BAB IX PERUBAHAN AKUNTANSI
DAN KOREKSI KESALAHAN
A. PENGANTAR
Harnanto, 2003 : 346 - 347
Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi demikian dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti misalnya: estimasi jumlah
piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap. 2. Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu untuk
mengubah metoda akuntansinya untuk lebih mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
3. Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar, prinsip, atau metoda akuntansi yang baru.
4. Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan terjadinya perubahan entitas pelapor.
5. Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara berlebihan. Perubahan akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi lebih besar.
Apapun alasannya, akuntan harus tetap menempatkan manfaat atau kegunaan informasi sebagai pertimbangan utama di dalam menyajikan informasi akuntansi.
Akuntan harus menentukan apakah perubahan akuntansi memang diperlukan, dan kemudian memutuskan bagaimana efek perubahan akuntansi harus dilaporkan untuk
membantu para pemakai di dalam memahami laporan keuangan. Deteksi kesalahan akuntansi terhadap transaksi-transaksi yang terjadi dimasa lalu juga
dihadapkan pada persoalan yang sama. Kesalahan harus dikoreksi, dan penjelasan yang lengkap harus diberikan agar pemakai laporan keuangan tahu persis apa yang
sesungguhnya terjadi.
B. PERUBAHAN AKUNTANSI
Harnanto, 2003 : 347 - 348
Standar atau prinsip akuntansi yang lazim mengidentifikasi tiga kategori penting dari perubahan akuntansi, yaitu: 1 perubahan estimasi atau taksiran; 2 perubahan
prinsip akuntansi; dan 3 perubahan entitas pelapor. Sebagaimana telah dikemukakan, tujuan pokok penyajian laporan keuangan adalah menyediakan
informasi untuk membantu para pemakai laporan dalam memprediksi, membandingkan, dan menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan
arus kas di masa mendatang. Beberapa alternatif metoda pelaporan efek perubahan akuntansi telah disarankan
untuk digunakan dalam praktik, masing-masing dengan argumentasi yang berbeda satu sama lain.
1. Menyajikan kembali laporan keuangan tahun-tahun lalu agar mencerminkan efek
perubahan akuntansi, dengan efek kumulatifnya diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap saldo laba yang di tahan pada awal tahun berjalan.
2. Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi hanya di dalam laporan keuangan tahun berjalan, dengan dibebankan atau ditambahkan secara langsung kepada
saldo laba yang ditahan, tanpa melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun lalu.
3. Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi sebagai elemen laba-rugi tahun berjalan, tanpa melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun
lalu.
Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE UNY 1
4.
Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi sebagai elemen laba-rugi tahun berjalan, tetapi disertai penyajian secara terbatas informasi proforma untuk seluruh
perioda yang tercakup dalam pelaporan, dengan menyajikan efeknya terhadap hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan, seandainya perubahan akuntansi sudah
dilakukan tahun-tahun lalu.
5. Mengakui efek perubahan akuntansi hanya dalam laporan keuangan tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya, tanpa melakukan penyesuaian atau koreksi terhadap
laporan keuangan tahun-tahun lalu.
Perubahan Estimasi atou Taksiran Harnanto, 2003 : 349 - 350
Berbagai area di mana perubahan estimasi atau taksiran seringkali diperlukan, termasuk di antaranya adalah:
1. Piutang yang tak tertagih 2. Penurunan nilai persediaan
3. Masa manfaat atau umur dan nilai residu aktiva tetap 4. Masa manfaat beban tangguhan
5. Kewajiban atau utang garansi 6. Deposit mineral atau cadangan sumber alam
7. Asumsi aktuarial untuk program pensiun Efek dari setiap perubahan akuntansi yang diklasifikasi sebagai perubahan estimasi
harus dilaporkan berdasar salah satu dari dua altematif metoda sebagai berikut: 1 hanya dalam laporan keuangan tahun berjalan, atau 2 dalam laporan keuangan
tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya. Tidak ada penyesuaian secara retroaktif yang harus dilakukan atau penyajian laporan keuangan proforma terhadap efek
perubahan estimasi. Perubahan estimasi dipandang sebagai bagian dari proses akuntansi, dan bukan sebagai koreksi kesalahan yang terjadi di masa lalu, apalagi
perubahan prinsip akuntansi.
Perubahan Prinsip Akuntansi Harnanto, 2003 : 350 Sebagai contah, perubahan metoda depresiasi aktiva tetap dari metoda saldo menurun
ganda menjadi metoda garis lurus pada tahun tertentu dalam masa manfaat aktiva, yang sudah direncanakan pada saat perolehannya. Penerapan secara konsisten
kebijakan akuntansi demikian, tidak dipandang sebagai perubahan prinsip akuntansi pada saat diterapkannya metoda garis lurus. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa materialitas dan konsistensi harus dipertimbangkan di dalam mengidentifikasi apakah suatu perubahan akuntansi dapat atau tidak dapat disebut sebagai perubahan
prinsip akuntansi.
Perubahan Entitas Pelapor Harnanto, 2003 : 351 Perusahaan kadang-kadang mengalami perubahan struktur atau melaporkan kegiatan
operasinya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan laporan keuangan, yang pada hakekatnya merupakan laporan keuangan dari suatu entitas yang berbeda. Lebih
spesifik lagi, perubahan entitas pelapor mencakup: a penyajian laporan keuangan konsolidasi atau gabungan sebagai pengganti laporan keuangan individual
perusahaan; b perubahan pada anak perusahaan tertentu di dalam suatu grup perusahaan yang menyajikan laporan keuangan konsolidasi; c perubahan pada
perusahaan -perusahaan yang termasuk di dalam laporan keuangan gabungan; dan d penggabungan usaha atas dasar penyatuan kepentingan pooling of interest.
Koreksi Kesalahan Harnanto, 2003 : 351 Kesalahan di dalam laporan keuangan merupakan akibat dari kekeliruan atau kelalaian
yang terjadi di dalam proses akuntansinya. Termasuk kesalahan di dalam laporan keuangan, antara lain: kekeliruan perhitungan, kekeliruan di dalam menerapkan prinsip
Jurusan Pendidikan Akuntansi FISE UNY 2
atau metoda akuntansi, kekeliruan atau kesalahan di dalam menggunakan fakta yang ada pada saat penyusunan laporan keuangan. Suatu perubahan prinsip atau metoda
akuntansi yang tidak akseptabel dengan prinsip atau metoda akuntansi yang akseptabel, juga diklasifikasi sebagai kesalahan dalam hal ini merupakan kesalahan di
dalam menerapkan prinsip atau metoda akuntansi. Efek atau akibat dari kesalahan di dalam menggunakan fakta yang ada termasuk dalam kategori kesalahan, sedang efek
atau akibat tersedianya informasi atau fakta yang baru termasuk dalam kategori perubahan estimasi.
Membedakan antara kesalahan dengan perubahan estimasi mutlak diperlukan, karena masing-masing memerlukan metoda dan perlakuan akuntansi yang berbeda.
C. METODA PELAPORAN UNTUK PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN