“Bagaimana?” jawaban kaget. Senyumnya jadi hilang. Berganti mata melotot.
Pernyataan yang dicetak tebal merupakan indikator kemarahan Mahar terhadap Handaka atas pertanyaan yang dilontarkan ke Mahar seperti tak
terduga. Maharani marah karena Handaka menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan, karena Marahari dengan Handaka baru bertemu sekali
sudah menanyakan masalah yang berkaitan dengan pribadi perempuan.
e. Kecewa
Kecewa adalah rasa menyesal di hati karena suatu hal.Baik itu akibat perbuatan diri sendiri ataupun karena perbuatan orang lain. Manik kecewa
dengan perbuatan Suherwindra. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut
“Dadi kowe sing...?”Ucape Manik ora bisatutug. Dheweke nyendhal tangane, nganthuki Suherwindra kang sasmita yen ucapan bela
sungkawae wis ditampa, banjur bali mlayu mlebu kamare.Suparto Brata, 2009: no 9 , hlm 94
Terjemahan “Jadi kamu yang...?” Ucapnya Manik tidak bisa lama. Dianya
menarik tanganya, menunduk dengan Suherwindra yang simbolnya bila ucapan dukacita sudah diterima, kemudian lari masuk kamarnya.
Pernyataan yang dicetak tebal Dadi kowe sing...merupakan indikator bahwa Manik kecewa dengan perbuatan Suherwindra, yaitu yang diduga telah
membunuh Jeng Trianah.
f. Kekhawatiran
Kekhawatiran berasal dari kata dasar khawatir yang artinya gelisah, cemas. Kekhawatiran adalah perasaan tidak tenang, gelisah karena
memikirkan suatu hal. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
“Ya emboh kono kersamu, Dimas.Pokoke prekara iki dakpasrahke
sliramu mutlak anggone nylidiki lan mangerteni durjanane. Yen durjanane kulawargaku dhewe, sliramu aja kandha sapa-sapa. Ben
aku dhewe sing ngerti. Nanging, yen durjanane wong liya, dudu kulawargaku, apike ya ditangkep pisan wae
. Nggone sakabehe teori, cakna kabeh kewasisanmu. Aku seneng yen prekara iki bisa
kabongkar Dene yen sidanemanut panylidikanmu nyonyaku seda lumprah wae, tegese marga saka onyane kahanan awake, oramarga
tumindake liyan, aku sangsaya sene ng”Suparto Brata, 2009: no 10,
hlm 32 Terjemahan
“Ya situ menurutmu, Dik. Intinya perkara ini saya serahkan kepadamu seutuhnya guna menyelidiki dan mengetahui pembunuhnya. Jika
pembunuhnya keluargaku sendiri, dirimu jangan bilang siapa-siapa. Biar aku sendiri yang mengetahui. Namun jika pembunuhnya orang
lain, bukan keluargaku, baiknya ditangkap sekalian saja. Gunakan semua teori, gunakan semua kepandaianmu. Aku senang jika perkara
ini bisa kebongkar Namun jika jadinya menurut penyelidikanmu istri meninggal wajar saja, artinya karena dari keadaan luka badannya,
bukan karena kejahatan orang lain, aku tambah senang”
Pernyataan yang dicetak tebalYen durjanane kulawargaku dhewe, sliramu aja kandha sapa-sapa. Ben aku dhewe sing ngerti. Nanging, yen
durjanane wong liya, dudu kulawargaku, apike ya ditangkep pisan wae merupakan indikator kekhawatiran Sulun Prabu apabila anak-anaknya yang
menyebabkan Jeng Trianah meninggal. Sulun Prabu takut jika semua ini rencana anak-anaknya yang selalu tidak sependapat dengan ibunya.
Kekhawatiran juga dirasakan Handaka terhadap Eram dan Risang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut.
“Iya kowe La, Drs. Risang? Apa kowe ora tau krunguDrs. Risang sekuthon karo mbakyumu nyingkirake ibumu lan ngraketake Pipin
karo Ir. Eram maneh ?” Suparto Brata, 2009: no 11 , hlm 119