PENGARUH 1-METHILCYCLOPROPENE (1- MCP), KITOSAN, DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’

(1)

Esti Hikmawati

ABSTRACT

EFFECT OF 1-METHILCYCLOPROPENE(1-MCP), CHITOSAN, AND TEMPERATURE STORAGE ON SHELF LIFE AND QUALITY OF

‘CAVENDISH’ BANANA

By

ESTI HIKMAWATI

‘Cavendish’ bananais one of high quality banana cultivar that much preferred by the public. In addition to the sweet taste, ‘Cavendish’ bananais also rich in fiber. Banana are classified as easily damage climacteric fruits. In the climacteric fruit, during the ripening process, respiration and transpiration increase. This condition accelerates the softening process of the fruit and shortens shelf life. Ripening process that occurs can not be stopped, but can be inhibited by application of 1-MCP, chitosan and temperaturestorage so the shelf life of ‘Cavendish’banana can be extended.

This study aimed at determining the effects of (1) 1-MCP application, (2) chitosan application, (3) cold temperature application, (4) interactions among 1-MCP, chitosan and cold temperature applications on the shelf life and quality of ‘Cavendish’ banana. This research was conduct at the Laboratory of Horticultural Postharvest, Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung.


(2)

Esti Hikmawati

The experiment was conducted in July until August 2014. The research material used wasstage V ‘Cavendish’ bananas. Research arranged in a Completely Randomized Design with 2 x 2 x 2 factorial, with treatments of 1-MCP ethylene inhibitor (without and with 1-MCP) x chitosan (without and with 2.5% chitosan) x temperature storage (room temperature 25°C and a low temperature of 20°C ). Each treatment had three

repetitions and consistedof a same maturity level of banana ‘cluster’ with two‘finger’ fruit. For comparison, abanana‘cluster’was observe. Changes of shelf life, fruit weight, fruit hardness, dissolved solids content(°Brix), discoloration, and free acid had been observed.

The results showed that (1) 1-MCP application is did not significantly extending the shelf life and reduced weight loss during storage, but inhibit the softening process of ‘Cavendish’banana flesh of fruit, (2) the 2.5% chitosan application significantly extended the shelf life, but did not inhibit the softening process of‘Cavendish’ banana flesh of fruit and weight loss during storage, (3) the cold temperature

application extended the shelf life and inhibited thesoftening process of ‘Cavendish’ banana flesh of fruit, but did not reduce the weight loss during storage and (4) combination of the three treatments (1-MCP, chitosan, and cold temperature application)extended shelf life of ‘Cavendish’ bananabut could not maintain the quality of the fruit.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH 1-METHILCYCLOPROPENE (1- MCP), KITOSAN, DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH

PISANG ‘CAVENDISH’ Oleh

ESTI HIKMAWATI

Buah pisang ‘Cavendish’ merupakan salah satu kultivar pisang bermutu yang banyak disukai oleh masyarakat. Selain rasanya yang manis, buah pisang

‘Cavendish’ juga kaya akan serat. Buah pisang tergolong buah klimakterik yang mudah mengalami kerusakan. Pada buah klimakterik, selama proses pemasakan terjadi peningkatan respirasi dan transpirasi yang tinggi sehingga dapat

mempercepat pelunakan buah dan memperpendek masa simpan. Proses

pemasakan yang terjadi tidak dapat dihentikan, akan tetapi dapat dihambat dengan pemberian 1-MCP, kitosan dan suhu simpan sehingga masa simpan buah pisang ‘Cavendish’ dapat diperpanjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) aplikasi 1-MCP,

(2) aplikasi kitosan, (3) aplikasi suhu dingin, (4) interaksi antara 1-MCP, kitosan dan suhu dingin terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


(4)

Esti Hikmawati Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. Bahan penelitian yang digunakan adalah pisang ‘Cavendish’ stadium V. Penelitian disusun dalam Rancangan Teracak Sempurna (RTS) dengan perlakuan disusun factorial 2 x 2 x 2, yaitu perlakuan inhibitor etilen 1-MCP (tanpa dan dengan 1-MCP) x kitosan (tanpa dan dengan 2,5% kitosan) x suhu simpan (suhu kamar 25 °C dan suhu rendah 20 °C). Masing-masing perlakuan mengalami tiga kali pengulangan, masing-masing terdiri atas satu cluster pisang yang terdiri dari dua finger buah dengan tingkat kemasakan seseragam mungkin. Sebagai pembanding, satu cluster pisang diamati pada awal penelitian. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan masa simpan, bobot buah, kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (οBrix), perubahan warna dan asam bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi 1-MCP tidak nyata

memperpanjang masa simpan dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan, akan tetapi nyata menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’, (2) pemberian kitosan 2,5% nyata memperpanjang masa simpan, akan tetapi belum mampu menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’ dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan, (3) penggunaan suhu dingin nyata

memperpanjang masa simpan dan menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum mampu mengurangi kehilangan susut bobot selama penyimpanan dan (4) kombinasi ketiga perlakuan yaitu 1-MCP, kitosan dan suhu mampu memperpanajang masa simpan buah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum dapat mempertahankan mutu buahnya.


(5)

PENGARUH 1-

METHILCYCLOPROPENE

(1- MCP), KITOSAN,

DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN

MUTU BUAH PISANG

CAVENDISH

Oleh

Esti Hikmawati

Skripsi

Sebagai salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(6)

PENGARUH 1-METHYLCYCLOPROPENE(1- MCP), KITOSAN, DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH

PISANG‘CAVENDISH’ (Skripsi)

Oleh

Esti Hikmawati

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’ ... 7 2. Pisang ‘Cavendish’ stadium V ... 11 3. Sketsa percobaangassing1-MCP ... 12 4. Kondisi buah pisang ‘Cavendish’ pada saat


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ... 3

1.4 Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 PascapanenPisang ‘Cavendish’... 6

2.2 1-Methylcyclopropene(1-MCP) ... 7

2.3 Kitosan ... 8

2.4 Suhu Dingin ... 9

III. BAHAN DAN METODE... 11

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

3.2 Bahan dan Alat ... 11

3.3 Metode Penelitian ... 12

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 13

3.5 Pengamatan ... 14

3.5.1 Susut bobot buah ... 14

3.5.2 Kekerasan buah ... 15

3.5.3 Pengukuran kandunganoBrix dan asam bebas ... 15

3.5.4 Perubahan warna ... 16

3.5.5 Penentuan tingkat kemanisan... 16


(9)

iv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 27

5.1 Kesimpulan ... 27

5.2 Saran ... 28

PUSTAKA ACUAN ... 29

LAMPIRAN Data editor dan hasil analisis SAS peubah masa simpan ... 34


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengaruh konsentrasi 1-MCP, kitosan dan suhu simpan terhadap masa simpan, tingkat kekerasan, dan susut bobot buah pisang

‘Cavendish’ ... 18 2. Pengaruh konsentrasi 1-MCP, kitosan, dan suhu simpan terhadap

padatan terlarut, asam bebas dan tingkat kemanisan buah pisang

‘Cavendish’... 25 Lama simpan dan peubah mutu buah pisang ‘Cavendish’... 32 3. Suhu dan kelembapan selama pengamatan buah pisang


(11)

Teriring rasa syukur kepada ALLAH Subhanahu wa ta ala

sebagai baktiku kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, atas keringat yang tak pernah kering,

serta doa yang tak pernah putus,

kupersembahkan skripsi ini untuk keduanya, kedua adikku, sahabat, dan almamater tercinta


(12)

Tindakan utama yang harus kita kerjakan bukanlah melihat apa yang terletak

samar-samar dikejauhan, melainkan melaksanakan apa yang

tampak jelas di depan mata.

Tuntutlah ilmu, tetapi tidak melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah, tetapi tidak melupakan ilmu.

(Hasan al-Bashri)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang

kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya

Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo a apabila ia memohon kepada-Ku,

maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,

agar mereka selalu berada dalam kebenaran . (QS. Al Baqarah: 186)

Berdo alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan

diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina .


(13)

(14)

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Banarjoyo, kecamatan Batanghari, kabupaten Lampung Timur pada tanggal 12 Mei 1992. Penulis adalah putri pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan bapak H. Uzer Sashadi dan ibu Dra. Sukarsih. Penulis memulai pendidikan di TK Aisyah Bustanul Atfal, Banarjoyo, kecamatan Batanghari, kabupaten Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 1998. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Banarjoyo, kecamatan Batanghari, kabupaten Lampung Timur pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Batanghari, kabupaten Lampung Timur pada tahun 2007. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah kejuruan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian di SMKN 2 Metro pada tahun 2010. Pada tahun yang sama Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, pada tahun pertama Penulis aktif dalam Forum Studi Islam Fakultas Pertanian (FOSI-FP) periode 2010-2011. Pada tahun kedua, Penulis aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-U) periode 2011-2012. Pada tahun ketiga, Penulis aktif dalam Radio Kampus Universitas Lampung (Rakanila) periode 2012-2013. Pada bulan Juni 2013, Penulis mengikuti Praktik Umum (PU) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


(16)

(BPTP) Pasar Minggu Jakarta Selatan. Pada bulan Januari 2014, Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Way Muli, kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Pada tahun yang sama, Penulis menjadi asisten mata kuliah Metode Ilmiah dan Teknologi Panen dan Pascapanen.


(17)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat AllahSubhanahu wata’alaatas rahmat

dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudulPengaruh 1-Methilcyclopropane(1- MCP), Kitosan, dan Suhu Simpan Terhadap Masa Simpan dan Mutu Buah Pisang‘Cavendish’. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad

Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Pembimbing Utama, atas saran, motivasi, bimbingan, dan fasilitas yang diberikan selama

pelaksanaan penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai;

2. Ibu Ir. Zulferiyenni, M.T.A., selaku Pembimbing II, atas semua nasihat, saran dan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini;

3. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku penguji, atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan;

4. Bapak Ir. Sugiatno, M.S., selaku Pembimbing Akademik, atas semangat, serta saran dan bimbingan yang diberikan;

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat. M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;


(18)

ii

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

7. Seluruh dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama Penulis melaksanakan pendidikan;

8. Ayahanda Uzer Sashadi, ibunda Sukarsih, kedua adik Penulis (Endi Munadi Ukasi dan Ahmad Arya Hawari)yang selalu memberikan do’a, semangat,

kesabaran, kasih sayang serta dukungan demi kesuksesan Penulis;

9. Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Safira, Ade, Bayu, Dwi, dan Malida, atas kebersamaan, bantuan, serta semangat yang diberikan selama melaksanakan penelitian;

10. Sahabat-Sahabatku : Te Melda, Te Fidya, Mak Ervy, Dek Lina, Pau Puji, Ista Sari, Ndut Astri, Sese, Kilol, Dwi Fajri, Wasis, Mbak Fatya, Mb Ika, Mbak Iik, Mbak Nung, Mbak Desis, Mb Titin, Mas Budi, dan Mas Wawan atas kebersamaan, dukungan, motivasi dan semangatnya selama ini;

11. Teman-teman satu angkatan di Jurusan Agroteknologi angkatan 2010; 12. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung, yang tidak dapat Penulis tuliskan satu per satu;

Semoga AllahSubhanahu wa ta’alamelimpahkan rahmat serta membalas bantuan

yang telah diberikan dengan balasan yang sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,


(19)

(20)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Pisang merupakan jenis buah yang banyak disukai, karena rasanya yang manis, enak dan kaya akan serat. Salah satu jenis pisang yang banyak dikonsumsi adalah pisang ‘Cavendish’. Akan tetapi, pisang ‘Cavendish’ mudah mengalami

kerusakan, sehingga masa simpannya menjadi pendek. Kerusakan yang terjadi juga dapat menyebabkan kerugian pascapanen yang cukup besar (Decostaet al., 2005).

Kerusakan pada buah pisang ‘Cavendish’ disebabkan oleh prosesfisiologis yang tetap berlangsung, meskipun buah tersebut telah dipanen. Proses fisiologis yang terjadi menyebabkan mutu buah menurun dan masa simpan menjadi lebih pendek. Untuk itu, diperlukan teknik penyimpanan yang tepat dengan menghambat kerja etilen di dalam produk. Metode yang dapat digunakan adalah dengan pemberian 1-MCP dan kitosan.

Penambahan 1-MCP mampu mempertahankan tingkat kekerasan buah pisang (Zhanget al., 2006), dan pemberian 1-MCP 0,5 µl/l mampu menunda pemasakan buah pisang ‘Ambon’ hingga 35 hari pada suhu ruang dengan mutu yang masih dapat diterima konsumen (Suprayatmiet al., 2005). 1-MCP bekerja dengan cara


(21)

2 menghambat kerja etilen sehingga dapat menunda pemasakan pisang ‘Cavendish’, sedangkan penambahan kitosan untuk menghambat laju respirasi dan transpirasi produk. Kitosan berfungsi sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk melapisi buah (fruit coating). Bahannya aman untuk dipergunakan, tidak beracun dan lapisannya bersifatsemipermeable. Kitosan juga dapat berfungsi untuk menunda pemasakan (El-Ghaouthet al., 1992).

Suhu yang digunakan dalam penyimpanan pisang ‘Cavendish’adalah suhu dingin. Suhu dingin diketahui dapat menghambat pemasakan buah pisang (Purwoko, 1995). Karena menghambat proses pemasakan, penyimpanan pada suhu dingin diharapkan dapat memperpanjang masa simpan. Untuk itu, perlu dipelajari hubungan ketiga perlakuan dan kombinasinya agar dapat memberikan kondisi terbaik untuk dapat menunda pemasakan, sehingga diharapkan dapat

memperpanjang masa simpan dan juga mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah aplikasi 1-MCP berpengaruh terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

2. Apakah aplikasi kitosan berpengaruh terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

3. Apakah aplikasi suhu dingin berpengaruh terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’?


(22)

3 4. Apakah kombinasi aplikasi 1-MCP, kitosan dan suhu dingin berpengaruh

terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengaruh aplikasi 1-MCP terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

2. Mengetahui pengaruh aplikasi kitosan terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

3. Mengetahui pengaruh aplikasi suhu dingin terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

4. Mengetahui interaksi antara 1-MCP, kitosan dan suhu dingin terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

1.3 Kerangka Pemikiran

Penanganan pascapanen yang tidak tepat di lapangan dapat mengakibatkan mutu buah pisang ‘Cavendish’ menurun, sehingga dapat mempengaruhi nilai jual produk di pasaran. Pisang ‘Cavendish’ merupakan bahan pangan yang sangat rentan terhadap kerusakan karena proses respirasi tetap berlangsung meskipun buah tersebut telah dipanen.


(23)

4 Teknologi pascapanen yang dapat dilakukan untuk memperpanjang masa

simpan buah adalah penggunaan 1-methylcyclopropene (1-MCP). Beberapa penelitian menyatakan bahwa 1-MCP mempunyai pengaruh menghambat kerja etilen pada berbagai buah di antaranyapisang ‘Cavendish’(Suprayatmiet al., 2005; Zhanget al., 2006), strawberi, apel, buah pir, nenas, alpukat, tomat (Blankenship dan Dole, 2003).

Proses respirasi, produksi etilen dan transpirasi yang terjadi pada buah pisang ‘Cavendish’ perlu dihambat agar masa simpan dapat ditingkatkan. Pelapisan buah adalah cara yang dapat dilakukan untuk menghambat proses transpirasi sehingga pelunakan buah dapat dihambat. Pelapisan buah pisang menggunakan pelapis dari luar dapat menggunakan kitosan. Kitosan merupakan bahan pelapis yang aman serta mudah digunakan, tidak beracun dan lapisannya semipermabel. Selain itu, kitosan juga dapat berfungsi untuk menunda pemasakan (EL-Ghaouthet al., 1992). Aplikasi kitosan 2,5% pada buah jambu biji (Psidium guajavaL) mampu memperpanjang masa simpan 2,56 hari lebih lama dibandingkan perlakuan kontrol (Widodoet al., 2012).

Decosta dan Erabadupitiya (2005) melaporkan bahwa perubahan pisang terjadi dengan cepat setelah panen, serta warna dan rasa akan mudah rusak jika disimpan dalam suhu yang relatif tinggi. Untuk mengurangi tingkat kerusakan pada pisang ‘Cavendish’ dapat dilakukan denganpenyimpanan pada suhu dingin. Suhu rendah dapat mempengaruhi laju respirasi. Semakin rendah suhu yang digunakan dalam penyimpanan, maka semakin lambat laju respirasi yang terjadi


(24)

5 1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dijelaskan maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut.

1. Aplikasi 1-MCP mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

2. Aplikasi kitosan mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’;

3. Aplikasi suhu dingin mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankanmutu buah pisang ‘Cavendish’;

4. Interaksi antara 1-MCP, kitosan, dan suhu dingin akan lebih mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pascapanen Pisang ‘Cavendish’

Penanganan pascapanen buah yang tidak tepat di lapang dapat menimbulkan kerugian. Di negara-negara maju kerugian yang ditimbulkan mencapai 5 sampai 25%, sedangkan di negara-negara berkembang dapat mencapai 20 sampai 50%. Kerugian tersebut cukup besar, untuk itu diperlukan penanganan khusus untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Teknik yang dapat digunakan untuk menunda pemasakan sehingga buah menjadi lebih tahan lama, meliputi pengontrolan suhu, pengaturan kelembapan relatif, modifikasi atmosfir (MA) pada penyimpanan, pengurangan produksi etilen, atau inhibisi etilen yang dilakukan melalui cara-cara kimia (Goldinget al., 2005).

Pisang ‘Cavendish’merupakan jenis buah klimakterik. Buah klimakterik dicirikan dengan adanya peningkatan respirasi yang tinggi dan mendadak (respiration burst) yang menyertai atau mendahului pemasakan. Aktivitas transpirasi yang tinggi pada buah akan menyebabkan banyaknya kehilangan air, banyaknya air yang hilang selama penyimpanan menyebabkan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’ menjadi lebih besar.


(26)

7 Proses fisiologis dan kimia pada buah pisang‘Cavendish’ akan terus berlangsung hingga buah tersebut berubah warna menjadi kecoklatan, kemudian busuk dan tidak layak untuk dikonsumsi. Stadium atau tingkat perubahan warna pada buah pisang ‘Cavendish dari hijau menjadi coklat terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Stadium buah pisang‘Cavendish’

Perubahan warna pada pisang ‘Cavendish’ akan lebih cepat jika tidak dilakukan tindakan untuk menghambat proses respirasi dan transpirasi yang terjadi. Proses fisiologis yang tetap berlangsung dapat menyebabkan masa simpan menjadi pendek serta menimbulkan kerugian, sehingga masa simpan buah pisang ‘Cavendish’ menjadi tidak tahan lama.

2.2 1-Methylcyclopropene(1-MCP)

1-Methylcyclopropene(1-MCP) diantaranya dapat digunakan untuk

memperpanjang masa simpan buah. Senyawa 1-MCP menghambat pemasakan dengan memasuki reseptor etilen kemudian menguncinya sehingga etilen tidak dapat memasuki resptor etilen dan melakukan pemasakan (Sereket al., 1994).


(27)

8 1-MCP menghambat etilen yang diproduksi oleh buah sehingga pemasakan

tertunda (Cantinet al., 2011). Pemberian 1-MCP 0,5 µ/Lpada pisang ‘Ambon’ mampu menunda pemasakan hingga 36 hari pada suhu ruang (Suprayatmiet al., 2005). Menurut Jianget al(1999), 1-MCP dapat diaplikasikan pada suhu ruang (20-25 °C). Tetapi dapat juga diaplikasikan pada suhu rendah untuk beberapa komoditas (Blakenship and Dole., 2003). Perlakuan 1-MCP dapat menghambat perubahan warna dan menunda pelunakan buah pisang pada suhu simpan 20 °C (Pelayoet al., 2005).

1-MCP menunda pelunakan alpukat 4,4 hari, apel 3,4 hari, dan mangga 5,1 hari (Hofmanet al., 2001). 1-MCP yang ditambahkan juga dapat mempertahankan tingkat kekerasan buah pisang (Zhanget al., 2006). 1-MCP adalah gas yang mencegah etilen terikat ke reseptor etilen sehingga dapat menunda pembentukan warna (akumulasi lycopene dan degradasi klorofil), pelunakan dan mengurangi produksi etilen pada buah tomat (Guillenet al., 2006). Pemberian 1-MCP terhadap nilai asam bebas memberikan efek yang berbeda-beda, bergantung pada kultivar dan metode yang digunakan seperti konsentrasi 1-MCP, waktu pemberian dan suhu (Miret al., 2001)

2.3 Kitosan

Kitosan didapatkan dari kitin dengan proses destilasi. Kitin umumnya diperoleh dari kerangka hewan invertebrata. Kitosan dapat diaplikasikan sebagai pelapis pada berbagai makanan, karena bahannya aman dan bentuk lapisannya


(28)

9 pada jaringan tanaman, yaitu enzim yang dapat mendegradasi kitin yang

merupakan penyusun dinding sel fungi. Penggunaan kitosan sebagai pelapis buah dapat menghambat difusi oksigen ke dalam buah sehingga proses respirasi dapat dihambat (El-Ghaouthet al.,1992).

Kitosan berfungsi untuk meningkatkan mutu penampakan fisik buah, menghambat pergerakan gas O2ke dalam buah dan CO2ke udara di dalam kemasan,

mengontrol perubahan fisiologi dan mikrobiologi (Kitturet al., 1998).

Adanya pelapisan lilin, dapat mengurangi susut bobot dan menghambat pelunakan buah (Hagenmaier dan Shaw, 1992)

2.4 Suhu Dingin

Menurut Purwoko (1995), suhu dingin diketahui dapat menghambat proses pemasakan buah pisang. Kombinasi kemasan plastik polietilen dan suhu dingin (15.5οC) pada perlakuan penyimpanan diketahui dapat memperpanjang umur simpan pisang ‘Barangan’ sampai 25 hari, dibandingkan pada suhu ruang dengan masa simpan hanya 15 hari (Napitupulu dan Syaifullah, 1990). Kelembapan yang digunakan untuk penyimpanan pisang adalah 90-95% (Ahmadet al., 2006). Buah salak yang disimpan pada suhu dingin memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan buah salak yang disimpan pada suhu ruang (Adirahmantoet al., 2013)

Lama penyimpanan buah pisang ‘Cavendish’ menyebabkan susut bobot menjadi semakin tinggi. Hal ini karena selama penyimpanan, buah pisang mengalami proses transpirasi yang menyebabkan kehilangan air. Susut bobot yang terjadi


(29)

10 akan berbeda jika buah pisang ‘Cavendish’ disimpan pada dua suhu yang berbeda. Menurut Purwoko (1995), persentase susut bobot pada buah pisang yang disimpan pada suhu dingin lebih kecil dibandingkan buah pisang yang disimpan pada suhu kamar.


(30)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan baku yang diperlukan dalam penelitian ini adalah buah pisang ‘Cavendish’ stadium V (Gambar 2). Pisang ‘Cavendish’ diperolehdari PT. Nusantara

Tropical Farm (NTF) Way Jepara, Lampung Timur. Buah langsung dibawa ke Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, untuk disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kemasakan yang seragam dan segera diperlakukan sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Bahan lain yang dipergunakan adalah kitosan 2,5%, asam asetat 0,5%, 0,5 gram 1-MCP, aquades, fenolftalein, dan NaOH 0,1 N.


(31)

12 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahrefractometer, penetrometer, blender, sentrifius ‘Heraus Sepatech’, erlenmeyer, labu ukur,humidifier, lemari es, pipet tetes, timbangan, kontainer kedap udara 80 L,tissue, dan piring

styrofoam.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun dalam Rancangan Teracak Sempurna (RTS) dengan tiga ulangan, terdiri atas 1clusterpisang (yang terdiri atas duafingerbuah).

Rancangan penelitian disusun secara faktorial 2 x 2 x 2, yaitu perlakuan inhibitor etilen 1-MCP (tanpa dan dengan 1-MCP) x kitosan (tanpa dan dengan 2,5% kitosan) x suhu simpan (suhu kamar 20οC dan suhu rendah 25οC ). Oleh karena itu, kombinasi perlakuan 1-MCP x kitosan x suhu akan berisi 8 kombinasi, yaitu: M0K0T0, M0K0T1, M0K1T0, M0K1T1, M1K0T0, M1K0T1, M1K1T0 dan M1K1T1. Sebagai pembanding, satuclusterpisang diamati pada awal penelitian. Gas 1-MCP diproduksi dan diaplikasikan dengan melarutkan 0,5 g bubuk 1-MCP ke dalam 30 ml air. Larutan 1-MCP ini diletakkan di wadah yang diletakkan di bawah tumpukan buah di dalam kontainer plastik kedap udara dengan volume 80 liter selama 24 jam (Gambar 3).

Gambar 3. Sketsa percobaangassing1-MCP

0,5 g 1-MCP/30 ml air Buah pisang ‘Cavendish’ Penyangga

Kontainer Kedap udara 80 L


(32)

13 Menurut rekomendasi dari perusahaan Nano Life Quest, larutan MCP tersebut akan melepaskan gas 1-MCP yang mampu meng-gassingsampel buah yang digunakan.Gassing1-MCP dilakukan terhadap sampel buah selama 24 jam di dalam kontainer kedap udara bervolume 80 L. Perlakuan kombinasi dengan kitosan diterapkan setelah dilakukangassingdengan MCP. Masing-masing perlakuan dikombinasikan secara terpisah dengan 2,5% kitosan (K0 tanpa dan K1 dengan kitosan). Perlakuan kombinasi dari inhibitor etilen 1-MCP x kitosan disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin. Pada suhu rendah 20οC pisang ‘Cavendish’diletakkan pada ruangan dengan ukuran 5,8 x 2,8 x 3,15 m yang di dalamnya terdapat 2 AC (Air Conditioner), 1humidifier, dan 1 buah

thermohygrometer.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini, kitosan dilarutan dengan asam asetat 0,5%. Larutan asam asetat dibuat dengan cara melarutkan 5 ml asam asetat pekat ke dalam 500 ml aquades, kemudian ditambah aquades hingga 1.000 ml. Larutan kitosan 2,5%

(25 g/l) dibuat dengan cara melarutkan 25 gram kitosan ke dalam larutan asam asetat 0,5% hingga 1.000 ml dan diaduk hingga kitosan larut dengan sempurna (tidak terdapat gumpalan kitosan). Di laboratorium, buah pisang ‘Cavendish’ dipisahkan menjadiclusterdan disortir berdasarkan ukuran dan tingkat

kemasakan yang seragam.

Buah pisang ‘Cavendish’ yangtelah diberi perlakuan 1-MCP (0.5 g/ 30 ml air) dan kitosan 2,5%, dikering-anginkan di atas koran. Semua buah yang telah


(33)

14 mendapat perlakuan disimpan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada suhu sesuai perlakuan.

Di ruang pendingin terdapat 2 AC, 1humidifier, dan 1thermohygrometer. Besarnya suhu yang digunakan pada ruang pendingin dan suhu ruang setiap harinya dicatat, sehingga didapat suhu dingin sebesar 20οC dan suhu ruang sebesar 25οC.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan sebelum penerapan perlakuan dan saat akhir pengamatan. Peubah yang diamati adalah susut bobot buah, perubahan warna,tingkat

kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (οBrix), dan total asam bebas. Pengamatan dihentikan jika buah pisang sudah berada pada stadium VII, yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kecoklatan (Gambar 4). Peubah bobot buah, kandungan padatan terlarut (οBrix), dan asam bebas ditentukan pada awal dan akhir pengamatan.


(34)

15 3.5.1 Susut bobot buah

Susut bobot buah dihitung dari bobot awal buah sebelum diberi perlakuan dan dikurangi bobot akhir buah setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan dikalikan 100%.

3.5.2 Kekerasan buah

Kekerasan buah (dalam kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5, ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang). Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging buah setelah kulit dikelupas, yaitu pada tiga tempat tersebar acak di sekitar pertengahan atau sisi terlebar buah.

3.5.3 Pengukuran kandunganBrix dan asam bebas

ο

Brix diukur denganrefractometertangan ‘Atago’ pada suhu ruang. οBrix pada pisang akan diukur dengan pengenceran 1 : 1. Sampel sari buah dipersiapkan sebagai berikut. Sebanyak50 g daging buah diblenderdengan100 ml air destilata, lalu disentrifius pada 2500 rpm selama 20 menit. Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan air destilata ke dalamnya hingga tera. Sekitar 100 ml sampel sari buah tersebut kemudian dibekukan sambil menunggu analisis selanjutnya.

Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi dengan 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai indikator. Sebanyak 1 ml sari buah pisang ditambah 9 ml aquades dan 1 tetes fenolftealin dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu larutan tersebut dititrasi dengan 0,1 N NaOH hingga warnanya berubah menjadi pink.


(35)

16 3.5.4 Perubahan warna

Buah yang telah diberi perlakuan diamati perubahan warna kulitnya setiap hari. Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna sesuai dengan standar stadium pisang ’Cavendish’ pada Gambar 1.

3.5.5 Penentuan tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan buah diperoleh dari nilai % padatan terlarut (οBrix) dibagi dengan % kandungan asam bebas.

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Seluruh data dianalisis dengan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% (SASSystem for Windows V6.12) dan grafik.


(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi 1-MCP tidak nyata memperpanjang masa simpan dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan, akan tetapi nyata menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’.

2. Pemberian kitosan 2,5% nyata memperpanjang masa simpan, akan tetapi belum mampu menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’ dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan.

3. Penggunaan suhu dingin nyata memperpanjang masa simpan dan menghambat pelunakan dagingbuah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum mampu

mengurangi kehilangan susut bobot selama penyimpanan.

4. Kombinasi ketiga perlakuan yaitu 1-MCP, kitosan dan suhu mampu memperpanjangmasa simpan buah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum dapat mempertahankan mutu buahnya.

5. Aplikasi 1-MCP dan penggunaan suhu dingin tidak nyata mempengaruhi padatan terlarut, asam bebas, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’, kecuali pada pemberian 2,5% kitosan,.

6. Kombinasi 1-MCP, kitosan dan suhu dingin tidak nyata mempengaruhi padatan terlarut, asam bebas dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.


(37)

28

5.2 Saran

Suhu dingin dan kelembapan ruang penyimpanan sebaiknya diatur sesuai dengan keadaan yang optimum.


(38)

PUSTAKA ACUAN

Adirahmanto, K. Aji, R. Hartanto, dan D. D. Novita. 2013. Perubahan kimia dan lama simpan buah salak pondoh (SalaccaedulisReinw) dalam

penyimpanan dinamis udara–CO2. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Volume 2 (3): 123-132.

Ahmad, S., Z. A. Chatha, M. A. Nasir, A. Aziz, dan M. Mohson. 2006. Effect of relative humidity on the ripening behavior and quality of ethylene treated banana fruit. Journal of Agriculture and Social Science 2(1): 54-57. Blankenship, S. M., dan J. M. Dole. 2003. 1-Methylcyclopropene. A review.

Postharvest Biology and Technology28: 1-25.

Cantin, C. M., D. Holcroft, dan C. H. Crisosto. 2011. Postharvest application of 1- Methylcyclopropene (1-MCP) extends shelf life of kiwifruit. Acta Horticulture 913: 621-626.

Decosta, D. M., dan H. R. Erabadupitiya. 2005. An integrated method to control postharvest diseases of banana using a member of the Burkholderia cepacia complex. Postharvest Biology and Technology 36: 31–39. Dharmasenal, D. A., dan A. H. Kumari. 2005. Suitability of charcoal-cement

passive evaporative cooler for banana ripening. Jurnal Agricultural Science 1: 1-10.

El-Ghaouth, A., R. Ponnampalan, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan coating to extend storage life of tomatoes. Horticultural Science 27: 1016-1018.

Golding J. B., J. H. Eixman, dan W. B. McGlasson. 2005. Regulation of Fruit Ripening. Stewart Postharvest Review. Postharvest Biology and Technology 3: 1-5.

Guillen, F., S. Castilla, P. J. Zapata, D. M. Romero, D. Valero, dan M. Serrano. 2006. Efficiency of 1-MCP treatment in tomato fruit and effect of cultivar and ripening stage at harvest. Postharverst Biology and Technology


(39)

30 Hagenmaier, R. D, dan P. E. Shaw. 1992. Gas permeability of fruit coating wax.

Journal of American Society ForHorticulture Science 117(1): 105-109. Harris, D. R., J. A. Seberry, R. B. H. Wills, dan L. J. Spohr. 2000. Effect of

maturity on efficiency of 1-methylcyclopropeneto delay the ripening of banana. Postharvest Biology and Technology 20: 303-308.

Hayat, I., Mas’ud, dan H. A. Rathore. 2003. Effect of coating and wrapping materials on the self life of apple (Malus domesticcv. Borkh).

International Journal OfFood Safety 5(5): 24-34.

Hofman, P. J., M. Jobin-Decor, G. F. Meiburg, A. J. Macnish, dan D. C. Joyce, 2001. Ripening and quality responses of avocado, custard apple, mango And papaya fruit to1-methylcyclopropene. Australian Journal of

Experimental Agriculture 41: 567-572.

Jiang, Y., D. C. Joyce, and A. J. Macnish. 1999. Extension of the self life of banana fruit by1-methylcyclopropenein combination withpolyethylene bag. Postharvest Biology and Technology 16: 187-193.

Kittur, F. S., K. R. Kumar, dan R. N. Tharanathan. 1998. Functional packaging properties of chitosan films. Z Lebensm Unters Forsch A. 206: 44-47. Ku, V.V.V., R. B. H. Wills, dan S. Ben-Yehoshua. 1999. 1-Methylcyclopropene

can differentially affect the postharvest life of strawberries exposed to ethylene. Horticultural Science 34: 119–120.

Mir, N. A., E. Curell, N. Khan, M. Whitaker, dan R. M. Beaudry. 2001. Harvest maturity, storage temperature, and 1-MCP application frequency alter firmness retention and chlorophyll fluorescence of

‘Redchief Delicious’ apples. Journal of American Society for Horticultural Science 126(5): 618-624.

Napitupulu, B., dan Syaifullah.1990. Pengaruh kemasan polietilen dan suhu 15.5oC terhadap Mutu pisang Barangan selama penyimpanan. Penelitian Hortikultura 1(5): 38-46.

Nunes, M. C. N., J. P. Emond, dan J. K. Brecht. 2006. Brief deviations from set point temperatures during normal airport handling operations negatively affect the quality of papaya (Carica papaya) fruit. Postharvest Biology and Technology 41: 328-340.

Paramita, O. 2010. Pengaruh memar terhadap pola respirasi, produksi

Etilen dan jaringan buah mangga (MangiferaindicaL) Vargedonggincu padaberbagaisuhupenyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik Volume 2(1): 29-37.


(40)

31 Paul, R. E. 1996. Ethylene, storage and ripening temperatures affect dwarf

Brazilian banana finger drop.Postharverst Biology and Technology 8: 65–74.

Pelayo, C., E. V. D. B. V. Boas., M. Benichou, dan A. A. Kader. 2003.

Variability in responses of partially ripe bananas to 1-methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 28: 75-85.

Purwoko, B. S. 1995. Studi tentang poliamin dan suhu dingin dalam mempertahankan beberapa kriteria kualitas buah pisang. Hayati 2(2): 80-84.

Purwoko, B. S., dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis

terhadap perubahan kualitas buah pisang cavendish. Buletin Agronomi 28(3): 77-84.

Serek, M., E. C. Sisler, dan M. S. Reid. 1994. Novel gaseous ethylene binding inhibitor prevents ethylene effects in potted flowering plants. Journal for American Society of Horticultural Science 119(6): 1230-1233.

Suprayatmi, M., P. Hariyadi, R. Hasbullah, N. Andarwulan, dan B. Kusbiantoro. 2005. Aplikasi 1-methylcyclopropene (1-MCP) dan etilen untuk

pengendalian kematangan pisang Ambon di suhu ruang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pasca panen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 7─8 September 2005. Hlm. 253─263.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan I. Maretha. 2012. Pengaruh penambahan indole acetic acid (IAA) pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji (PsidiumguajavaL. ) ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika 17(1): 14-18.

Zhang, M-J., Y-M. Jiang, W-B. Jiang, dan X-J. Liu. 2006. Regulation of ethylene synthesis of harvested banana fruit by 1-methylcyclopropene. Food Technology and Biotechnology 44(1): 111─115.


(1)

16 3.5.4 Perubahan warna

Buah yang telah diberi perlakuan diamati perubahan warna kulitnya setiap hari. Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna sesuai dengan standar stadium pisang ’Cavendish’ pada Gambar 1.

3.5.5 Penentuan tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan buah diperoleh dari nilai % padatan terlarut (οBrix) dibagi dengan % kandungan asam bebas.

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Seluruh data dianalisis dengan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% (SASSystem for Windows V6.12) dan grafik.


(2)

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi 1-MCP tidak nyata memperpanjang masa simpan dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan, akan tetapi nyata menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’.

2. Pemberian kitosan 2,5% nyata memperpanjang masa simpan, akan tetapi belum mampu menghambat pelunakan daging buah pisang ‘Cavendish’ dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan.

3. Penggunaan suhu dingin nyata memperpanjang masa simpan dan menghambat pelunakan dagingbuah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum mampu

mengurangi kehilangan susut bobot selama penyimpanan.

4. Kombinasi ketiga perlakuan yaitu 1-MCP, kitosan dan suhu mampu memperpanjangmasa simpan buah pisang ‘Cavendish’, akan tetapi belum dapat mempertahankan mutu buahnya.

5. Aplikasi 1-MCP dan penggunaan suhu dingin tidak nyata mempengaruhi padatan terlarut, asam bebas, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’, kecuali pada pemberian 2,5% kitosan,.

6. Kombinasi 1-MCP, kitosan dan suhu dingin tidak nyata mempengaruhi padatan terlarut, asam bebas dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.


(3)

28

5.2 Saran

Suhu dingin dan kelembapan ruang penyimpanan sebaiknya diatur sesuai dengan keadaan yang optimum.


(4)

Adirahmanto, K. Aji, R. Hartanto, dan D. D. Novita. 2013. Perubahan kimia dan lama simpan buah salak pondoh (SalaccaedulisReinw) dalam

penyimpanan dinamis udara–CO2. Jurnal Teknik Pertanian Lampung.

Volume 2 (3): 123-132.

Ahmad, S., Z. A. Chatha, M. A. Nasir, A. Aziz, dan M. Mohson. 2006. Effect of relative humidity on the ripening behavior and quality of ethylene treated banana fruit. Journal of Agriculture and Social Science 2(1): 54-57. Blankenship, S. M., dan J. M. Dole. 2003. 1-Methylcyclopropene. A review.

Postharvest Biology and Technology28: 1-25.

Cantin, C. M., D. Holcroft, dan C. H. Crisosto. 2011. Postharvest application of 1- Methylcyclopropene (1-MCP) extends shelf life of kiwifruit. Acta Horticulture 913: 621-626.

Decosta, D. M., dan H. R. Erabadupitiya. 2005. An integrated method to control postharvest diseases of banana using a member of the Burkholderia cepacia complex. Postharvest Biology and Technology 36: 31–39. Dharmasenal, D. A., dan A. H. Kumari. 2005. Suitability of charcoal-cement

passive evaporative cooler for banana ripening. Jurnal Agricultural Science 1: 1-10.

El-Ghaouth, A., R. Ponnampalan, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan coating to extend storage life of tomatoes. Horticultural Science 27: 1016-1018.

Golding J. B., J. H. Eixman, dan W. B. McGlasson. 2005. Regulation of Fruit Ripening. Stewart Postharvest Review. Postharvest Biology and Technology 3: 1-5.

Guillen, F., S. Castilla, P. J. Zapata, D. M. Romero, D. Valero, dan M. Serrano. 2006. Efficiency of 1-MCP treatment in tomato fruit and effect of cultivar and ripening stage at harvest. Postharverst Biology and Technology


(5)

30 Hagenmaier, R. D, dan P. E. Shaw. 1992. Gas permeability of fruit coating wax.

Journal of American Society ForHorticulture Science 117(1): 105-109. Harris, D. R., J. A. Seberry, R. B. H. Wills, dan L. J. Spohr. 2000. Effect of

maturity on efficiency of 1-methylcyclopropeneto delay the ripening of banana. Postharvest Biology and Technology 20: 303-308.

Hayat, I., Mas’ud, dan H. A. Rathore. 2003. Effect of coating and wrapping materials on the self life of apple (Malus domesticcv. Borkh).

International Journal OfFood Safety 5(5): 24-34.

Hofman, P. J., M. Jobin-Decor, G. F. Meiburg, A. J. Macnish, dan D. C. Joyce, 2001. Ripening and quality responses of avocado, custard apple, mango And papaya fruit to1-methylcyclopropene. Australian Journal of

Experimental Agriculture 41: 567-572.

Jiang, Y., D. C. Joyce, and A. J. Macnish. 1999. Extension of the self life of banana fruit by1-methylcyclopropenein combination withpolyethylene bag. Postharvest Biology and Technology 16: 187-193.

Kittur, F. S., K. R. Kumar, dan R. N. Tharanathan. 1998. Functional packaging properties of chitosan films. Z Lebensm Unters Forsch A. 206: 44-47. Ku, V.V.V., R. B. H. Wills, dan S. Ben-Yehoshua. 1999. 1-Methylcyclopropene

can differentially affect the postharvest life of strawberries exposed to ethylene. Horticultural Science 34: 119–120.

Mir, N. A., E. Curell, N. Khan, M. Whitaker, dan R. M. Beaudry. 2001. Harvest maturity, storage temperature, and 1-MCP application frequency alter firmness retention and chlorophyll fluorescence of

‘Redchief Delicious’ apples. Journal of American Society for Horticultural Science 126(5): 618-624.

Napitupulu, B., dan Syaifullah.1990. Pengaruh kemasan polietilen dan suhu 15.5oC terhadap Mutu pisang Barangan selama penyimpanan. Penelitian Hortikultura 1(5): 38-46.

Nunes, M. C. N., J. P. Emond, dan J. K. Brecht. 2006. Brief deviations from set point temperatures during normal airport handling operations negatively affect the quality of papaya (Carica papaya) fruit. Postharvest Biology and Technology 41: 328-340.

Paramita, O. 2010. Pengaruh memar terhadap pola respirasi, produksi

Etilen dan jaringan buah mangga (MangiferaindicaL) Vargedonggincu padaberbagaisuhupenyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik Volume 2(1): 29-37.


(6)

Paul, R. E. 1996. Ethylene, storage and ripening temperatures affect dwarf Brazilian banana finger drop.Postharverst Biology and Technology 8: 65–74.

Pelayo, C., E. V. D. B. V. Boas., M. Benichou, dan A. A. Kader. 2003.

Variability in responses of partially ripe bananas to 1-methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 28: 75-85.

Purwoko, B. S. 1995. Studi tentang poliamin dan suhu dingin dalam mempertahankan beberapa kriteria kualitas buah pisang. Hayati 2(2): 80-84.

Purwoko, B. S., dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis

terhadap perubahan kualitas buah pisang cavendish. Buletin Agronomi 28(3): 77-84.

Serek, M., E. C. Sisler, dan M. S. Reid. 1994. Novel gaseous ethylene binding inhibitor prevents ethylene effects in potted flowering plants. Journal for American Society of Horticultural Science 119(6): 1230-1233.

Suprayatmi, M., P. Hariyadi, R. Hasbullah, N. Andarwulan, dan B. Kusbiantoro. 2005. Aplikasi 1-methylcyclopropene (1-MCP) dan etilen untuk

pengendalian kematangan pisang Ambon di suhu ruang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pasca panen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 7─8 September 2005. Hlm. 253─263.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan I. Maretha. 2012. Pengaruh penambahan indole acetic acid (IAA) pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji (PsidiumguajavaL. ) ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika 17(1): 14-18.

Zhang, M-J., Y-M. Jiang, W-B. Jiang, dan X-J. Liu. 2006. Regulation of ethylene synthesis of harvested banana fruit by 1-methylcyclopropene. Food Technology and Biotechnology 44(1): 111─115.