26
Monks, dkk 2006 mengemukakan bahwa tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang harus dijalani oleh setiap individu dengan baik, karena
terpenuhinya tugas perkembangan tiap fase dengan baik dapat memberikan perasaan berhasil dan bahagia, serta dapat menjalani fase perkembangan
berikutnya dengan baik dan lancar. Selain itu, Rita, dkk. 2008: 6 juga mengemukakan bahwa apabila seseorang individu tidak melaksanakan atau gagal
dalam menguasai tugas perkembanagannya, maka akan terbentuk konsep diri yang negatif.
C. Hakikat Anak Autis
1. Pengertian Anak Autis
Ada berbagai pendapat mengenai pengertian autis. Secara etimologis kata “autisme” berasal dari kata “auto” dan “isme”. Auto artinya diri sendiri,
sedangkan isme berarti suatu aliran paham. Dengan demikian autisme diartikan sebagai suatu paham yang hanya tertarik pada dunianya sendiri. Yosfan, 2005:
14 Menurut Individuals with Disabilities Education Act IDEA dalam
Hallahan, dkk. 2009: 425, pengertian autis yaitu: A developmental disability affecting verbal and non verbal
communication and social interaction, generally evident before age 3, that affects a child’s performance. Other characteristics
often associated with autism are engagement in repetitive activities and stereotyped movements, resistance to environmental change or
change in daily routines, and unusual responses to sensory
experiences. The term does not apply if a child’s educational performance is adversely affected primarily because the child has
serious emotional disturbance.
27
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa autism adalah sebuah hambatan perkembangan yang mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal
dan interaksi sosial, umumnya terlihat sebelum usia 3, yang mempengaruhi kinerja anak. Karakteristik lain yang sering dikaitkan dengan autisme, yaitu
keterlibatan dalam aktivitas berulang dan gerakan stereotipik, resistensi terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas sehari-hari, dan respon yang tidak
biasa untuk pengalaman sensorik. Istilah ini tidak berlaku jika kinerja pendidikan anak dirugikan terutama karena anak mengalami gangguan emosional yang
serius. Biasanya anak tersebut sudah memiliki keterlambatan perkembangan
kemampuan selama 3 tahun pertama, usia dari seorang anak juga berpengaruh terhadap tingkat keparahan yang tampak dari gangguan itu. Mirza, 2008: 12
Menurut Smith 2006: 150, autism adalah suatu kelainan neurologis neurological disorders yang seringkali mengakibatkan ketidakmampuan
interaksi komunikasi dan sosial, sedangkan menurut Pamuji 2007: 2, anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otak yang ditandai
dengan adanya kesulitan pada kemampuan interaksi sosial, komunikasi dnegan lingkungan, perilaku dan adanya keterlambatan pada bidang akademis.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak autis merupakan anak yang memiliki gangguan perkembangan secara kompleks yang
meliputi hambatan pada perilaku, bahasa, dan interaksi sosial, dengan gejala yang dapat diketahui sebelum usia 3 tahun, sedangkan anak autis dalam penelitian ini