Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

(1)

IKLAN PRODUK SUSU DI TELEVISI DAN MINAT BELI

(Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar

Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1)

Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: INDAH RISMAULI

080922050

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Indah Rismauli

NIM : 080922050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarja Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Sumatera Utara.

Majelis penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

Ditetapkan di : Universitas Sumatera Utara


(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian

hari saya telah terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Indah Rismauli Nim : 080922050

Tanda Tangan : Tanggal :


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan: Nama : Indah Rismauli

NIM : 080922050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul :IKLAN PRODUK SUSU DI TELEVISI DAN

MINAT BELI

(Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV.)

Medan, Juli 2013

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Dra. Lusiana A. Lubis , M. A Dra. Fatma Wardy Lubis MA NIP. 196704051990032002 NIP. 196208281986012001

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof.Dr.Badaruddin M.Si NIP. 196805251992031002


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini, guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Terimakasih buat semua hal yang sudah penulis dapatkan sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua, Bapak dan Mama tercinta (B. SIMBOLON dan R. Br. SITOMPUL) atas segala kasih sayang, dukungan serta perhatian baik moral maupun materil bahkan doa yang tiada habisnya kepada penulis. Terimakasih kepada saudara/i (Kak Nita, Apri, dan Siska) yang selalu memberi dukungan, doa dan semangat kepada penulis. Biarlah Tuhan terus memberkati keluarga kita dengan kasihNya.

2. Ibu Dra. Lusiana. A Lubis, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing selama proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih buat pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan kepada penulis. 3. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sumatera Utara.

4. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Program Studi Ilmu Komunikasi Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Para Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang turut membantu proses pengerjaan skripsi ini.

6. Kak Ros, bang Ria, kak Icut dan kak Maya untuk semua dukunganya 7. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Komunikasi, khusunya Ilmu


(6)

Dani) yang sama-sama berbagi suka duka, pengalaman dan pengetahuan selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman GK Karyajasa (Kak Elan, Suharto, Joko, Ridho, Lia, Ade, Wuri) terimakasih untuk semua dukungan nya.

9. Masyarakat Perumnas Simalingkar gang Pinang Raya I,II,III,dan IV. 10.Seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari semua pihak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Indah Rismauli


(7)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademi Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Indah Rismauli

NIM : 080922050

Departement : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetuji untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

IKLAN PRODUK SUSU DI TELEVISI DAN MINAT BELI (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :

Pada Tanggal : Juli 2013 Yang Menyatakan


(8)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV.)

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat hubungan antara iklan produk susu di televisi swasta dengan minat beli pada masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III,dan IV.

. Untuk membahas penelitian ini, maka teori-teori yang dipergunakan dan dianggap relevan dalam membahas penelitian ini yaitu: Komunikasi dan komunikasi massa, AIDDA, Iklan, dan minat beli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variabel lainnya. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 88 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling Purposive.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman.

Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa Ha diterima yaitu terdapat hubungan antara Iklan Susu Dancow di Televisi dan minat beli masyarakat di lingjungan perumnas Simalingkar Gang Pinang Raya I,II,III,IV. Ini bermakna bahwa didapat korelasi sebesar 0,774.


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

LEMBAR ORISINALITAS ...………. ii

LEMBAR PENGESAHAN………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………… v

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI ...………. vii

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah………. 01

I.2 Perumusan Masalah………... 04

I.3 Pembatasan Masalah……….. 04

I.4 Tujuan Penelitian ...………. 04

I.5 Manfaat Penelitian……… 05

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ...………... 06

2.1.1 Komunikasi………... 06

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi………. 06

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi………. 07

2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi……….. 08

2.1.2 Komunikasi Massa ……… 10

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa…...………... 10

2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa………. 11

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa……… 13

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa……….. 15

2.1.3 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa……….. 16

2.1.3.1 Pengertian Televisi……….... 16

2.1.3.2 Perkembangan Televisi……….… 17

2.1.3.3 Karakteristik Televisi………... 18

2.1.3.4 Faktor-faktor yang diperlukan……….… 19

2.1.4 Iklan …….……… 20

2.1.5 Minat Beli ………` 21

2.1.6 AIDDA ……..……….…………. 21

2.2 Kerangka Konsep ……….... 22


(10)

2.4 Definisi Operasional……… 24

2.5 Hipotesis………... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...……….. 26

3.2 Populasi dan Sampel …...……… 26

3.2.1 Populasi ……….. 26

3.2.2 Sampel ……… 27

3.3 Metode Penelitian……… 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 30

3.5 Teknik Analisis Data………. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan………. 33

4.2 Teknik Pengolahan data ……….. 33

4.3 Analisis Tabel Tunggal……… 34

4.4 Analisis Tabel Silang ……….. 50

4.5 Uji Hipotesa ……… 53

4.6 Pembahasan………. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 56

5.2 Saran Responden Penelitian……… 57

5.3 Saran dalam Kaitan Akademis……… 58

5.2 Saran Responden Penelitian……… 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1. Operasional Variabel ………. 23

2. Jumlah Populasi ……….……….……….………. 27

3. Distribusi Sampel ……….. 45

4. Usia Responden ………... 35

5. Pendidikan Responden………….……… 35

6. Pekerjaan Responden ……….. 36

7. Penghasilan Responden………. 37

8. Frekuensi Menonton Televisi Responden……….………… 38

9. Waktu Menonton Televisi ……….……… 38

10. Kehadiran Iklan di Televisi ……… 39

11. Kewajaran Iklan diantara Acara Televisi ………. . 39

12. Kehadiran Iklan Ketika Menonton Televisi.……… 40

13. Pemunculan Iklan Mempengaruhi ketertarikan pada Iklan... 41

14. Frekuensi Menonton Iklan Produk Susu Dancow ………41

15. Public Figur Iklan Susu Dancow ……….……… 42

16. Penampilan Model Iklan Susu Dancow …….………. 42

17. Daya Tarik Pesan Iklan Susu Dancow …………...………… 43

18. Memahami Isi Pesan Iklan Susu Dancow ………... 43

19. Kesesuaian Pesan dengan Manfaat Produk Pada Iklan …… 44

20. Penataan Gambar Pada Iklan Susu Dancow. ……….. 44

21. Slogan Pada Iklan Susu Dancow ………. 45

22. Penggunaan Slogan Pada Iklan Susu Dancow .. ……… 46

23. Pemahaman Slogan Pada Iklan Susu Dancow……… 46

24. Tingkat Keseringan Melihat Iklan Susu Dancow ………… 47

25. Frekuensi Melihat Iklan Susu Dancow ……… 48

26. Ketertarikan Responden Melihat Iklan Susu Dancow …….. 48

27. Menyukai Susu Dancow setelah Melihat Iklannya ………... 49


(12)

29. Keinginan Memberi Susu Dancow pada Keluarga …………. 50 30. Hubungan Antara Frekuensi Melihat Iklan dengan Minat Beli.51 31. Hubungan Antara Pemahaman Iklan dengan Ketertarikan ... 52


(13)

LAMPIRAN

1. Biodata 2. Kuesioner 3. Surat Penelitian


(14)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV.)

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat hubungan antara iklan produk susu di televisi swasta dengan minat beli pada masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III,dan IV.

. Untuk membahas penelitian ini, maka teori-teori yang dipergunakan dan dianggap relevan dalam membahas penelitian ini yaitu: Komunikasi dan komunikasi massa, AIDDA, Iklan, dan minat beli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variabel lainnya. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 88 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling Purposive.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman.

Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa Ha diterima yaitu terdapat hubungan antara Iklan Susu Dancow di Televisi dan minat beli masyarakat di lingjungan perumnas Simalingkar Gang Pinang Raya I,II,III,IV. Ini bermakna bahwa didapat korelasi sebesar 0,774.


(15)

BABI 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kita pasti menyadari perkembangan teknologi bergerak sangat pesat. Masyarakat benar-benar merasakan bahwa mereka mulai tidak dapat hidup tanpa adanya informasi. Televisi yang merupakan produk teknologi canggih, berkembang sejalan dengan teknologi itu sendiri. Dengan sejumlah kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, televisi telah berhasil menyentuh kepentingan-kepentingan masyarakat yang dirasakan semakin mendasar. Yakni kebutuhan-kebutuhan akan informasi yang semakin hari semakin kompleks dan bervariasi. Dewasa ini perkembangan pertelevisian di Indonesia sudah semakin maju. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TRANS TV, TRANS 7, INDOSIAR, dan beberapa stasiun televisi lainnya. Setiap stasiun TV tersebut berusaha untuk menarik jumlah pemirsa sebanyak mungkin dengan menyajikan program acara yang berkualitas, menarik, dan beraneka ragam.

Saat ini RCTI merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira 80 % dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografi ini disertai rancangan program-program menarik diikuti rating yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI.

Media televisi memiliki kelebihan dibandingkan media lainya. Media televisi mampu mengatasi masalah ruang dan jarak dalam penyampaian pesan nya sehingga dapat lebih menjangkau ke seluruh daerah dengan tujuan menjangkau massa yang cukup banyak. Selain ini massa akan lebih tertarik dengan kemampuan TV dalam menampilakan fasilitas gambar dan suara sehingga massa akan lebih memilih memanfaatkan media televisi dibandingkan dengan media lainya.


(16)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa daya tarik televisi terdapat pada informasi yang disampaikan lebih singkat dan jelas serta didukung oleh gambar dan suara sehingga massa mudah untuk mengerti isi dari pesan yang

disampaikan dalam suatu tayangan televisi. Selain itu, TV juga termasuk media massa yang dapat digunakan sebagai media komersil oleh pihak periklanan. Media massa merupakan sarana efektif untuk mepropagandakan hasil produksi dalam mencari keuntungan secara materi atau bentuk promosi di media massa dalam kemasan iklan (Kuswandi, 1996:25)

Iklan merupakan sesuatu yang memiliki daya tarik bagi masyarakat. Iklan sendiri semakin menjamur dilayar kaca, seiring dengan pesatnya pertumbuhan atau perkembangan televisi swasta. Masing-masing televisi berusaha membuat program acara yang sebaik dan semenarik mungkin. Dengan demikian semakin maraklah persaingan media TV di Indonesia untuk memperebutkan iklan di masing-masing stasiun televisi. Penyisipan iklan dalam acara-acara yang menarik menjadikan iklan semakin sulit dipisahkan dari kehidupan kita yang walaupun terkadang membosankan namun sering kali berhasil mempengaruhi kita untuk berfikir bahkan bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pemasang iklan.

Menurut Wright (liliweri, 1992:20 ) iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

Kuswandi (1996 : 81 ) menyatakan iklan terbagi atas dua bagian yaitu iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan komersil adalah bentuk promosi suatu barang atau jasa melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah melalui film atau berita, sedangkan iklan layanan masyarakat adalah bentuk tayangan gambar baik drama maupun film dan music yang mengarahkan pemirsa agar bertindak seperti yang dianjurkan iklan tersebut.

Jenis iklan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah jenis iklan komersil, yaitu iklan produk susu. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, sudah banyak sekali iklan produk susu yang ditayangkan di TV, baik itu susu bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya peranan


(17)

susu bagi kesehatan. Didalam susu terkandung vitamin B2 dan vitamin A, selain protein juga terdapat macam-macam asam amino yang penting untuk pertumbuhan tubuh. Sekarang, susu sapi dijuluki sebagai bahan makanan dengan

kandungan vitamin lengkap, juga sebagai ―darah putih‖ yang membantu

kesehatan tubuh manusia.

Beberapa Manfaat susu bagi tubuh :

a. Susu mengandung potassium, yang dapat menggerakan dinding pembuluh darah pada saat tekanan darah tinggi untuk menjaganya agar tetap stabil, mengurangi bahaya akibat apopleksi, juga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan penyakit jantung.

b. Dapat menetralisir racun seperti logam, timah dan cadmium dari bahan makanan lain yang diserap oleh tubuh.Sehingga dengan mengkonsumsi susu, maka kita akan dapat ternetralisir dari racun-racun yang tersebut diatas karena dewasa ini hamper seluruh makanan mengandung racun-racun tersebut.

c. Kalsium susu dapat menambah kekuatan tulang, mencegah penyusutan tulang, osteoporosis dan patah tulang. Dengan fungsi ini, maka susu sangat baik untuk dikonsumsi bagi mereka yang sudah berusia lanjut yang rentan akan penyusutan tulang / osteoporosis.

d. Kandungan vitamin B2 di dalam susu sapi dapat meningkatkan ketajaman penglihatan. Dengan manfaat ini, susu sangat berpengaruh bagi anak dalam menajamkan penglihatannya agar dapat menunjang kehidupannya ke depannya nanti.

Dan masih banyak lagi manfaat dari susu yang terkandung didalamnya yang baik untuk kesehatan tubuh. Sehingga agar dapat menjaga kesehatan tubuh dianjurkan untuk lebih intensif dalam mengkonsumsi susu.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara penayangan iklan susu ditelevisi swasta terhadap minat beli konsumen khususnya untuk produk susu Dancow dikalangan masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, dan IV.


(18)

Berdasarakan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian adalah sebagai berikut:

― Sejauh mana hubungan antara iklan produk susu Dancow yang ditayangkan di

TV swasta RCTI terhadap minat beli pada masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, dan IV.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dan untuk menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalh dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian terbatas pada iklan TV mengenai produk susu Dancow yang ditayangkan di RCTI.

2. Produk susu yang dimaksud adalah susu Dancow.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, dan IV.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara iklan produk susu di televisi swasta dengan minat beli pada masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III,dan IV.

2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara iklan produk susu Dancow dengan faktor ketertarikan masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III,dan IV.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini nantinya akan berguna bagi pihak-pihak yang terkait, baik itu untuk konsumen secara umum maupun untuk karyawan secara khusus sebagai masukan tentang pengaruh iklan televisi terhadap perilaku konsumen.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas, sistematis dan terarah, diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai landasan berpikir sehingga menghasilkan pembahasan yang jelas. Karena itu perlu disusun kerangka teori yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. Dengan adanya kerangka teori, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Kerangka teori akan membantu penelitian dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesa-hipotesa selanjutnya.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi.

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dari pengertian ini, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelaslah bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.


(20)

Menurut Darwanto (2007:3), komunikasi adalah proses penyampaian lambang yang berarti antar manusia, seseorang menyampaikan lambang-lambang yang mengandung pengertian tertentu disebut ―pesan‖ atau message. Umumnya lambang yang dipergunakan dalam komunikasi adalah bahasa, baik lisan maupun tertulis. Menurut Harold D. Lasswell cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ―siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa

pengaruhnya‖.

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.

Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. (Cangara, 2006:23-26) sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,


(21)

partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan komunikasi:

a) Perubahan sikap (attitude change)

b) Perubahan pendapat (opinion change)

c) Perubahan perilaku (behaviour change)

d) Perubahan sosial (social change) Fungsi komunikasi:

a) Menyampaikan informasi (to inform)

b) Mendidik (to educate)

c) Menghibur (to entertaint)


(22)

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia

(Many Voices One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap system, yaitu sebagai berikut: (Effendy, 1995: 27-28)

a) Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b) Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c) Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d) Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

e) Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f) Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu.


(23)

g) Hiburan

Penyebarluasan simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok, dan individu.

h) Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

2. 1.2. Komunikasi Massa

2.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, yakni: komunikasi masssa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

Defenisi lain tentang komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

Sedangkan menurut Severin dan Tankard Jr., yang dalam bukunya

Communication Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Media, mendefinisikan komunikasi massa merupakan sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik–teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi


(24)

tantangan- tantangan kreatif seperti menulis skrip atau program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi baik .

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Ada banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan, tetapi nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip. Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi ―komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).

2.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar pesona dan komunikasi kelompok. Untuk mengetahui komunikasi massa, maka perlu diketahui tentang ciri- ciri komunikasi massa, yang meliputi sifat- sifat unsur yang dicakupnya. Karakteristik dari komunikasi massa tersebut adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004: 7-13)

1. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya adalah relative. Namun yang pasti, komunikasi itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpesona yang sangat sederhana.


(25)

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. Keadaan ini harus disadari oleh komunikator komunikasi massa.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Tetapi, dalam komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara


(26)

keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona.

8. Stimulasi Alat Indra ―Terbatas‖

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu

kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang ―terbatas‖. Dalam komunikasi

massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

9. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback

merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi massa. Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa adalah to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuade, (membujuk), dan tramission of the culture (transmisi budaya).

Menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication

(1991) menyebutkan bahwa fungsi komunikasi adalah providing information, providing entertaintment, helping to persuade, dan contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial)

Sedangkan mengenai fungsi komunikasi massa, Dominick mengemukakan fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Effendi, 2000: 29-31):

a. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis:

1. Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance)

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang


(27)

mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis.

2. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance)

Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrument.

b. Interpretasi (interpretation)

Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataanya, fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hai ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang konstruktif maupun yang negative destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya. d. Sosialisasi

Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran


(28)

masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nila-nilai apa yang penting. e. Hiburan (entertaintment)

Bagi Dominick, hiburan merupakan fungsi media masa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada sasaran komunikasi. Menurut Steven M. Chaffe (pada Betty-Soemirat, dalam Karlinah, dkk. 1999) efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri kahalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atua bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.

a) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.

b) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

c) Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.


(29)

2.1.3 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa 2.1.3.1 Pengertian Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre-bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang

diproduksi di suatu tempat ―lain‖ melalui sebuah perangkat penerima(televisi set).

Pada hakekatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Berawal dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Atas

perwujudan dari gagasan Nipkov, maka ia diakui sebagai ―Bapak‖ televisi sampai

sekarang (Kuswandi, 1996: 6).

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika (Wahyudi, 1986: 49). Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas Negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah untuk diterobos.

Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tidak berbeda dengan media cetak dan radio. Robert K. Avery dalam bukunya

“Communication and The Media” dan Stanford B. Weinberg dalam “Message A

Reader in Human Communication” Random House, New York 1980,

mengungkapkan 3 (tiga) fungsi media, yaitu:

a) The surveillance of the environment yaitu mengamati lingkungan.

b) The correlation of the part of society in responding to the environment

yaitu mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.


(30)

c) The transmission of the social heritage from one generation to the next, maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kuswandi, 1996: 25).

2.1.3.2 Perkembangan Televisi

Kehadiran televisi di dunia merupakan perkembangan teknologi khususnya teknologi elektronika sejak abad 19 dan akan terus menerus berlanjut pada abad-abad berikutnya, sehingga televisi siaran juga akan ditentukan oleh perkembangan elektronika itu sendiri.

Kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia. Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru (new religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (Kuswandi, 1996: 23). Kekuatan media televisi adalah menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit.

Dunia perkembangan pertelevisian di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Awalnya, Indonesia hanya memiliki satu stasiun televise, itupun dimiliki oleh pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989, lahirlah stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun tersebut merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Kemunculan stsiun RCTI memberikan sesuatu yang baru bagi pertelevisian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya stasiun-stasiun televisi swasta, seperti Suya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar, dan Andalas Televisi (Antv). Sejak era reformasi bergulir, stasiun televisi swasta semakin ramai bermunculan, seperti Metro TV,


(31)

Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang berubah menjadi Lativi, serta Global TV.

Stasiun televisi lokalpun tidak mau ketinggalan. Sekitar tahun 2000 an banyak bermunculan stasiun televisi lokal, seperti Bali TV di Bali, JakTv di Jakarta, JTV di Surabaya, cahaya TV di Banten. Televisi berlangganan atau televisi berbayar (pay per view) juga turut mewarnai perkembangan pertelevisian Indonesia. Yang relative dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Bahkan sampai tahun 2008, paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang beroperasi di Indonesia (Usman, 2009: 1).

Terkait dengan perkembangan teknologi, diperkirakan pada tahun 2018, televisi di Indonesia akan memasuki era televisi digital. Teknologi digital akan meningkatkan kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu memperluas jangkauan siaran televisi (Usman, 2009: 2).

2.1.3.3 Karakteristik Televisi

Adapun karakteristik televisi adalah sebagai berikut: (Usman, 2009: 23) a) Media Pandang dengar (audio-visual)

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar. Televisi berbeda dengan media cetak, yang lebih merupakan media pandang. Televisi juga berbeda dengan media radio, yang merupakan media dengar. Orang memandang gambar yang ditayangkan televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi atau naskah dari gambar tersebut.

b) Mengutamakan Gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar. Gambar-gambar dalam hal ini adalah gambar hidup- membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak. Narasi atau naskah bersifat mendukung gambar.


(32)

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai.

d) Bersifat Sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakn dimensi wakut atau durasi.

e) Bersifat Satu Arah

Televisi bersifat satu arah, dalam arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.

f) Daya Jangkau Luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak, masuk keberbagai strata sosial.

2.1.3.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: a) Pemirsa

Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang-orang. Hal ini perlu karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan.

b) Waktu

Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi pertimbangan, agar setiap acara


(33)

ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju.

c) Durasi

Durasi berkaitan denga waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acra disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

d) Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa, caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengadung unsur hiburan.

2.1.4 Iklan

Menurut Astrid Susanto (1989:316) iklan adalah segala sesuatu bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat pesan suara media massa, dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebahagian atau seluruh masyarakat.

Sedangkan menurut Howard Stephenson, iklan adalah penyebaran informasi yang dibayar untuk menjual atau membantu menjual barang atau jasa untuk memperoleh penerimaan ide-ide yang menyebabkan masyrakat menanggapi atau berbuat sesuai dengan yang diinginkan (Djayakusumah, 1982:7).

Definisi lain yang diberikan oleh Dendi Sudiana (1986:1), iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan yang baik.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyebarkan informasi, ide, gagasan seperti


(34)

produk susu melalui media tertentu yang tujuannya agar khalayak terpengaruh dan mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan.

2.1.5 Minat Beli

Minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapakan.

Minat adalah perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada sesuatu (Poerdaminto, 1986 : 650).

Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana iklan susu Dancow dapat menimbulkan rasa ketertarikan kepada khalayak sehingga ada kelanjutan berupa minat untuk membeli tersebut. Efek yang hendak diteliti hanya sampai sebatas minat saja, bukan sampai pada tindakan membeli.

2.1.6 AIDDA a) Attention :

Menarik perhatian masyarakat, ditujukan dengan memilih posisi yang tepat, warna, headline, ilustrasi bersama dengan layout keseluruhan, dan pilihan jenis huruf.

b) Interest :

Meningkatkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Dengan memilih pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang menarik.

c) Desire :

Menggerakkan keinginan pelanggan memiliki atau menikmati produk susu. Misalnya: keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk, apa yang mereka peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk suatu produk.

d) Decision :

Suatu produk sudah sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan konsumen untuk membeli, memiliki, atau menikmati produk. Namun perlu juga menciptakan kesadaran yang mampu memunculkan keyakinan bahwa produk susu


(35)

memang layak untuk dibeli dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.

e) Action :

Tahap ini adalah tahapan terakhir yang dilakukan khlayak setelah melalui tahapan perhatian, kepentingan, keinginan, dan keputusan.

2.2. Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa.

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengenaralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995 : 40).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasinalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Variabel Bebas (Independent Variabel) (X)

Variabel bebas atau independent variabel adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel yang disebut dengan variabel terikat (Nawawi, 1995 : 57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan susu di televisi Swasta

b) Variabel Terikat (Dependent Variabel) (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul yang di tentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini


(36)

adalah keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya II.

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1 Model Teoritis

2.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi variabel-variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian.

Tabel 1

Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

– Iklan susu di televisi swasta RCTI

- Karakteristik Responden

Frekuensi Penayangan Figur Iklan Slogan Bahasa/Kata-Kata Tata Gambar - Umur - Jenis kelamin - Pekerjaan

2. Variabel Terikat (Y)

Minat membeli susu masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, IV. Perhatian (Attention) Ketertarikan (Interest) Keinginan (Desire) Keputusan (Decision) Tindakan (Action)

2.4. Defenisi Operasional Variabel

Variabel terikat (Y)

Keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya II.

Variabel bebas (X) Iklan susu Dancow di televisi


(37)

Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya ( Bulaeng, 2004:60 ). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang iklan produk susu, terdiri dari:

a. Frekuensi Penayangan : tingkat kekerapan pemutaran iklan susu Dancow yang ditayangkan di televisi swasta RCTI.

b. Figur Iklan : artis atau tokoh terkenal yang digunakan untuk membintangi iklan susu

c. Slogan: Frase yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek. d. Bahasa/Kata-Kata : pemilihan kata yang digunakan dalam iklan tersebut.

e. Tata gambar : suatu bentuk penataan gambar dalam iklan susu yang dapat menarik minat khalayaknya.

KarakteristikResponden:

Umur : Usia responden

Jenis kelamin : Jenis kelamin responden Pekerjaan : Pekerjaan responden

2. Variabel Terikat ( Minat membeli susu masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I,II,III,IV).

a) Attention :

Menarik perhatian masyarakat, ditujukan dengan memilih posisi yang tepat, warna, headline, ilustrasi bersama dengan layout keseluruhan, dan pilihan jenis huruf.

b) Interest :

Meningkatkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Dengan memilih pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang menarik.


(38)

Menggerakkan keinginan pelanggan memiliki atau menikmati produk susu. Misalnya: keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk, apa yang mereka peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk suatu produk.

d) Decision :

Suatu produk sudah sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan konsumen untuk membeli, memiliki, atau menikmati produk susu. Namun perlu juga menciptakan kesadaran yang mampu memunculkan keyakinan bahwa produk susu memang layak untuk dibeli dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.

e) Action :

Membujuk calon pembeli agar segera mungkin dilakukan suatu tindakan pembelian.

2.5 Hipotesa

Hipotesa adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang diamati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar, mungkin juga salah. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat Hubungan antara penayangan iklan susu di televisi dengan keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, IV.

Ha : Terdapat hubungan antara penayangan iklan susu di televisi dengan keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, IV.


(39)

BABIV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.I Pelaksanaan dan Pengumpuan Data

Bab ini merupakan uraian data hasil penelitian yang diakukan mengenai hubungan iklan susu Dancow yang ditayangkan di televisi dengan minat bei pada masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV Medan.

Validitas dari suatu karya ilmiah ( Skripsi ) ditentukan oleh objektivitas data penelitian yang ada dilapangan. Dimana data dari lapangan ini sangat penting untuk dijadikan bahan dalam memecahkan permasalahan.Sehingga pelaksanaan pengumpulan data ini harus dilakukan secara cermat dan teliti guna mendapat data yang benar.

Berdasarkan teknik penarikan sampel pada BAB III yang menggunakan rumus diperoleh responden sebanyak 88 orang.Setelah memperoleh izin dari pihak kecamatan Medan Tuntungan dan Kelurahan Mangga maka peneliti meminta data masyarakat Perumnas Simalingkar Gang Pinang Raya I, II, III, dan IV. Kemudian peneliti menyusun kuesioner yang berisi daftar


(40)

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang nantinya akan dijawab oleh responden. Setelah kuesioner disebarkan, maka peneliti menganalisa data melalui statistic deskriptif dengan menggunakan tabel tunggal dan tabel silang yang berisikan frekuensi dan persentase.Pengujian hipotesa penelitian melalui rumus uji statistic yang ditentukan, yaitu uji korelasi Rank Spearman.

4.2 Teknik Pengolahan Data

Apabila peneliti telah berhasil mengumpulkan data dari 88 orang yang teah dijadikan sampel maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data.Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

a) Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor guna pengenal dalam melakukan penelitian ( 0-88 ).

b) Editing

Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjeas setiap jawaban yang merupakan dan menghindari terjadinya kesalahan dan kesilapan saat pengisian data kedalam kotak kode yang telah disediakan

c) Coding

Proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak-kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka ( Score )

d) Inventarisasi Variabel

Data mentah yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar Foltron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam suatu lembaran

e) Tabulasi Data

Dalam tahap ini, data dari lembar Foltron Cobol ( FC ) dimasukkan kedalam tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya akan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0.

f) Proses pengolahan data dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut :


(41)

Format data,yaitu data-data yang terdapat di kuesioner terlebih dahulu diformat berdasarkan variable-variabel yang terdapat di kuesioner.

g) Pemindahan jawaban responden

yaitu memindahkan jawaban responden satu persatu ke dalam format data untuk kemudian dihasilkan output yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang.

4.3 Analisis Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variable penelitian. Biasanya tabel tunggal hanya memuat 3 kolom yang berisi keterangan,jumlah dan persentase. Dalam penelitian ini penyajian data tunggal terdiri dari 3 variabel, yaitu : Karakteristik Responden, Variabel Bebas ( Iklan Susu Dancow ) dan Variabel Terikat ( Minat Beli ).

4.3.I Karakteristik Responden

Tabel 4 sampai dengan tabel 7 memaparkan data karakteristik responden dan penganalisaannya yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan responden. Berikut dikemukakan satu persatu pada tabel di bawah ini :

Tabel4

Usia responden

No Usia f %

1 20-24 8 9%

2 25-29 13 15%

3 30-34 19 22%

4 35-39 22 25%

5 >40 26 29%

Total 88 100

Sumber: P1/ FC 4 (N=100)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang responden, sebanyak 22 orang ( 25% ) responden berusia 40 tahun ke atas, sebanyak 26 orang ( 29% ) responden berusia 35-39 tahun, sebanyak 19 orang ( 22% ) responden berusia


(42)

30-34 tahun, dan sebanyak 13 orang ( 15 % ) responden berusia 25-29 tahun, sedangkan sebanyak 8 orang ( 9% ) responden berusia 20-24 tahun.

Dari hasil tabel di atas menunjukkan dan menjelaskan bahwa warga yang berusia diatas 40 tahun masih sangat selektif baik dari segi mutu, kulaitas, kuantitas maupun harga dalam memilih produk yang akan digunakan baginya maupun bagi keluarganya.

Tabel 5

Pendidikan Responden

No Pendidikan F %

1 SD 1 1,1%

2 SLTP 8 9%

3 SLTA 37 42%

4 DIPLOMA 17 19%

5 SARJANA 25 28%

Total 88 100

Sumber: P2/FC5 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang responden, hanya satu orang responden ( 1,1% ) yang berpendidikan SD, sebanyak 37 orang ( 42%) responden berpendidikan SLTA, responden yang berpendidikan Sarjana sebanyak 25 0rang ( 28% ), dan sebanyak 17 orang ( 19% ) respoden berpendidikan Diploma. Sedangkan jumlah responden yang hanya berpendidikan SLTP sebanyak 8 orang ( 9% ). Sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel diatas bahwa masyarakat Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang Pinang Raya I,II,II,IV sudah mulai mengedepankan pendidikan sebagai suatu hal yang penting.

Tabel 6

Pekerjaan Responden

No Pekerjaan f %

1 Ibu Rumah Tangga 32 36%

2 Pegawai Negeri 21 24%


(43)

4 Wiraswasta 24 27%

Total 88 100

Sumber : P3/FC6 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang responden yang dijadikan sampel, bahwa dilingkungan Perumnas Simallingkar ini masih didominasi oleh responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yakni sebanyak 32 orang ( 36% ) responden, wiraswasta sebanyak 24 orang ( 27% ) responden, pegawai negeri sebanyak 21 orang ( 24% ) responden, dan pegawai swasta sebanyak 11 orang ( 13% ).

Tabel 7

Penghasilan Responden Perbulan

No Penghasilan F %

1

Kurang dari Rp.1000.000,-/ bulan 8 9% 2

Rp. 1000.000 – Rp.2000.000,-/ bulan 33 37% 3

Rp.2000.000 – 3000.000,-/ bulan 27 31% 4

Lebih dari Rp.3000.000,- / bulan 20 23%

Total 88 100

Sumber : P4/FC7 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang responden, hanya 8 orang ( 9% ) responden yang berpenghasilan kurang dari Rp.1000.000,-/bulan, dan sebanyak 33 orang ( 37% ) responden berpenghasilan Rp.1000.000 – Rp.2000.000,-/bulan, sebanyak 27 orang ( 31% ) responden yang berpenghasilan Rp.2000.000 – Rp.3000.000,-/ bulan, dan hanya sebanyak 20 orang ( 23% ) responden yang berpenghasilan lebih dari Rp.3000.000,-.Sehingga dapat disimpulkan dari data diatas bahwa rata-rata dari masyarakat Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV dapat digolongkan kedalam tipe masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas.


(44)

4.3.2. Iklan Susu Dancow

Tabel 8 sampai dengan tabel 23 memaparkan tentang Iklan Susu Dancow yang ditayangkan di televisi swasta dan penganalisaannya meliputi frekuensi menonton televisi, model/figure Iklan dan daya tarik dari iklan yang mana terdiri dari kejelasan penyampaian pesan, tata gambar serta slogan iklan.Berikut dikemukakan satu persatu pada tabel-tabel di bawah ini :

Tabel 8

Frekuensi/Lama Menonton Televisi dalam Sehari

No Jawaban f %

1 < 2 jam 13 15%

2 2 – 5 jam 47 53%

3 >5 jam 28 32%

Total 88 100

Sumber: P5/FC8 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan tentang frekuensi/lamanya responden menonton televisi dalam setiap harinya. Dari 88 responden, sebanyak 13 orang ( 15% ) responden yang menonton televisi kurang dari 2 jam setiap harinya.Dan sebanyak 47 orang ( 53% ) responden yang menonton televisi selama 2 – 5 jam dalam setiap harinya.Sebanyak 28 orang ( 32% ) responden yang menonton televisi selama lebih dari 5 jam dalam setiap harinya.Dari data yang terpaparkan diatas,menjelaskan bahwa masyarakat Perumnas Simalingkar memilih menonton televisi dalam mengisi kekosaongan waktunya dan dalam rangka mencari hiburan, informasi, menyegarkan pikiran setelah melaksanakan aktifitas sehari-harinya.

Tabel 9

Keseringan/Waktu Menonton Televisi

No Jawaban f %


(45)

2 Sore hari 28 32%

3 Malam hari 39 44%

Total 88 100

Sumber: P6/FC9 (N=100%)

Tabel diatas menununjukkan waktu ( pada waktu kapan ) responden menonton televisi. Sebanyak 39 orang ( 44% ) responden menjawab malam hari. Hal ini disebabkan oleh karena pada malam hari merupakan waktu yang paling senggang/ luang untuk bersantai dn berkumpul bersama keluarga dan dalam rangka mengharmoniskan hubungan dalam keluarga itu sendiri. Sebanyak 28 orang ( 32% ) responden menjawab pada sore hari, hal ini juga disebabkan karena pada sore hari acara di televisi lebih banyak pilihannya sehingga pada waktu sore hari sembari melepas penat dari aktifitas-aktifitas kantor mereka mengisi waktu dengan menonton televisi. Dan sebanyak 21 orang ( 24% ) responden menjawab pada pagi dan sore hari. Dimana pada waktu ini, didominasi oleh para ibu rumah tangga karena mereka akan mengisi waktu menonton televisi setelah beraktifitas di rumah.

Tabel 10

Kehadiran Iklan di Televisi

No Jawaban f %

1 Tidak Perlu 11 13%

2 Perlu 52 59%

3 Sangat Perlu 25 28%

Total 88 100

Sumber: P7/FC10 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang ( 59% ) menjawab perlu.Itu artinya bahwa disamping member keuntungan pada stasiun televisi yang mengadakan iklan,responden juga merasa terbantu atas informasi dari iklan tersebut. Sebanyak 25 orang ( 28% ) responden menjawab sangat perlu, ini didominasi begi mereka yang menyibukkan diri dengan aktifitas usaha, seperti usaha dagang,dll.Dimana iklan dijadikan sebagai bahan inovasi dalam mengembangkan usahanya. Dan hanya sebanyak 11 orang ( 13% ) responden


(46)

yang menjawab tidak perlu, dan hal ini didominasi oleh mereka yang terlalu sibuk beraktifitas, dan menganggap bahwa iklan hanya sebagai buag-buang waktu dalam menonton televisi.

Tabel 11

Kewajaran Iklan diantara Acara Televisi

No Jawaban f %

1 Tidak wajar 5 5%

2 Wajar 56 64%

3 Sangat Wajar 27 31%

Total 88 100

Sumber: P8/FC11 (N=100%)

Tebel diatas menunjukkan tentang kewajaran iklan diantara acara televisi.Dimana sebanyak 59 orang ( 64% ) responden menjawab wajar karena member keuntungan informasi bagi mereka yang menonton televise dan juga untuk sekedar melepas rasa jenuh di sela-sela acara yang sedang ditonton. Dan ada sebanyak 27 orang ( 31% ) menjawab sangat wajar, dimana pada umumnya bagi mereka yang beraktifitas di bagian usaha tadi,dan iklan itu sangat membawa dampak positif bagi inovasi mereka ke depannya. Dan hanya sebanyak 5 orang ( 5% ) dari responden yang menjawab tidak wajar, hal ini dikarenakan mereka hanya terpaku pada acara televisi itu saja, dan biasanya acara itu adalah berita, dimana mereka hanya menganggap iklan tidak wajar untuk hadir ketika mereka menonton berita tersebut.

Tabel 12

Kehadiran Iklan Ketika Menonton Televisi

No Jawaban f %

1 Tidak Terganggu 49 56%

2 Terganggu 26 29%

3 Sangat Terganggu 13 15%

Total 88 100

Sumber: P9/FC12 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan kehadiran iklan ketika menonton televisi. Dari 88 orang responden yang menerima kuesioner, sebanyak 49 orang ( 56% ) responden menjawab tidak terganggu karena mereka mengganggap kehadiran iklan memberi mereka informasi terbaru tentang berbagai jenis produk yang ada


(47)

dan yang sedang berkembang. Dan sebanyak 26 orang ( 29% ) responden menjawab terganggu karena mereka mengganggap kehadiran iklan hanya mengganggu membuang waktu mereka dalam menonton acara televisi. Dan hanya sebanyak 13 orang ( 15% ) responden menjawab sangat terganggu dimana mereka biasanya adalah orang yang menjadikan berita sebagai sumber sagalanya bagi mereka dan mereka sangat risih dan merasa terusik akan kehadiran iklan yang dapat mengganggu focus mereka dalam menonton telvisi.

Tabel 13

Pemunculan Iklan dari Merek Produk Terkenal Mempengaruhi untuk Tertarik dangan Kehadiran Iklannya

No Jawaban f %

1 Tidak Mempengaruhi 33 37%

2 Mempengaruhi 39 45%

3 Sangat Mrmpengaruhi 16 18%

Total 88 100

Sumber: P10/FC13 (N=100%)

Tabel diatas menunjukkan tentang pemunculan iklan dari produk terkenal mempengaruhi untuk tertarik dengan kehadiran iklannya. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 39 orang ( 45% ) responden menjawab bahwa pemunculan iklan mempengaruhi mereka tertarik untuk iklannya, karena biasanya mereka iklan-iklan yang ada dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat membuat mereka tertarik dan bahkan tertarik untuk mengkonsumsinya. Dan sebanyak 33 orang ( 37% ) responden merasa tidak terpengaruhi akan pemunculan iklan dalam ketertarikan terhadap iklannya karena mereka hanya menjadikan iklan tersebut ibarat angin lalu dalam mengisi kekosongan waktu dalam menunggu acara yang mereka tunggu–tunggu hadir. Dan sebanyak 16 orang ( 18% ) responden menjawab sangat mempengaruhi karena mereka memang menjadikan iklan sebagai sumber pengetahuan mereka dalam beragai hal dan sumber mereka dalam membandingkan jenis-jenis produk sebelum pada akhirnya nanti mereka mengkonsumsi produk tersebut.


(48)

Tabel 14

Frekuensi Menonton Iklan Produk Susu Dancow

No Jawaban f %

1 Tidak pernah 14 16%

2 Sering 65 74%

3 Sangat sering 9 10%

Total 88 100

Sumber: P11/FC14 (N=100%)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi menonton iklan produk susu dancow ini didominasi dalam kategori sering yakni sebanyak 65 orang ( 74% ) responden dan sisanya terbagai kedalam kategori tidak pernah dan sangat sering yakni sebenyak 14 ( 16% ) dan sebanyak 9 ( 10%).

Tabel 15

Public Figur Iklan Susu Dancow

No Jawaban f %

1 Tidak menarik 5 6%

2 Menarik 67 76%

3 Sangat Menarik 16 18%

Total 88 100

Sumber: P12/FC15 (N=100%)

Dari tabel diatas menunjukkan tentang penggunaan public figure sebagai model iklan susu dancow. Dari 88 orang yang menjadi responden sebanyak 67 orang ( 76% ) responden berpendapat bahwa public figurnya menarik. Dan sebanyak 16 orang ( 18% ) responden berpendapat sangat menarik karena mereka mengganggap bahwa penggunaan public figure sebagai model iklan tersebut sangat cocok dan dapat mewakili produk iklan tersebut. Hanya sebanyak 5 orang ( 6% ) dari responden yang berpendapat bahawa public figure iklan susu dancow tersebut tidak menarik, dan pendapat ini disebabkan oleh para responden ini tidak mengkonsumsi susu tersebut.


(49)

Penampilan Model Iklan Susu Dancow

No Jawaban F %

1 Tidak Bagus 4 5%

2 Bagus 59 67%

3 Sangat Bagus 15 17%

Total 88 100

Sumber: P13/FC16 (N=100%)

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang responden, sebanyak 59 orang ( 67% ) responden berpendapat bahwa penampilan model iklan susu Dancow bagus, karena mereka menganggap bahwa penampilan model iklan tersebut sesuai dengan makna yang disampaikan dari iklan tersebut. Sebanyak 15 orang (17%) responden bahkan berpendapat bahwa penampilan model iklan susu Dancow tersebut sangat bagus dan sesuai dengan iklan susu Dancow tersebut. Dan hanya 4 orang dari reponden atau hanya 5% yang berpendapat bahwa penampilan model tidak bagus dan bahkan mereka beranggapan bahwa penampilan tidak sesuai dengan isi pesan yang ada dari iklan tersebut dan bahkan terkesan terlalu menyimpang dari produk tersebut.

Tabel 17

DayaTarikPesanIklanSusuDancow

No Jawaban F %

1 Tidak Menarik 4 5%

2 Menarik 74 84%

3 Sangat Menarik 10 11%

Total 88 100

Sumber: P14/FC17 (N=100%)

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 88 orang responden mendominasi anggapan bahwa daya tarik iklan susu Dancow ini adalah menarik perhatian responden yakni sebanyak 74 orang ( 84% ) responden. Dan sisanya adalah hanya 10 orang ( 11% ) responden yang mengganggap bahwa iklan ini sangat menarik dan bahkan hanya sebagian kecil dari responden yakni 4 orang ( 4% ) responden yang beranggapan iklan susu Dancow tidak memiliki daya tarik dalam iklannya.


(50)

Tabel 18

Memahami Isi Pesan Iklan Susu Dancow

No Jawaban F %

1 Tidak Paham 4 5%

2 Paham 29 33%

3 Sangat Paham 55 62%

Total 88 100

Sumber: P15/FC18 (N=100%)

Tabel diatas menujukkan tentang Pemahaman isi pesan iklan susu Dancow. Dari 88 orang jumlah responden, hampir seluruhnya dapat memahami isi pesan iklan susu Dancow tersebut. Dimana sebanyak 55 orang ( 62% ) dan 29 orang ( 33% ) responden yang menjawab sangat paham dan paham isi iklan tersebut bilamana iklan susu Dancow itu ditayangkan ditelevisi. Tetapi juga masih ada responden yang tidak memahami isi pesan iklan tersebut tetapi relatif sangat kecil yakni hanya sebanyak 4 orang ( 5% ) responden yang tidak dapat memahami isi pesan iklan susu Dancow tersebut bila tayang di televisi.

Tabel 19

Kesesuaian Pesan dengan Manfaat Produk Pada Iklan Susu Dancow

No Jawaban f %

1 Tidak Sesuai 4 5%

2 Sesuai 37 42%

3 Sangat Sesuai 47 53%

Total 88 100

Sumber: P16/FC19 (N=100%)

Tabel diatas memaparkan tentang tingkat kesesuaian Pesan dengan manfaat Produk yang ada pada Iklan Susu Dancow. Dimana sebanyak 47 orang ( 53% ) responden mengganggap bahwa Pesan dengan manfaat yang ada pada iklan sangat sesuai dengan kenyataan. Dan sebanyak 37 orang ( 42% ) responden mengganggap bahwa pesan dan menfaat yang ada pada iklan sesuai. Dan hanya sebanyak 4 orang ( 5% ) responden yang mengganggap pesan dan manfaat produk susu dancow pada iklan tidak sesuai. Menurut mereka iklan tersebut mampu menyampaikan pesan yakni mengajak untuk menyukai dan menkonsumsi susu


(51)

agar dapat tumbuh besar bagi anak-anak dan agar tubuh sehat dan kuat apabila kita mengkonsumsi susu tersebut.

Tabel 20

Penataan Gambar Pada Iklan Susu Dancow

No Jawaban f %

1 Tidak Menarik 4 5%

2 Menarik 73 83%

3 Sangat Menarik 11 12%

Total 88 100

Sumber: P17/FC20 (N=100%)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 73 orang ( 83% ) responden dan sebanyak 11 orang ( 12% ) responden menjawab menarik dan sangat menarik. Karena mereka mengganggap bahwa penataan gambar pada iklan susu Dancow mampu menambah daya tarik mereka pada iklan tersebut. Dimana mereka juga mengganggap bahwa iklan tersebut sangat jelas, terang, cerah, bercorak sehingga cocok untuk lokasi terbuka karena dalam iklan susu Dancow ini, pada umumnya ditayangkan di daerah lokasi yang terbuka. Dan tata gambar pada iklan ini juga mempu memperlihatkan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan ini.

Responden yang menjawab tidak menarik yakni sebanyak 4 orang ( 5% ) responden dimana mereka menganggap penataan gambar pada iklan susu Dancow ini sama seperti produk-produk lain dan bahkan mereka menganggap penataan iklan susu Dancow ini seolah-olah mencoba meniru penataan gambar iklan produk susu lainnya.

Tabel 21

Slogan Pada Iklan Susu Dancow

No Jawaban F %

1 Tidak Menarik 3 4%

2 Menarik 66 75%

3 Sangat Menarik 19 21%

Total 88 100


(52)

Dari tabel diatas yang memaparkan pendapat tentang Slogan pada Iklan Susu Dancow menunjukkan bahwa sebanyak 66 orang ( 75% ) responden menjawab menarik dan sebanya 19 ( 21% ) responden menjawab sangat menarik. Dan hanya sebanyak 3 orang ( 4% ) responden yang menjawab tidak menarik karena mereka mengganggap bahwa dalam menggunakan slogan, Susu Dancow sangat sederhana dalam penggunaan slogan pada iklannya dan terkesan kurang inovatif.

Tabel 22

Penggunaan Slogan Pada Iklan Susu Dancow

No Jawaban f %

1 Tidak mudah diingat 6 7%

2 Mudah diingat 58 66%

3 Sangat mudah diingat 24 27%

Total 88 100

Sumber: P19/FC22 (N=100%)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dalam penggunaan slogan pada iklan susu dancow, iklan ini Mudah dan bahkan Sangat Mudah diingat.Dimana sebanyak 58 orang ( 66% ) dan 24 orang ( 24% ) responden menjawab mudah dan sangat mudah untuk diingat.Karena mereka mengganggap slogan iklan produk ini sangat sederhana dan mudah untuk di ingat,yakni “aku dan kau, suka dancow “, dimana hanya terdiri dari 5 kata yang sangat sederhana. Tetapi tidak menutup kemungkinan tetap saja ada responden yang mengganggap slogan ini ttidak mudah diingat yakni sebanyak 6 orang ( 7% ) responden, dan hal ini disebabkan oleh karena para responden ini tidak menaruh perhatian mereka terhadap iklan sehingga mereka merasa asing bila mendengar slogan ini.

Tabel 23


(1)

4. Penghasilan 1. Kurang dari Rp. 1000.000,- / bulan

2. Rp. 1000.000 – Rp.2000.000,- / bulan 3. Rp. 2000.000 – Rp.3000.000,- / bulan 4. >Rp.3000.000,- / bulan

II. Iklan Susu Dancow

5. Seberapa sering anda menonton televisi dalam sehari ? 1. < 2 jam

2. 2 – 5 jam 3. > 5 jam

6. Pada saat kapan biasanya anda menonton televise ?

1. Pagi dan siang hari

2. Sore hari 3. Malam hari

7. Menurut anda, bagaimana kehadiran iklan di televisi ? 1. Tidak perlu

2. Perlu

3. Sangat perlu

8. Menurut anda, wajarkah terdapat iklan diantara acara televise ? 1. Tidak wajar

2. Wajar 3. Sangat wajar

9. Ketika menonton televisi, apakah anda terganggu dengan kehadiran iklan ? 1. Tidak Terganggu

2. Terganggu 3. Sangat terganggu

10. Apakah pemunculan iklan mempengaruhi anda untuk tertarik/menyukai kehadiran iklannya ?

1. Tidak mempengaruhi 2. Mempengaruhi


(2)

3. Sangat mempengaruhi

11. Jika anda suka menonton, apakah anda pernah melihat iklan Susu Dancow di Televisi ?

1. Tidak Pernah 2. Pernah

3. Sangat pernah

12. Bagaimana tanggapan anda tentang public figure sebagai model iklan susu Dancow ?

1. Tidak menarik 2. Menarik

3. Sangat menarik

13. Menurut anda, bagaimana penampilan dari model Susu Dancow ? 1. Tidak Bagus

2. Bagus 3. Sangat bagus

14. Menurut anda, bagaimana daya tarik pesan yang ingin disampaikan pada iklan susu dancow ?

1. Tidak menarik 2. Menarik

3. Sangat menarik

15. Apakah anda paham dengan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan susu Dancow ?

1. Tidak paham 2. Paham

3. Sangat paham

16. Apakah pesan pada iklan susu Dancow sesuai dengan manfaat dari produk tersebut ?

1. Tidak sesuai 2. Sesuai

3. Sangat sesuai


(3)

1. Tidak menarik 2. Menarik

3. Sangat menarik

18. Menurut anda, apakah slogan pada iklan susu Dancow menarik ? 1. Tidak menarik

2. Menarik

3. Sangat Menarik

19. Apakah slogan yang ada pada iklan Susu Dancow mudah untuk diingat ? 1. Tidak mudah diingat

2. Mudah diingat

3. Sangat mudah diingat

20. Apakah slogan yang ada pada iklan susu Dancow tersebut mudah dimengerti ? 1. Tidak mudah dimengerti

2. Mudah dimengerti

3. Sangat mudah dimengerti

III. Minat Beli

21. Apakah anda sering melihat iklan Susu Dancow ? 1. Tidak sering

2. Sering

3. Sangat Sering

22. Berapa kali anda melihat iklan Susu Dancow dalam sehari ? 1. 1 – 2 kali

2. > 2 – 4 kali 3. > 5 kali

23. Apakah anda tertarik dengan Susu Dancow setelah melihat iklan tersebut di televisi ?

1. Tidak tertarik 2. Tertarik 3. Sangat tertarik


(4)

24. Apakah anda menyukai Susu Dancow setelah melihat iklan tersebut di televisi ?

1. Tidak menyukai 2. Menyukai

3. Sangat menyukai

25. Apakah anda berminat membeli susu Dancow setelah melihat iklan tersebut di televisi ?

1. Tidak berminat 2. Berminat

3. Sangat Tidak berminat

26. Apakah anda mempunyai keinginan untuk memberi susu Dancow kepada keluarga anda setelah melihat iklan di telvisi ?

1. Tidak mempunyai keinginan 2. Mempunyai keinginan


(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Indah Rismauli NIM : 080922050

Pembimbing : Dra. Lusiana A. Lubis, M. A

NO Tanggal

Pertemuan

PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING

1. 19 April 2011 ACC Judul Proposal 2. 25 April 2011 Penyerahan Proposal 3. 23 Mei 2011 Perbaikan Proposal 4. 29 Oktober 2011 Seminar Proposal

5. 31 Oktober 2011 Perbaikan Seminar Proposal 6. 05 November 2011 Penyerahan BAB I

7. 15 Maret 2012 ACC BAB I

8. 31 Maret 2012 Penyerahan BAB II dan III 9. 21 April 2012 Perbaikan BAB II dan III 8. 27 April 2012 ACC BAB II dan III

9. 11 Februari 2013 Penyerahan BAB IV dan V 8. 19 Februari 2013 Perbaikan BAB IV dan V 9. 09 Juli 2013 ACC BAB IV dan V


(6)

BIODATA PENULIS

Nama : Indah Rismauli

Tempat/ Tanggal Lahir : Tanjung Enim/ 28 Januari 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl Djamin Ginting Gg Singgah Mata No.688B Padang Bulan, Medan

Orangtua

Bapak : B.Simbolon

Ibu : R. Sitompul

Nama saudara : 1. Erikawati 2. Aprieno 3. Ruth Fransiska

Pendidikan : 1. SD Negeri 26 Tanjung Enim 2. SMP Negeri 3 Tanjung Enim 3. SMA Negeri 1 Muara Enim

4. USU, F. SASTRA, Bhs. Inggris, Medan 5. USU, FISIP, Ilmu Komunikasi, Medan


Dokumen yang terkait

Implikatur Percakapan Iklan Produk Kosmetik di Televisi: Tinjauan Pragmatik

43 285 101

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 84 139

Efektifitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 83 139

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

HUBUNGAN DAYA TARIK IKLAN TELEVISI DENGAN MINAT BELI PRODUK (Studi korelasi hubungan antara rational appeals dan emotional appeals iklan HUBUNGAN DAYA TARIK IKLAN TELEVISI DENGAN MINAT BELI PRODUK.

0 2 19

PENDAHULUAN HUBUNGAN DAYA TARIK IKLAN TELEVISI DENGAN MINAT BELI PRODUK.

0 2 31

Pengaruh Iklan Televisi terhadap Minat Beli Produk Bengbeng.

3 18 21

Pengaruh Iklan Produk Shampo Dove di Televisi terhadap Minat Beli Konsumen.

0 1 22

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

0 0 20

Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

0 0 13