Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO

42 3 Suhu Pada fase luteal menstruasi, kadar progesteron meningkat. Padahal progesteron memiliki efek termogenik, yaitu dapat meningkatkan suhu basal tubuh. Efek termogenik dari progesteron ini rupanya meningkatkan BMR, sehingga akan berpengaruh pada kerja kardiovaskuler dan akhirnya berpengaruh pula pada nilai VO 2 maks. Sehingga, secara tidak langsung, perubahan suhu akan berpengaruh pada nilai VO 2 maks. 4 Keadaan latihan Latihan fisik dapat meningkatkan nilai VO 2 maks. Namun begitu, VO 2 maks ini tidak terpaku pada nilai tertentu, tetapi dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktivitas fisik. Contohnya, bed- rest lama dapat menurunkan VO 2 maks antara 15-25, sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan VO 2 maks dengan nilai yang hampir serupa. Latihan fisik yang efektif bersifat endurance ketahanan dan meliputi durasi, frekuensi, dan intensitas tertentu. Sehingga dengan begitu dapat dikatakan bahwa kegiatan dan latar belakang latihan seorang atlet dapat mempengaruhi nilai VO 2 maks.

d. Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO

2 maks Menurut Fox at.al 1993: 57 faktor-faktor yang menentukan nilai VO 2 maks, sebagai berikut: 43 1 Fungsi paru Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan oksigen yang kuat, dibutuhkan paru- paru yang berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya. Pada seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi paru, dikenal juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena A-VO2diff. Selama aktivitas fisik yang intens, A-V O2 akan meningkat karena oksigen darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang. Hal ini menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan A-V O2diff terjadi serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap olah raga berat. 44 2 Fungsi kardiovaskuler Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95 dari tingkat maksimalnya. Karena pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO 2 maks. 3 Sel darah merah Hemoglobin Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin, maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat tinggi. Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormon androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-laki memiliki kadar hemoglobin sekitar 1-2 gr per 100 ml lebih tinggi dibanding wanita. 45 4 Komposisi tubuh Jaringan lemak menambah berat badan, tapi tidak mendukung kemampuan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama olah raga berat. Maka, jika VO 2 maks dinyatakan relatif terhadap berat badan, berat lemak cenderung menaikkan angka penyebut tanpa menimbulkan akibat pada pembilang VO 2 ; VO 2 mlkgmenit = VO 2 LO2 x 1000 Berat badan kg Jadi, kegemukan cenderung mengurangi VO 2 maks. Tenaga aerobik maksimal berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Nilai VO 2 maks bersifat relatif terhadap berat badan. Beberapa faktor yang mengakibatkan VO 2 maks adalah sebagai berikut: a Fungsi paru jantung, b Metabolisme otot aerobik, c Kegemukan badan, d Keadaan latihan, e Keturunan Suharno, 1985: 12. VO 2 maks adalah kemampuan maksimal seseorang untuk mengambil dan menggunakan oksigen. Satuan pengukurannya adalah cckg berat badanmenit, atau met. Satu met sama degan 3,5 cckgmenit. Bagi atlet yang mempunyai VO 2 maks tinggi, akan dapat bergerak dengan kecepatankecepatanpower tinggi masih dalam keadaan aerobik dalam sintesis ATPnya. Faktor penentu tinggi rendahnya VO 2 maks Pranatahadi, 2012: http:staff.uny.ac.iddosendrssebastianuspranatahadi-mkes..: 1 Kapasitas Vital, dan Kualitas Difusi Paru Semakin tinggi volume paru, akan semakin mudah darah Hb dalam mengikat oksigen dan melepaskan carbon dioksida di paru. 46 2 Kadar Hb Kadar Hb akan berfungsi untuk mengikat oksigen, yang kemudian diedarkan ke jaringan seluruh tubuh. Bagi atlet kadar Hb untuk putra dituntut 16 gr, dan putri 14 gr. 3 Kualitas dan Kuantitas PembuluhDarah Pembuluh darah yang bersih dan elastis akan menentukan kualitas sirkulasi darah. Ketika berlatih harus lebih banyak darah yang beredar, pembuluh harus dapat mampu melebar dilatasi agar aliran dapat lebih lancar. 4 Kualitas Jantung Jantung yang mempunyai volume atau ruang yang besar pada atrium maupun ventrikel akan menghasilkan volume sedenyut yang lebih besar. 5 Jumlah dan Besar Mitokondria Mitokondria sebagai tempat untuk berlangsungnya siklus Krebs dan sistem transport elektron atau posporilasi oksidatif. Semakin banyak dan besar mitokondria pada setiap sel otot, maka penggunaan oksigen untuk membuat ATP akan dapat semakin tinggi. 6 Berat Badan Penambahan berat badan karena meningkatnya cadangan lemak di sel adiposa, glikogen otot, serta membesar dan memadatnya tulang akan dapat menurunkan VO 2 maks. Oleh karena itu agar VO 2 maks tetap tinggi kenaikan-kenaikan tersebut harus dihindari.

5. Karakteristik Anak Usia 12-15 Tahun

Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIASI LATIHAN SMASH TERHADAP HASIL PENINGKATAN KETEPATAN SMASH PADA PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA USIA 12-16 TAHUN PB.ARENA TANJUNG MORAWA TAHUN 2017.

0 4 15

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FARTLEK DENGAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN V02 MAX ATLET BULUTANGKIS USIA 16-19 TAHUN PB ANGSAPURA MEDAN TAHUN 2014.

0 4 22

(ABSTRAK) PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN POSISI NET TETAP DAN NET BERUBAH TERHADAP HASIL LATIHAN SMASH ATLET PUTRA KELOMPOK UMUR 11-15 TAHUN PADA KLUB BULUTANGKIS (Eksperimen pada Atlet Putra Kelompok Umur 11-15 Tahun Pada Klub Bulutangkis Serulingmas Banj

0 1 2

PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN POSISI NET TETAP DAN NET BERUBAH TERHADAP HASIL LATIHAN SMASH ATLET PUTRA KELOMPOK UMUR 11-15 TAHUN PADA KLUB BULUTANGKIS (Eksperimen pada Atlet Putra Kelompok Umur 11-15 Tahun Pada Klub Bulutangkis Serulingmas Banjarnegara)

3 26 96

PENGARUH METODE LATIHAN SIRKUIT UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN DAN DAYA TAHAN PADA ATLET PUTRA PERSATUAN BULUTANGKIS BINA JAYA WONOGIRI TAHUN 2016.

0 2 17

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAKS PADA ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 14-15 TAHUN DI PB NATURA SLEMAN TAHUN 2016.

0 11 101

PENGARUH LATIHAN DODGING RUN DAN LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN KAKI ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 12-13 TAHUN PB. HARAPAN JAYA KABUPATEN MAGELANG.

4 20 116

PENGARUH LATIHAN DRILLING DROPSHOT DAN STROKES DROPSHOT TERHADAP PENINGKATAN DROPSHOT PADA ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 10-11 TAHUN PB. NATURA PRAMBANAN YOGYAKARTA.

0 1 132

PROFIL KONDISI FISIK ATLET BULUTANGKIS USIA 10-15 TAHUN DI PB. TUNAS PAMOR TEMANGGUNG TAHUN 2016.

0 3 114

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN POLA PUKULAN TERHADAP KETEPATAN SMASH ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 10-12 TAHUN DI PB JAYA RAYA SATRIA YOGYAKARTA.

1 4 109