KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KAPASITAS PARU-PARU DAN TEKANAN DARAH PUTRA DAN PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
ii ABSTRAK
KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KAPASITAS PARU-PARU DAN TEKANAN DARAH PUTRA
DAN PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
Oleh
Muhammad Nurhamid
Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah putra dan putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pengambilan data menggunakan one short model. Sampel sebanyak 60 dari populasi yang berjumlah 305 orang dan diperoleh melalui teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan spirometer untuk tes kapasitas paru-paru dan spignomanometer untuk mengukur tekanan darah. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana untuk mencari besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas paru-paru putra memiliki koefisien korelasi sebesar Ŷ = 35,796 + 0,658X dengan koefisien diterminasi sebesar 0,225, kapasitas paru-paru putri memiliki koefisien korelasi sebesar Ŷ = 23,524 + 0,524X dengan koefisien diterminasi sebesar 0,275, tekanan darah putra memiliki koefisien korelasi sebesar Ŷ = 24,975 + 0,601X dengan koefisien diterminasi sebesar 0,361, tekanan darah putri memiliki koefisien sebesar Ŷ = 21,408 + 0,626X dengan koefisien diterminasi sebesar 0,394.
Dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani memberikan kontribusi lebih besar terhadap tekanan darah baik pada kelompok putra maupun kelompok putri. Rekomendasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk menjaga kesetabilan tekanan darah yang normal maka perlu latihan kebugaran, diantaranya untuk melatih kinerja jantung dan paru-paru.
(2)
KAPASITAS PARU-PARU DAN TEKANAN DARAH PUTRA DAN PUTRI SMA NEGERI 1 BANDAR
SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
Oleh
Muhammad Nurhamid
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(3)
(4)
(5)
(6)
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 8 Maret 1992. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Subagiyo dan Ibu Rosiyah.
Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis antara lain: 1. TK Aisiyah Sidorejo (1996-1998)
2. SD MI Ma’arif Sidorejo (1998-2004)
3. SMP Muhammadiyah 1 Bandar Sribhawono (2004-2007) 4. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun (2007-2010)
5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskes) angkatan 2010. Selain pendidikan formal penulis mengikuti pelatihan antara lain:
1. Wasit sepak bola C3 Lampung pada bulan juni 2013, pada
2. Wasit sepak bola C2 Yogyakarta pada bulan Desember 2014 dan menjadi wasit aktif di Pengcab PSSI Bandar Lampung.
Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(7)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim Ku persembahkan nalam ku ini Kepada...
Ayahanda Subagiyo dan Ibunda Rosiyah tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya hingga saat ini dan semoga hingga akhir kelak dan dukungan serta do’a yang kau lantunkan
dalam setiap sujudmu demi keberhasilanku. Terimakasih atas semua cinta, jerih payah dan
pengorbananmu dari setiap tetes kerja keras keringatmu yang telah kau berikan kepadaku. Semoga apa yang telah kau berikan itu membawa manfaat pahala didunia
dan akhirat Kakanda tercinta Sofiyah, Siti Khomsatun, Mu’alimin dan Keluarga besar yang selalu setia menemaniku dengan do’a , terimakasih atas semua dukungan motivasi,
kesabaran, serta curahan kasih sayangnya.
Terimakasih untuk Seseorang yang selalu memberikan semangat, dukungan, bantuan, curahan kasih sayangnya kepadaku serta mendoakan
keberhasilanku. Sahabat-sahabatku Arbi Wahyu Saifudin, Sapto ega. S, Arif Ades Prasetio, Tommy Indra Kusuma, Burhanudin Sadly, Wayan Adyana, Wayan
Swastika, Agus Rahmat K, Rudy Saputra, Gregorio Rendra Kusuma, Teman-teman kos 36, Dedi Setiawan (bear), Randi Subangun, Ferry
Ardiyanto, Yunus DK serta Teman-teman dan Senior wasit, mas Dadang, Mas arif, mas Andre, Bang Alek dan lain-lain yang tidak di sebutkan satu persatu, yang
selalu memberikan semangat, dukungan, bantuan, serta mendoakan keberhasilanku.
Teman-teman angkatan 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu (terkhusus untuk Alm. Ade Sapaldo) terimakasih atas segala perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa dan mengerti arti sebuah persahabata,
perjuangan, dan pengorbanan sejati.
(8)
viii
MOTO
“Tidak ada hal yang dapat di dapat dengan cara berusaha tanpa
melakukan usaha, this is my way, i love my way, usaha dan
usaha, move and move dan berdo’a ”
(Muhammad Nurhamid)
“
Jangan takut! Mati tanam bumi tolak campak laut
”
(Referee)
“
Ini adalah perjuangan orang tua maka perjuangkan. Ini adalah
usaha orang tua maka usahakan. Kamu adalah kebahagiaan
orang tua maka bahagiakan mereka
”
(Muhammad Nurhamid)
(9)
x
SANWACANA
Assalamualaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam di sampaikan kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan syafa’atnya di Yaumul akhir nanti.
Skripsi dengan judul “ Kontribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Kapasitas Paru-paru dan Tekanan Darah Siswa Putra dan Putri SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Tahun 2014/2015 ” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini izinkan Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Subagiyo dan Ibu Rosiyah selaku orang tua yang selalu menyayangi, mencintai, dan mendo’akan penulis tanpa rasa lelah agar terselesaikannya studi ini dan Mbak Sofiyah, Siti Khomsatun dan Mas Mu’alimin yang selalau menyemangati, memberikan masukan kritik dan saran kepada peneliti. Serta keluarga besar yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk menuntaskan studi yang ada di FKIP Unila;
2. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku Pembimbing Pertama, kemudian Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku dosen Pembimbing Kedua sekaligus sebagai Ketua Program Studi Penjaskesrek yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan masukan yang tidak kenal lelah demi perbaikan skripsi ini. Demikian pula Bapak Drs. Suranto, M.Kes.
(10)
xi
3. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Bapak Drs. Darma, M.Si. yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. Kemudian Bapak Bagus Guru Penjaskes, terutama para siswa/i yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir kegiatan serta seluruh siswa-siswi kelas XI;
4. Sahabat-sahabat saya Sapto Ega S, Arbi Wahyu Saifudin, Arif Ades Prasetio, Tommy Indra Kusuma, Burhanudin Sadly, Wayan Adyana, Wayan Swastika, Agus Rahmat K, Rudy Saputra, Gregorio Rendra Kusuma, Egi septa wardani, Teman-teman kos 36, Dedi Setiawan (bear), Randi Subangun, Ferry Ardiyanto, Yunus DK, teman-teman Atletik Lampung, mas Koko, mas Erik, teman-teman wasit sepak bola Bandar Lampung dan teman-teman Penjaskes angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 Universitas Lampung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dan untuk Seseorang yang selalu medukung dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini;
5. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini.
6. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semuanya. Amin.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Bandar Lampung, Juni 2015 Salam Hormat Penulis Muhammad Nurhamid
(11)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respirasi (Sistem Pernapasan) ... 11
B. Fisiologi Pernapasan ... 17
C. Alat Pemeriksaan Fungsi Paru-paru……… 18
D. Kapasitas Paru-paru ……… ... 20
E. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Saluran Pernapasan dan Gangguan Fungsi Paru-paru ……….. .. 22
F. Tekanan Darah ……… ... 24
G. Resistensi Aliran Darah ... 26
H. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah ... 27
I. Kebugaran Jasmani ... 28
J. Komponen Kebugaran Jasmani ... 30
K. Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 33
L. Penelitian Yang Relevan ... 35
M. Kerangka Fikir ... 37
(12)
xiii
B. Populasi dan Sampel ... 41
1. Populasi ... 41
2. Sampel ... 42
C. Variabel dan Data Penelitian ... 43
D. Definisi Operasional Variabel ... 44
E. Desain Penelitian ... 46
F. Instrument Penelitian ... 46
G. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57
1. Deskripsi Data ... 57
2. Analisis Data ... 62
3. Uji Hipotesis ... 66
B. Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
(13)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Kategori Tekanan Darah ... 25
2. Table Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Putra ... 48
3. Table Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Putri ... 49
4. Tabel Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ... 49
5. Norma Penilaian dan Klasifikasi Kapasitas Pernafasan Maksimal (putra) . 50 6. Norma Penilaian dan Klasifikasi Pernafasan Maksimal (putri) ... 51
7. Tabel Nilai Tekanan Darah Normal (dalam mm Hg) ... 52
8. Hasil Uji Normalitas ... 53
9. Data Hasil Tes Kebugaran Jasmani, Kapasitas Paru-paru, dan Tekanan Darah ... 59
10.Data Hasil Tes Kebugaran Jasmani Putra-Putri ... 59
11. Data Hasil TesKapasitas Paru-paru Putra-Putri ... 60
12.Data Hasil Tes Tekanan Darah Putra-Putri ... 62
13. Hasil Perhitungan SPSSTabel Coefficients Data Tes Kebugaran Jasmani ... 63
(14)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Formulir TKJI ... 82
2. Standar Kapasitas Paru-Paru Berdasarkan Umur ... 84
3. Daftar Hasil Tes Kapasitas Paru-Paru, Tekanan Darah dan Kebugaran Jasmani Putra ... 85
4. Daftar Hasil Tes Kapasitas Paru-Paru, Tekanan Darah dan Kebugaran Jasmani Putri ... 86
5. Nilai Tes Kebugaran Jasmani Putra ... 87
6. Nilai Tes Kebugaran Jasmani Putri ... 89
7. Daftar Hasil Tes Kapasitas Paru-Paru Putra ... 91
8. Daftar Hasil Tes Kapasitas Paru-Paru Putri ... 93
9. Nilai Tes Tenakan Darah Putra ... 95
10. Nilai Tes Tenakan Darah Putri... 97
11. Output SPSS 17. Deskripsi Data dan Uji Normalitas Data TKJI, Nilai Kapasitas Paru-paru, dan Tekanan Darah Putra ... 99
12. Output SPSS 17. Deskripsi Data dan Uji Normalitas Data TKJI, Nilai Kapasitas Paru-paru, dan Tekanan Darah Putri ... 100
(15)
xvii
15. Regresi TKJI Terhadap Kapasitas Paru-paru Putri ... 103
16. Regresi TKJI Terhadap TekananDarah Putri ... 104
17. Foto Penelitian ... 105
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. KerangkaFikir ... 38
2. DesainPenelitian... 46
3. Jenis Kelamin ... 57
(17)
I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan (2002) menyatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling berhubungan erat, diantaranya yang paling berkaitan dengan kesehatan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, serta kelenturan dan komposisi tubuh. Maka semakin baik kondisi kebugaran jasmani semakin baik juga kesehatan yang dimiliki.
Dari uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan ia selalu waspada serta selalu siap menghadapi tugas dengan keadaan waktu yang mendadak. Banyak cara untuk menigkatkan kebugaran jasmani dengan melakukan aktifitas fisik, misalnya berolahraga. Karena dengan berolahraga juga memegang peranan
(18)
yang cukup penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Olahraga untuk orang normal dapat meningkatkan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal. Pada saat berolahraga terjadi kerjasama berbagai otot tubuh yang ditandai dengan perubahan kekuatan otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan (endurance) sistem kardiorespirasi (Russel, 1989). Begitu pentingnya kebugaran jasmani untuk meningkatkan taraf kesehatan seseorang untuk menjalankan aktifitas sehari-hari, hal ini perlu di perhatikan untuk menjaga konsentrasi dalam melakukan aktifitas sehingga dapat meminimalisir kesalahan kerja dan atau menurunya prestasi siswa dalam akademik maupun extrakurikuler.
Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen yakni sistem kardiorespirasi dan kardiovaskular (daya tahan jantung) yang menjadi pangkal dari proses terjadinya peredaran darah dan menyalurkan oksigen keseluruh tubuh. Apabila salah satu sistem itu terganggu fungsinya maka akan terjadi berbagai masalah kesehatan yang timbul akibat tidak seimbangnya sistem itu. Lutan (2002 : 8) menyatakan bahwa komponen kebugaran jasmani terdiri dari kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan, yang mengandung empat unsur pokok yaitu: kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan aerobik, dan fieksibilitas, serta kebugaran jasmani yang berkaitan dengan performance, mengandung unsur-unsur: koordinasi. kelincahan, kecepatan gerak, dan keseimbangan. Menurut Len Kravits dalam Sumosardjuno (2001 : 5-7), bahwa unsur-unsur kebugaran jasmani terdapat lima komponen, yaitu: daya tahan kardiorespirasi/kondisi aerobik,
(19)
kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan dan komposisi tubuh. Berdasarkan uraian tentang komponen kebugaran jasmani tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap komponen sangat erat kaitannya dengan unsur kebugaran jasmani. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kontribusi masing-masing kemampuan komponen fisik yang berhubungan dengan kesehatan organ tubuh seperti paru-paru, jantung, tekanan darah dan pernapasan. Sebagai perwujudan kebugaran jasmani dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang mengabaikan, terutama dengan kegiatan-kegiatan yang merugikan kesehatan diri-sendiri misalnya makan makanan yang tidak higienis atau yang bersifat instan misalnya merokok, kebiasaan duduk berlama-lama hanya untuk menonton TV, bermain games dan komputer sehingga akan terjadi penumpukan lemak yang mengakibatkan tekanan darah naik dan peredaran darah juga tidak lancar pada akhirnya oksigen yang seharusnya disalurkan keseluruh bagian tubuh terhambat pula. Hal ini akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti stroke, darah tinggi, diabetes, hepatitis dan sebagainya.
Penyakit yang disebabkan kurangnya kebugaran dikenal dengan istilah hipokinetik dan akibat keadaan tersebut yang berkepanjangan akan menimbulkan penyakit yang disebut penyakit penurunan fungsi organ tubuh atau degeneratif. Penyakit penurunan fungsi organ akan menyebabkan semua fungsi syaraf otak, otot, tulang, jantung, paru-paru, mata, telinga menurun yang pada akhirnya akan timbul penyakit yang lebih kronis lagi yakni, stroke, hipertensi, diabetes, hepatitis dan lain sebagainya.
(20)
Penurunan fungsi paru-paru akan terjadi langsung pada sistem pernapasan yang meliputi faring, laring, trachea, brongkhus, dan alveolus sebagai jalan udara dari luar yang mengandung (O2) ke dalam tubuh atau paru-paru serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2)
sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh. Dalam peristiwa ini oksigen dihirup melalui hidung dan mulut, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkila ke alveoli, dan dapat terhubung erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan interna atau pernapasan jaringan. Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida. Untuk mencapai tujuan ini, pernapasan dapat dibagi menjadi empat peristiwa fungsional utama, yaitu ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli paru; difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah; transport oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel dan pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan (Guyton dan Hall, 1996). Dari sinilah masuknya berbagai virus dan penyakit pada saat kebugaran jasmani menurun maka tubuh akan mudah terserang penyakit. Berbagai diaknosa yang dilakukan untuk menentukan kebugaran jasmani, salah satunya adalah kapasitas paru-paru atau VO2MAX. Dengan mengukur daya tampung paru-paru dapat diketahui
tingkat kebugaran seseorang.
Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kesanggupan paru-paru menampung udara
(21)
sedalam-dalamnya pada saat inspirasi disebut kapasitas total paru. Hal ini dapat berupa angka dengan memperhatikan kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang. Lain halnya dengan kapasitas vital, yakni kesanggupan paru-paru melepaskan udara pada saat ekspirasi. Seorang yang memiliki kapasitas paru-paru yang besar dapat diketahui dengan intensitas latihan yang berjenjang. Kapasitas paru-paru menunjukan bagaimana seseorang menjaga kesehatanya. Hal ini di perkuat oleh Pearce (2011 : 267), yang menyatakan bahwa kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat. Untuk mengetahui kemampuan kapasitas paru-paru dalam menampung oksigen dapat menggunakan alat spirometer. Kapasitas paru-paru dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, riwayat penyakit dan pekerjaan, kebiasaan merokok dan olahraga, serta status gizi. Kapasitas paru berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung dan kelemahan otot pernapasan, Pearce, 1995:21).
Faktor yang utama dan paling banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah adalah paparan asap rokok. Udara yang bercampur dengan asap rokok dan dihirup oleh manusia juga dapat menjadikan kapasitas paru berkurang, menjadikan penyakit yang sama dengan para perokok. Anak yang perokok terbawa oleh kebiasaan orang tua yang juga perokok, ada pula yang menjadi perokok pasif terutama wanita, pelajar-pelajar putri yang orang tua atau dalam keluarganya ada yang menjadi perokok aktif maka akan terpapar asap rokok. Secara tidak langsung anak atau keluarga lain yang tidak merokok ikut menghirup paparan asap rokok yang tidak baik untuk
(22)
saluran pernapasan terutama kesehatan. Pengukuran kapasitas vital merupakan salah satu pengukuran terpenting dari semua pengukuran pernapasan klinis untuk menentukan kemajuan berbagai jenis penyakit fibrotik paru-paru (Guyton dan Hall, 1996:348).
Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok selain dapat mengakibatkan berkurangya kebugaran dan penurunan fungsi organ juga dapat mempengaruhi tekanan darah akibat dari penumpukan zat-zat yang menyumbat peredaran darah. Banyak penyakit yang menggerogoti sistem sirkulasi darah, mulai dari pembulu darah, jantung dan lain sebagainya. Nikotin, karbon monoksida, dan tar merupakan zat kimia yang paling berbahaya. Nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwana dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Dalam jumlah besar, nikotin sangat berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg dapat menyebabkan terhentinya pernapasan. Nikotin yang berlebih menaikan tekanan darah dan denyut jantung sehingga kerja jantung semakin berat. Maka terjadinya gagal jantung dan hipertensi banyak yang di akibatkan oleh mengkonsumsi rokok. Jika jantung bekerja terlalu berat, kontribusi darah ke seluruh tubuh akan terganggu.
Pengkontribusian darah yang terjadi di vena dan arteri dapat dilihat dari pergerakan jantung yang memberikan dorongan sehingga terjadi tekanan terhadap pembulu darah. Tekanan darah merupakan tekanan ke dinding pembuluh darah yang menampungnya, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah
(23)
masuk ke aorta tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada saat tekanan diastolik, tekanan darah turun mencapai titik terendah.
Proses kontribusi darah yang terjadi dalam tubuh tidak lepas dari dua hal, yakni paru-paru sebagai penyedia oksigen dan jantung sebagai kontributor oksigen dan sari makan ke seluruh tubuh melalui sel-sel darah yang terdapat dalam kapiler kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui arteri. Dari uraian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya menjaga kebugaran jasmani, selain itu untuk menjaga kapasitas paru-paru dan tekanan darah agar tetap normal harus diimbangi dengan berolahraga rutin, menjaga kebiasaan hidup sehat, makan-makanan yang bergizi agar taraf kebugaran jasmani dapat terjaga, hal ini perlu dilakukan untuk menunjang kehidupan sehari-hari, terutama dalam bekerja dan belajar.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono, bahwa masih banyak siswa-siswi yang kurang menjaga kebugaran jasmani. Hal ini dapat diketahui dengan respon siswa yang kurang cepat dan tanggap terhadap tugas sekolah serta mudah lelah, saat olahraga banyak siswa yang selalu mengeluh untuk mengikuti pelajaran tersebut.
Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan kajian tentang kebugaran jasmani pada siswa secara lebih luas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “ Kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah putra
(24)
dan putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran
2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono dalam pelajaran olahraga mudah mengalami kelelahan, hal ini berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani putra dan putri yang memiliki kapasitas paru-paru dan tekanan darah tidak stabil.
2. Akibat kelelahan tersebut siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono menjadi tidak konsentrasi dalam mengikuti pelajaran terutama pelajaran eksakta misalnya matematika dan pelajaran yang menyangkut fisik misalnya olahraga.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam peneilitian ini adalah :
1. Seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru putra kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono?
2. Seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap tekanan darah putra kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono?
3. Seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono?
(25)
4. Seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap tekanan darah putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono?
D. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dikerjakan selalu mempunyai tujuan agar memperoleh gambaran yang jelas, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru putra kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap tekanan darah putra kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur.
3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur.
4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap tekanan darah putri kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur.
(26)
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya yang berkepentingan dalam bidang olahraga, adapun yang menjadi harapan penulis dalam peneltian ini adalah:
1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk mengembangkan pembelajaran terutama mengenai kebugaran jasmani, kesehatan dan eksak serta memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang olahraga mengenai kontribui tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan- tekanan darah terhadap pengembangan kesehatan putra dan putri dalam sekolah.
2. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkstksn kebugaran jasmani dan meningkatkan kesadaran akan budaya sehat siswa dengan menjaga pola makan, rajin berolahraga dan menjauhi rokok.
3. Program Studi Penjaskesrek
Hasil penelitian diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu dan kepelatihan serta menjadi tolak ukur penelitian selanjutnya.
(27)
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Respirasi (Sistem Pernapasan)
Pengertian secara umum dari pernapasan adalah peristiwa menghirup atau pergerakan udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke dalam tubuh
atau paru-paru serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh
(Syaifudin, 1997)
Anatomi saluran pernapasan terdiri dari :
1. Hidung
Merupakan tempat masuknya udara, memiliki 2 (dua) lubang (kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung mempunyai permukaan yang dilapisi jaringan epithelium. Epithelium mengandung banyak kapiler darah dan sel yang mensekresikan lender. Udara yang masuk melalui hidung mengalami beberapa perlakuan, seperti diatur kelembapan dan suhunya dan akan mengalami penyaringan oleh rambut atau bulu-bulu getar (Syaifudin, 1997).
(28)
Dalam Syaifudin, (1997:87) hidung merupakan saluran pernapasan udara yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung ini dilapisi oleh selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan faring dan dengan semua selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Rongga hidung mempunyai fungsi sebagai panyaring udara pernapasan oleh bulu hidung dan menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi), pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara. Fungsi hidung sebagai pelindung dan penyaring dilakukan oleh vibrissa, lapisan lendir, dan enzim lisozim. Vibrisa adalah rambut pada vestibulum nasi yang bertugas sebagai penyaring debu dan kotoran (partikel berukuran besar). Debu-debu kecil dan kotoran (partikel kecil) yang masih dapat melewati vibrissa akan melekat pada lapisan lendir dan selanjutnya dikeluarkan oleh refleks bersin. Jika dalam udara masih terdapat bekteri (partikel sangat kecil), maka enzim lisozom yang menghancurkannya (Irman Somantri, 2008:4).
2. Faring (Tekak)
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Faring atau tekak terdapat dibawah
(29)
dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut setelah depan ruas tulang leher(Syaifudin, 1997:102).
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang hidung di atas palatum yang lembut. Pada dinding posterior terdapat lintasan jaringan limfoid yang disebut tonsil faringeal, yang biasanya disebut sebagai adenoid. Jaringan ini kadang-kadang membesar dan menutup faring. Tubulus auditorium terbuka dari dinding lateral nasofaring dan melalui tabung tersebut udara dibawa kebagian tengah telinga. Nasofaring dilapisi membran mukosa bersilia yang merupakan lanjutan membran yang dilapisi bagian hidung. Orofaring terletak di belakang mulut di bawah palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling berhubungan. Diantara lipatan dinding ini, ada yang disebut arkus palato-glosum yang merupakan kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsil palatum(Watson, 2002:299).
Dalam faring terdapat tuba eustachii yang bermuara pada nasofarings. Tuba ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani, dengan cara menelan pada daerah laringofarings bertemu sistem pernapasan dan pencernaan. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings, dan makanan lewat posterior ke dalam esofagus melalui epiglotis yang fleksibel(Tambayong, 2001:79).
(30)
3. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara yang terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan manutupi laring(Syaifudin, 1997).
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang tersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekuk berupa V. Tulang rawan krikoid terletak di bawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya di sebelah belakang (ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu orang menelan, laring dilapisi oleh selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi selepitelium berlapis (Pearce, 1995:213).
Dalam laring terdapat pita suara yang berfungsi dalam pembentukan suara. Suara dibentuk dari getaran pita suara. Tinggi rendah suara dipengaruhi panjang dan tebalnya pita suara. Dan hasil akhir suara ditentukan oleh perubahan posisi bibir, lidah dan platum mole (Tamabayong, 2001:80).
(31)
4. Trachea (Batang Tenggorokan)
Dindingnya terdiri atas epitel, cincin tulang rawan yang berotot polos dan jaringan pengikat. Pada tenggorokan ini terdapat bulu getar halus yang berfungsi sebagai penolak benda asing selain gas (Pearce, 1995).
Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempati ini bercabang dua bronkus. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tangan lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaring fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Jurusan silia ini bergerak keatas ke arah laring, maka dengan gerakan debu dan butir-butir halus lainnya yang terus masuk bersama dengan pernapasan, dapat dikeluarkan. Tulang rawan yang gunanya mempertahankan agar trakea tetap terbuka, di sebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang (Pearce, 1995:214).
5. Bronkhus (Pembuluh Napas)
Bronchus merupakan cabang batang tenggorokan. Cabang pembuluh napas sudah tidak terdapat cicin tulang rawan. Gelembung paru-paru, berdinding sangat elastis, banyak kapiler darah serta merupakan tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida (Pearce, 1995). Kedua
(32)
bronkhus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkhusitu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkhus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah. Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalanke lobus atas dan bawah (Pearce, 1995:214).
6. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari
udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara (
Purnomo. Dkk, 2009). Menurut Hogan (2011), Membran alveolaris adalah permukaan tempat terjadinya pertukaran gas. Darah yang kaya karbon dioksida dipompa dari seluruh tubuh ke dalam pembuluh darah
(33)
alveolaris, dimana, melalui difusi, ia melepaskan karbon dioksida dan menyerap oksigen.
B. Fisiologi Pernapasan
Pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru. Fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada pernapasan melalui paru/pernapasan eksterna. Oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Saat bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat berhubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis (Syaifudin, 1997:92).
Pernapasan dapat berarti pengangkutan oksigen ke sel dan pengangkutan CO2 dari sel kembali ke atmosfer. Proses ini menurut Guyton dan Hall
(1997:597) dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
a. Pertukaran udara paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara ke dan dari alveoli. Alveoli yang sudah mengembang tidak dapat mengempis penuh karena masih adanya udara yang tersisa didalam alveoli yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan ekspirasi kuat. Volume udara yang tersisa ini disebut volume residu. Volume ini penting karena menyediakan O2 dalam alveoli untuk menghasilkan darah.
b. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.
c. Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh menuju ke dan
dari sel-sel.
(34)
C. Alat Pemeriksaan Fungsi Paru-paru
Pemeriksaan fungsi paru-paru dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain:
1. Radiografi Dada
Radiografi dada adalah film posteronanterior berukuran penuh dengan jarak standar, yang diambil dan diproses sesuai anjuran ILO, berperan penting dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit akibat kerja pada alveoli paru. Meskipun secara teoritis mudah, namun sulit untuk dapat konsisten dalam menghasilkan film sinar X dengan kualitas standar yang baik, juga karena langkanya radiografer yang ahli.
2. Riwayat medis dan pekerjaan serta pemeriksaan fisik
Riwayat medis dengan penekanan khusus pada pekerjaan masa lalu dan saat ini serta hubungannya dengan gejala-gejala yang diperiksa adalah penting untuk tujuan diagnosis banding. Dari riwayat pekerjaan/ medis dapat pula diperkirakan waktu yang diperlukan antara paparan dan timbul gejala. Dengan demikian dapat pula menilai beratnya penyakit.
3. Uji Fungsi Paru-paru
Uji fungsi paru merupakan uji yang paling sederhana dan murah, terbukti dapat diandalkan untuk tujuan epidemiologis dan program skrining. Alat penguji fungsi paru antara lain :
(35)
a. Spirometer
Spirometer ada dua jenis yaitu spirometer resister dan spirometer hutchinson. Alat ini dapat digunakan untuk melakukan berbagai uji tetapi yang paling bermanfaat dan dapat diulang adalah ekspirasi paksa dalam satu detik dan FCV1 dan kapasitas vital paksa (FVC) dimana vlolume udara yang dapat dihembuskan secara kuat dari paru setelah pernafasan maksimal. Meskipun demikian, umur, tinggi badan, dan terutama kebiasaan merokok sangat mempengaruhi.
b. Pengukuran Kecepatan Aliran Puncak
Kecepatan aliran puncak (PFR=peak flow-rate) adalah kecepatan maksimum aliran ekspirasi selama ekshalasi paksa. Pemeriksaan ini adalah pengganti uji FEV1 yang bermanfaat bila diperlukan pembacaan serial yang sering. Korelasi antara hasil pengukuran aliran puncak dan nilai FEV1 sangat tinggi, tetapi perlu dikoreksi terhadap tinggi badan, umur dan kebiasaan merokok.
c. Pengukuran Transfergas
Pengukuran transfer gas memerlukan peralatan yang lebih mahal dan lebih daripada pengukuran spirometer sederhana dan PFR. Uji untuk pengukuran transfer gas biasanya dilakukan dengan tarikan nafas tunggal menggunakan 0,25-0,30% karbon monoksida dan 2-12% helium, serta mengukur volume paru-paru. Hasil pengukuran
(36)
ini harus dikoreksi terhadap usia, tinggi badan dan kebiasaan merokok (Suyono, 1995:217).
d. Kegunaan Pemeriksaan Fungsi Paru
Kegunaan pemeriksaan fungsi paru adalah: (1) untuk megidentifikasikan penyakit respiratorius sesak nafas, (2) untuk mengidentifikasikan jenis gangguan fungsi pernapasan sebagai alat diagnosis, (3) untuk menentukan derajat kelainan paru.
D. Kapasitas Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan yang berfungsi sebagai alat pompa. Paru-paru manusia berjumlah dua buah, yaitu paru-paru kanan dan kiri, masing-masing memiliki glambir yang berjumlah lima, 3 di paru-paru bagian kiri dan 2 di bagian kanan (Pearce, 2011).
Pearce (2011 : 160) menyatakan bahwa paru-paru merupakan alat pernapasan utama yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari pada klavikula di dalam dasar leher.
Dalam Lukaningsih (2011), dikatakan bahwa paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Berdasarkan devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa paru-paru merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pemompa sebagian dari sistem kerja sirkulasi darah untuk dikontribusikan ke seluruh tubuh. Dalam paru-paru terhubung
(37)
langsung dengan vena. Sebagai pembuluh darah utama yang membawa nutrisi, oksigen, ke seluruh bagian tubuh melalui bantuan paru-paru sebagai pompanya.
Kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat (Pearce, 2011 : 267). Kemudian Suyono (1995), menyatakan kapasitas paru-paru adalah kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas total merupakan jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada saat inspirasi. Kapasitas vital yakni jumlah udara yang di keluarkan pada saat ekspirasi maksimal.
Pada waktu bernapas biasa, udara yang masuk kedalam paru-paru adalah 2600 cm3 (2,5 liter). Dalam keadaan normal jumlah pernapasan adalah untuk orang dewasa 16-18 kali/menit, anak-anak 24 kali/menit, dan bayi kira-kira 30 kali/menit. Intensitas cepat lambatnya pernapasan akan berubah-ubah disebabkan berbagai kondisi yang berbeda,
Dapat kita ketahui begitu pentingnya pernapasan bagi kehidupan manusia. Proses-proses yang terjadi dalam tubuh dari saraf-saraf, otot-otot, dan lain sebagainya memerlukan oksigen yang di dapat dari bernapas. Banyak hal yang terjadi akibat terhambatnya salah satu proses dalam tubuh ini, karena pernapasan rentan terhadap polusi udara, merupakan jalur masuknya berbagai zat polutan yang bercampur dengan udara kemudian masuk dengan bebasnya ke dalam tubuh.
(38)
E. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Saluran Pernapasan Dan Gangguan Fungsi Paru
Penurunan fungsi paru dapat terjadi secara bertahap dan bersifaat kronis. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi fungsi paru, antara lain:
1. Umur
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru (Suyono, 1995:218). Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan dan kapasitas paru. Frekuensi pernafasan pada orang dewasa antara 16-18 kali permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada bayi sekitar 30 kali permenit. Walaupun pada orang dewasa pernapasan frekuensi pernafasan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa lebih besar dibanding anak- anak dan bayi. Dalam kondisi tertentu hal tersebut akan berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya (Syaifudin, 1997:105).
2. Jenis Kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25% lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang
(39)
bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis (Guyton dan Hall, 1997:605). Kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L(Tambayong (2001:86).
3. Riwayat Penyakit Paru
Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang. Kekuatan otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit (Ganong, 2002:37).
4. Status Gizi
Gizi kerja merupakan nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Segala sesuatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Kesehatan dan aktifitas sehari-hari sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang (Suma‟ mur P.K., 1996:197). Tanpa makan dan minum yang cukup kebutuhan energi untuk beraktifitas akan diambil dari cadangan yang terdapat dalam cadangan sel tubuh. Menurut Depkes RI (1990) kekurangan makanan yang terus-menerus akan menyebabkan susunan fisiologi terganggu.
5. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar , sel mukosa
(40)
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak. Pada saluran pernafasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran nafas, pada perokok timbul perubahan fungsi paru dan segala macam perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi menahun. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7 mL untuk non perokok, 38,4 mL untuk bekas perokok dan 41,7 mL untuk perokok aktif (Depkes RI, 2003:52).
Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan pada orang dewasa. Asap rokok mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih merendahkan kapasitas vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja(Suyono, 1995:218).
F. Tekanan Darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik. Menurut Kusmana, (2002)
(41)
tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah merupakan tenaga yang digunakan darah yang dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah, atau sejumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Sepanjang hari, tekanan darah akan berubah-ubah tergantung dari aktivitas tubuh. Tekanan darah bergantung kepada jantung sebagai pompa dan resistensi perifer. Jumlah darah yang dipompa jantung setiap menit dinamakan cardiac output (curah jantung). Curah jantung dipengaruhi kecepatan denyut jantung dan volume darah yang dipompakan pada setiap denyutan.
Tekanan darah merupakan kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung. Selama systole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik (Pearce, 2011: 168-169).
Tabel 1. Kategori Tekanan Darah.
Kategori Tekanan Sistolik, mm Hg
Tekanan Diastolik, mm Hg
Hipotensi < 90 < 60
Normal 90 – 119 60 – 79
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Tingkat 1 140 – 159 90 – 99 Hipertensi Tingkat 2 160 – 179 100 – 109 Hipertensi Tingkat
Darurat
≥ 180 ≥ 110
(42)
Menurut Guyton dan Hall dalam Hartati (2011) antara tekanan sistole dan diastol ada yang dinamakan tekanan darah rata-rata, yang angkannya lebih mendekati tekana diastolik dari pada sistolik. Karena tekana sistole lebih peendek dari pada diastol. Tekana rata-rata turun lebih cepat sampai dengan 5 mmHg pada akhir arteri. Besarnya penurunan tekanan sepanjang arteriol sangat berbeda-beda tergantung apakah mereka kantriksi/dilatasi. Besar nilai pada orang dewasa kira-kira 90 mmHg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekana sistole 120 mmHg dan tekanan diastole 80 mmHg. Tekanan rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
TR = TD + 1/3 (TS – TD) mmHg Keterangan:
TR = Tekanan arteri dengan satuan mmHg TD = Tekanan diastol dengan satuan mmHg TS = Tekanan sistole dengan satuan mmHg
Tekana inilah yang sesungguhnya menjadi pendorong darah mengalir lebih lama terpengaruh oleh tekanan diastol dari pada tekanan sistole. Peningkatan dan penurunan tekanan rata-rata dapat mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi darah tidak memadahi lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transpor oksigen, karbondioksida dan hasil metabolisme lainya.
G. Resistensi Aliran Darah
Resistensi merupakan hambatan dalam aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan apapun. Sebaliknya, resistensi harus dihitung dari aliran darah dan perbedaan tekanan darah dua titik dalam
(43)
tubuh. Bila perbedaan antara dua titik adalah 1 mmHg dan aliran darah 1 ml/detik resistensinya dikatakan sebesar 1 satuan resisten perifer (Guyton dan Hall : 2008).
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Menurut Parsudi dalam Hartati (2011) tekana darah normal sangat bervariasi tergantung pada:
1. Olahraga terutama yang menggunakan otot lengan, misalnya angkat beban.
2. Latihan yang lama akan menurukan tekanan sistolik sehingga akan mudah lelah, misalnya jogging ringan.
3. Umur, semakin tua tekanan sistolik semakin tinggi, biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosklerosis kira-kira persepuluh dan orang tua meningkat hingga 200 mmHg.
4. Seks, pada wanita sebelum monepouse 5 – 10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah monepouse tekana darahnya akan tinggi. 5. Anemia berat akan menyebabkan viskositas darah turun 1 – 2,5 kali
viskositas normalnya 3 kali sehingga menyebabkan meningkatnya beban kerja jantung yang akan menaikan tekanan arteri.
6. Emosi, takut dan cemas biasanya tekanan darahnya akan naik.
7. Penyakit ginjal, penyakit hipertensi akan menyebabkan suplai vaskular berkurang atau berkurangnya filtrasi glomerolus yang akan menyebabkan hipertensi.
(44)
8. Merokok, meskipun tidak terdapat hubungan rokok dalam hipertensi namun merokok merupakan faktor resiko mayor terhadap penyaki kardiovaskular.
9. Minum alkohol, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap otot anti hipertensi.
10. Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut namun secara cepat ditoleransi oleh prosesor effect.
11. Pemakaian obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral dekongestan hidung, obat anti flu karena obat ini menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
12. Faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap tekanan darah seperti suhu ruangan dan kebisingan.
I. Kebugara Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur, terukur, dan terprogram. Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar utama bagi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relativ lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Dengan dimilikinya kebugaran jasmani yang baik, maka seseorang diharapkan akan mampu bekerja dengan produktif dan efisien, tidak mudah
(45)
terserang penyakit, belajar menjadi lebih semangat, serta dapat berprestasi secara optimal(Kosasih, 1985 : 21).
Menurut Sumosardjuno (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak.
Pekik (2004), menyatakan bahwa kebugaran yang dikenal masyarakat secara umum adalah kebugaran fisik jasmani, yakni kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.
Berdasarkan devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah hal yang komplek dan menjadi kebutuhan bagi manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini perlu di perhatikan, bahwa kebugaran jasmani merupakan gambaran manusia yang sehat. Ketika kebugaran jasmani tidak terjaga dapat dikatakan manusia tersebut tidak sehat. Jadi, semakin tinggi kesehatan seseoarang maka akan semakin baik kebugaran jasmaninya.
Tubuh yang sehat merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Pekik (2004) kebugaran jasmani dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
(46)
Kebugaran statis merupakan keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat/ disebut sehat.
b. Kebugaran dinamis
Merupakan kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya : berjalan, berlari, melompat dan mengangkat.
c. Kebugaran motoris.
Merupakan kebugaran seseorang untuk bekerja secara efisien yang memerlukan keterampilan khusus.
J. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh Lutan dan Suherman (2000 : 176) bahwa komponen kebugaran jasmani meliputi : kekuatan otot, daya tahan umum,daya tahan otot, dan kelentukan. Menurut Giam yang dikutip oleh Suharjana dan Margono (2003 : 18), bahwa komponen kebugaran jasmani terdiri dari dua macam, yaitu komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : kardiorespirasi, komposisi tubuh, daya tahan otot, kelentukan dan komponen kebugaran yang berhubungan dengan penampilan yang meliputi : kecepatan, kelincahan, daya ledak, koordinasi, dan ketangkasan.
Komponen kebugaran jasmani pada umumnya adalah bagian dasar dari biomotorik yakni: kecepatan, kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiorespirasi, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan, dan reaksi. Ini lah yang menyusun kebugaran jasmani untuk
(47)
melakukan aktifitas sehari-hari atau dalam olahraga yang dipertandingkan. Komponen-komponen ini perlu dilatih agar mencapai kebugaran jasmani yang maksimal. Adapun komponen kebugaran jasmani meliputi : (1) Daya tahan jantung yaitu kemampuan jantung, paru menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama, (2) Kekuatan otot yaitu kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja dalam waktu yang cukup lama, (3) Kelentukan yaitu kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa, dan (4) Komposisi tubuh yaitu perbandinan berat badan atau tubuh tanpa lemak dinyatakan prosentase lemak tubuh. Sedangkan Harsono, (1988:225) membagi komponen kebugaran jasmani, antara lain:
1. Kekuatan otot (Mascular strength)
Kekuatan otot ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam usaha dalam mempergunakan kelompok otot-otot untuk menahan sesuatu beban dengan hasil yang baik. Kekuatan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang merupakan salah satu unsur gerak dasar dalam semua bentuk gerak, terutama dalam seatiap bentuk aktivitas fisik.
2. Kecepatan (Speed)
Kecepatan ini adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan yang seajenis dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil yang sebaik-baiknya. Kecepatan merupakan sejumlah gerakan dalam unit waktu.
(48)
Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh dalam mempertahankan sikap yang tepat pada saat melakukan suatu gerakan atau posisi dalam berbagai macam gerak.
4. Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Yaitu suatu kemampuan untuk merubah posisi badan secara cepat dan tepat, seperti gerak menghindari lawan dalam permainan.
5. Daya tahan (Endurance)
Daya tahan merupakan keadaan suatu kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan itu.
Daya tahan pada umumnya di bagi 2, yaitu 1) Daya tahan otot (muscle endurance) dan 2) Daya tahan jantung dan paru (cardiovascular respiratory endurance). Daya tahan otot adalah kemampuan otot dari salah satu bagian tubuh untuk mmelakukan kerja dalam waktu yang lama, sedangkan daya tahan jantung dan paru adalah kemampuan kerja jantung dan paru dalam waktu yang lama. daya tahan jantung dan paru (cardiovascular respiratory endurance) sering pula disebut sebagai daya tahan umum atau identik dengan fitnes total. Karena itu, daya tahan jantung dan paru dapat mengukur atau sebagai parameter kemampuan kebugaran jasmani seseorang.
Untuk mengetahui tingkat kebugaran dapat dilakukan tes dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia 16 – 19
(49)
tahun. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) adalah salah satu alat ukur yang serisi rangkaian tes yang terdiri dari 5 butir tes. Ke lima butir tes ini merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara keseluruhan, untuk menilai tingkat kesegaran jasmani siswa.
K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani mempunyai tingkat yang berbeda pada setiap orang. Setiap kegiatan fisik dibutuhkan suatu tingkat kebugaran jasmani yang didukung oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mepengaruhi kebugaran jasmani, yaitu :
Depdiknas, (2000:54) menyebutkan ada 5 faktor yang mempengaruhi dan menetukan VO2 max diantaranya :
Keturunan (genetic) dari penelitian yang telah dilakukan dibuat kesimpulan bahwa kemampuan VO2 max 93,4 % ditentukan oleh faktor genetik yang
hanya dapat diubah dengan latihan. Faktor genetik yang berperan dapat membedakan kapasitas jantung paru, sel darah merah dan hemoglobin juga persentase slow twitch fiber.
Umur. Mulai anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan jantung (kardiovaskuler) meningkat, mencapai maximal pada umur 20-30 tahun dan kemudian berbanding terbalik dengan umur, sehingga pada orang yang berumur 70 tahun diperoleh daya tahan 50 % dari yang dimilikinya pada umur 17 tahun. Hal ini disebabkan oleh penurunan faal organ transport dan
(50)
penggunaan O2 yang terjadi akibat bertambahnya umur. Tetapi curamnya
penurunan dapat berkurang bila tetap melakukan olahraga aerobik.
Jenis kelamin. Sampai dengan pubertas tidak terdapat perbedaan daya tahan jantung (kardiovasakuler) laki-laki dan wanita, setelah umur tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15-25% dari pada pria. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan maximal muscular power yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, kapasitas paru.
Aktivitas fisik. Istirahat ditempat tidur selama 3 minggu akan menurunkan daya tahan jantung (kardiovaskuler). Efek latihan aerobik selama 8 minggu setelah istirahat memperlihatkan peningkatan daya tahan jantung (kardiovaskuler). Macam aktivitas fisik akan mempengaruhi nilai daya tahan kardiovaskuler. Seseorang yang melakukan lari jarak jauh mempunyai daya tahan kardiovaskuler yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan gymnastic dan main anggar. Pada penderita obesitas aktivitas fisik yang terarah juga meningkatkan kesegaran jasmani disamping terjadi penurunan berat badan.
Latihan. Peningkatan prestasi dan kualitas dari daya tahan aerobik sangat dipengaruhi oleh latihan. Peningkatan daya tahan tahan aerobik berbanding lurus dengan jumlah latihan yang dilakukan. Latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi tubuh, dampak yang ditimbulkan dari latihan fisk adalah sebagai berikut:
(51)
a. Jantung akan lebih membesar, lebih kuat, penambahan isi sekuncup dan curah jantung.
b. Bertambahnya jumlah pembuluh darah kapiler disekitar otot. c. Bertambahnya kemampuan darah membawa oksigen.
d. Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energi dengan penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.
e. Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan meluncurkan sisa-sisa pembakaran.
f. Bertambahnya kemampuan sel otot dan hati untuk bahan bakar makanan terutama glikogen.
g. Bertambahnya kemampuan tubuh menjadikan sel otot lebih kuat bertambah besarnya ukuran otot.
L. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Febby Haendra Dwi Anggara, Nanang Prayitno (2012) “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga
Murni, Cikarang Barat Tahun 2012”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa responden yang menderita hipertensi sebesar (30,7%) sedangkan responden yang tekanan darahnya normal sebesar (69,3%). Jenis kelamin pada penelitian ini tidak berhubungan secara statistik dengan tekanan darah (p > 0,05). Sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, IMT, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, asupan
(52)
natrium, asupan kalium berhubungan secara statistik dengan tekanan darah (p < 0,05).
2. Deasy Silviasari Madina, (2007)
“
Nilai Kapasitas Vital Paru Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai CabangOlahraga”. Dengan Hasil penelitian sebagai berikut: Hubungan antara
nilai kapasitas vital paru dengan umur tidak bermakna (koefisien korelasi = 0,0385). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan tinggi badan bermakna (koefisien korelasi = 0,5493 dengan P<0,01. Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan berat badan barmakna (koefisienkorelasi = 0,5073 dengan P<0,01). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan VO2 max tidak bermakna(koefisien korelasi
= - 0,0293). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan umur tidak bermakna (koefisienkorelasi = - 0,0655). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan tinggi badan bermakna (koefisienkorelasi = 0,6325 dengan P<0,01). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan berat badan barmakna (koefisienkorelasi = 0,3757 dengan P<0,01). Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan VO2 max
tidak bermakna(koefisien korelasi = 0,0145).
3. Yuma Anugrah, (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Penggilingan Divisi Batu Putih Di PT. Sinar Utama Karya . Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara masa kerja (p=0,021) dan status gizi (p=0,00) dengan kapasitas vital paru pada pekerja penggilingan divisi batu putih di PT. Sinar Utama Karya. Tidak dapat diketahui hubungan antara penggunaan
(53)
masker berhidung dan tidak ada hubungan antara riwayat penyakit paru (p=0,812) dengan kapasitas vital paru pada pekerja penggilingan divisi batu putih di PT. Sinar Utama Karya.
M. Kerangka Pikir
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak. Dari berbagai penelitian yang dilakukan untuk meneliti kebugaran jasmani, diketahui seorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik maka dalam setiap aktivitasnya tidak cepat mengalami kelelahan, dan kesegaran jasmaninya akan cepat pulih setelah melakukan kegiatan. Diketahui melalui observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono bahwa siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran olahraga kurang berkonsentrasi dan cepat mengalami lelah yang berakibat menurunya prestasi olahraga maupun pelajaran lainya. Hal ini terjadi karena kebugaran yang dimiliki tidak terjaga dengan baik.
Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara pada saat inspirasi. Pernapasan erat kaitannya dengan darah, dalam unsur-unsur yang mempengaruhi kebugaran jasmani terdapat unsur merokok yang artinya sangat berkaitan dengan pernapasan. Sedangkan dengan peredaran darah, rokok yang di konsumsi banyak mengandung zat-zat berupa racun yang dapat menghambat peredaran darah dan berakibat semakin beratnya kemampuan jantung untuk
(54)
memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menimbulkan kurangnya konsentrasi pada saat belajar dikelas maupun dilapangan, semakin turunnya kondisi kebugaran karena organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik, paru-paru yang terpapar oleh asap rokok menjadi sulit untuk berkembang. Udara merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari udara yang dihirup oleh manusia diproses dalam tubuh melalui hidung, faring, masuk kedalam paru. Proses ini merupakan sebuah sistem respirasi untuk kebutuhan metabolisme tubuh, menyaring makanan, nutrisi, dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Dengan demikian udara adalah kebutuhan yang paling mendasar, apabila udara yang dihirup tercemar maka akan terjadi berbagai permasalahan kebugaran jasmani. Dari uraian tersebut dapat dibuat kerangka pikir, berikut adalah kerangka pikir menurut Lawrance Green (2000).
Gambar 1. Kerangka Fikir.
Komponen kebugaran jasmani:
1. Kekuatan otot
2. Kecepatan
3. Keseimbangan
4. Kelincahan
5. Daya tahan (Harsono,1988:225)
Faktor internal:
1. Keturunan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Aktifiitas fisik
5. Latihan (Depdiknas,2000:54)
Faktor eksternal:
1. Kebiasaan merokok
2. Terpapar asap rokok
3. Lingkungan
4. Pola hidup
Kapasitas paru-paru dan tekanan darah
(55)
N. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka fikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H0 : Kebugaran jasmani tidak memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kapasitas paru-paru siswa putra.
H1 : Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas paru-paru siswa putra.
H0 : Kebugaran jasmani tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas paru-paru siswi putri.
H2 : Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas paru-paru siswi putri.
H0 : Kebugaran jasmani tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah siswa putra.
H3 : Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah siswa putra.
H0 : Kebugaran jasmani tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah siswi putri.
H4 : Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah siswi putri.
(56)
III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Syarat mutlak dalam penelitian adalah metodologi penelitian, berbobot atau tidaknya penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah untuk menjaga pengetahuan yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya (Sutrisno, 2001 : 4). Sebuah penelitian dilakukan berdasarkan pada metodologi penelitian harus mengarah pada tujuan penelitian agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menurut Arikunto(2002 : 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan teknik tes. Metode penelitian dalam penelitian ini mencakup prosedur dan instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian. Maka berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan analisis data.
(57)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Riduan (2004:55) memberikan pengertian bahwa, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Arikunto (1997:108) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti kumpulan individu, keluarga dan kumpulan unsur lainya yang mempunyai kualitas, karakteristik dan sifat yang sama. Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA N 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur yang memiliki jumlah populasi sebanyak 305 terdiri dari 150 putra dan 155 putri.
Keseluruahan populasi dalam penelitian ini memiliki beberapa kesamaan antara lain:
a. Siswa kelas XI SMA N 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur b. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
c. Usia yang relatif sama antara 16-18 tahun.
Berdasarkan uraian di atas maka subyek yang dijadikan populasi dalam penelitian ini telah memenuhi syarat seebagai populasi.
(58)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174).Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan proposional random sampling, proporsi yang dipakai sebesar 20 % pada setiap kelas (Arikunto, 2010:177).
Adapun teknik random samplingnya (sampel acak), yaitu peneliti mencampur subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Sedangkan cara yang digunakan adalah dengan cara undian, karena bagi peneliti cukup sederhana dan kemungkinan kesalahan dapat dihindari. Cara undiannya yaitu pada kertas kecil-kecil kita tuliskan subyek, satu nomor untuk tiap kertas sesuai dengan jumlah siswa di kelas dengan masing-masing kelas berjumlah 34 siswa-siswi, kemudian kertas ini kita gulung dengan tanpa prasangka, setelah itu kita mengambil gulungan kertas satu persatu sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan. Nomor yang tertera pada kertas yang terambil itu kemudian dicocokkan dengan nama anak yang tercantum didalam buku presensi kelas. Anak itulah yang menjadi subyek sampel penelitian.Jadi dalam pengambilan teknik random sampling ini, sampel yang diambil oleh peneliti tiap kelasnya adalah 7- 8 sampel putra dan putri.
(59)
C. Variabel dan Data Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:159). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel bebas adalah objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan hal-hal lain dilambangkan dengan (X). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebugaran jasmani (X)
b. Variabel terikat adalah objek atau gejala-gejala yang keberadaannya tergantung atau terikat dengan hal-hal lain yang mempengaruhi dilambangkan dengan (Y). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
1. Kapasitas paru-paru (Y1)
2. Tekanan darah (Y2)
2. Data Penelitian
Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu : a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Di dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti
(60)
mengambil data secara langsung dan tidak melalui prantara siapapun.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data seekunder tidak dipakai.
Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah menentukan apakah data yang akan dipergunakan untuk menguji hipotesis itu akan dikumpulkan dari sumber-sumber pustaka yang sudah ada, ataukah akan diusahakan data langsung dari individu yang diselidiki. Data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan mengadakan survey atau pencacahan lengkap. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.
D. Definisi Oprasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara oprasional sebagai berikut :
(61)
1. Kebugaran Jasmani
Menurut Sumosardjuno (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak.
2. Kapasitas Paru-paru
Kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat (C. Pearce, 2011 : 267). Kapasitas paru-paru adalah kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas total merupakan jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada saat inspirasi. Kapasitas vital yakni jumlah udara yang di keluarkan pada saat ekspirasi maksimal.
3. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung. Selama systole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun, nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik, (C. Pearce, 2011: 168-169).
(62)
E. Desain Penelitian
Dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah penulis rumuskan, maka diperlukan sebuah desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian ini berfungsi untuk memberikan jalan dan arah dari proses penelitian. Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah:
Gambar. Desain Penelitian
Gambar. 2. Desain Penelitian. Keterangan :
X1: Kebugaran Jasmani Y1: Kapasitas Paru-paru Y2: Tekanan Darah
F. Instrument Penelitian
Arikunto (2006: 223), mengatakan bahwa mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam suatu penelitian. Dengan adanya itulah dilakukan penelitian dengan menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan referensi yang dimiliki, sedangkan yang dimaksud data itu sendiri adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka. Adapun
X1
Y1
(63)
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan pengukuran. Dalam penelitian ini ada 3 macam tes, yaitu: 1) tes kesegaran jasmani. 2) tes kapasitas paru-paru. 3) tes tekanan darah.
Instrument mencangkup segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini, yakni:
1. Tes Kebugaran Jasmani (TKJI)
Tes merupakan suatu alat (instrument) pengumpulan data atau informasi tentang atau status sesuatu yang digunakan dengan setandar tertentu (Arikunto, 1998:138).Tes yang digunakan adalah TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) untuk usia 16-19 tahun.
Kegunaan tes :
Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani anak usia 16-19 tahun.
Ada lima butir tes kebugaran jasmani untuk sekolah menengah atas, butir-butir tesnya, yaitu :
Untuk tes putra dan putri terdiri dari: a. Lari cepat 60 meter
b. Gantung siku tekuk 60 detik c. Baring duduk 60 detik d. Loncat tegak
(64)
Fasilitas dan alat yang digunakan adalah :
a. Lintasan lari atau lapangan datar dan tidak licin b. Stopwatch
c. Bendera start d. Tiang pancang
e. Palang tunggal untuk gantung siku f. Papan berskala untuk papan loncat g. Serbuk kapur
h. Penghapus i. Formulir tes j. Peluit k. Alat tulis
Tabel 2. Table Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia putra dari Wadaningjar (2003: 19)
Nil ai
Lari 60 meter
Gantungangk attubuh
Baring duduk
Loncatteg ak
Lari 1200 meter 5 S.d –7,2” 19 – > 41 – > 73 – > s.d –3`14”
4 7,3” –8,3” 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” –4’25”
3 8,4” –9,6” 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” –5’12”
2 9,7” –11,0” 5 – 8 10 – 20 39 – 49 5’13” –6’33”
(1)
56
d. Hipotesis 4
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel Xterhadap Y2diperoleh nilai thitung4,240> t tabel 1,701. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, tingkat kenugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darahsiswi putri.
(2)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas paru-paru pada siswa.
2. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas paru-paru pada siswi.
3. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah pada siswa.
4. Kebugaran jasmani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tekanan darah pada siswi.
B. Saran
Berdasar kan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
(3)
77
1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kebugaran jasmani hendaknya dalam memberikan latihan saat kegiatan pemanasan mengarah pada latihan untuk menjaga kebugaran jasmani, mengajarkan olahraga-olahraga yang mudah dilakukan setiap saat dengan baik dan benar. 2. Memberikan pengetahuan tentang kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat
mempengaruhi kebugaran jasmani agar porsi belajar dan menjaga kesehatan seimbang dan prestasi dapat diraih dengan maksimal.
3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi, menyempurnakan instrument tiap-tiap item tes dan unsur-unsur lain seperti kebiasaan merokok, pola hidup desa-kota, IQ anak dll.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ---.2010.prosedur penelitian.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : ArcanC.V. Tambak Kusuma.Company. Page 477 – 545.
Dede Kusmana. 2002. Olahraga bagi kesehatan jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia.
Depdiknas. 2003. Undang-undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta :Depdiknas.
Depkes RI.2003.Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta. Depkes RI.
Ganong, William F. 2002.Fisiologi Kedokteran (Review of Medical
Physiology).Terjemahaan dr M Djauhari Widjaja kusumah.Edisi 17. Jakarta: EGC.
Green, Lawrence.,Kreuter, Marshal, Deeds, Sigrid. 2000. Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik. Jakarta.
Guyton, Hall. 1996. Text Book of Medical Physiology. New York : W B Saunders Hadi,Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Harsono. 1988. Coaching aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta Hartati. 2011.Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum Dan Sesudah
Terpapar Kebisingan Melebihi Nab Di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama. di Surakarta.skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
(5)
79
Herry Koesyanto dan Eram Tunggul Pawenang.2005.Panduan Praktikum
Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Semarang: UPT UNNES Press.Jakarta :Gramedia, 1989.
Hogan, Michael. 2011. Respiration. Encyclopedia of Earth. Eds. Mark McGinley & C. J. cleveland. National council for Science and the Environment.
Washington DC.
Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Presindo.
Lukaningsih, Zuyina. 2011.Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lutan, R. 2002.Asas – Asas Pendidikan Jasmani.Depdiknas. Jakarta.7:153.
Mc Gowan, M.P. 2001.Menjaga Kebugaran Jantung. Ed 1. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Nafis, Dkk. 2012. Korelasi Denyut Nadi Istirahat Dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr/article/viewFile/511/550. Diakses tanggal 22 juni 2015.
Nugraheni, S. Wahyuningsih. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
http://www.apikescm.ac.id/ejurnalinfokes/index.php/infokes/article/downloa d/37/37. Diakses 22 juni 2015.
Pearce, Evelyn. 1995.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
---. 2011.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
Pekik, Djoko.Upaya Meningkatkan Derajat Kebugaran Jasmani Dan Kesehatan.Yogyakarta :Lukman offset. 2004.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Riduwan. 2004.Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Alfabeta Bandung. Russel, R. 1989. Swimming for Life.London : Penguin Group. Page : 7 – 42.
(6)
Sani. A. 2008.Clinical Practice Pocket Book Cardiovascular Disease Series. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2:9 (26 Februari 2011).
Somantri, Irman. 2008.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Suma’mur, P.K. 1996.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. TokoGunungAgung.
Sumosardjuno, Sudoso.1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga.Jakarta: Karya Grafita Utama.
---. 1993. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Berolahraga.Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Suharjana, F dan Purwanto, H. 2008.Kebugaran Jasmani Mahasiswa D II PGSD Penjas FIKUNY (Universitas Yogyakarta).di
Yogyakarta.jurnal.FakultasIlmu Keolahragaan Universitas Yogyakarta. Yogyakarta: 66.
Suyono, Joko. 1995.Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja.Jakarta : EGC. Syaifudin. 1997.Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan.2001.Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta. Watson, Roger. 2002.Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta: EGC. Widaninggar, dan DKK, 2003. Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Yunani, Dkk. 2013. Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum Dan Sesudah
Berenang Pada Wisatawan Di Kolam Renang Taman Rekreasi Kartini Rembang.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=161581&val=5087&titl e=PERBEDAAN%20KAPASITAS%20VITAL%20PARU%20SEBELUM %20DAN%20SESUDAH%20BERENANG%20PADA%20WISATAWAN %20DI%20KOLAM%20RENANG%20TAMAN%20REKREASI%20KAR TINI%20REMBANG. Diakses tanggal 22 juni 2015.