Pancasila Sebagai Landasan Ideologi, Dasar Falsafat Bangsa Dan Negara

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam Undang-undang Dasar Negara Indonesia. 4. Selanjutnya di atas Undang-undang dasar yaitu sebagai basis maka berdirilah bentuk susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang berasas kekeluargaan. 5. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya tujuan bersama, yaitu tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagiaan bersama, baik jasmaniah maupun rohaniah, serta tuhaniah. 19 C. Pengertian Dan Perkembangan Tafsir Maqas}idi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ‘tafsir’ diartikan dengan keterangan penjelasan tentang ayat ayat suci al- Qur’an 20 . Kata tersebut diadopsi dari bahasa Arab رسف - رسفي - ريسفت yang mempunyai banyak arti, diantaranya menerangkan, menjelaskan, memberikan komentar, menerjemahkan atau mentakwilkan. 21 Maqas}idi merupakan kalimat jamak plural dari kata tunggal maqs}ad yang disertai ya’ nisbat. Lebih jauh, menurut Abd al-Karim Hamidi, secara etimologi bahwa akar kata kalimat ini adalah ‘دصق’ qas}ada yang berarti niat, mantap, menuju kepada sesuatu. Dari akar kata tersebut kemudian muncul kalimat ‘داصثقاا ,دصاق لا ,دصقلا ,دصق لا’ dan 19 Ibid., 50-51. 20 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Media Pustaka Phoenix, 2012, 826. 21 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, 1055. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seterusnya. 22 Secara terminologi pengertian maqas}id adalah akhir, tujuan yang dikehendaki oleh seseorang, baik itu yang bersumber dari ucapan atau perbuatannya. 23 Dari dua kata ini kita dapat memberikan pengertian bahwa tafsir maqas}idi adalah metode penafsiran al- Qur’an dengan menjadikan maqas}id tujuan- tujuan sesuatu sebagai metode penafsiran sekaligus pendekatannya. Konsep maqas}id ini kemudian nanti akan terbagi menjadi dua tema 24 , yang pertama maqas}id al- Qur’an, dan yang ke dua adalah maqas}id al-shariah, sebagaimana yang akan penulis jelaskan setelah ini. Dalam sejarahnya, tafsir ini adalah sesuatu yang relatif baru, terutama dalam posisinya sebagai metode dalam tafsir. Hal ini berangkat dari kaidah di kalangan penganut tafsir kontemporer ‘al-ibrah bi maqas}id shariah’. Kaidah ini berusaha mencoba mencari sintesa kreatif ketika menafsirkan teks dengan berpegang teguh pada tujuan disyariatkannya sebuah doktrin. Oleh karena itu, ayat-ayat al- Qur’an harus difahami dari sisi pesan moral atau maqas}id shariahnya 25 . Inilah yang kemudian dikenal dengan al-tafsir al-maqas}idi menafsirkan al- Qur’an dengan pendekatan maqas}id shariah. Penyebutan ini tafsir maqas}idi meminjam dari 22 Abd al-Karim Hamidi, al-Madkhal Ila Maqas}id al- Qur’an, Riyad: Maktabah al-Rusyd, 2007, 18. 23 Hamidi, al-Madkhal Ila Maqas}id al- Qur’an, 21. 24 Ibid., 24. 25 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta 2010, 64. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id wacana seminar Internasional yang bertemakan metode alternatif penafsiran al- Qur’an seputar kajian tafsir maqas}idi di kota Oujda Maroko. 26 Dalam ranah akademik, topik tafsir maqas}idi pernah diangkat secara tuntas oleh Nurudin Qirath dalam disertasi doktoralnya Universitas Muhammad V yang mengangkat tema Tafsir Maqas}idi Menurut Perspektif Ulama Maghrib ‘Arabi, begitu juga oleh Profesor Jelal el Merini dari Universitas Qarawiyin dari bukunya D}awabit} Tafsir Maqas}idi li Al- Qur’an Al-Karim dan beberapa penelitian lain yang sebagian besar dilakukan oleh ulama maghrib Maroko. 27 Menurut Abd Madjid al-Najjar, seharusnya wilayah kajian maqas}id shariah menyentuh apa saja yang dapat dikatakan sebagai perintah dan larangan Tuhan, baik dalam tataran tingka laku manusia maupun dalam akidah dan aspek-aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Setiap perintah Tuhan tentu memilki tujuan maqs}ad yang menuntut untuk direalisasikan, baik di dunia maupun di akhirat. Perintah beriman kepada Allah Swt, misalnya bertujuan untuk merealisasikan ketenangan jiwa di dunia sebelum mendapat kenikmatan surgawi di akhirat. Berkaitan dengan tujuan ini, Allah menegaskan dalam surat al- Ra’d ayat 28 : ala bi d}ikrillahi tat}mainnul qulub ketahuilah dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. 28 Berbicara tentang maqas}id shariah sebagai landasan dasar tafsir maqas}idi, sebelum T{ahir Ibn Ashur, maqas}id Shariah belum sama sekali didefinisikan oleh 26 Sumber:http:idrismuhammad.blogspot.co.id201012tafsir-maqashidi-sebuah- tawaran.html diakses : 25-1-2017 27 Ibid., 28 Halil Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah Yogyakarta: LkiS 2015. 16. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tokoh maqas}id, termasuk oleh al-Shatibi yang merupakan konseptor maqasid pertama dalam karyanya al-muwafaqat. Adapun alasannya kenapa al-Shatibi mengesampingkan definisi maqas}id sariah menurut Musfir bin Ali al-Qaht}ani ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini. Pertama: Bahwa al-Muwafaqat yang ditulis al-Shatibi hanya untuk konsumsi ulama yang betul-betul mendalam dan mempunyai perhatian besar terhadap ilmu syariat. Oleh karena itu, dia tidak merasa butuh untuk mendefinisikan sesuatu yang sudah sama-sama diketahui oleh kalangan ulama. Kedua: Fokus kajian al-Shatibi dalam muwafaqat adalah membangun teori maqas}id yang belum terjamah oleh ulama sebelumnya. Walaupun secara khusus al- Shatibi tidak mendefinisikannya, penjelasan detail yang ia kemukakan mengantarkan pembaca pada definisi maqas}id al-shariah. 29 Setelah al-Shatibi, konsep maqas}id al-shariah mengalami perkembangan pesat, dan para ulama sadar bahwa kajian yang mereka kaji perlu didefinisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kaidah- kaidah baku dalam memberikan definisi, yaitu jami mani’ komprehensif. Menurut al-Raisuni, sebagaimana dikutip oleh Imam al-Mawardi, shariah adalah “sejumlah hukum amaliah yang dibawa oleh agama Islam, baik yang berkaitan dengan konsepsi akidah maupun legislasi hukum Islam. 30 Definisi yang dikemukakan oleh para ulama itu yang merujuk pada padanan-padanan maknanya, seperti hikmah hukum, tujuan-tujuan hukum, makna-makna hukum. Definisi tersebut 29 Ibid., 16. 30 Imam Mawardi, Fiqih Minoritas Fiqih al-Aqalliyat Dan Evolusi Maqas}id al-Shariah Dari Konsep Ke Pendekatan Yogyakarta: LkiS, 2000. 178-179. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id secara berurutan dikemukanan oleh al-Banani, al-Asnawi dan al-Samarqandi. Dengan demikian, ada kaitan erat antara maqas}id shariah dengan hikmah, illat, tujuan atau niat, dan kemaslahatan. 31 Pengertian maqas}id al-shariah yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Ibn Ashur. Menurut Ibn Ashur, maqas}id al- tashri’ al-ammah adalah: هحاص ادتساو اا ا ظفح ه ا يف يرشتلا ن اعلا دصاق لا ا اا هو هي ع ن ي لا اصب ه ع اصو ه قع اص هحاص شيو , اس هيف شيعي لا لاعلا اد ج ن هيدي نيب ا اصو Tujuan maqas}id shariat secara umum adalah terbentuknya tatanan umat dan segala bentuk kebaikan bagi mereka seluruhnya. Hal tersebut mencakup kebaikan, baik bagi akal, perbuatan dan seluruh alam tempat mereka hidup. 32 Senada dengan Ibn Ashur, Jaser Auda menambahkan bahwa maqas}id shariah yaitu makna-makna yang ingin direalisasikan oleh Sha ri’ melalui syariat dan hukum hukumnya. Menurut Abd al-Karim Hamidi, maqas}id al-shariah adalah makna, tujuan-tujuan dan hukum yang ingin diwujudkan oleh Sha ri’ Allah ketika mensyariatkan sebuah hukum. 33 Maqas}id shariah terdiri atas tiga kategori berdasarkan urutan prioritas dan signifikansinya, yaitu umum amm, khusus khass, dan partikular juz’iyyat. Maqas}id amm, adalah makna-makna yang terkandung dalam seluruh atau mayoritas 31 Mawardi, Fiqih Minoritas Fiqih al-Aqalliyat Dan Evolusi Maqas}id al-Shariah Dari Konsep Ke Pendekatan 180. 32 Al-T{ahir Ibn Ashur, Maqas}id al-Shariah al-Islamiyah, Kairo Mesir: Dar al-Salam 2014, 68. 33 Abd al-Karim Hamidi, al-Madkhal Ila Maqas}id al- Qur’an, Riyad: Maktabah al-Rusyd, 2007, 25. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kondisi syariat, seperti maqas}id toleransi, kemudahan, keadilan, pemeliharaan fitrah, kesetaraan dan sebagainya. 34 Al-mas}lahah al-ammah tercakup dalam pembagian ulama tentang lima maslahah yang terkenal yang menjadi tujuan syariat demi kebaikan hambaNya, baik dunia maupun akhirat, seperti pelestarian agama, jiwa raga, akal, keturunan dan harta benda. 35 Tujuan umum syariat Islam berhubungan dengan tujuan diciptakannya manusia yakni agar menjadi khalifah pemimpin, pengelola di muka bumi dengan beribadah kepada Allah Swt. Sementara kepemimpinan tidak akan terwujud secara nyata tanpa adanya keteraturan yang bersifat individu dalam wadah kehidupan sosial. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan umum dan tertinggi dari syariat Islam adalah untuk mewujudkan tujuan kehadirannya di muka bumi, yakni sebagai khalifah dengan mengemban amanat mewujudkan kemaslahatan sebagai individu dan bagian dari sistem kehidupan sosial masyarakat agar memperoleh kebahagiaan sejati baik di dunia ataupun akhirat. 36

D. Tujuan-tujuan umum al-maqas}id al-ammah dalam Al-Qur’an

Pembahasan maqas}id shariah telah banyak dibahas oleh para ulama, tapi jarang yang mencoba melakukan pembahasan atau berbicara tentang tujuan-tujuan umum 34 Jaser Auda, Wanita Dan Masjid, Jakarta: Amzah. 2015, 12. 35 Auda, Wanita Dan Masjid, 13. 36 Halil Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah Yoguakarta: LkiS. 2015. 19. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dalam al- Qur’an maqas}id al-ammah fi al-Qur’an. Halil Tahir mengutip pendapat Ahmad al-Raisuni dalam kitabnya Maqas}id al-maqas}id al-ghayat al-ilmiyyah wa al- amaliyyah li maqasid al-shariah, bahwa yang dimaksud dengan tujuan-tujuan umum al-Quran maqas}id al- Qur’an adalah: 37 ف اعلا دصاق لا ا ا ت ارقلا ا حا ن صا لا اي علا ارعاا ك Tujuan tujuan luhur yang diperoleh dari sekumpulan hukum-hukum al- Qur’an Dalam bukunya al-Madkhal ila Maqas}id al- Qur’an, Abd al-Karim Hamidi menulis: دابعلا حلاص ل اقيق ت ا جا ارقلا ا ىتلا اياغلا ه ارقلا دصاق Maqas}id al- Qur’an adalah tujuan-tujuan yang dengannya al-Qur’an diturunkan, yang seluruhnya berorientasi untuk kemaslahatan hamba. Sementara untuk mengetahui tujuan al- Qur’an bisa dengan dua cara sebagai berikut : 1. Diketahui secara mans}us}ah ditegaskan oleh nash Yang maksudnya bahwa al- Qur’an secara tegas menyebutkan tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Menurut al-Raisuni, ada empat tujuan yang secara tegas disebutkan dalam al- Qur’an: Pertama: Mengesakan Allah Swt dan beribadah kepadaNya 37 Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah 19- 20. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tauhidullah wa ibadatihi. 38 Diantara ayat yang berbicara tentang tauhid ini adalah Surat Hud ayat 1-3 berikut:                                                   Alif laam raa, Inilah suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu, Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya Aku Muhammad adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya, Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. 39 Tujuan ke dua adalah, petunjuk hidayah bagi manusia baik dalam urusan agama maupun duniawi maqas}id al-hidayah al-diniyyah wa al-dunyawiyyah 40 Berkaitan dengan tujuan ini dalam beberapa ayat, yaitu: Surat al-Baqarah ayat 185:             38 Ibid., 20. 39 Al-Quran dan Terjemahnya, 11:1-3. 40 Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah 21. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. 41 Tujuan al- Qur’an ketiga adalah penyucian diri dan mengajarkan kebijaksanaan maqsad al- tazkiyyah wa ta’lim al-hikmah. 42 Tujuan ini dapat kita lihat dalam beberapa ayat sebagai berikut:                           Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Tujuan al- Qur’an yang ke empat adalah kasih sayang dan kebahagiaan maqsad al-rahmah wa al- sa’adah 43 dan dapat difahami dalam beberapa ayat sebagai berikut:       Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. 44 41 Al- Qur’an dan Terjemahnya, 2:185. 42 Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah, 24 43 Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah, 25. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Surat al- Isra’ ayat 82:                Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang- orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. 45 Tujuan al- Qur’an yang ke lima adalah menegakkan kebenaran dan keadilan maqsad al-haq wa al-adalah 46 , yang secara tegas dapat kita lihat pada beberapa ayat sebagai berikut: Surat al-Hadid ayat 25:                                Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, supaya mereka mempergunakan besi itu dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong agamaNya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 47 44 Al- Qur’an dan Terjemahnya, 21:107. 45 Al- Qur’an dan Terjemahnya, 17:82. 46 Tahir, Ijtihad Maqas}idi, Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah 26. 47 Al- Qur’an dan Terjemahnya, 57:25.