digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan, untuk memastikan data mana
yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandang yang berbeda-beda.
43
3 Trianggulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi
kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan pengecekan wawancara, observasi atau
tehnik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.
44
Trianggulasi yang peneliti terapkan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber, tehnik dan waktu. Dalam trianggualasi
sumber peneliti membandingkan data hasil observasi peneliti dengan data hasil wawancara dari klien, membandingkan apa yang dikatakan
klien kepada orang lain dengan apa yang dikatakannya secara pribadi kepada konselor, membandingkan apa yang dikatakan informan
tentang klien dengan keadaan klien yang sebenarnya. Sedangkan trianggulasi tehnik dilakukan peneliti dengan membandingkan antara
data hasil wawancara dengan hasil observasi peneliti, yakni pada satu kesempatan peneliti menggunakan wawancara, kadang pada
kesempatan lain menggunakan observasi. Selanjutnya peneliti juga menggunakan trianggulasi waktu yakni peneliti melakukan
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, h, 274.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, h, 274.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
wawancara maupun observasi pada waktu yang berbeda, seperti saat wawancara di pagi hari pada saat klien masih segar, dengan
membandingkan hasil wawancara saat sore hari. Trianggualasi ini dilakukan untuk menutupi kelemahan dari
satu tehnik tertentu sehingga data yang diperoleh benar-benar akurat.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dilakukan untuk mempermudah dalam pembahasan, peneliti membagi pembahasan ke dalam lima bab, yang masing-
masing terdiri dari sub-sub bab. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini
meliputi:
BAB I Pendahuluan yaitu: gambaran umum yang membuat pola dasar dan kerangka pembahasan skripsi. Bab ini meliputi latar belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka: dalam bab ini peneliti menyajikan tentang
kajian teori yang dijelaskan dari beberapa referensi untuk menelaah objek kajian yang dikaji, bab ini membahas tentang bimbingan konseling Islam,
yang meliputi; pengertian bimbingan konseling Islam, tujuan bimbingan konseling Islam, fungsi bimbingan konseling Islam, unsur-unsur bimbingan
konseling Islam, azaz-azaz bimbingan konseling Islam, prinsip-prinsip bimbingan konseling Islam, dan langkah-langkah bimbingan konseling Islam.
Selanjutnya yakni dibahas mengenai terapi realitas, yang meliputi; pengertian terapi realitas, konsep dasar tentang manusia, tujuan terapi realitas, fungsi dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
peran terapis, dan teknik terapi realitas. Dan yang terakhir dalam kajian teori adalah membahas tentang kejenuhan, yang termasuk dalam hal ini yakni;
pengertian kejenuhan, faktor-faktor penyebab mengalami kejenuhan, gejala- gejala kejenuhan, dan cara mengatasi kejenuhan. Selain kajian teori, dalam
bab dua, mengenai tinjauan pustaka juga dipaparkan tentang kejenuhan merupakan masalah dalam bimbingan konseling, bimbingan konseling Islam
dengan terapi realitas dalam mengatasi kejenuhan, serta dipaparkan mengenai
penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang peneliti lakukan. BAB III Penyajian Data: yang menjelaskan tentang setting penelitian
yang meliputi, deskripsi umum objek penelitian, deskripsi konselor, deskripsi klien, dan membahas deskripsi hasil penelitian yakni mengenai faktor-faktor
yang melatarbelakangi istri mengalami kejenuhan dalam mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik, proses pelaksanaan bimbingan
konseling Islam dengan terapi realitas dalam menangani kejenuhan seorang istri mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik, dan hasil
dari proses bimbingan konseling Islam dengan terapi realitas dalam menangani kejenuhan seorang istri mengurus rumah tangga di Desa Bolo
Ujungpangkah Gresik . BAB IV Analisis Data: menjelaskan mengenai analisis faktor-faktor
yang melatar belakangi kejenuhan istri, proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam, dan analisis hasil dari proses bimbingan konseling Islam
dengan terapi realitas dalam menangani kejenuhan seorang istri mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
BAB V Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari
kajian ini dan saran-saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
BAB II BIMBINGAN KONSELING ISLAM, TERAPI REALITAS, DAN
KEJENUHAN A.
Bimbingan Konseling Islam, Terapi Realitas dan Kejenuhan 1.
Bimbingan Konseling Islam a.
Pengertian Bimbingan Konseling Islam
Hamdani Bakran Adz-Dzaky mengatakan bahwa bimbingan konseling Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan,
pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan klien dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat
mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan
kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah SAW.
51
Menurut Samsul Munir Amin bimbingan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, continue dan sistematis
kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al- Qur’an dan Hadits Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat
hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al- Qur’an dan Hadits.
52
51
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi dan Konseling Islam, hal. 137
52
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 23