PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2010-2014

Oleh Ika Nofiyanti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Jenis penelitian ini adalah explanatory reseach dengan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 bank dengan populasi 37 perusahaan perbankan dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dalam bentuk laporan keuangan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Risiko Kredit (NPL) mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan, Risiko Pasar (NIM) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadadap kinerja keuangan perbankan dan Risiko Operasional (BOPO) mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Secara simultan, manajemen risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan (ROA), Risiko Kredit (NPL), Risiko Operasional (BOPO), dan Risiko Pasar (NIM).


(2)

ABSTRACT

“EFFECT OF CREDIT RISK MANAGEMENT, MARKET RISK AND OPERATIONAL RISK ON BANKING FINANCIAL PERFORMANCE OF

THE LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2010-2014”

By

Ika Nofiyanti

The purpose of this study was to determine the effect of credit risk management, market risk and operational risk on the financial performance of banks listed on the Stock Exchange for the period 2010-2014. This type of research is explanatory research with quantitative methods. The sample in this study amounted to 12 banks with a population of 37 banking companies to collect data in the form of documentation in the form of financial statements. The data analysis technique used is multiple linear regression. The results of this study indicate that the credit risk (NPL) have no significant effect on the financial performance of banks, market risk (NIM) have a significant positive influence about your financial performance of banks and Operational Risk (ROA) has a significant negative influence on the financial performance of banks. Simultaneously, the management of credit risk, market risk and operational risk has a significant impact on the financial performance of banks.

Keywords: Credit Risk (NPL), Financial Performance (ROA), Market Risk (NIM), dan Operational Risk (BOPO).


(3)

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2010-2014

Oleh Ika Nofiyanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Dilahirkan di Kalianda Lampung Selatan pada tanggal 16 Juni 1993, Ika Nofiyanti merupakan anak pertama dari pasangan Muchsin dan Liana. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Selapan, Candipuro Lampung Selatan pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Candipuro, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 2008. Serta menyelesaikan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMKN 1 Kalianda, Lampung Selatan pada tahun 2011. Karena sebuah faktor pada tahun 2011 penulis tidak dapat langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2011 tersebut penulis berkerja sebagai bendahara sekolah di SMKN 1 Candipuro. Berkat usaha dan doa, akhirnya pada tahun 2012 penulis mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan perkuliahan di Universitas Lampung tepatnya di jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Kegiatan ekstra kulikuler dimulai sejak penulis duduk di bangku SMP yaitu menjadi pengurus OSIS sebagai Koordinator bidang Politik dan Kepemimpinan selama dua periode. Selain itu penulis juga aktif mengikuti kegiatan kepramukaan selama tiga tahun. Ketertarikan terhadap organisasi dilanjutkan penulis pada saat mengemban pendidikan di SMK yaitu menjadi sekretaris OSIS, bendahara ROHIS, dan masih aktif di pramuka.


(8)

aktif diluar kampus yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan usaha. Dari SMK penulis sudah aktif dalam memulai usaha dan kemudian mulai dikembangkan di pendidikan perkuliahan. Pada semester tiga penulis membuka usaha Cappucino Cincau dan memiliki tiga cabang di depan SMA YP UNILA, di belakang kampus IAIN dan di Ratulangi. Selain itu penulis juga mengembangkan usaha Franchise Cappucino Cincau tersebut sebanyak tiga belas outlate. Pada semester lima penulis kembali mengembangka usahanya dengan membuka outlate Roti Bakar di sekitar Kampung Baru UNILA. Selanjutnya penulis mulai mengambangkan usaha di bidang fashion yaitu dengan menjadi supplier baju, sepatu dan tas online dengan brande RichitaShop yang disupply langsung dari konveksi. Usaha online ini terus berkembang hingga sekarang, bahkan dengan usaha ini penulis mampu mengikuti dan dapat lolos proposal PMW pada tahun 2015.

Motivasi untuk menjadi seorang wirausaha muncul karena faktor ekonomi dan ketertarikan penulis dalam berwirausaha yang kemudian mengajarkan untuk hidup mandiri. Selama kuliah, penulis mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya, diantaranya yaitu beasiswa PPA pada tahun 2013 dan beasiswa BBP-PPA pada tahun 2014.

Pengalaman kerja dialami penulis pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) periode januari 2010 di Kantor Pajak Pratama Tanjung Karang, yang mempertemukan penulis dengan para pejabat pemerintah yang baik hati dan memiliki integritas yang tinggi, pemimpin yang ramah serta teman sekelompok dari SMKN 1 Kalianda yang solid. Selain pada saat PKL penulis juga


(9)

periode juli 2015 di kelurahan Way Agung Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan yang bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Teknik, Pertanian, MIPA dan Kedokteran.

“Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014” menjadi judul Skripsi penulis untuk menyelesaikan studi Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(10)

PERSEMBAHAN

Sebuah tekad dan keyakinan untuk berhasil dan sukses adalah merupakan motivasi yang mengajarkan saya untuk hidup mandiri demi melukis senyum diwajah kalian, Ibu dan Ayah yang merupakan malaikat tanpa sayap dalam hidup

ini. Ingin rasanya menorehkan senyum manis dan bangga. Kepada kalian tulisan ini kupersembahkan

Adik semata wayang yang merupakan pertama kebanggaan setelah orangtua, keluarga, saudara, sahabat dan semua teman-teman yang selalu memberikan

motivasi dan semangat dalam menyelesaikan tulisan ini


(11)

MOTTO

“Apabila seorang Mukmin ditimpa satu kesulitan, niscaya Allah akan menjadikan bersama kesulitan itu kemudahan. Sungguh satu kesulitan tidak akan

mengalahkan dua kemudahan” (Umar Bin Khatab r.a)

“Jangan Pernah Berhenti Bermimpi, Karena Hidup Berawal dari Sebuah Mimpi”

“Keberhasilan yang hakiki adalah ketika semua yang kita lakukan atas restu dan doa orang tua terutama Ibu, sesukses dan sehebat apapun seorang anak jika

tanpa restu dari kedua orangtua, kapan saja kehebatan itu bisa menghancurkannya”


(12)

SANWACANA

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”

Dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki maka selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, arahan serta bantuan dari berbagi pihak. Penulis sangat mengakui dan menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini sangatlah sederhana dan masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan Skripsi ini.

Dengan demikian penulis tidaklah lupa mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. ALLAH SWT karena berkat rahmat-Nya, karunia-Nya, nikmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir/Skripsi ini.

2. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(13)

Administrasi Bisnis.

4. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc. selaku Pembimbing Akademik telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dukungan, gagasan, dan saran yang sangat berarti selama penulis menyelesaikan studi Sarjana.

5. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak pelajaran, bimbingan, arahan, masukan, nasehat, saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos.,M.Si., selaku Dosen Pembahas/Penguji yang telah banyak memberikan kritik, saran, gagasan yang sangat berarti selama penulis menyelesaikan studi Sarjana.

7. Ibu Merta selaku staf jurusan S-1 Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak membantu dan mendukung serta memotivasi penulis selama menyelesaikan program studi.

8. Semua Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu dan pengalaman hidup yang berharga yang telah memperlancar semua urusan akademik penulis.

9. Ibu dan Ayah tercinta yang telah tulus iklas mendidik, memberikan kasih sayang, doa, motivasi, dan keramaian hidup. Orang tua yang teladan, baik hati dan rela berjuang demi keberhasilan anaknya.

10. Adikku Elfita Febriyana yang merupakan permata berharga, adik kesayangan yang menjadi harapan dan kebanggakan orang tua. Adik yang diingikan kelak


(14)

akan menjadi orang yang berhasil dan sholehah serta mampu sukses melebihi kakaknya.

11. Buat kakak, sekaligus sahabat Dhimas Fahlevi yang sudah memberikan motivasi untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan. Hingga akhirnya memotivasi untuk kuliah dan terus mendampingi sampai menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabatku Pondok Ratu terkasih yang merupakan sahabat terbaik yang selalu menemani membantu dan menjadi tempat mencurahkan semua masalah yang dihadapi. Untuk Safitri, Nila Kurniati, Launa Puspa Loka, Mustika Muharani, Dian Kurnia, Dewi Rohmaningsih dan Nita Riana semoga segera menyusul, tetap semangat dalam menyelesaikan skripsinya.

13. Untuk sahabat-sahabatku Fera, Rida, Zahra, Wiwin, Puput, Pipit dan Ika semoga segera menyusul terimakasih telah menemani dari semester satu hingga sekarang.

14. Untuk teman-teman terbaik teman seperjuangan Huda, Nona, Riza, Ani, Disti, Abdul, Vina, Dita, Fitria, Anjar, Viana, Anisa, Lestari dan semua teman-teman ABI 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Untuk teman-teman kosan Wareh, Dodi, Bram, Azizah, Yuli, Anggi tetap semangat untuk segera menyelesaikan skripsinya.

16. Untuk Mba Liana, yang sudah banyak membantu, sudah sayang dan terus memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

17. Untuk Abang Aang Inaldo yang sudah memberikan support untuk segera menyelesaikan skripsi ini.


(15)

menyusul dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan tepat waktu.

Bandar Lampung, 8 Desember 2015 Penulis


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTTO ... xi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xii

SANWACANA ... xiii

DAFTAR ISI ... xvii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Teori Probabilitas ... 7

2.2 Definisi Bank ... 8

2.2.1. Jenis-jenis Lembaga Perbankan ... 11

2.2.2. Peran dan Fungsi Perbankan ... 12

2.2.3. Strategi Usaha atau Bisnis Perbankan ... 15

2.3. Kinerja Keuangan Bank ... 15


(17)

2.4. Manajemen Risiko ... 20

2.5. Risiko Kredit ... 22

2.6. Risiko Pasar ... 25

2.7. Risiko Operasional ... 26

2.8. Penelitian Terdahulu ... 31

2.9. Perumusan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Tipe Penelitian ... 39

3.2. Populasi Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel ... 40

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 41

3.3.1. Variabel Dependen ... 41

3.3.2. Variabel Independen ... 41

3.4. Jenis Data dan Sumber Data ... 43

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6. Teknik Analisis Data ... 44

3.6.1. Statistik Deskriptif ... 44

3.6.1.1. Analisis Regresi ... 44

3.6.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 45

3.6.2. Uji Hipotesis ... 48

BAB IV PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Bank Bukopin Tbk ... 52

4.1.2 Bank Danamon Tbk ... 53

4.1.3 Bank Mandiri Tbk ... 55

4.1.4 Bank Mayapada Internasional Tbk ... 57

4.1.5 Bank Sinarmas Tbk ... 58

4.1.6 Bank Mega Tbk ... 60

4.1.7 Bank Negara Indonesia Tbk ... 62

4.1.8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk ... 64

4.1.9 Bank OCBC NISP Tbk ... 66

4.1.10 Bank Permata Tbk ... 67

4.1.11 Bank Rakyat Indonesia Tbk ... 68

4.1.12 Bank Windu Kentjana Internasional ... 70

4.2 Hasil Analisis Data ... 74

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 74

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 76

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 79


(18)

4.3 Pembahasan ... 92

4.3.1 Pengaruh Variabel NPL terhadap ROA ... 94

4.3.2 Pengaruh Variabel NIM terhadap ROA ... 97

4.3.3 Pengaruh Variabel BOPO terhadap ROA ... 100

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Simpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN


(19)

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rata-rata Rasio ROA,NPL,NIM dan BOPO ... 3

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Daftar Sampel Penelitian... 40

3.2 Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 43

3.3 Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 49

4.1 Data Rasio Keuangan ... 72

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 75

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 81

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 83

4.6 Hasil Uji Korelasi dan Determinasi ... 87

4.7 Hasil Uji t (Parsial)... 89


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Populasi dan Sampel Perusahaan ... 109

2. Ikhtisar Data Keuangan ... 111

3. Hasil Uji SPSS ... 114

4. Tabel F ... 117

5. Tabel t... 118


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 36 2.2 Kerangka Konsep ... 37 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 80 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 85


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perbankan memegang sebuah peranan penting sebagai penunjang kemajuan ekonomi suatu negara. Bank merupakan sektor yang paling ketat diatur oleh lembaga yang berwenang, karena bank mempunyai kekhususan yang melibatkan banyak pihak di masyarakat. Perbankan di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank sentral di Indonesia.

Kinerja perbankan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan pada periode sebelumnya seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja keuangan pada periode yang akan datang. Informasi kinerja perbankan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga dapat berguna untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.


(24)

Kaitannya dengan kinerja keuangan bank, maka rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). Menurut Yudiana (2013), ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan harus mampu menganalisis risiko yang mungkin terjadi. Penerapan manajemen risiko tersebut memberikan manfaat kepada perusahaan untuk mengetahui kinerja keuangan bank. Risiko yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja bank adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Rasio yang digunakan dalam menghitung risiko kredit adalah NPL (Non Performing Loan) yang merupakan perbandingan total kredit yang diberikan. NPL mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA. Selain risiko kredit, risiko yang akan dihadapi oleh perbankan adalah risiko pasar. Rasio yang digunakan untuk mengukur risiko pasar adalah NIM (Net Interest Margin) yang merupakan perbandingan pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif. NIM mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA. Selanjutnya ada pula risiko operasional yang diukur dengan menggunakan BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional). Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA.

Data rata-rata rasio ROA, NPL, NIM, dan BOPO pada bank di Indonesia periode 2010-2014 akan ditunjukan pada tabel 1.1


(25)

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 2.15 2.26 2.51 2.36 1.99

NPL 2.37 1.94 2.05 1.41 2.01

NIM 6.48 5.96 6.08 5.7 5.39

BOPO 80.68 79.79 75.96 78.45 81.89

Sumber : BI.go.id (diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat fluktuasi rasio ROA, NPL, dan juga rasio biaya operasional (BOPO). Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya kenaikan rasio ROA pada tahun 2011, yaitu dari 2.15% menjadi 2.26%, dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2012 dengan nilai rasio ROA sebesar 2.51% namun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu besar nilai rasio ROA hanya mencapai 2.36% dan mengalami penurunan kembali dengan signifikan ditahun 2014 yaitu 1.99%. Hal ini menunjukan pergerakan pertumbuhan ROA kurang stabil dan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas dan kinerja keuangan perbankan.

Selain itu rasio yang mengalami fluktuasi yaitu rasio NPL, tahun 2010-2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 2.37% menjadi 1.94% tetapi pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu sebesar 2.05%. sementara pada tahun 2013 penurunan besar rasio NPL cukup besar yaitu 1.41% dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2014 besar nilai NPL yaitu 2.01%. Adapun rasio lain yang berfluktuasi yaitu rasio BOPO yang selalu mangalami penurunan hingga tahun 2012, pada tahun 2010 besar rasio BOPO sebesar 80.68% dan pada tahun 2011 turun menjadi 79.79%, kemudian pada tahun 2012 juga mengalami penurunan yaitu besar nilai BOPO mencapai 75.96%. Namun pada tahun 2013


(26)

rasio BOPO mengalami kenaikan yaitu besar nilai BOPO mencapai 78.45% dan naik kembali pada tahun 2014 yaitu sebesar 81.89. Keadaan ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan bank tidak cukup baik, karena BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA maka semakin besar nilai BOPO akan berdampak pada semakin kecilnya ROA. Oleh karena itu nilai BOPO harus diminimalisir untuk meningkatkan kinerja keuangan bank.

Sementara untuk nilai NIM mengalami penurunan pada tahun 2010-2011 dimana pada tahun 2010 besar nilai NIM mencapai 6.48% dan pada tahun 2011 turun menjadi 5.96%. Kemudian pada tahun 2012 nilai NIM mengalami kenaikan menjadi 6.08%. Namun, pada tahun 2013 dan 2014 nilai NIM terus mengalami penurun yaitu pada tahun 2013 nilai NIM menjadi 5.7% dan pada tahun 2014 besar nilai NIM yaitu 5.39%. Nilai NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA, maka dalam hal ini perusahaan perbankan harus mampu meningkatkan nilai NIM.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perbankan di Indonesia. Dengan demikian, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 “


(27)

1. Apakah Risiko Kredit (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA)?

2. Apakah Risiko Pasar (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA)?

3. Apakah Risiko Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA)?

4. Apakah Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Risiko Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan ROA?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari variabel Risiko Kredit (NPL) terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

2. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari variabel Risiko Pasar (NIM) terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

3. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari Risiko Operasional (BOPO) terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

4. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari variabel Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Risiko Operasional (BOPO) secara simultan terhadap Kinera Keuangan (ROA).


(28)

1.4Manfaat Penelitian

1. Sesuai dengan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan baik kreditor, debitor maupun investor dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.

2. Bagi sektor perbankan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan finansial guna meningkatkan kinerja perusahaannya sehingga dapat lebih meningkatkan nilai perusahaan.

3. Secara akademis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur di bidang keuangan. Selain itu diharapkan pula dapat memperkaya pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan.


(29)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Probabilitas

Penelirian ini menggunakan teori probabilitas. Menurut Weston dan Brigham (1990) teori probabilitas merupakan teori yang mendefinisikan suatu kemungkinan yang mungkin terjadi baik itu laba ataupun rugi dalam suatu perusahaan. Maksud dari teori ini adalah memperkirakan probabilitas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi. Misalnya, peramal cuaca akan mengatakan, ”Hari ini kemungkinan 40% akan turun hujan dan 60% tidak.” Jika kita membuat daftar setiap peristiwa yang mungkin terjadi dan memberikan probabilitas kepada masing-masing peristiwa maka daftar itu disebut distribusi probabilitas. Demikian pula halnya dengan risiko, karena risiko merupakan suatu kejadian yang mungkin terjadi dalam setiap aktivitas perusahaan. Sehingga untuk mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko maka perusahaan harus mampu memprediksi risiko yang mungkin terjadi dengan menggunakan distribusi probabilitas, hal ini akan mempermudah perusahaan dalam pengambilan keputusan. Distribusi probabilitas dapat digunakan untuk menghitung besarnya probabilitas dalam memperoleh nilai atau angka tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-rata distribusi tersebut.


(30)

2.2 Definisi Bank

Menurut Supriyono (2011) bank merupakan suatu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya sama seperti perusahaan lainnya, yaitu dengan tujuan mencari keuntungan. Salah satu fungsi bank yaitu menyalurkan kredit baik kepada perorangan maupun badan usaha. Pemberian kredit usaha ini bertujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian di Indonesia. Keberadaan bank harus bermanfaat dan dapat dirasakan langsung oleh siapa saja baik oleh deposan maupun debitur, pelaku bisnis dan juga karyawan.

Menurut Marsuki (2006) bagi pelaku bisnis ataupun pengusaha, bank merupakan media perputaran lalu lintas uang. Dan tempat dimana permasalahan keuangan dapat diselesaikan, baik melalui produk-produk bank atau jasa bank yang ditawarkan kepada nasabah. Semakin sempurna produk dan jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya tentu akan memperlancar kegiatan bisnis nasabah, sehingga nasabah akan lebih leluasa untuk bertransaksi di bank tersebut.

Menurut (Pierson dalam Rahardja, 1997) bank adalah badan yang menerima kredit, maksudnya adalah badan yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito berjangka, dan tabungan. Untuk mengelola simpanan dari masyarakat dan membayar biaya operasional bank, maka bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk investasi, untuk keperluan spekulasi, dan memberikan kredit secara besar-besaran kepada bank-bank lain atau pemerintah. Dengan investasi bank dapat ikut ambil bagian dalam kegiatan perusahaan sehingga akan memperoleh keuntungan berupa deviden atau tingkat bunga.


(31)

memberikan kredit kepada nasabah, baik dalam bentuk kredit berjangka pendek, berjangka menengah, dan panjang. Dana yang diperlukan dalam pemberian kredit tersebut berasal dari modal yang disisihkan dari anggaran belanja negara untuk bank pemerintah, dan modal saham untuk bank swasta. Apabila modal yang disetor tersebut tidak mencukupi kebutuhannya, maka bank dapat melakukan pengumpulan dana melalui:

(a) Kredit likuiditas dari Bank Sentral.

(b) Pinjaman dari bank-bank dalam negeri dan luar negeri. (c) Menerbitkan saham baru.

(d) Menerbitkan obligasi. (e) Menerbitkan sertifikat bank.

Keuntungan bank semacam ini diperoleh dari selisih bunga atas kredit yang diberikan dengan bunga kredit yang diterima (kredit likuiditas, pinjaman bank, obligasi, dan sertifikat bank).

Menurut (Stuart dalam Rahardja, 1997) bank adalah badan yang bertujuan untuk memberikan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri, maupun yang diperoleh dari orang lain, atau dengan jalan mengeluarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Dengan demikian, bank adalah badan yang menerima kredit (giro, deposito, dan tabungan). Bank juga merupakan badan pemberi kredit (baik kredit jangka pendek, menengah, maupun panjang). Selain itu, aktivitas bank lainnya yaitu memberikan jasa-jasa bank berupa kiriman uang/transfer, wesel, letter of credit, dan bank garansi.


(32)

Menurut Rahardja (1997) di Indonesia, pengertian atau definisi bank diatur dalam Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1965 serta Undang-Undang Perbankan No.14 tahun 1967:

a. Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1965

Yang dimaksud dengan bank adalah semua perusahaan dan badan-badan, yang tidak memandang bentuk dan hukumnya, yang secara terang-terangan menawarkan diri untuk sebagian besar melakukan usaha-usaha guna menerima uang dalam deposito atau dalam rekening koran dan juga mengadakan usaha-usaha untuk memberikan kredit atas tanggungan sendiri.

b. Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967

Yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank merupakan lembaga keuangan yang aktivitasnya adalah sebagai kreditur juga sebagai debitur baik untuk perusahaan maupun perorangan. Keberadaan bank sangat membantu perekonomian suatu negara, karena bank juga dapat berfungsi untuk mengelola peredaran keuangan suatu negara. Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama bank tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran).


(33)

Menurut Rahardja (1997) jenis-jenis lembaga perbankan di Indonesia dibedakan menjadi 5 yaitu:

a. Bank Sentral, ialah Bank Indonesia yang bertugas membimbing pelaksanaan kebijakan keuangan pemerintah dan mengkoordinir serta mengawasi seluruh perbankan di Indonesia.

b. Bank Umum, bank yang dalam usahanya bertindak sebagai pengumpul dana dalam bentuk simpanan baik giro maupun deposito serta dalam usaha penyaluran dananya bertindak sebagai penyalur kredit jangka pendek. Bank Umum ini dapat diselenggarakan atau dimiliki oleh pemerintah, swasta nasional, koperasi, atau asing.

c. Bank Tabungan, ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya yaitu membungakan dana dalam kertas berharga yang aman. Jika bank tabungan akan memberikan kredit harus menurut aturan serta bimbingan dari Bank Indonesia. Bank tabungan ini dapat diselenggarakan atau dimiliki oleh pemerintah, swasta nasional, atau koperasi.

d. Bank Pembanguan, yaitu bank uang yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan/atau mengeluarkan kertas-kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang, serta dalam usahanya memberikan kredit terutama kredit jangka menengah dan jangka panjang dibidang pembangunan. Bank Pembangunan dapat dimiliki atau diselenggarakan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), swasta, koperasi, dan asing.


(34)

e. Bank-Bank Sekunder lainnya, yaitu Bank Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Bank Koperasi, dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu dan diselenggarakan oleh masyarakat.

2.2.2 Peran dan Fungsi Perbankan

Menurut Supriyono (2011) salah satu fungsi bank adalah menyalurkan kredit baik kepada perorangan maupun badan usaha. Pemerintah sangat mendorong, mendukung, dan membantu kepada sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) atau istilah asing SME (Small Medium Enterprise), agar UKM menjadi penopang tatanan perekonomian Indonesia. Artinya pemerintah menginginkan agar perekonomian Indonesia berkembang terutama melalui sektor UKM. Jangan sampai hanya perusahaan corporate yang lebih diperhatikan.

Menurut Marsuki (2006) secara spesifik, bank sangat dibutuhkan dalam pembangunan karena fungsinya yang dapat melaksanakan intermediasi bagi seluruh pelaku sektor ekonomi yang kelebihan dana (surplus sector), dimana dalam hal ini bank menjadi tempat penyimpanan dana-dana produktif mereka, yang selanjutnya dimanfaatkan perbankan dengan menyalurkannya dalam bentuk kredit guna membiayai berbagai kebutuhan para pelaku ekonomi lainnya yang kekurangan dana (deficit sector) yang kemudian digunakan baik untuk keperluan konsumsi, modal kerja, dan untuk modal investasi. Lebih lengkapnya, sektor perbankan dalam kerangka teori dan praktiknya mempunyai fungsi yang beragam, yang terdiri dari beberapa kegiatan utama berikut ini:

1. Sebagai lembaga pencipta uang giral, yang timbul karena fungsinya sebagai lembaga yang dapat menerima simpanan giro masyarakat yang


(35)

masyarakat tersebut dapat dilipat gandakan oleh perbankan dalam bentuk pemberian kredit yang diberikan kepada para nasabah yang memerlukannya. Saat kejadian tersebut berlangsung maka uang giral sudah tercipta. Atau uang giral dapat pula terjadi karena adanya penarikan kredit (credit line) dari nasabah, dimana mereka sebenarnya tidak mempunyai simpanan giro.

2. Mendukung kelancaran mekanisme transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat, dalam bentuk kliring, transfer uang, penerimaan sektor-sektor pemberian fasilitas pembayaran tunai, kredit serta fasilitas pembayaran yang lebih modern melalui penerbitan cek atau kartu plastik misalnya. 3. Tiap penghimpun yang kelebihan dana yang terdiri dari giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk simpanan lainnya yang diijinkan. Selanjutnya dana-dana tersebut didistribusikan dalam bentuk alokasi kredit untuk berbagai kepentingan dari para nasabahnya. 4. Kelancaran transaksi Internasional baik transaksi barang/jasa maupun

transaksi modal. Hal ini dimungkinkan oleh adanya perbedaan-perbedaan penggunaan mata uang, sistem dan waktu dalam bertransaksi Internasional, sehingga keterlibatan perbankan akan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dengan mudah.

5. Sebagai tempat menyimpan barang-barang atau surat berharga masyarakat agar dapat lebih aman dan terjamin dalam keamanannya.

6. Membantu melaksanakan jasa-jasa lainnya bagi masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi, bisnis dan transaksi-transaksi


(36)

lainnya, seperti pembayaran listrik, telepon, pengiriman uang, serta penggunaan alat transaksi berupa ATM. Dalam kenyataanya peran sektor perbankan tersebut dalam perekonomian berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan kebutuhan dari berbagai pelaku ekonomi seperti masyarakat pada umumnya, termasuk pengusaha, pemerintah maupun pihak-pihak lainnya termasuk penduduk wilayah atau daerah lainnya.

Menurut Ali (2006) bank telah menempati sentral dalam perekonomian modern. Dalam hal ini, bank mempunyai dua peran pokok yaitu:

1. Sebagai lembaga intermediasi, yaitu bank menghimpun dana-dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Peranannya ini telah mengubah penggunaan dana-dana masyarakat tersebut menjadi lebih produktif. Hal ini dimungkinkan karena dana berlebih yang dimiliki sebagian masyarakat yang dihimpun oleh perbankan itu diinvestasikan kembali dalam kegiatan produktif. Kegiatan produktif ini dapat berupa pembangunan industri, perdagangan serta investasi pada prasarana ekonomi.

2. Peranan bank sebagai lembaga penyelenggaraan dan penyedia layanan jasa dibidang keuangan serta lalu lintas pembayaran maupun pemberian jasa keuangan lainnya. Peranannya ini telah berkembang menjadi wahana yang mendukung, mendorong, dan mengakomodasi tumbuh kembangnya kegiatan investasi produksi, serta konsumsi barang dan jasa bagi masyarakat.


(37)

Menurut Marsuki (2006) pada hakikatnya, meskipun dikatakan lembaga perbankan adalah lembaga bisnis yang menjalankan fungsinya terutama berdasarkan motif mencari laba, namun jelas bahwa bank juga mengemban amanat pembangunan, diantaranya seperti yang telah dijelaskan. Bank berfungsi melayani berbagai kebutuhan dibidang keuangan bagi para pelaku ekonomi, bisnis dan transaksi masyarakat. Agar supaya berbagai fungsinya tersebut dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan maka perbankan melaksanakan menejemen pengelolaan usaha dan bisnis secara profesional yang hasilnya akan tercermin dari besarnya laba yang akan diperoleh tanpa melanggar ketentuan-ketentuan perbankan.

2.3 Kinerja Keuangan Bank

Menurut Supriyono (2011) kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Menurut Marsuki (2006) kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan


(38)

sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan, seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

Menurut Yudiana (2013) kinerja keuangan yang terutang dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analisis, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Karena kinerja keuangan mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan yang akan memberikan informasi mengenai prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam hal keuangan.

Menurut Weston dan Brigham (1990) fungsi manajemen keuangan adalah merencanakan, memperoleh, dan memanfaatkan dana guna memaksimumkan efisiensi dan nilai perusahaan. Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha, termasuk bank yang berkepentingan dalam manajemen keuangan sebagaimana perusahaan industri. Kinerja keuangan merupakan prestasi keuangan yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.


(39)

dalam mengelola manajemen keuangan dengan baik. Untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari laporan keuangan perbankan pada setiap periodenya.

2.3.1. Laporan Keuangan

Menurut Najmudin (2011) manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi laba (profit oriented) maupun yang tidak, akan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik buruknya keputusan yang diambil akan ditentukan oleh informasi yang digunakan dan kemampuan manajemen dalam menganalisis serta menginterprestasikannya. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh pihak manajemen untuk memberikan gambaran atau progress report secara periodik. Karena itu, laporan keuangan mempunyai sifat historis dan menyeluruh. Laporan keuangan sebagai progress report terdiri atas data yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact).

Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Laporan keuangan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakai laporan


(40)

keuangan meliputi investor saat ini, investor potensial, karyawan, pemberian pijaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat.

Kaitannya dengan laporan keuangan maka sebaiknya perusahaan mampu menganalisis laporan keuangan tersebut. Analisis adalah penguraian sejumlah unsur pokok dan penelaahan setiap unsur dan hubungan antar unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang tepat dan memahami arti secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan berarti suatu proses peguraian data (informasi) yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu agar diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang komprehensif tentang informasi tersebut.

Menurut Yudiana (2013) laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Secara garis besar laporan keuangan dibedakan menjadi 4 macam yaitu laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Namun seringkali keempat laporan keuangan tersebut diringkas menjadi dua yaitu laporan neraca dan laporan laba/rugi. Hal ini dikarenakan laporan perubahan modal dan laporan aliran kas akhirnya akan diikhtisarkan kedalam laporan neraca dan laporan laba/rugi. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang tertuang dalam laporan neraca dan laporan laba/rugi.


(41)

Menurut Sjahrial (2012) laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi seluruh pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sesuai standar akutansi yang berlaku di Indinesia, maka laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), perhitungan laba-rugi (profit and loss statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Menurut Najmudin (2011) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan aktivitas yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, sedangkan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan.

Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perkembangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.


(42)

2.3.3. Rasio

Menurut Yudiana (2013) rasio merupakan alat ukur yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya. Rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perbankan adalah rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari pengguna modal. Dalam kaitannya dengan kinerja keuangan bank, maka rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan harus mampu menganalisis risiko yang mungkin terjadi.

2.4 Manajemen Risiko

Menurut Hanafi (2006) manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul serta mengambil langkah-langkah perbaikan yang dapat menyesuaikan risiko pada tingkat yang dapat diterima, sehingga bank memiliki komposisi portofolio dengan risk dan return yang seimbang. Manajemen risiko juga dapat di definisikan sebagai suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.


(43)

kebijakan, prosedur yang lengkap yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko. Menurut (James dalam Hanafi, 2006) enterprise manajemen risiko adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen risiko perbankan di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank sentral di Indonesia. Manajemen risiko perbankan diatur melalui peraturan Bank Indonesia (PBI) 5/8/PBI/2003 yaitu mengenai pelaksanaan manajemen risiko bank. Bank diharuskan mengelola risiko perbankan melalui kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko, monitoring risiko dan pengendalian risiko. Bank diharuskan mengelola risiko secara terintegrasi dan membuat sistem, struktur manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Ali (2006) manajemen risiko bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi sadar akan risiko, sehingga laju organisasi dapat dikendalikan. Pada intinya manajemen risiko terdiri dari prasarana dan proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko.

Tujuan dari manajemen risiko Hanafi (2006) adalah pengelolaan risiko yang mencakup atas prosedur dan metodologi yang digunakan sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan


(44)

manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan bank. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank dimasa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja bank dan untuk menilai risiko yang melekat. Pada instrument atau kegiatan usaha bank yang relatif kompleks, serta menciptakan infrastruktur yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Ketiga manajemen risiko tersebut memiliki peranan yang sama penting dalam mengukur kinerja keuangan bank.

Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Perusahaan harus mampu menganalisis dengan baik risiko yang mungkin terjadi, untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Manajemen risiko merupakan proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko dalam sebuah perusahaan.

2.5 Risiko Kredit

Menurut Ali (2006) risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur maupun counterparty lainnya. Sebagai contoh bank mengalami kerugian sebagai akibat dari terjadinya kredit macet. Disini debitur


(45)

pelunasan bunga pinjaman. Hal ini dapat terjadi pada portofolio kredit sebagai akibat dari tidak dilunasinya pinjaman pokok kredit. Bagi kebanyakan bank, porsi kerugian yang ditimbulkan oleh risiko kredit ini merupakan unsur risiko kerugian yang terbesar karena margin yang diterima bank dalam kegiatan lending relatif kecil. Sementara itu, kemungkinan risiko kerugian yang diderita bank menyusul terjadinya risiko kredit ini sangatlah besar. Dengan demikian, risiko kredit tersebut merupakan unsur yang paling memiliki potensi tercepat dalam mengurangi modal bank.

Bank dapat menerapkan sejumlah teknik dan kebijakan yang berbeda-beda dalam mengendalikan risiko kredit. Hal ini ditujukan untuk menekan serendah mungkin kemungkinan atau konsekuensi dari terjadinya kerugian akibat gagal kredit (credit loss). Penerapan teknik dan kebijakan pengendalian ini dikenal sebagai credit risk mitigation, yang meliputi:

a. Menyusun peringkat (granding models) portofolio pinjaman. Bank dapat menghindari terjadinya bad lending bila bank menerapkan kebijakan sound lending. Oleh Bank Indonesia, kebijakan sound lending ini disebut sebagai kebijakan pemberian kredit yang berhati-hati. Disebut demikian karena keputusan yang diambil pada setiap pemberian kredit tersebut senantiasa didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atau ukuran-ukuran yang sifatnya objektif. Dalam menerapkan manajemen risiko pada kegiatan ini, langkah pertama yang dapat dilakukan bank adalah dengan menyusun credit granding models. Model yang rinci ini merupakan suatu cara mengindikasikan gejala kemungkinan terjadinya default.


(46)

b. Loan portofolio management , dalam melakukan pengendalian atas risiko kredit, bank harus menjaga agar jangan sampai portofolio pinjaman terkonsentrasi hanya pada satu bidang industri atau suatu wilayah geografis tertentu saja. Risiko kredit akan sangat besar bila bank daerah hanya berkonsentrasi pada wilayah tertentu saja. Prinsip risk management dalam menghindari terjadinya risiko kredit ini mengharuskan bank melakukan diversifikasi (well diversified) atas portofolio pinjamannya. Dengan cara diversifikasi ini, kemungkinan terjadinya risiko kredit menjadi lebih kecil bila suatu sektor industri atau suatu wilayah tertentu mengalami kesulitan. Pengendalian loan portofolio seperti ini dikenal sebagai analisis yang dapat diterapkan baik pada pinjaman corporate, maupun personal loan.

c. Securitization, bank harus mampu menghitung seberapa besar pengaruh dari perubahan ekonomi terhadap dunia usaha yang menjadi mitra usaha atau debitur. Bank wajib menyadari seberapa kuat permodalan bank mampu menanggulangi akibat dari datangnya risiko tersebut. Untuk itu bank dapat membentuk pencadangan kerugian yang cukup untuk menampung kemungkinan beban kerugian yang dipikulnya. Disamping itu, bank dapat pula menempuh cara dengan melakukan securitization atas sebagian dari lending portofolio-nya. Securitization ini dilakukan dengan cara mengubah portofolio kredit atau tagihan menjadi sekuritas (surat berharga) yang didukung oleh cash flow dan jaminan atau collateral yang terkait.


(47)

untuk diikat sebagai agunan atau jaminan atas kredit atau bentuk pinjaman lain. Aset ini dapat dikuasai oleh bank sebagai pengganti bila debitur melakukan default atas pelunasan kredit yang diterimanya. Ketika mengikat suatu aset sebagai agunan tersebut, bank harus mendapatkan keyakinan yang kuat bahwa jaminan kredit tersebut dapat menutup kerugian bank bila debitur default. Banyak jenis aset jaminan yang dapat diikat sebagai agunan, namun bank harus berhati-hati dalam mempersyaratkannya. Nilai agunan yang merupakan bagian dari aset utama kegiatan usaha debitur dapat turut merosot nilainya bila kegiatan usaha debitur ternyata menjadi tidak profitable. Hal inilah yang menyebabkan default.

e. Cash flow monitoring, yaitu kemungkinan terjadinya kerugian bagi bank sebagai akibat dari credit risk dapat ditekan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bank memberikan pembatasan atas perputaran cash flow kegiatan usaha debitur melalui exposure at default.

2. Bank dapat memberikan semacam sinyal pada debitur agar bertindak cepat, tepat waktu, dan efektif akibat terjadinya kemungkinan perubahan atas prospek dari kegiatan usaha tertentu yang mungkin dapat berpengaruh pada kegiatan usaha debitur.

f. Recovery Management, bank berupaya mengendalikan portofolio bermasalah untuk memperoleh recovery yang maksimum dalam menekan kemungkinan kerugian sebagai akibat dari terjadinya defaulted loans.


(48)

Menurut Hanafi (2006) risiko kredit adalah risiko yang terjadi jika counterparty gagal memenuhi kewajiban kepada perusahaan. Risiko kredit dikelola pada level transaksi dan portofolio. Pengukuran risiko kredit dilakukan untuk semua kredit atau komitmen kredit (on and off balance sheet), seperti pinjaman, komitmen untuk memberi pinjaman seperti L/C dan komitmen lainnya. Proses manajemen risiko kredit dimulai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Chief Credit Officer (Direktur Kredit). Pada tingkat unit bisnis maupun corporate, proses pendisiplinan dilakukan untuk memastikan bahwa risiko telah dianalisis, dimonitor, dan disetujui dengan akurat. Direktur kredit juga bertanggungjawab terhadap kerangka pengukuran kredit, pengalokasian biaya kredit, memperhitungkan konsentrasi kredit, menetapkan batas kredit untuk menjamin terjadinya diversifikasi, mendelegasikan persetujuan kredit, dan mengelola kredit bermasalah. Rasio yang digunakan dalam menghitung risiko kredit adalah NPL (Non Performing Loan) yang merupakan perbandingan total kredit yang diberikan. NPL yang meningkat dapat mengidentifikasikan kinerja perbankan semakin buruk.

Risiko kredit merupakan risiko yang mungkin ditanggung oleh bank karena peminjam (debitur) gagal memenuhi kewajibannya, sehingga kemungkinan bank akan mengalami kerugian.

2.6 Risiko Pasar

Menurut Ali (2006) market risk adalah risiko kerugian pada posisi portofolio tranding pada on and off balance sheet (neraca dan rekening administrasi). Kerugian itu muncul sebagai akibat dari terjadinya perubahan harga pasar atas


(49)

perubahan faktor pasar. Yang masuk kedalam faktor pasar yaitu tingkat suku bunga bank, nilai tukar mata uang, harga pasar saham, dan sekuritas serta harga komoditas. Risiko pasar yang dapat diderita bank sebagai akibat dari perubahan suku bunga bank, yang muncul dari hal-hal berikut ini:

a. Tranded market risk, bank aktif berpartisipasi dalam perdagangan market instrument tertentu, seperti obligasi. Nilai market instrument ini dipengaruhi oleh perkembangan harga yang terbentuk dalam pasar obligasi. Kenaikan tingkat suku bunga pasar dapat berimbas pada terjadinya penurunan nilai jual pokok obligasi. Padahal obligasi merupakan salah satu aset investasi yang dimiliki oleh bank. Penurunan harga ini tentu akan menurunkan pula besaran aset bank yang selanjutnya harus di off-set sebagai kerugian bagi bank. Tranded market risk ini dapat pula datang sebagai akibat dari perubahan-perubahan nilai tukar mata uang, harga pasar saham, serta harga komoditas, khususnya bila bank melakukan kegiatan tranding mata uang, saham dan tranding terkait dengan kontrak komoditas.

b. Interest rate risk in the banking book, bank menghadapi risiko sebagai akibat dari terjadinya perubahan harga pasar atas account pada struktur neraca. Risiko ini sesungguhnya berakar pada kegiatan bisnis itu sendiri, seperti kegiatannya memberikan kredit dan menerima penempatan deposit dari para nasabah bank. Sebagai contoh sederhana apabila bank memberikan kredit jangka panjang dengan bunga tetap, sedangkan suku bunga dengan bunga mengambang. Apabila terjadi kenaikan tingkat suku


(50)

bunga, bank dapat mengalami penurunan NIM (Net Interest Margin). Hal ini terjadi karena bank harus membayar penempatan dana nasabah pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari pada penerimaan dari kredit dengan bunga tetap.

Menurut Hanafi (2006) manajemen risiko pasar merupakan bagian kegiatan pokok untuk setiap bank manapun baik itu bank skala besar ataupun kecil. Karena risiko pasar menyangkut sekurang-kurangnya dua hal penting, yaitu suku bunga dan nilai tukar, di mana hal ini sangat berkaitan erat dengan proses bisnis bank, baik itu dari sudut pemberian kredit/pinjaman kepada debitur maupun dari sudut pendanaan bank terhadap kreditur itu sendiri.

Adapun komite manajemen pasar yaitu menetapkan kebijakan untuk manajemen risiko pasar, termasuk batas risiko pasar untuk semua tranding, investasi sekuritas, dan kegiatan yang berpengaruh terhadap neraca. Komite risiko pasar bertanggungjawab terhadap metodelogi, model, asumsi, yang digunakan untuk mengukur risiko pasar dan risiko tingkat bunga. Selain itu juga komite manajemen pasar memonitor atau me-review kepatuhan posisi saat ini terhadap batas yang telah ditentukan. Salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga bank, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan suku bunga pinjaman yang diberikan. Rasio yang digunakan untuk mengukur risiko pasar adalah NIM (Net Interest Margin) yang merupakan perbandingan pendapatan bungan bersih dengan aktiva produktif. NIM mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA. Risiko pasar merupakan risiko yang mungkin terjadi karena harga pasar bergerak kearah yang tidak menguntungkan, dan mengakibatkan kerugian. Risiko pasar


(51)

berubah-ubah dan dipengaruhi oleh resesi serta kondisi perekonomian lain.

2.7 Risiko Operasional

Menurut Ali (2006) operational risk adalah risiko terjadinya kerugian bagi bank yang diakibatkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses didalam manajemen bank, sumber daya manusia dan sistem. Risiko kerugian itu dapat pula terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor di luar bank. Risiko operasional pada dasarnya terikat dengan sejumlah masalah yang bersumber dari terjadinya kegagalan dalam proses internal manajemen bank. Risiko operasional seperti ini juga dapat terjadi pada dunia bisnis di luar bank. Sebagai contoh risiko operasional yang terjadi akibat dari ketiadaan penerapan quality control. Risiko operasional bukanlah merupakan risiko baru yang dihadapi oleh perbankan saat ini. Risiko ini sesungguhnya sudah terbentuk sejalan dengan perubahan-perubahan serta perkembangan dari kegiatan operasional indutri perbankan itu sendiri. Risiko-risiko yang dulu tergolong low cost errors kini telah berkembang menjadi Risiko- risiko-risiko yang makin sering terjadi dan dengan pengaruh yang semakin luas pula. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa risiko operasional semakin berkembang, faktor-faktor tersebut yaitu:

a. Penerapan otomatisasi (automation) dalam kegiatan operasional perbankan.

b. Terdapat kecenderungan dimana kegiatan operasional perbankan yang semakin tergantung pada kemajuan teknologi.


(52)

c. Penggunaan strategi outsourcing untuk berbagai jenis kegiatan perbankan telah semakin meluas, sebagai contoh kegiatan bidang riset, loan-recovery, pemasaran serta pelayanan private banking dan lain-lain. Tugas ini dapat diserahkan pada unit-unit usaha lain di luar bank.

d. Perkembangan dan acaman terorisme yang mempengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi tentu berpengaruh pula terhadap berkembangnya jenis risiko. Ancaman yang berkembangpun dapat menimpa kegiatan perbankan. e. Meluaskan arus globalisasi dalam kegiatan perekonomian dan investasi

yang melintasi batas-batas regional antarnegara.

f. Pemberian insentif dan meluasnya kegiatan tranding di pasar uang dan modal telah membangkitkan kecanggihan akal para tranders sehingga menjadi ancaman serius bagi bank.

g. Makin meluasnya volume dan nilai transaksi perbankan telah turut meningkatkan kemungkinan munculnya risiko operasional bagi perbankan itu sendiri.

h. Makin meningkatnya kegiatan perbankan yang justru merupakan salah satu langkah lanjutan dari upaya meredam pengaruh negatif dari risiko operasional itu sendiri.

Risiko operasional merupakan risiko yang belum banyak memperoleh perhatian, dan karena itu metodelogi untuk risiko operasional belum semaju risiko kredit dan risiko pasar, kerugian dari risiko operasional lebih sulit diprediksi. Menurut Hanafi (2006) risiko operasional mencakup hal-hal seperti kejahatan oleh karyawan atau pihak luar, transaksi yang tidak diberi otoritas, kesalahan pencatatan, kesalahan karena sistem komputer atau telekomunikasi yang tidak


(53)

Ketergantungan semacam ini cenderung meningkatkan risiko operasional. Selain itu kesalahan tertentu akan terulang-ulang sebelum terdeteksi ataupun diperbaiki. Komite risiko operasional bertugas me-riview desain fungsi pengendalian. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA.

Risiko operasional merupakan risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas operasional perusahaan, baik berupa kesalahan pihak manajemen ataupun human error.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kinerja keuangan perbankan telah dilakukan para penelitian sebelumnya, tetapi dalam penelitiannya selalu menunjukan hasil yang berbeda. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah Meliyanti (2011) yang melakukan penelitian tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur besarnya pegaruh CAMEL baik secara parsial ataupun simultan terhadap kinerja keuangan perbankan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel CAR, NPL, NPM, BOPO dan LDR. Secara simultan CAR, NPL, NPM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(54)

Wardhani (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Rasio Efisiensi, Rasio Risiko, Likuiditas dan Rasio Permodalan Terhadap Kinerja Bank BMRI, BCA, BNI, dan CIMB Niaga. Dalam Penelitian ini menggunakan variabel ROA, BOPO, NPL, CAR dan LDR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan variabel CAR dan LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

Ibadil (2013) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh risiko, tingkat efisiensi, dan Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perbankan (pendekatan dengan beberapa komponen metode risk based bank rating sebi 13/24/DPNP/2011) studi kasus pada bank umum yang terdaftar di BEI Periode 2008-2012. Dalam penelitian ini menggunakan variabel ROA, NPL, LDR, PDN, BOPO, NIM, CAR dan GCG. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel yang menunjukan signifikan negatif yaitu NPL, LDR, BOPO dan GCG. Sementara variabel PDN, NIM dan CAR menunjukan signifikan positif terhadap kinerja keuangan perbankan.

Nursatyani (2011) melakukan penelitian tentang analisis efisiensi operasional, risiko pasar, dan modal terhadap kinerja keuangan perbankan (studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008). Dalam penelitian menggunakan variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap kinerja keuangan bank (ROA) antara bank domestik dan bank asing.


(55)

penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan bank, namun dengan penggunaan variabel dan rasio yang berbeda. Hal yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian ini karena krisis keuangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir memberi pelajaran berharga bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan yang tidak diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar pada bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu yang tampak pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Variabel

Independen

Variabel Dependen

Hasil Penelitian

1. Meliyanti

(2011) Pengaruh Rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2008

CAR, NPL,BOPO, dan LDR

ROA Secara

simultan CAR, NPL, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

2. Wardhani

(2013) Pengaruh Rasio Efisiensi, Rasio Risiko, Likuiditas dan Rasio Permodalan Terhadap Kinerja Bank BMRI, BCA, BNI, dan CIMB Niaga

BOPO, NPL, LDR dan CAR

ROA BOPO dan

NPL

berpengaruh negatif terhadap ROA sedangkan LDR dan CAR berpengaruh positif


(56)

No Penelitian Judul Variabel Independen Variabel Dependen Hasil Penelitian

3. Ibadil

(2013) Analisis pengaruh risiko, tingkat efisiensi, dan Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perbankan (pendekatan dengan beberapa komponen metode risk based bank rating sebi 13/24/DPNP/2011 ) NPL, LDR, PDN, BOPO, NIM, CAR dan GCG

ROA Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa variabel yang menunjukan signifikan negatif yaitu NPL, LDR, BOPO dan GCG. Sementara variabel PDN, NIM dan CAR menunjukan signifikan positif terhadap kinerja keuangan perbankan

4. Nursatyani

(2011)

analisis efisiensi operasional, risiko pasar, dan modal terhadap kinerja keuangan perbankan (studi perbandingan pada bank domestik dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008)

BOPO,NPL, NIM, dan CAR

ROA Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap kinerja keuangan bank (ROA) antara bank domestik dan bank asing

2.9 Perumusan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran pada gambar 2.1 menjelaskan bahwa penulis akan melakukan penelitian pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Dimana setiap bank mempunyai laporan keuangan yang akan memberikan gambaran mengenai aktivitas perbankan dalam satu periode ke periode berikutnya. Didalam laporan keuangan terdapat manajemen risiko yang terdiri


(57)

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank, melalui penjelasan sebagai berikut:

a. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA). Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL akan semakin rendah profitabilitas suatu bank. Dengan kata lain NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.

b. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Return On Asset (ROA) Semakin besar NIM maka semakin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil, dengan kata lain rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA.

c. Pengaruh BOPO terhadap Return On Assets (ROA)

Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin baik bank tersebut. Dengan kata lain, rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.


(58)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Bank yang terdaftar di

BEI

Laporan Keuangan

Manajemen Risiko

Risiko Operasional (BOPO) Risiko Pasar

(NIM) Risiko Kredit

(NPL)

Kinerja Keuangan (ROA)


(59)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar 2.2 maka diperoleh beberapa hipotesis sebagai berikut: Ho1 = Risiko Kredit (NPL) tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja

Keuangan (ROA).

Ha1 = Risiko Kredit (NPL) mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Ho2 = Risiko Pasar (NIM) tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Ha2 = Risiko Pasar (NIM) mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Ho3 = Risiko Operasional (BOPO) tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Risiko Kredit (X1)

Kinerja Keuangan (Y)

Risiko Pasar (X2)

Risiko Operasional


(60)

Ha3 = Risiko Operasional (BOPO) mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Ho4 = Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Risiko Operasional (BOPO) tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Ha4 = Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Risiko Operasional


(61)

III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah explanatory reseach. Menurut Singarimbun (1995) penelitian eksplanatori (explanatory reseach) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dengan pertimbangan data yang telah tersedia, maka penelitian ini juga termasuk dalam studi empiris pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana perusahaan tersebut telah mengumumkan laporan keuangannya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.


(62)

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria dan pertimbangan tertentu. Kriteria penentuan sampel:

1. Bank Umum yang terdaftar di BEI.

2. Bank yang secara rutin menyajikan data lengkap dan mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode 2010 - 2014. Berdasarkan kriteria tersebut, bank yang memenuhi persyaratan sebagai sampel penelitian yaitu berjumlah 12 bank. Adapun sampel perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN

1 PT. Bank Mayapada Internasional Tbk.

2 PT. Bank Mandiri Tbk

3 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

4 PT. Bank Sinarmas Tbk

5 PT. Bank Negara Indonesia Tbk

6 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

7 PT. Bank Permata Tbk

8 PT. Bank Bukopin Tbk

9 PT. Bank Mega Tbk

10 PT. Bank OCBC NISP Tbk

11 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

12 PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk


(63)

3.3.1 Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah tingkat profitabilitas perbankan yang diukur dengan Return On Assets (ROA).

ROA dipilih sebagai variabel dependen dikarenakan rasio tersebut menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dengan kata lain ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba kotor, semakin tinggi ROA maka akan semakin baik pula kemampuan atau kinerja bank tersebut. Secara matematis maka rasio ROA (Return on Asset) dapat dirumuskan sebagai berikut :

= � … … … .

3.3.2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel Independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independennya adalah:


(64)

a. Risiko Kredit, dengan menggunakan indikator Non Performing Loan (NPL). Non Performing Loan (NPL) adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank. NPL digunakan sebagai antisipasi bank atas potensi kerugian dari kredit bermasalah. Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu variabel kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediasi atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Rasio NPL dapat dirumuskan sebagai berikut :

= � … … … .

b. Risiko Pasar diukur dengan menggunakan indikator Net Interest Margin (NIM), yang merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.

� = ℎ � … … … .

c. Risiko Operasional diukur dengan menggunakan indikator Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan


(65)

digunakan untuk menghitung rasio BOPO adalah:

= � … … … .

Tabel 3.2 Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Definisi

Variabel

Formula Pengukuran Skala Risiko Kredit/ NPL (X1) Tingkat Pengembalian Kredit yang diberikan deposan kepada bank

=Kr it T tal Kr it la ar x 100

Rasio

Risiko Pasar/ NIM (X2) Rasio antara pendapatan bungan terhadap rata-rata aktiva produktif

NIM = ℎ x 100

Rasio Risiko Operasional/ BOPO (X3) Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional

= � x 100

Rasio Kinerja Keuangan/ ROA (Y) Rasio terhadap laba sebelum pajak terhadap total assets

ROA = �

100

Rasio

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung dari insitusi yang bersangkutan. Sumber data sekunder yang dipergunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan perbankan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah dipublikasikan.


(66)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data sekunder sehingga metode pengumpulannya dengan metode dokumentasi. Menurut Arikunto (1998) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah dengan cara mencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagaimana yang tercantum dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. 3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2006). Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS.

3.6.1.1. Analisis Regresi

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu dengan metode analisis regresi linier berganda yang diolah menggunakan SPSS. Menurut Sugiyono (2012) regresi diartikan sebagai suatu teknik analisis data yang digunakan untuk mencari pengaruh antara dua variabel atau lebih. Variabel yang dimaksudkan dalam hal ini adalah variabel dependen (terikat) dan


(67)

berganda dikarenakan terdapat empat variabel penelitian, yaitu NPL, NIM, BOPO, dan ROA. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e…………..3.4

Keterangan:

Y = Kinerja Keuangan (ROA) a = Konstanta

b1-3 = Koefisiensi regresi variabel independen

x1 = Risiko Kredit (NPL)

x2 = Risiko Pasar (NIM)

x3 = Risiko Operasional (BOPO)

e = Error

3.6.1.2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, salah satu metode ujinya adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram.


(1)

1. Ho = Variabel risiko kredit, risiko pasar dan operasional secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

2. Ha = Variabel risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

2. Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara parsial diketahui bahwa variabel risiko kredit/NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank/ROA.

2. Variabel risiko pasar/NIM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan/ROA.

3. Variabel risiko operasional/BOPO mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank/ROA.

4. Secara simultan ketiga variabel independen yaitu risiko kredit/NPL, risiko pasar/NIM, dan risiko operasional/BOPO memiliki perngaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.


(3)

sebagai berikut:

1. Perusahaan

Perusahaan harus mampu mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas usahanya. Dalam penelitian ini risiko yang perlu diperhatikan adalah risiko kredit/NPL, risiko pasar/NIM dan risiko operasional/BOPO. Ketiga manajemen risiko tersebut mempunyai peran yang sangat penting bagi eksistensi perusahaan. Kaitannya dengan hasil penelitian maka untuk meningkatkan kinerja keuangan bank/ROA perusahaan harus mampu memaksimalkan besarnya rasio NIM dan menekan seminimal mungkin besarnya rasio NPL dan BOPO. Karena rasio NIM mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan perbankan sedangkan rasio NPL dan BOPO mempunyai pengaruh yang negatif.

2. Penelitian Mendatang

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variabel-variabel selain risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang termasuk kedalam manajemen risiko atau strategi yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini belum memasukkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini. Yang kemudian hasilnya dapat dijadikan pembanding sekaligus melengkapi penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyad. 2006. Manajemen Risiko (Strategi Perbankan & Dunia Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dewi, Luh Eprima. 2015. Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR dan NPL terhadap Profitabilitas (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013). Jurnal S1. Ak, Volume 3, No. 1, 2015. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hanafi, Mamduh M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ibadil, M. 2013. Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi, dan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Pendekatan dengan Beberapa Komponen Metode Risk Based Bank Rating Sebi 13/24/DPNP/201: Studi Kasus Pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.

Jogiyanto. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BEFE

Marsuki. 2006. Efektivitas Peran Perbankan Memberdayakan Sektor Ekonomi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Meliyanti, Ikke. 2011. Pengaruh Ratio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2008. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Nursatyani, Anisa. 2014. Analisis Efisiensi Operasional, Risiko Pasar, dan Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan: Studi Perbandingan pada Bank


(5)

Rizkita, Andra. 2012. Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL dan LDR terhadap Perubahan Laba Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen Volume 2, No. 7, Halaman 65-80, 2012. Semarang: Universitas Semarang.

Singarimbun, M dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. PT. Pustaka LP3E5 Indonesia: Jakarta

Sjahrial, Dermawa. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bogor: Mitra Wacana Media

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Supriyono, Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Wardhani, Dietha Kusuma. 2013. Pengaruh Rasio Efisiensi, Rasio Risiko, Likuiditas dan Rasio Permodalan Terhadap Kinerja Bank BMRI, BCA, BNI, dan CIMB Niaga. Jurnal JIBEKA, Volume 7, No.2, Agustus 2013: 32 – 37. Malang: Universitas Ma Chung Malang

Weston, Fred j dan Eugene F. Brigham. 1990. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga

Yudiana, Fetria Eka. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ombak

Sumber Internet:

http://www.bankbnp.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.bankmandiri.co.id, diakses pada 8 November 2015 http://www.bankmayapada.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.bankmega.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.bankwindu.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.Bi.go.id, diakses pada 22 Oktober 2015

http://www.bni.co.id, diakses pada 8 November 2015 http://www.bri.co.id, diakses pada 8 November 2015 http://www.bukopin.co.id, diakses pada 8 November 2015


(6)

http://www.danamon.co.id, diakses pada 8 November 2015 http://www.idx.co.id, diakses pada 13 November 2015 http://www.ocbcnicp.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.permatabank.com, diakses pada 8 November 2015 http://www.sinarmas.com, diakses pada 8 November 2015


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, RISIKO LIKUIDITAS, DAN RISIKO OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi pada Bank Umum Konvensional Go Public Periode 2011-2015)

1 44 92

ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 16 59

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 8 100

Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).

1 7 33

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 11

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 2

Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 - POLSRI REPOSITORY

0 0 6