Bab 4 lecture note1

(1)

4. INTEGRAL FUNGSI

KOMPLEKS

Seperti halnya dalam fungsi riil, dalam fungsi kompleks juga dikenal istilah integral fungsi kompleks serta sifat-sifatnya. Sifat keanalitikan suatu fungsi dalam suatu lintasan tertutup penting dalam perhitungan integral. Setelah membaca Bab 4, mahasiswa diharapkan dapat :

 Menghitung integral lintasan kompleks.

 Menggunakan teorema Cauchy Goursat dan rumus integral Cauchy dalam perhitungan integral

 Menggunakan turunan fungsi analitik untuk menghitung integral


(2)

4.1 Fungsi Kompleks dari Variabel Riil

Misalkan

F(t)

adalah fungsi kompleks dari variabel riil

t

,

ditulis sebagai

F(t) u(t)i v(t)

dengan

u(t)

dan

v(t)

adalah fungsi

riil. Jika

u(t)

dan

v(t)

kontinu pada interval tertutup

atb

,

maka

b

a

b a

b

a v t dt i

dt t u dt

t

F( ) ( ) ( )

.

Sifat-sifat

1. F t dt b

F t

dt a

b

a



  

( ) Re ( )

Re

2. F t dt b

F t

dt

a b

a



  

( ) Im ( )

Im

3. k F t dt k b F t dt

a b

a

( )  ( )

4. F t dt a F t dt

b b

a

( )   ( )

5. F t dt b F t dt

a b

a

( )  ( )

Pembuktian sifat-sifat integral di atas menggunakan sifat-sifat integral fungsi riil.

Bukti sifat 3 :

b

a

b

a k u t iv t dt dt

t F

k ( ) [ ( ) ( )]

b

a

b

a k iv t dt dt

t u

k ( ) ( )

(sifat integral fungsi riil :

b

a b

a k f(x)dx k f(x)dx

b

a b

a u t dt k iv t dt

k ( ) ( )

b

a

b

a iv t dt dt

t u

k ( ) ( )

b

a F t dt

k ( ) (terbukti). □

Bukti sifat 4 :

b

a

b a

b

a v t dt i

dt t u dt

t

F( ) ( ) ( )

(sifat integral fungsi riil :

 a

b b

a f(x)dx f(x)dx

)



a

b

a

b v t dt i

dt t

u( ) ( )



a

b

a

b v t dt i

dt t


(3)



a

b u(t) i v(t) dt



a

b F(t) dt

(terbukti).

4.2 Lintasan

Jika

g

dan h fungsi bernilai riil dan kontinu dari variabel

t

dalam interval tertutup atb, maka himpunan titik-titik di bidang

xy

dapat

dinyatakan dalam bentuk parametrik xg(t), yh(t), atb. Oleh karena itu, himpunan titik-titik dalam bidang kompleks juga dapat dinyatakan dalam bentuk parametrik.

Definisi

4.1

Kurva di bidang datar merupakan kurva mulus (smooth curve) jhj kurva tersebut dapat dinyakan dengan dua fungsi bernilai riil

xg(t) , yh(t),  t 

sedemikian sehingga g'(t)

dt dx

 dan h'(t)

dt dy

 ada dan kontinu dalam interval  t.

Contoh

1

Kurva dengan bentuk parametrik 2

3 0

, sin 2 , cos

2    

t y t t

x merupakan kurva mulus. □

Jika C merupakan kurva mulus dengan bentuk parametrik :

    

g t y h t t x ( ) , ( ), maka

 titik pada C yang berpadanan dengan

t

disebut titik awal C.

 titik pada C yang berpadanan dengan t  disebut titik akhir C.

Selanjutnya, C disebut lintasan (path) bila C terdiri dari berhingga banyak kurva mulus,

n

C C

C

C  1 2

dengan C1,C2,,Cn merupakan kurva mulus. Pengertian lintasan ini sangat penting dalam integral fungsi kompleks karena berperan sebagai selang pengintegralan dalam integral fungsi riil dari satu variabel.

Catatan :

1. C disebut lintasan tertutup jika titik akhir C berhimpit dengan titik awal C.

2. C disebut lintasan terbuka jika titik akhir C tidak berhimpit dengan titik awal C.


(4)

3. C disebut lintasan sederhana jika lintasan tidak memotong dirinya sendiri.

4. C disebut lintasan berganda jika lintasan memotong dirinya sendiri.

Contoh

2

C1 C2

C3 a. Lintasan tertutup

C2 1

C C3 b. Lintasan terbuka

c. Lintasan sederhana d. Lintasan berganda

Teorema

4.1

(

Kurva

Jordan )

Jika C lintasan tertutup sederhana di bidang datar, maka bidang datar itu dibagi oleh C menjadi 3 bagian, yaitu

1. kurva C.

2. bagian dalam C, ditulis Int(C), yang merupakan himpunan terbuka dan terbatas.

3. bagian luar C, ditulis Ext(C), yang merupakan himpunan terbuka dan tidak terbatas.

Kurva C merupakan batas dari himpunan Int(C) dan )

(C Ext .

4.3 Integral Garis

Misalkan kurva mulus C disajikan dengan xg(t), yh(t),

b t

a  

.

g(t) dan h(t) kontinu di atb

.

g'(t) dan h'(t) kontinu di atb

. Kurva

C mempunyai arah dari titik awal A(g(a),h(a)) ke titik akhir B(g(b),h(b))dan P(x,y)suatu fungsi yang terdefinisi di C.

Teorema

4.2

1. Jika P(x,y)kontinu di C, maka

C P(x,y)dx dan

C P(x,y)dy ada dan

b

a

C P(x, y)dx P[g(t),h(t)]g'(t)dt

b

a

C P(x,y)dy P[g(t),h(t)]h'(t)dt

2.

B 

A

A

B P x y dx

dx y x

P( , ) ( , )

3. Jika P(x,y)dan Q(x, y) kontinu di C, maka


(5)

C P(x,y)dx C Q(x,y)dx C P(x,y)dx Q(x,y)dx .

Teorema

4.3

Jika P(x,y)dan Q(x,y) serta turunan parsial tingkat pertama kontinu pada seluruh daerah tertutup

R

yang dibatasi lintasan tertutup C, maka

dxdy

y P x Q dy

Q dx P

R

C



  

 

     

 .

Contoh 3

Tentukan integral garis fungsi M(x,y)xy sepanjang lintasan CK dengan

C : garis dari (0,0) ke (2,0) dan

K

: garis dari (2,0) ke (2,2). Penyelesaian :

(2,2) C : y 0 , 0x2

K

K : x2 , 0y2

Pada kurva C : dy0 dan pada kurva

K

:

0

dx .

(0,0) C (2,0)

 

 

C

K K

C C

dx y x

dx y x M dx

y x M dx

y x M

) (

) , ( )

, ( )

, (

2

0 x dx

= 2. □

 

 

K

K K

C C

dy y x

dy y x M dy

y x M dy

y x M

) (

) , ( )

, ( )

, (

2 

0 (2 y) dx

= 6. □

4.4 Integral Lintasan Kompleks

Diberikan lintasan C dalam bentuk parametrik xg(t), yh(t) dengan atb

.

g(t) dan h(t) kontinu di atb

.

g'(t) dan

) ( ' t

h kontinu di atb

. Jika

zxiy

, maka titik-titik

z

terletak

C

. Arah

pada kurva

C (g(a),h(a)) ke (g(b),h(b))atau dari

z

sampai 


(6)

Definisi

4.2

Diberikan fungsi f(z)u(x,y)iv(x,y) dengan

u

dan

v

fungsi dari

t

yang kontinu sepotong-potong pada

b t

a  

.

Integral fungsi f(z) sepanjang lintasan C

dengan arah dari

z

sampai z adalah

 

b

a f g t ih t g t ih t dt

dz z

f( ) ( ) ( ) '( ) '( )

Sifat-sifat

1.

 

f z dz

dz z

f( ) ( )

2.

C

C k f(z)dz k f(z)dz 3.

  

C C

C f(z) g(z) dz f(z)dz g(z)dz

Contoh 4

Hitung

zez2 dz

jika

: garis lurus dari z0 1 ke z1 2i. Penyelesaian :

1

0 

z z1 2i

(0,1) (2,1)

Persamaan garis

: y 1 dan mempunyai bentuk parametrik :

1 ) (

) (

 

 

t h y

t t g x

, t[0,2] ( 4.1 ) Dari (4.1) diperoleh :

i t t h i t g

z ( ) ( ) 

dz

g'(t)ih'(t)

dt 1.dt

Karena 2

) (z zez

f  maka f

g(t)ih(t)

f(ti)(ti)e(ti)2.

Sehingga,

2

0

)

( 1

)

( 2

2

dt e

i t dz

e

z z t i

t i e t i dt

 2

0

)

( 2

)

( (gunakan subtitusi : u(ti))

3 4 1

2

1 

e i e . □

4.5 Pengintegralan Cauchy

Teorema 4.4

( Teorema

Cauchy)

Jika f(z) analitik dan f'(z) kontinu di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C, maka

C f(z)dz 0.

C

f(z) analitik dan f'(z)kontinu

Contoh 4


(7)

1. 2

) (z z

f

C z dz 0

2

.

□ 2. f(z)1

C dz 0

.

Teorema 4.5

( Teorema

Cauchy-Goursat)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup

sederhana C, maka

C f(z)dz 0.

C

f(z) analitik

Contoh 5

Diketahui C : z 1. Hitunglah

C f(z)dz jika 3 1 ) (

 

z z

f .

Penyelesaian :

2 ) 3 (

1 )

( '

  

z z

f , f(z) tidak analitik di z 3 dan z 3terletak di luar C. Oleh karena itu, f(z) analitik di dalam dan pada lintasan

C, sehingga 0

) 3 (

1

 

dz

z

C . □

Teorema 4.6

(Bentuk lain

Teorema

Cauchy

Goursat )

Jika fungsi f(z)

analitik di seluruh domain

terhubung sederhana

D

, maka untuk setiap

lintasan tertutup

C

di dalam

D

, berlaku

C f(z)dz 0

. □

Teorema 4.7

(Teorema

Cauchy

Goursat

yang

diperluas)

Diberikan suatu lintasan tertutup C, sedangkan n

C C

C1, 2,, adalah lintasan-lintasan tertutup yang terletak di interior C sedemikian sehingga

n

C C

C1, 2,, tidak saling berpotongan. Jika fungsi )

(z

f analitik di dalam daerah tertutup yang terdiri dari titik-titik pada C dan titik-titik di dalam C, kecuali titik-titik interior C1,C2,,Cn, maka

 

C C C Cn

dz z f dz

z f dz

z f dz

z f

1 2

) ( )

( )

( )

(  .

C

C1 f(z) tidak analitik f(z) analitik


(8)

Hitung

C z

dz ) 3

( , jika C : z 2 2.

Penyelesaian :

3 1 ) (

 

z z

f tidak analitik di z3 yang berada di dalam interior C. Dibuat lintasan tertutup C1 di dalam C berpusat di z 3 yaitu

2 1 3 :

1 z 

C . Diperoleh z eit

2 1 3

 , 0t 2 dan dz eit dt

2 1

 .

Menurut Teorema Cauchy Goursat yang diperluas,

 

C C z

dz z

dz

1 ( 3)

) 3 (

2

0 2 1 2 1

t i t i

e

dt

e

i

2

0 dt

i

2 i. □

4.6 Integral Tak Tentu dan Integral Tentu

Jika fungsi f analitik di dalam domain terhubung sederhana

D

,

maka 

z

z f d

z F

0

) ( )

(   mempunyai turunan untuk setiap titik

z

di dalam

D

dengan F'(z) f(z), asalkan lintasan pengintegralan dari z0 ke

z

seluruhnya terletak di dalam

D

. Jadi F(z) juga analitik di dalam

D

.

Teorema 4.8

Jika

dan  di dalam

D

, maka

  

f(z)dz F() F()

. □

D

f(z)

analitik

Contoh 7

i i

i z

dz z

i

i 2 2

2 2 1

2 2

         

.

(Karena f(z)zmerupakan fungsi utuh, maka dapat dibuat sebarang domain terhubung sederhana

D

yang memuat lintasan pengintegralan dari

z

i

ke

i

z2 ). □

4.7 Rumus Integral Cauchy

Teorema

4.9

(Rumus

Jika f(z)

analitik di dalam dan pada lintasan tertutup


(9)

Integral

Cauchy )

C zz dz

z f i z f 0 0 ) ( 2 1 ) ( 

atau

( ) 2 . ( 0) 0 z f i dz z z z f

C  

. □

C

z0

f(z)

analitik

Turunan

Fungsi

Analitik

C

z

z

dz

z

f

i

z

f

2 0 0

)

(

)

(

2

1

)

(

'

) ( ' . 2 ) ( ) ( 0 2 0 z f i dz z z z f

C

C

z

z

dz

z

f

i

z

f

3 0 0

)

(

)

(

2

!

2

)

(

''

) ( '' . ! 2 2 ) ( ) ( 0 3 0 z f i dz z z z f C

 

C n n

dz

z

z

z

f

i

n

z

f

1 0 0

)

(

)

(

2

!

)

(

) ( . ! 2 ) ( ) ( 0 1 0 z f n i dz z z z f n C n

 

Contoh 8

1. Hitung

C z

dz

3 dengan C : z 2 2.

Penyelesaian :

Diambil : f(z) 1 ( f(z) analitik di dalam dan pada C) z0 3 di dalam C.

f(z0)f(3)1

Menggunakan rumus integral Cauchy, diperoleh

i i z f i z dz

C 3 2 . ( 0)2 .12

. □

2. Hitung

C z z

dz

2

3 ( 2) dengan C : z 3 2.

Penyelesaian :

Diambil : ( ) 13

z z

f  ( f(z) analitik di dalam dan pada C) z0 2 di dalam C.


(10)

'( ) 34

z z

f 

16 3 ) 2 ( ' ) (

' z0f 

f .

Menggunakan turunan fungsi analitik, diperoleh

i i

z f i z

z dz

C

 

8 3 ) 16

3 .( 1 2 ) ( . ! 1 2 ) 2

( 2 0

3    

. □

4.8 Teorema Morera dan Teorema Lionville

Teorema

4.10

(Teorema

Morera)

Jika f(z) kontinu dalam domain terhubung

D

dan untuk setiap lintasan tertutup C dalam

D

berlaku

C f(z) dz 0, maka f(z) analitik di seluruh

D

.

Teorema

4.11

(Teorema

Lionville)

Jika f(z) analitik dan f(z) terbatas di seluruh bidang

kompleks, maka f(z) adalah suatu fungsi konstan.

4.9 Teorema Modulus Maksimum

Jika f(z) analitik dan

M

nilai maksimum dari f(z) untuk

z

di dalam

daerah D

z: zz0r

, dan jika f(z0) M , maka f(z) konstan di seluruh

daerah

D

. Akibatnya, jika f(z) analitik dan tidak konstan pada

D

, maka

M z

f( 0) 

.

Prinsip

Modulus

Maksimum

Jika fungsi tak konstan f(z) analitik di z0, maka di setiap kitar dari z0, terdapat titik

z

dan

) ( )

(z0 f z

f.

Teorema

4.12

(Teorema

Modulus

Maksimum)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C, dan f(z) tidak konstan, maka f(z)

mencapai nilai maksimum di suatu titik pada C, yaitu pada perbatasan daerah itu dan tidak di titik interior.

Teorema

4.13

(Ketaksamaa

n Cauchy)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C : zz0r, dan f(z) terbatas pada C,

C z M z

f( )  ,   maka

, 2 , 1 , 0 , ! )

( 0n

r M n z

f n n

.

Ringkasan

Sifat keanalitikan fungsi kompleks di dalam dan pada suatu lintasan tertutup merupakan hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan integral fungsi


(11)

(12)

Soal-soal

1. Hitung

zez2 dz

jika

: kurva y x2 dari 0

0 

z ke z1 1i.

2. Hitung

C f(z)dz jika

3

) (z z

f  dengan C: setengan lingkaran z 2

dari z 2i ke z 2i .

3. Hitung integral fungsi f(z) sepanjang lintasan tertutup C berikut :

a. 2

) 4

( ) (

i z

e z z

f z

 

 , C : z 1 (counterclockwise).

b.

) 4 ( ) 1 ( )

( 2 2

2

 

z z

e z

f

z

, C : ellips x2 4y2 4 (counterclockwise).

c. ( 1)2 cos ) 3 ( ) (

   

z

z z

Ln z

f , C : segiempat dengan titik-titik sudut

z

2

dan z 2i (counterclockwise).

d. 2

3 ) 1 (

3 2 ) (

i z z

z z

f

 

 , C : terdiri dari z 2 (counterclockwise) dan

z 1 (clockwiswe).

e. (2 1)2 sin ) 1 ( ) (

  

z z z z

f , C : zi 2 (counterclockwise).

f. 2

) 2 ( ) (

2

i z z

e z

f

z

 , C : segiempat dengan titik-titik sudut z33i

(counterclockwise) dan z 1 (clockwiswe).

g. 3

3 ) (

sin )

(

i z

z z

z f

 

 , C : segitiga dengan titik-titik sudut z2, z2i (counterclockwise).


(1)

1. 2

) (z z

f

C z dz 0

2

.

□ 2. f(z)1

C dz 0

.

Teorema 4.5

( Teorema

Cauchy-Goursat)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup

sederhana C, maka

C f(z)dz 0. □

C

f(z) analitik

Contoh 5

Diketahui C : z 1. Hitunglah

C f(z)dz jika 3 1 ) (

 

z z

f .

Penyelesaian :

2 ) 3 (

1 )

( '

  

z z

f , f(z) tidak analitik di z 3 dan z 3terletak di luar C. Oleh karena itu, f(z) analitik di dalam dan pada lintasan

C, sehingga 0

) 3 (

1

 

dz

z

C . □

Teorema 4.6

(Bentuk lain

Teorema

Cauchy

Goursat )

Jika fungsi f(z)

analitik di seluruh domain

terhubung sederhana

D

, maka untuk setiap

lintasan tertutup

C

di dalam

D

, berlaku

C f(z)dz 0

. □

Teorema 4.7

(Teorema

Cauchy

Goursat

yang

diperluas)

Diberikan suatu lintasan tertutup C, sedangkan

n

C C

C1, 2,, adalah lintasan-lintasan tertutup yang

terletak di interior C sedemikian sehingga

n

C C

C1, 2,, tidak saling berpotongan. Jika fungsi )

(z

f analitik di dalam daerah tertutup yang terdiri dari titik-titik pada C dan titik-titik di dalam C, kecuali titik-titik interior C1,C2,,Cn, maka

 

C C C Cn

dz z f dz

z f dz

z f dz

z f

1 2

) ( )

( )

( )

(  .

C

C1 f(z) tidak analitik

f(z) analitik

Contoh 6


(2)

Hitung

C z

dz

) 3

( , jika C : z 2 2.

Penyelesaian :

3 1 ) (

 

z z

f tidak analitik di z3 yang berada di dalam interior C. Dibuat lintasan tertutup C1 di dalam C berpusat di z 3 yaitu

2 1 3 :

1 z 

C . Diperoleh z eit

2 1 3

 , 0t 2 dan dz eit dt 2 1

 .

Menurut Teorema Cauchy Goursat yang diperluas,

 

C C z

dz z

dz

1 ( 3) )

3 (

2 0

2 1 2 1

t i t i

e

dt

e

i

2 0 dt i

2 i.

4.6 Integral Tak Tentu dan Integral Tentu

Jika fungsi f analitik di dalam domain terhubung sederhana

D

,

maka 

z

z f d

z F

0 ) ( )

(   mempunyai turunan untuk setiap titik

z

di dalam

D

dengan F'(z) f(z), asalkan lintasan pengintegralan dari z0 ke

z

seluruhnya terletak di dalam

D

. Jadi F(z) juga analitik di dalam

D

.

Teorema 4.8

Jika

dan  di dalam

D

, maka

  

f(z)dz F() F()

. □

D

f(z)

analitik

Contoh 7

i i

i z

dz z

i

i 2 2

2 2 1

2 2

         

.

(Karena f(z)zmerupakan fungsi utuh, maka dapat dibuat sebarang domain terhubung sederhana

D

yang memuat lintasan pengintegralan dari

z

i

ke

i

z2 ). □

4.7 Rumus Integral Cauchy

Teorema

4.9

Jika f(z)

analitik di dalam dan pada lintasan tertutup

C

dan

z0

sebarang titik di dalam

C

, maka


(3)

Integral

Cauchy )

C zz dz

z f i z f 0 0 ) ( 2 1 ) ( 

atau

( ) 2 . ( 0) 0 z f i dz z z z f

C  

. □

C

z0

f(z)

analitik

Turunan

Fungsi

Analitik

C

z

z

dz

z

f

i

z

f

2 0 0

)

(

)

(

2

1

)

(

'

) ( ' . 2 ) ( ) ( 0 2 0 z f i dz z z z f

C

C

z

z

dz

z

f

i

z

f

3 0 0

)

(

)

(

2

!

2

)

(

''

) ( '' . ! 2 2 ) ( ) ( 0 3 0 z f i dz z z z f C

 

C n n

dz

z

z

z

f

i

n

z

f

1 0 0

)

(

)

(

2

!

)

(

) ( . ! 2 ) ( ) ( 0 1 0 z f n i dz z z z f n C n

 

Contoh 8

1. Hitung

C z

dz

3 dengan C : z 2 2.

Penyelesaian :

Diambil : f(z) 1 ( f(z) analitik di dalam dan pada C) z0 3 di dalam C.

f(z0)f(3)1

Menggunakan rumus integral Cauchy, diperoleh i i z f i z dz

C 3 2 . ( 0)2 .12

. □

2. Hitung

C z z

dz 2

3 ( 2) dengan C : z 3 2.

Penyelesaian :

Diambil : ( ) 13

z z

f  ( f(z) analitik di dalam dan pada C) z0 2 di dalam C.


(4)

'( ) 34

z z

f 

16 3 ) 2 ( ' ) (

' z0f 

f .

Menggunakan turunan fungsi analitik, diperoleh

i i

z f i z

z dz

C

 

8 3 ) 16

3 .( 1 2 ) ( . ! 1 2 ) 2

( 2 0

3    

. □

4.8 Teorema Morera dan Teorema Lionville

Teorema

4.10

(Teorema

Morera)

Jika f(z) kontinu dalam domain terhubung

D

dan untuk setiap lintasan tertutup C dalam

D

berlaku

C f(z) dz 0, maka f(z) analitik di seluruh

D

. □

Teorema

4.11

(Teorema

Lionville)

Jika f(z) analitik dan f(z) terbatas di seluruh bidang kompleks, maka f(z) adalah suatu fungsi konstan.

4.9 Teorema Modulus Maksimum

Jika f(z) analitik dan

M

nilai maksimum dari f(z) untuk

z

di dalam daerah D

z: zz0r

, dan jika f(z0) M , maka f(z) konstan di seluruh daerah

D

. Akibatnya, jika f(z) analitik dan tidak konstan pada

D

, maka

M z

f( 0) 

.

Prinsip

Modulus

Maksimum

Jika fungsi tak konstan f(z) analitik di z0, maka di

setiap kitar dari z0, terdapat titik

z

dan )

( )

(z0 f z

f.

Teorema

4.12

(Teorema

Modulus

Maksimum)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C, dan f(z) tidak konstan, maka f(z) mencapai nilai maksimum di suatu titik pada C, yaitu pada perbatasan daerah itu dan tidak di titik interior.

Teorema

4.13

(Ketaksamaa

n Cauchy)

Jika f(z) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C : zz0r, dan f(z) terbatas pada C,

C z M z

f( )  ,   maka

 , 2 , 1 , 0 , ! )

( 0n

r M n z

f n n

.

Ringkasan

Sifat keanalitikan fungsi kompleks di dalam dan pada suatu lintasan tertutup merupakan hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan integral fungsi


(5)

(6)

Soal-soal

1. Hitung

zez2 dz

jika

: kurva y x2 dari 0 0 

z ke z1 1i. 2. Hitung

C f(z)dz jika

3

) (z z

f  dengan C: setengan lingkaran z 2 dari z 2i ke z 2i .

3. Hitung integral fungsi f(z) sepanjang lintasan tertutup C berikut :

a. 2

) 4

( ) (

i z

e z z

f z

 , C : z 1 (counterclockwise).

b.

) 4 ( ) 1 ( )

( 2 2

2

 

z z

e z

f

z

, C : ellips x2 4y2 4 (counterclockwise).

c. ( 1)2

cos ) 3 ( ) (

   

z

z z

Ln z

f , C : segiempat dengan titik-titik sudut

z

2

dan z 2i (counterclockwise).

d. 2

3 ) 1 (

3 2 ) (

i z z

z z

f

 

 , C : terdiri dari z 2 (counterclockwise) dan z 1 (clockwiswe).

e. (2 1)2

sin ) 1 ( ) (

  

z z z z

f , C : zi 2 (counterclockwise).

f. 2

) 2 ( ) (

2

i z z

e z

f

z

 , C : segiempat dengan titik-titik sudut z33i (counterclockwise) dan z 1 (clockwiswe).

g. 3

3 ) (

sin )

(

i z

z z

z f

 

 , C : segitiga dengan titik-titik sudut z2, z2i (counterclockwise).