Tradisi Masyarakat Purbalingga Hasil Penelitian
Tradisi membuat balon tradisional ini telah dikerjakan sebagian besar masyarakat Purbalingga sejak puluhan tahun silam.
Mereka menciptakan balon tersebut dari bahan bekas, seperti plastik yang mudah didapat. Memang, proses pembuatan balon itu
tampak sederhana. Tapi, hasilnya terlihat menarik pada saat balon diterbangkan. Apalagi, balon yang tahan berada di udara selama 4-
5 jam itu bisa terbang dengan hanya menggunakan pengasapan dari pembakaran ban bekas. Selain itu, di ekor balon juga dipasang
petasan yang akan dibunyikan pada saat balon lepas ke angkasa. Tak hanya itu. Pada tubuh balon tertulis pesan. Di antaranya,
dilarang menyentuh
narkotik dan
obat-obatan berbahaya.AWDYudi Sutomo
2 Tradisi mapati tasyakuran 4 bulanan kehamilan
Mapati merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat bulan keempat masa kehamilan. Upacara mapati di dalam Islam
saat usia kandungan memasuki usia empat bulan dimana sang jabang bayi sudah ditiupkan rohnya, saat janin embrio berusia
120 hari atau 4 bulan di mulailah kehidupan dengan ruh, dan saat itulah ditentukan bagaimana ia berkehidupan selanjutnya, di dunia
sampai akhirat. Dalam tradisi mapati ini, ada dua hal yang dapat diambil pelajarannya, yakni tradisi berdoa dan tradisi bersedekah.
3 Mitoni tasyakuran 7 bulan kehamilan
Mitoni merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat bulan ketujuh masa kehamilan. Upacara mitoni di dalam Islam
saat usia kandungan memasuki usia tujuh bulan. 4
Ujungan Upacara yang dilakukan untuk meminta hujan dengan cara
adu kesaktian antara para jawara dengan menggunakan senjata pemukul dari rotan biasanya dipentaskan oleh masyarakat saat
sedang menghadapi musim kemarau panjang. 5
Suran Upacara sedekah bumi yang ditujukan untuk tolak bala
dengan cara bermacam – macam seperti ruwat bumi, upacara
selamatan di makam leluhur, dll.