
Menurut UU No. 21992 mengenai Usaha Perasuransian , maka pengertian perusahaan Reasuransi ialah perusahaan yang memberikan jasa dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Reasuransi merupakan suatu sistem
penyebaran, dimana penanggung menyebarkan seluruhsebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang menyerahkan pertanggungan
tertanggung disebut ceding company, dan pihak yang menerima pertanggungan penanggung disebut reinsurer atau reasuradur. Fungsi reasuransi adalah: