h. Inventori afektif
Melalui berbagai kegiatan yang dirancang dengan baik, fisika sangat memungkinkan digunakan untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai ilmiah dalam diri siswa antara lain
kejujuran, objektivitas, kedisiplinan, kecermatan, toleransi, kerja dalam tim, apresiasi, minat, serta kreativitas. Instrumen yang dapat digunakan adalah lembar observasi sebagaimana telah
dibahas sebelumnya. Sebagai contoh misalnya, pengukuran minat siswa terhadap fisika dapat dilakukan menggunakan skala Likert yang pada dasarnya adalah skala penilaian.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Sadeh, Irit and Michal Zion 2009 di dalam penelitiannya tentang The Development of Dynamic Inquiry Performance within an Open Inquiry Setting: A Comparison to Guided
Inquiry Setting, menemukan bahwa tingkat keterampilan siswa dalam open inquiry pada umumnya lebih tinggi. Mereka mampu membuat refensi yang lebih kaya dengan deskripsi
dan penjelasan yang lengkap. Ketergantungan siswa pada guru berkurang dan mereka mampu mengikuti cara berpikir kritis.
Hasil penelitian Dewi Marginingsih 2009 menyebutkan bahwa pembelajaran dengan inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer berpengaruh terhadap prestasi
siswa, kedua media dapat meningkatkan prestasi siswa maka pembelajaran tersebut disarankan digunakan dalam mengajar fisika, kemampuan berpikir dan sikap ilmiah perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran selama kedua variabel dapat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Desy Triana Skripsi, 2008 menghasilkan
suatu kesimpulan bahwa pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan inquiry terpimpin dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan thinking skill siswa.
Tri Lestari 2009 pernah melakukan penelitian mengenai Pembelajaran Kimia dengan Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi ditinjau dari
Kemampuan Awal dan Sikap Ilmiah Peserta didik. Arief Sidharta pernah melakukan penelitian tentang Model Pembeljaran Asam Basa
Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan IPA Peserta didik SMP. Hasil yang diperoleh adalah model pembelajaran yang disusun dapat meningkatkan penangkapan
konsep peserta didik, ketrampilan berfikir kreatif peserta didik,dan ketrampilan proses IPA. Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati 2005 telah melakukan penelitian Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Peserta didik Kelas XI SMA YP Unila. Diperoleh hasil 1 Penurunan setiap aktivitas off task dari siklus I
ke siklus II diantaranya, keluar masuk kelas sebesar 9,09; tidak memperhatikan penjelasan pendidik sebesar 13,63; tidak mencatat pembahasan 4,55; mengerjakan tugas pelajaran
lain sebesar 2,18 dan mengobrol dengan teman 13,63; 2 Peningkatan penguasaan konsep peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 11,11; 3 Peningkatan ketuntasan
belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 13,36. Jamil 2000 pernah melakukan penelitian tentang Penggunaan Metode Latihan
Inkuiri dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah prestasi belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol,
Penguasaan konsep-konsep IPS berdasarkan aspek inkuiri kelompok peserta didik yang diajarkan pada metode inkuiri pada umumnya berada pada level baik, skor rata-rata prestasi
belajar kelompok eksperimen penggunaan metode inkuiri lebih baik dibanding dengan kelompok yang diajar dengan metode konvensional, yakni hasil uji statistik menunjukkan
bahwa t= 4,6 berada di luar interval -1,673 t’ 1,673.
C. Kerangka Pikir