18
specialized skills area to the whole group of students. anggota dari tim berbagi perencanaan tetapi setiap instruktur pembelajaran memiliki
spesifikasi keahlian untuk kelompok siswa lain.
Uraian mengenai kategori Team Teaching tersebut pada dasarnya berpusat pada peran guru. Keduanya memiliki persamaan dalam maksimalisasi peran guru sebagai
fasilitator di kelas. Dengan demikian, untuk dapat mengimplementasikan sebuah model team teaching, pendidik memiliki peran yang penting agar model yang telah dipaparkan
atau nantinya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran dapat berjalan secara baik.
D. Kajian Tentang Eksplorasi Lingkungan Alam Sebagai Sumber Belajar
1. Konsep Eksplorasi Lingkungan Alam dalam Pembelajaran PAUD
Elizabeth Hurlock 1997: 261 menyebutkan bahwa dari umur 2 sampai 6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan
rumah, terutama dengan anak- anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Dengan demikian, pembelajaran pada Pendidikan
Anak Usia Dini PAUD memiliki dua prinsip yang dapat digunakan yaitu prinsip belajar seraya bermain dan prinsip lingkungan yang kondusif. Belajar pada anak usia dini harus
dipahami sebagai proses internalisasi melalui kegiatan yang dilakukan oleh anak. Anak lebih condong pada aktivitas bermain, melalui bermain anak memperoleh pengalaman dan
pengetahuan, dengan kata lain anak sedang berproses dalam belajar. Kegiatan bermain anak perlu mendapatkan fasilitas atau dukungan melalui lingkungan yang kondusif. Lingkungan
belajar anak dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodir rasa nyaman, senang dan aman bagi anak.
Jan Lightghart merupakan filosofis pertama tahun 1985 yang juga menggagas pembelajaran berbasis alam. Menurut Jan Lightghart, Sumber utama bentuk pengajaran ini
adalah lingkungan di sekitar anak. Melalui bentuk pengajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati, menyelediki serta mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan
yang sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya sendiri. Bahan-
bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat dan dipraktikan sehingga kegiatan pengajaran menjadi berfungsi secara praktis. Dengan
demikian, Lingkungan belajar anak tidak terbatas pada lingkup kelas indoor namun sudah berkembang pada lingkup luar kelas outdoor. Lingkungan luar kelas dapat disebut sebagai
lingkungan alam yang dapat dijadikan tempat belajar anak memahami berbagai pengetahuan.
19
Depdiknas 2008: 3 menjelaskan bahwa lingkungan alam merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan tujuan, isi dan proses pendidikan pada anak usia dini. Hal
yang mendasar pada tujuan pendidikan anak usia dini adalah membantu anak memahami dan menyesuaikan diri secara kreatif dengan lingkungannya.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Alam
Proses pembelajaran berbasis alam memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Depdiknas 2008: 6-7 mengemukakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis alam
diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Mengutamakan dan mengoptimalkan perkembangan anak Pelaksanaan pendidikan dikatakan berhasil diukur pada sejauh mana pendidikan
berhasil mengidentifikasi, mengembangkan dan mengoptimalkan potensi setiap anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Oleh karena itu, keberhasilan proses
pembelajaran berbasis alam terletak pada peningkatan optimalisasi seluruh potensi perkembangan anak dengan menjadikan lingkungan alam sebagai sumber belajar yang
utama. b.
Membangun kemandirian anak Proses pembelajaran yang berbasis alam diharapkan dapat membangun dan
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri kemandirian, kedisiplan dan sosialisasi agar terbentuk karakter kemandirian yang kuat. Dalam pembelajaran yang
berbasis alam, anak akan terbiasa dihadapkan pada sejumlah persoalan kehidupan secara faktual. Anak dapat berusaha memecahkan persoalan tersebut baik secara individual
maupun bekerja sama dengan teman-temannya. c.
Belajar dan bermain di lingkungan sekitar Melalui bermain, memungkinkan anak untuk terlibat dalam lingkungannya, melalui
konflik internal maupun eksternal sehingga anak belajar melalui berbagai pengalaman dengan objek, orang, kegiatan yang ada di sekitarnya. Pembelajaran yang dialami anak
akan menjadi lebih menarik, menyenangkan fun learning, bermakna dan tidak membosankan.
d. Memanfaatkan sumber belajar yang mudah dan murah
Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, anak dapat mempelajari banyak hal dari lingkungan terdekatnya lingkungan alam, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kultur