digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d. Latar Belakang Konseli
Konseli lahir dari keluarga yang terbilang sederhana. Diri konseli dikenal sebagai anak yang baik, rajin dan suka menolong.
Konseli adalah seorang wanita yang sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak. Konseli merupakan seorang mualaf,
sejak masih kuliah mahasiswa di Kuala Lumpur, oleh karena itu dia pernah dibuang oleh keluarganya dimana mereka menganut
beragama nasrani. Tetapi kemudian telah diterima oleh keluarganya semula. Setelah berkeluarga, konseli yang dulunya
merupakan seorang akauntan telah mengundur diri untuk fokus berdakwah kepada keluarganya.
Selama bertahun lamanya, konseli telah melakukan usaha dakwah kepada keluarganya sehingga berhasil mengislamkan 20
lebih orang. Konseli melakukannya dengan hanya menceritakan dan memberikan ilmu tentang Islam tanpa memaksa sesiapa pun
untuk memeluk agama Islam. Hal ini bisa dibuktikan karena ayahnya sehingga pada saat penelitian dilakukan, ayah konseli
masih beragama Kristen sejak hampir 10 tahun usaha dakwah konseli wujud di desa tersebut. Usaha dakwah konseli masih terus
berjalan dan konseli berharap agar usaha dakwahnya berhasil dan ayahnya memeluk agama Islam.
Desa konseli yang letaknya jauh dari kota sehingga yang demikian menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan kemudahan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam pendidikan. Oleh hal itu, dia dan ayahnya telah melakukan sebuah usaha agar anak-anak di desa tersebut mendapatkan
pendidikan paling tidak pendidikan dasar. Setelah konseli berhasil mendirikan sebuah lembaga untuk
dijadikan tempat mengajar bagi anak-anak yang dinamai Pondok Tuisyen Komuniti, konseli mendapatkan berbagai tantangan dari
warga desanya dan juga dari pihak politik. Berbagai cara yang telah dilakukan oleh orang kampung untuk menghentikan usahanya
sehingga pernah beberapa kali pondok tuisyen konseli ditutup karena dihalang oleh warga desa tersebut. Kepala desa yang
mempunyai pengaruh politik juga melakukan berbagai cara untuk menghalang usaha beliau.
Halangan-halangan yang dilakukan oleh warga desa tersebut adalah punca kepada stres yang dialami oleh konseli
sehingga konseli pernah ingin mengambil keputusan untuk berhenti dari meneruskan usahanya dikarenakan faktor-faktor
halangan yang begitu banyak yang harus dihadapi oleh klien.
4
Hal demikian telah mengganggu usaha konseli yang selama ini berusaha untuk cuba mendakwahi keluarganya.
4. Deskripsi Masalah Konseli
Setiap individu pasti tidak terlepas dari masalah baik masalah yang bersifat eksternal maupun internal. Sebagai seorang manusia
4
Hasil observasi peneliti di Kampung Sesok pada tanggal 15 dan 16 Februari 2016