digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Muadz: “Aku tak mau duduk sehingga ia dibunuh. Bunuh itu putusan Rasulullah Saw
” Muadz mengulangi ucapannya itu tiga kalu, maka dibunuhlah lelaki yang terikat itu.
54
Sedangkan mengenai sanksi atau hukuman bagi pelaku riddah adalah diancam dengan 3 macam hukuman:
55
a. Hukuman pokok.
Hukuman pokok jarimah riddah adalah hukuman mati. Hukuman ini wajib bagi setiap orang yang melakukan riddah baik
laki-laki maupun perempuan, tua ataupun muda. Tetapi Abu Hanifah berpendapat bahwa perempuan yang murtad itu tidak
wajib dibunuh, namun ditahan dan dipaksa untuk kembali lagi kepada Islam, apabila enggan kembali dikurung sampai mati. Dalil
Imam Abu Hanifah dalah larangan membunuh wanita dalam situasi peperangan. Jika wanita kafir ikut serta dalam peperangan, ia tidak
boleh dibunuh tapi cukup menahannya saja. Sedangkan mayoritas ulama berpegang pada hadits Nabi
Muhammad Saw “barangsiapa yang menukar agamanya maka bunuhlah ia” baik laki-laki ataupun perempuan. Daruqtni
meriwayatkan bahwa seseorang perempuan yang bernama Umu Marwan telah murtad, maka Rasulullah menyuruhnya bertaubat,
jika tidak mau bertaubat maka bunuhlah. Jumhur fuqaha sebaliknya
54
Ibid.
55
Ahmad Djazuli, Fiqh...,116.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mendalilkan bahwa perempuan yang tidak dibunuh dalam peperangan itu hanya semata-mata mereka lemah dan tidak mampu
berperang tetapi itu hanya sebagian kecil saja yang tidak dapat dijadikan dasar hukum. Hal ini berlainan sekali dengan masalah
murtad, karena bahaya perempuan yang murtad sama saja dengan laki-laki yang murtad.
Apabila orang murtad yang dibunuh, tidak perlu dimandikan mayatnya, tidak perlu disholatkan dan tidak bisa
dimakamkan di pemakaman orang-orang muslim. Tidak bisa mewarisi harta yang ditinggalakan oleh pewarisnya yang muslim.
56
b. Hukuman pengganti.
Hukuman pengganti diberikan apabila hukuman pokok tidak dapat diterapkan. Hukuman pengganti ini berupa takzir
seperti: hukuman jilid, atau denda, atau penjara, dan lain sebagainya. Hukuman pengganti ini diwajibkan dalam dua
keadaan: 1
Sekiranya hukuman asal telah digugurkan karena orang yang murtad telah bartaubat. Maka dalam keadaan ini hukuman
pengganti digunakan seperti hukuman penjara, cambuk atau denda. Sebagian fuqaha mengatakan bahwa orang murtad yang
berulang kali dikenakan hukuman yang lebih berat dan diberi maaf kepada mereka yang baru melakukannya.
56
Ibid, 117.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2 Apabila digugurkan hukuman pokok oleh sebab ada larangan,
seperti perempuan dan anak-anak yang melakukan murtad, maka dalam keadaan ini mereka diminta bertaubat dan kembali
kepada Islam dan ditahan sehingga ia kembali lagi kepada Islam.
c. Hukuman tambahan.
Sedangkan hukuman tambahan yang dikenakan kepada orang yang murtad adalah menyita atau merampas hartanya dan
hilangnya hak terpidana untuk bertasharuf mengelola hartanya. Syekh Mahmud Saltut menyatakan bahwasanya orang murtad
itu sanksinya diserahkan kepada Allah, tidak ada sanksi duniawi atasnya. Alasannya karena firman Allah dalam surat al-Baqaroh ayat
217 hanya menunjukkan kesia-siaan amal kebaikan orang murtad dan sanksi akhirat, yaitu kekal dalam nerakan alasan lainnya adalah
kekafiran sendiri tidak menyebabkan bolehnya orang dihukum mati, sebab hukuman mati bagi orang yang kafir adalah karena memerangi
dan memusuhi orang Islam.
57
57
Ibid.,118-119.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDA ACEH NOMOR
81PID.B2015PN.BNA TENTANG PENODAAN AGAMA A.
Deskripsi Kasus
Terdakwa M. Althaf Mauliyul Islam Bin Fuad Mardatillah pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi yaitu sekira bulan
Oktober tahun 2014 sampai bulan Januari 2015 atau setida-tidaknya pada suatu waktu di dalam tahun 2014 dan tahun 2015 bertempat di kantor DPD
Gafatar Aceh tepatnya di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar, karena tempat kediaman sebagian besar saksi
yang dipanggil lebih dekat pada tempat Pengadilan Negeri Banda Aceh daripada tempat kedudukan Pengadilan Negeri yang di dalamnya tindak
pidana itu dilakukan maka sesuai dengan pasal 84 ayat 2 KUHAP Pengadilan Negeri Banda Aceh berwenang mengadilinya. Dengan sengaja
di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan
agama yang dianut di Indonesia, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
Pada tahun 2010 terdakwa masuk menjadi Anggota Komunitas Millata Abraham Komar yang menganut paham Millata Abraham dan
terdakwa juga diangkat sebagai Pengurus Komar tetapi pada tanggal 06 April 2011 keluar Keputusan Bersama Gubernur Aceh Nomor:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
450.11652011, Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda Nomor: KEP216IV2011, Kepala Kepolisian Daerah Aceh Nomor:
KEP65IV2011, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh Nomor: KEP- 073N.1Dsp042011, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh
Nomor: Kw.01.14HM.00.17662011 tentang Larangan Kegiatan Aliran Millata Abraham di Aceh pada Tanggal 22 April tahun 2011 terdakwa
telah membuat surat pernyataan yang mengakui bahwa Aliran Millata Abraham adalah sesat sehingga terdakwa di syahadatkan kembali di
Masjid Raya Baiturrahaman; Tanggal 05 Januari 2014 terdakwa masuk menjadi anggota Gafatar
yang memiliki pandangan dan landasan sebagaimana paham Millata Abraham dan terdakwa mengetahui dan menyadari bahwa ajaran yang
diaut di dalam Organisasi Gafatar tersebut adalah menggunakan paham Millata Abraham yang ebelumnya oleh Pemerintah Aceh telah dilarang
sebagai ajaran sesat tetapi terdakwa tetap masuk menjadi anggota Gafatar tersebut bahkan pada Juli tahun 2014 terdakwa ditunjuk sebagai Ketua
Gafatar Kota Banda Aceh; Tujuan terdakwa bergabung dengan Gafatar adalah untuk turut
berpartisipasi dan menjadi partisipan dalam melaksanakan aksi-aksi Gafatar termasuk menyampaikan visi misi Millata Abraham karena di
dalam Gafatar tetap menggunakan paham Millata Abraham;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi sekira bulan oktober tahun 2014 terdakwa selaku Ketua Gafatar Banda Aceh
memeberikan pemahaman-pemahaman di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten ACEH besar tepatnya di dalam kantor
DPD Gafatar Aceh yang pintu kantornya tersebut terbuka sehingga dapat dilihat oleh orang yang melewati tempat tersebut dan terdakwa
memeberikan pemahaman tersebut dihadapan anggota-anggota Gafatar lainnya diantaranya saksi Zahrotul Jannah Binti Arifin Ardaeng, saksi
Sarah Riska Binti Ibrahim, saksi Dewi Novita Sari Binti Pujianto, saksi Dedi Saputra Bin Agussalim dengan tujuan agar anggota-anggota Gafatar
tersebut tetap konsisten dan menyatuakan pemahaman-pemahaman Millata Abraham yang terdakwa berikan di hadapan anggota-anggota Gafatar
tersebut diantaranya: 1.
Mempelajari isi kitab al-Qur’an dan Injil, kemudian isi al-Quran tersebut kami terapkan di dlam kehidupan sehai-hari sedangkan
mengerjakan sholat di aliran Millata Abraham tidak dibahas, hal tersebut diserahkan kepada keyakinan masing-masing boleh
dilaksanakan dan juga boleh tidak dilaksanakan; 2.
Nabi pertama bukan Nabi Adam melainkan ada manusia lain selain Nabi Adam kemudian Nabi Muhammad adalah bukan Nabi akhir
zaman, melainkan nabi akhir zaman adalah Abdussalam Messi alias Ahmad Musadeq;
3. Mempercayai adanya surga dan neraka tetapi hanya di dunia saja;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4. Mesias adalah pembawa risalah tuan semesta alam untuk menggenapi
segala kehendak dan perintahnya bagi umat manusia dan dibawah bimbingan mesias kita sanggup berkorban harta dan diri untuk
mewujudkan kehendak dan rencana tuan semesta alam yang akan menjadikan bangsa nusantara ini menjadi bangsa yang damai sejahtera;
Pemahaman-pemahaman yang diberikan oleh terdakwa tersebut didengarkan oleh anggota Gafatar dengan tujuan agar menambah
pemahaman dan wawasan sehingga mempercayai dan meyakini perkataan untuk dilaksanakannya padahal pemahaman tersebut bertentangan dengan
agama Islam dan merupakan pemahaman sesat. Terdakwa juga pernah memberikan tabloid Gafatar edisi 05
Nopember 2014 sekira bulan Desember 2014 kepada Kepala Desa Lamgapang Kecamtan Krueng Barona Jaya Kab. Aceh Besar yaitu saksi
Adnan Amin dengan tujuan untuk memperkenalkan organisasi Gafatar kepada orang banyak termasuk saksi Adnan Amin dan di dalam tabloid
tersebut juga megatas ama Tuhan ang Maha Esa dengan harapan atas izin Tuhan maka cita-cita Gafatar yang menggunakan spirit Millata Abraham
tercapai. Pada tanggal 22 Januari 2012 Majelis Permusyawaratan Ulama
Aceh Nomor 1 Tahun 015 tentang Gerakan Fajar Nusantara Gafatar telah mengeluarkan fatwa dengan memutuskan; menetapkan:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kesatu : Ajaran Pemahaman, pemikiran, keyakinan dan
pengalaman Gerakan Fajar Nusantara Gafatar adalah metamorphosis dari Millata Abraham dan al-Qiyada al-
Islamiyah; Kedua
: Gafatar adalah sesat menyesatkan; Ketiga
: Setiap pengikut ajaran Gafatar adalah Murtad; Keempat
: Sikap simpati terhadap Gafatr adalah perbuatan munkar; Kelima
: Setiap pengurus, pengikut dan simpatisan Gafatar yang tidak bertaubat agar ditindak dan dikenakan hukuman
seberat-beratnya; Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 156a huruf a KUHP yang berbunyi : Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun
barangsiapa dengan sengaja dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat
permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
B. Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Banda
Aceh Nomor 81Pid.B2015PN.Bna tentang Penodaan Agama
Adapun pertimbangan Hakim dalam memutuskan putusan nomor: 81Pid.B2015PN.Bna adalah sebagai berikut:
1. Perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pasal 156a KUHP,
yakni :