Pembunuhan Pembahasan Hasil Penelitian
Terjemahan “Sudah, DikJangan diperpanjang” Gertakan Risang. Gertakan bukan
menghibur halus seperti tadi.
Peryataan yang cetak tebal “Uwis, Dhik Aja didedawa”merupakan
indikator kemarahan Risang terhadap Riris. Risang marah terhadap Riris karena Riris menceritakan masalalu antara Risang, Riris dan Bu Sulun yang
tidak direstui pernikahanya karena mendahului Pipin. Sulun Prabu juga marah dengan Manik. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut.
“Manik Keneng apa kowe ning kono?” Pambengoke Sulun Prabu, nesu.
“Anu, saweg omong-omong kalih Mas Marong” Manik ora bisa selakSuparto Brata, 2009: no 7 , hlm 70
Terjemahan
“Manik Kenapa kamu di situ?” Jeritan Sulun Prabu, marah. “Anu, sedang bercakap-cakap dengan Mas Marong” Manik tidak bisa
berbohong.
Peryataan yang dicetak tebal
“Manik Keneng apa kowe ning kono?”
Pambengoke Sulun Prabu, nesu merupakanindikator kemarahan Sulun Prabu terhadap Manik, hal tersebut karena Manik sedang berduaan dengan Marong.
Kemarahan juga dilakukan oleh Maharani atas pertanyaan Handaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut
“Jeng Mahar haidmu sasi iki rak ora kemajon, ta?” pitakone Handaka tanpa duga-duga.
“Kadospundi?” wangsulane kaget. Eseme ilang. Ganti mripat mendelik.
Suparto Brata, 2009: no 8, hlm 96 Terjemahan
“Jeng Mahar Haid anda bulan ini tidak lebih awal to?” pertanyaan Handaka tanpa kira-kira.
“Bagaimana?” jawaban kaget. Senyumnya jadi hilang. Berganti mata melotot.
Pernyataan yang dicetak tebal merupakan indikator kemarahan Mahar terhadap Handaka atas pertanyaan yang dilontarkan ke Mahar seperti tak
terduga. Maharani marah karena Handaka menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan, karena Marahari dengan Handaka baru bertemu sekali
sudah menanyakan masalah yang berkaitan dengan pribadi perempuan.