ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN KODE EXTERNAL CAUSE DI RSUD KABUPATEN BREBES | Pratiwi | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 172 575 1 PB

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN KODE
EXTERNAL CAUSE DI RSUD KABUPATEN BREBES
Kartika Asih Pratiwi1, Dyah Ernawati2
1,2

Program Studi Rekam Medis dan Infomasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang

Abstract
The purpose of this study is to describe the knowledge, attitudes, and ways of doing external cause coding on
medical records clerk.This type of research is observational research method. The population used was the oficer
medical records at hospitals URM Brebes as many as 12 people were taken with total sampling technique.The
results of the study are 8 medical records clerk at the level of know (knew) 56.25%, at the level of comprehention
(understand) oficers 62.5%, the level of applications (apps) 53.12%, at the level of analysis (analysis) 50%, at the
level of evaluation (evaluation) 25%. Medical records clerk attitude about charging external cause code oficials
agree 59.1%, 20.45%, and 20.45% do not agree. Oficers take steps in accordance with the rules of ICD-10 as much
as 35.71%, because oficers used electronic ICD and instant code book. It can be concluded knowledge, attitudes,
and the steps of determining a cause external code that oficers do not yet good enough.

Keywords: Characteristics, Knowledge, Attitude, External cause codes
Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan cara melakukan pengkodean external
cause pada petugas rekam medis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode observasi.
Populasi yang digunakan adalah petugas rekam medis di URM RSUD Kabupaten Brebes sebanyak 12 orang diambil
dengan teknik total sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu 8 petugas rekam medis pada tingkatan
know ( tahu) 56,25%, pada tingkatan comprehention (memahami) petugas 62,5%, pada tingkatan applications
(aplikasi) 53,12%, pada tingkatan analysis (analisis) 50%, pada tingkatan evaluation (evaluasi) 25%. Sikap petugas
rekam medis tentang pengisian kode external cause 59,1% petugas menyatakan setuju, 20,45%, dan 20,45% tidak
setuju. Petugas melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan kaidah ICD-10 sebanyak 35,71%, karena petugas
menggunakan ICD elektronik dan buku kode instan. Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan, sikap, dan langkahlangkah penentuan kode external cause yang dilakukan petugas belum cukup baik.
Kata Kunci: Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Kode External cause

biaya, dan permasalahan terkait lainnya. Salah satu
pengklasiikasian dan pengkodean penyakit adalah
kode external cause ( penyebab luar ) yaitu kode
digunakan dalam mengklasiikasikan penyebab luar
terjadinya suatu penyakit, baik yang diakibatkan
karena kasus kecelakaan, cedera, pendarahan,
keracunan, bencana alam, maupun penyebab lainnya.

PENDAHULUAN

KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007
tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan disebutkan bahwa kompetensi
pertama dari seorang petugas rekam medis adalah
menentukan kode penyakit dan tindakan medis dalam
pelayanan dan manajemen kesehatan. Selain itu,
dengan adanya UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ), dimana dalam
perkembangannya proses kliam Jaminan Kesehatan
Nasional tahun 2012-2014 menyebutkan bahwa
penggantian biaya pelayanan kesehatan tingkat
lanjut menggunakan software INA-CBGs. Sehingga
pengklasifikasian dan pengkodean yang benar
sangat penting dalam pengelolaan data, penggantian

Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit,
yaitu pelayanan gawat darurat merupakan bentuk
pelayanan medis di rumah sakit yang berkaitan
dengan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
cepat, tepat, dan akurat untuk penyelamatan pasien.

Yang merupakan kasus terbanyak di gawat darurat
adalah kecelakaan (cedera). Sebagai informasi
penting di UGD adalah informasi external causes,
53

53

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.2 Oktober 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

yang digunakan untuk menemukan bagian awal dari
suatu gejala secara tepat, mengetahui dimana pasien
pada saat itu, dan apa yang sedang pasien lakukan
saat kejadian kecelakaan. Informasi external causes
ditulis oleh dokter atau perawat selaku tenaga medis
yang melayani pasien pada lembar anamnesis.
Pengkodean diagnosis untuk kasus kecelakaan
harus diikuti pengodean penyebab luar (external
causes) untuk menggambarkan sifat kondisi
dan keadaan yang menimbulkannya. Pengodean

external causes dilakukan secara terpisah pada
Bab XX Penyebab Luar Morbiditas dan Mortalitas
( V01-Y98 ). Manfaat kode external causes : (a)
Melaporkan Rekapitulasi Laporan (RL4b) atau
Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
Rumah Sakit Penyebab Kecelakaan dalam bentuk
kode, (b) Melaporkan Rekapitulasi Laporan (RL
3.2) Pelayanan Gawat Darurat, (c) Membuat surat
keterangan medis klaim asuransi kecelakaan, (d)
Sebagai penyebab kematian pada surat sertiikat
kematian jika pasien kecelakaan meninggal, (e)
Indeks penyakit untuk laporan internal rumah sakit.
(WHO,ICD-10)
Survei penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten
Brebes dari sampel 10 DRM rawat inap pada kasus
kecelakaan ditemukan 70% DRM menyertakan
kode cidera tetapi tidak melengkapi dengan kode
external cause, sedangkan 30% adalah DRM yang
lengkap menyertakan kode cedera dan kode external
causes, walaupun masih ditemukan didalamnya 2

DRM yang hanya terisi sampai karakter keempat
dan 1 DRM terisi lengkap sampai karakter kelima.
Hasil wawancara dari petugas koder koding penyakit
dibagi menjadi dua, yaitu koding pasien umum dan
koding BPJS. Untuk kode external cause pada pasien
BPJS sudah diterapkan berdasarkan kaidah ICD
10, dimana kasus cedera dan kecelakan dilengkapi
dengan external cause, karena untuk klaim biaya
kodenya harus lengkap. Sedangkan pada koding
pasien umum belum diterapkan secara lengkap,
masih ditemukan beberapa kode yang belum spesiik
dan ada yang tidak disertai kode external cause. Jika
pada lembar anamnesis informasi external cause
kurang lengkap atau kurang jelas tentang kronologis
kejadian cedera atau kecelakaan tersebut, petugas
koder mengisi kode external cause seadanya dan
tidak sampai karakter kelima, bahkan tidak diisi
sama sekali, kode external cause diberikan hanya
untuk kasus kecelakaan lalu lintas saja, jika ada kasus
keracunan, terjatuh, atau terpukul belum dilakukan

pengkodean external cause.

54

Dampak dari informasi external causes yang tidak
lengkap, pengkodean external causes menjadi tidak
akurat sehingga laporan index penyakit tidak lengkap
(banyak kode yang tidak diinput), petugas kesulitan
dalam mengisikan informasi pada formulir klaim
asuransi kecelakaan pasien, hal ini bisa menyebabkan
klaim pembiayaan pelayanan RS atau penggantian
biaya menjadi tidak sesuai.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Metode penelitian adalah observasi
dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Subjek peneliatian adalah petugas Rekam Medis
RSUD Kabupaten Brebes sebanyak 12 orang,
dengan lama kerja ≥ 1 tahun, cara pengumpulan

data dengan observasi dan kuisioner. Analisis data
secara deskriptif.

HASIL
Karakteristik Petugas Rekam Medis di RSUD
Kabupaten Brebes
Tabel 1 karakteristik petugas rekam medis
No
1

2

3

Karakteristik Petugas RM

Jumlah

(%)


20-30 tahun

3

25%

31-40 tahun

4

33,3%

41-50 tahun

3

25%

51-60


2

16,7%

SMA

1

8,3%

D3 RMIK

6

50%

D3 non kesehatan

1


8,3%

S1 Kesehatan

2

16,7%

S1 non Kesehatan

2

16,7%

< 1 tahun

2

16,7%


< 5 tahun

3

25%

< 10 tahun

4

33,3%

> 10 tahun

3

25%

Umur

Pendidikan terakhir

Lama kerja

Kartika Asih Pratiwi dan Dyah Ernawati. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan ...

4

5

Jenis kelamin

Comprehention ( Memahami )

Laki-laki

6

50%

Perempuan

6

50%

3

25%

5

Untuk memperoleh kode 3 (37,5%)
external cause yang
tepat maka diperlukan
informasi external cause
yang lengkap dan akurat
karena ?

5 (62,5%)

6

B a g a i m a n a c a r a 8 (87,5%)
memperoleh informasi
external cause sebelum
menentukan kode
external cause?

1 (12,5%)

Pelatihan koding
Ya
Tidak

9

75%

Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 1 bahwa karakteristik petugas
rekam medis sebagian besar berusia 31-40 tahun
dengan prosentase 33,3%. Sebagian petugas rekam
medis berpendidikan D3 RMIK dengan prosentase
50%. Berdasarkan pengalaman kerja petugas rekam
medis rata-rata telah bekerja selama