Man FAKTOR PENYEBAB KETIDAKTEPATA N KODE DIAGNOSIS DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO JAWA TENGAH | Saputro | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 71 242 1 PB

60 Tidar Kota Magelangperiode tahun 2012 tidak akurat. Hal ini disebabkan petugas tidak menuliskan kode diagnosis fracture femur hingga karakter kelima, pemilihan kode untuk multiple fracture menggunakan kode multiple body regions, hanya menggunakan buku bantu dalam pengodean. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketidaktepatan kode diagnosis masih terjadi di beberapa pelayanan kesehatan. Ketidaktepatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sesuai dengan yang ada di lapangan masing-masing. Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis merupakan berbagai hal baik yang berasal dari luar maupun dalam sistem yang memberikan pengaruh berupa kesalahan dalam menghasilkan kode diagnosis yang ditinjaudari lima unsurmanajemen.Menurut Emerson manajemen mempunyai lima unsur 5M, yaitu man, money, material, machine, dan method. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Money berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. Material terdiri dari bahan setengah jadi raw material dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahanmateri-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Rekam medis dan SIMPUS menjadi mesin dalam pelaksanaan pengkodean diagnosis. Method atau metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan kepada sasaran, fasilitas- fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dari kegiatan usaha. Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Subbyek dalam penelitian ini adalah seorang perawat,seorang perawat gigi, seorang bidan,dan seorang Koordinator Unit Informasi Registrasi dan Sumber Daya Kesehatan SDK. Dan sebagai obyek penelitian adalah SIMPUS di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo Jawa Tengah. haSIl daN PeMBahaSaN Faktor-Faktor Penyebab Ketidak-tepatan Kode Diagnosis

1. Man

Pengkodean diagnosis dilaksana-kan oleh petugas pengkodeandi masing-masing balai pengobatan BP. Petugas pengkodean di BP Umum adalah Perawat,di BP Kesehatan Ibu dan Anak KIA adalah Bidan, dan di BP Gigi adalah Perawat Gigi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Responden 1sebagai berikut. Kalau di BP Umum itu Perawat, di BP KIA itu Bidan, di BP Gigi itu Perawat Gigi. responden 1 Tidak satu pun profesi dari petugas pengkodean tersebut memiliki kompetensi untuk melakukan klasifikasi dan kodefikasi terhadap suatu diagnosis. Profesi yang memiliki kompetensi untuk melakukan pengkodean terhadap suatu diagnosis adalah perekammedis. Hal tersebut berdasarkan Menkes 2006 tentang standard profesi perekam medis dan informasi kesehatan,bahwa kompetensi pertama perekammedis adala hklasifikasi dan kodefikasipenyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakanmedis. Selain itu, petugas pengkodean meng-entry-kan kode diagnosis secara fleksibel yaitu sesuai dengan situasi dan kondisi pada waktu tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Responden 1 dan Responden 2 sebagai berikut. Kita memasukkan ke dalam komputer sesempatnya kita, sesuai situasi dan kondisi. responden 1 Fleksibel, tergantungsituasidankondisi. responden 2 61 Niko Tesni Saputro Kegiatan meng-entry-kan kode diagnosis ke dalam SIMPUS secara fleksibel berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi pelayanan kesehatan yang dihasilkan. Kualitas data dan informasi pelayanan kesehatan membutuh-kan keakuratan dan kekonsistenan data yang dikode Skurka 2003 Sedangkan menurut Abdelhak 2010, kualitas data pengkodean harus dapat dipertanggungjawabkan, valid, lengkap, dan tepat waktu.

2. Money

Dokumen yang terkait

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PENYAKIT BERDASARKAN ICD- 10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA | Pramono | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 58 194 1 PB

1 2 20

EVALUASI KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA | Nuryati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 41 126 1 PB

0 0 8

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP | Pujihastuti | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 25 65 1 PB

0 0 5

PENGARUH PENULISAN DIANOSIS DAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS | Sudra | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 99 348 1 PB

0 4 6

TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS CEDERA DAN PENYEBAB LUAR CEDERA (EXTERNAL CAUSES) PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM “SITI HAJAR” MATARAM | - | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 132 436 1 PB

0 1 9

KAJIAN PENULISAN DIAGNOSIS DOKTER DALAM PENENTUAN KODE DIAGNOSIS LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI | Mariyati | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 63 214 1 PB

1 1 8

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN KODE EXTERNAL CAUSE DI RSUD KABUPATEN BREBES | Pratiwi | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 172 575 1 PB

0 0 7

PDF ini PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS BERBASIS ELEKTRONIK DI PUSKESMAS AMBAL II KABUPATEN KEBUMEN | Santoso | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 1 PB

0 0 4

PDF ini KELENGKAPAN SERTIFIKAT MEDIS PENYEBAB KEMATIAN DAN AKURASI PENYEBAB DASAR KEMATIAN | Wahyuni | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 1 PB

0 1 5

PDF ini STRATEGI KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN METODE SWOT | . | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 1 PB

0 1 5