1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tujuan didirikannya suatu entitas atau perusahaan selain untuk memperoleh laba ada juga tujuan serta tanggung jawab besar yang harus
dibebankan oleh perusahaan. Tanggung jawab besar tersebut adalah mempertahankan eksistensi usaha dan mempertahankan kelangsungan
usaha going concern. Salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan
manajemen dalam mengelola perusahaan. Ketika perusahaan mengalami permasalahan kondisi keuangan maka kegiatan oprasional perusahaan
akan terganggu dan akhirnya berdampak pada tingginya resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya dimasa yang mendatang. Auditor dapat memberikan opini going concern
untuk mengukur kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus menyiapkan laporan keuangan yang nantinya akan di
audit. Setyarno et.al. 2006, menyatakan bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini
audit going concern yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Disamping itu ukuran perusahaan dan leverage juga berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern, karena mencerminkan keadaan perusahaan dalam hal membayar kewajibannya dan
Universitas Sumatera Utara
2
menghasilkan laba yang positif atau negatif. Selain itu auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern dalam periode waktu yang
pantas tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP Seksi 341, Ikatan Akuntan
Indonesia, IAI, 2001. Weiss 2002 dalam putri 2011, menemukan bahwa dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan,
Enron dan 95 perusahaan lainnya menerima opini wajar tanpa pengecualian pada tahun sebelum terjadinya kebangkrutan. Fakta ini
memunculkan pertanyaan mengapa perusahaan yang dinyatakan mendapat opini wajar tanpa pengecualian bisa berhenti beroperasi.
Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini yang dibuat oleh auditor menyangkut opini going concern. Para pemakai
laporan keuangan berpikir bahwa pengeluaran opini audit going concern ini sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Banyak auditor
yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern,
karena sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Auditor dituntut profesional dan mentaati ketentuan
audit sesuai dengan prinsip audit agar tidak timbul kesalahan dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan klien. Beberapa
penyebabnya antara lain, pertama, masalah self fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor tidak akan mengungkapkan status going concern
Universitas Sumatera Utara
3
yang muncul ketika auditor khawatir apabila opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah
karena para pemakai laporan keuangan akan mengambil kembali investasi dan tidak akan ada investor yang akan berinvestasi pada
perusahaan yang akan menerima status going concer. Reputasi sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang
diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk
mengungkapkan kelangsungan hidup going concern perusahaan klien. Pengungkapan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan
dimasukkan dalam Laporan Auditor Independen. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas.
Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan banyak perusahaan go public menerima opini audit going concern. Pengeluaran
opini audit going concern ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi,
karena ketika seorang investor akan melakukan investasi ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang menyangkut
tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut Santosa, Wedari dalam putri 2011. Bahkan tidak sedikit dari auditor gagal memberikan
Universitas Sumatera Utara
4
opini going concern kepada auditee, yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat namun menerima pendapat wajar tanpa pengecualian
unqualified. Kesalahan dalam memberikan opini audit akan berakibat fatal bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Hal ini berarti,
menuntut auditor untuk lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu perusahaan. Inilah alasan
mengapa auditor turut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup suatu perusahaan meskipun dalam batas waktu tertentu yaitu satu tahun
sejak tanggal penerbitan laporan auditor IAI, 2001: SA Seksi 341.1 paragraf 2.
Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode waktu pantas, yaitu tidak melebihi dari satu tahun sejak laporan keuangan auditan
IAI, 2001: SA Seksi 341,1 paragraf 2 menurut Harahap 2011 Going Concern adalah perusahaan yang dilaporkan akan terus beroprasi
dimasa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubar, yang menjadi fokus bukan
keterus menerusnya, tapi perinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan.
Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan Statement of Financial Accounting Concets
Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan No.2 yang dikeluarkan oleh FASB menyatakan bahwa relefansi dan
Universitas Sumatera Utara
5
reliabilitas merupakan dua kualifikasi utama yang membuat informasi
akuntansi dapat berguna bagi pengambilan keputusan.pengguna laporan keuangan melihat adanya adanya keyakinan bahwa kedua hal tersebut di
atas telah dipenuhi sebagaimana tercantum dalam laporan auditor independen Boynton: 2002: 53
Dalam laporan keuangan tahunan, opini going concern diberikan setelah paragraf pendapat. Laporan keuangan konsolidasi terlampir
disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan going concern. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi
terhadap perusahaan, serta tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen untuk menghadapi kondisi tersebut. Kondisi
ekonomi tersebut telah mempengaruhi kondisi sosial dan politik yang menyebabkan sulitnya suatu entitas melakukan kegiatan usahannya,
sehingga beban produksi semakin meningkat dan penjualan terus mengalami penurunan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dan replikasi dari penelitian setyarno dkk 2006, Arga 2007, putri 2011, purba2011 . Peneliti
yang dilakukan oleh setyarno dkk 2006 dengan menggunakan empat variabel independen yaitu: Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan,
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan menyatakan bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun
Universitas Sumatera Utara
6
sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penelitian yang dilakukan oleh Arga 2007 dengan menggunakan lima variabel independen yaitu: Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan menyatakan bahwa hanya opini audit
tahun sebelumnya yang positif berpengaruh terhadap opini audit going concern
. Penelitian yang dilakukan oleh putri 2011 dengan menggunakan lima variabel independen yaitu: kualitas audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,Pertumbuhan Perusahaan dan ukuran perusahaan. Menyatakan kualitas auditdan opini
audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Penelitian yang dilakukan oleh purba 2011 dengan
menggunakan enam variabel independen yaitu kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,
ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan leverage. kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan,
ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan leverage secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan going concern
Secara parsial opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan going concern.
Hasil penelitian diatas memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang sama mengenai faktor yang berpengaruh
terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan. Pada
Universitas Sumatera Utara
7
penelitian ini, peneliti menggunakan variabel kualitas audit, opini audit sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, leverange dan ukuran
perusahaan dengan populasi perusahaan manufaktur terbuka Tbk tahun 2010-2012. Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah