Bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang menjalani pensiun

22 terhadap mata uang negara – negara yang inflasinya rendah dalam hal ini terhadap mata uang yen, won, dll, terhadap rupiah semakin kuat. Berdasarkan akar masalah dari sebuah inflasi tersebut, maka di lakukan penelitian mengenai kebijakan masing – masing dana pensiun dalam kebijakan menaikan Penghasilan dasar pensiun PhDP dan Manfaat pensiun MP sebagai berikut: Dana Pensiun Satya Wacana Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun Satya Wacana selama periode 2008 – 2012 makadi peroleh data bahwa dalam kebijakan untuk menaikan PhDP dan MP, ketentuannya disesuaikan anggaran pensiun selama ini dan langsung menyebutkan angka sesuai dengan keputusan pendiridan pemberi kerja: a. Kenaikan Penghasilan dasar pensiun di berlakukan sebagai berikut: Pada awalnya PhDP adalah 80 kemudian pada 1 april 2010 dari 80 menjadi 90 ,1 november 2011 dari 90 menjadi 95 dan berdasarkan keputusan pemberi kerja, dalam penelitin ini contohnya untuk kenaikan PhDP berdasarkan surat 495rek102012 memutuskan menaikan PhDP dari 95 menjadi 100. b. Kenaikan Manfaat pensiun di berlakukan sebagai berikut: Tahun 2008

1. Bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang menjalani pensiun

sekurang – kurangnya 12 dua belas bulan, di berikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2 duaperseratus dari manfaat pensiun yang di terima terakahir, kenaikan tersebut sekurang – kurangnnya Rp 2.000 dua ribu rupiah, dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah. 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat 1 di laksanakan setiap bulan januari 23 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud pada ayat 1, bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum 1 september 2002 di berikan kenaikan sebagai berikut: Manfaat pensiun Rp Kenaikan Manfaat Pensiun Rp  500.000 45.000 500.000 – 1000.000 35.000  1.000.000 – 1.500.000 30.000  1.500.000 25.000 4. Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku terhitung mulai 1 april 2008 Tahun 2010 1. Bagi pensiunan, jandaduda, dan anak yang menjalani pensiun sekurang – kurangnya 12 bulan bulan, diberikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2 duaperseratus dari manfaat pensiun yang di terima terkahir, kenaikan tersebut sekurang – kurangnya Rp 2.000 dua ribu rupiah, dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat 1 dilaksakan setiap bulan januari 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud dalam ayat 1, kepada pensiunan, jandaduda dan anak di berikan kenaikan manfaat pensiun dengan persentase sebagai berikut: 24 Go l MK : 20 Tahun MK : 20 – 30 Tahun MK : 30 Tahun Pensiu n JdDdAn ak Pensiu n JdDdAn ak Pensiu n JdDdAn ak I 10 6 12,5 7,5 15 9 II 7,5 4,5 10 6 12,5 7,5 III 5 3 7,5 4,5 10 6 IV 2,5 1,5 5 3 7,5 4,5 Kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud pada ayat 3 ini tunduk pada ketentuan khusus yang di muat dalam ayat 4 dan ayat 5 pasal ini: 4. Bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang sebelum kenaikan manfaat pensiun sebagimana dimaksud pada ayat 3 manfaat pensiunnya lebih kecil; dari pada manfaat pensiun minimal sebagimana tercantum dalam tabel manfaat pensiun minmal di bawah ini, dengan mengabaikan ketentuan pada ayat 3 manfaat pensiunnya di naikkan hinggga dengan manfaat pensiun minimal sesuai dengan golongan dan masa kerjanya. N o MK : 20 Tahun MK : 20 – Tahun MK : 30 Tahun Pensiu n JdDdAn ak Pensiu n JdDdAn ak Pensiu n JdDdAn ak I 400.00 240.000 450.00 270.000 500.00 300.000 II 440.00 264.000 480.00 288.000 520.00 312.000 III 475.00 285.000 510.00 306.000 545.00 327.000 25 I V 500.00 300.000 525.00 315.000 510.00 330.000 5. Bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang sebelum kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud pada ayat 3 manfaat pensiunannya lebih besar dari manfaat pensiun minimal sesuai dengan golongan dan masa kerjanya sebagimana di maksud pada ayat 4, kenaikan manfaat pensiun sebagimana dimaksud pada ayat 3 tidak boleh melebihi Rp 100.000 seratus ribu rupiah. 6. Kenaikan manfaat pensiun sebagimana yang di maksud pada ayat 3, 4, 5 pasal ini berlaku bagi pensiunan jandaduda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum bulan april 2010 7. Kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud pada ayat 3, 4, 5 pasal ini berlaku mulai tanggal 1 aprl 2010. Tahun 2012 1. Bagi pensiunan, jandaduda dan anak yang telah menajalani pensiun sekurang – kurangnya 12 dua belas bulan, di berikan kenaikan manfaat pensiun setiap tahun sebesar 2 dua perseratus dari manfaat pensiun yang di terima terakhir, kenaikan tersebut sekurang – kurangnya Rp 2.000 duaribu rupiah, dengan pembulatan ke atas dalam ratusan rupiah. 2. Pembayaran kenaikan manfaat pensiun sebagaimana di maksud dalam ayat 1 di laksanakan setiap bulan januari. 3. Tanpa mengurangi kenaikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat 1 , kepada pensiunan, jandaduda dan anak yang telah menerima manfaat pensiun sebelum bulan oktober 2011 di berikan kenaikan manfaat pensiun menurut tabel berikut NO MK : 20 Tahun MK :20 – 30 Tahun MK : 30 Tahun Pensiun JdDdAnak Pensiun JdDdAnak Pensiun JdDdAnak I 20.000 12.000 40.000 24.000 60.000 36.000 26 II 40.000 24.000 60.000 36.000 80.000 48.000 III 60.000 36.000 80.000 48.000 100.000 60.000 IV 80.000 48.000 100.000 60.000 120.000 72.000 4. Kenaikan manfaat pensiun sebagimana di maksud dalam pasal ini berlaku mulai tanggal 1 oktober 2011 Dana Pensiun Sekolah Kristen Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun sekolah kristen selama periode 2008 – 2012 maka di peroleh data bahwa, dana pensiun sekolah kristen merupakan dana pensiun yang menerapkan PhDP Parsial. Hal – hal yang berkaitan dengan PhDP parsial sebagai berikut: 1. Pada prinsipnya penerapan PhDP Parsial, dalam arti kata bahwa di dalam satu dana pensiun di berlakukan lebih dari satu standar PhDP merupakan suatu yang tidak di larang oleh peraturan perundang – undangan. 2. Penerapan PhDP Parsial merupakan alternatif yang baik jika di dalam suatu dana pensiun terdapat banyak mitra pendiri atau banyak pemberi kerja yang masing – masing berdiri sendiri independent 3. Penerapan PhDP Parsial memungkinkan pemberi kerja menentukan sendiri besarnya PhDP, sehingga memang masing – masing pemberi kerja bisa mengatur sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan besarnya PhDP yang di jadikan dasar perhitungan kewajiban iuran normal dan juga menjadi dasar perhitungan manfaat pensiun. Dengan kemungkinan ini, bisa saja pemberi kerja yang berkedudukan di daerah perkotaan menentukan PhDP yang besar, sedangkan pemberi kerja di daerah perdesaan memilih menentukan PhDP yang lebih kecil. Dari satu sisi mungkin ini bisa di pandang baik, namum dari sisi lain juga kondisi ini justru memperlebar kesejangan antara pemberi kerja. 27 4. Penerapan PhDP parsial bagaimanapun juga di lakukan dalam suatu wadah dana pensiun yang memiliki peraturan dan pensiun tunggal. Jika pemberi kerja secara independen memutuskan untuk menyesuaikanmenaikan PhDP pada suatu saat tertentu dalam jumlah yang signifikan, suka atau tidak sesuai dengan perturan dana pensiun haru di lakukan. Ketika masing – masing pemberi kerja memiliki indepensi untuk menentukan sendiri besarnya PhDP, frekuensi perubahan peraturan dana pensiun bisa menajdi tinggi. Hal ini tentunya akan berdampak padabiaya perubahan peraturan dana pensiun biaya aktuaria maupun proses perubahan peraturan dana pensiun yang tidak kecil 5 Penerapan PhDP Parsial yang memungkinkan pemberi kerja menentukan sendiri besarnta PhDP akan membawa konsekuensi “Individualisme” dalam arti bahwa jika salah satu pemberi kerja memutuskan untuk menaikan PhDP, konsekuensi pendaan akibat itu sepenuhnya akan di tanggung oleh pemberi kerja yang bersangkutan. Bagaimanapun, kondisi ini akan mengarahkan pemberi kerja untuk memikirkan diri sendiri. Sedangkan dari hasil data yang telah di peroleh bahwa selama periode penelitian yaitu 2008 – 2012 DPSK tidak pernah menaikan manfaat pensiun di karenakan mereka merasa belum mampu dan siap untuk dapat menaikan manfaat pensiun, DPSK terakhir mnenaikan manfaat pensiun pada tahun 2005. Dana Pensiun Gereja – Gereja Kristen Berdasarkan penelitian yang di lakukan di Dana Pensiun Gereja – Gereja Kristen selama periode 2008 – 2012 maka di peroleh data bahwa dalam kebijakan untuk menaikan PhDP dan MP, dikenal dengan sebutan kebijkan kembar yaitu: a. Kenaikan, biaya hidup tenaga Gaji di tambah dengan manfaat pensiun pada tahun ke t b. Pada tahun t+1 sama dengan kenaikan PhDP Kenaikan PhDP peserta aktif dan MP peserta pasif harus di naikkan bersama 28 a. Kenaikan Manfaat Pensiun di berlakukan sebagai berikut : Melalui surat keputusan badan pelaksana sinode GKJ Nomor 254.H tentang kenaikan manfaat pensiun MP bagi para pensiunan pada 1 Januari 2010 maka di tetapkan, 1. Penyesuaian Manfaat pensiun bagi para pensiunan dana pensiun GKJ, yang terdaftar sebagai pensiunan per 31 desember 2009 2. Kenaikanpenyesuaian manfaat pensiun secara proposional, dihitung berdasarkan rumus: Dimana: MPt = Manfaat pensiun setelah kenaikan MPt-1 = Manfaat Pensiun setelah kenaikan MK = Masa Kerja Pensiun LP = Lama pensiun peserta LP dibatasi 5 tahun dan maksimal 15 tahun, , atau : 5 ≤ LP ≤ 15 LP di bawah 5 Dk = Selisih antara upah minimum regional 2010 Rp 770.000 dan upah minimun regional yang diberlakukan dalam peraturan sebelumnya Rp 550.0000 yaitu Rp 220.000. S = Status pensiun, yaitu pensiun peserta adalah 100 dan pensiunan pensiunan T = 31 desember 2009 3. Khusus bagi peserta yang pensiun dengan masa kerja penuh mulai 1 januari 2007, setelah kenaikanpenyesuaian sebagimana di maksdu ayat 2 maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. manfaat pensiun normal bagi pensiunan dimaksud minimal Rp. 550.000.000. b. manfaat pensiun jandadudaanak dari pensiunan sebagimana dimaksud huruf b minimal Rp.330.000.000 29 4. Kenaikan penyesuaian manfaat pensiun sebagiamana di atur dalam pasal ini dapat dinaikkan dengan mengubah peraturan dana pensiun sesuai ketentuan peraturan perundangan dibidang dana pensiun.

b. Kenaikan penghasilan dasar di berlakukan sebagai berikut :