Permodalan Bank Sistem Pembayaran Indonesia, 51 RISIKO DALAM SISTEM PEMBAYARAN, 51

137 New Basel Capital Accord pemahaman terhadap model-model estimasi dalam IRB, dll.. Selain itu, Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas dianggap belum memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan analisis dan validasi terhadap model-model estimasi yang dalam IRB. Ringkasan hasil survey QIS 3 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: A 41.961.945 7.145.988 17,03 63.906.561 6.676.189 10,12 -6,91 B 46.151.502 6.782.551 14,70 53.631.273 4.652.619 11.64 -3.06 C 71.202 25.753 36 17 133.733 739 19,15 -17,02 D 23.463.230 8.066.973 34 38 42.354.101 3.136.022 17,73 -16,65 E 20.651.071 5.365.220 25,98 33.036.296 8.416.231 2.793.321 33,19 F 8.416.231 2.793.321 33,19 15.567.909 9.687.591 11,06 -22,13 G 9.906.567 3.272.683 33,04 15.519.475 965.339 19,85 -13,85 H 9.582.746 1.600.303 16,70 16.219.333 4.413.074 7,79 -8,91 I 4.120.895 396.081 9,61 6.666.523 2.241.046 4,36 -5,25 J 2.339.069 300.884 12,86 1.944.429 945.183 10,41 -2,45 K 5.178.329 1.038.063 20,05 6.349.300 558.526 15,03 -5,02 L 1..820.841 399.165 21,92 2.229.655 482.008 14,72 -7,20 M 9.131.799 2.301.156 25,20 16.993.513 - 13,54 -11,66 N14.717.161 3.057.044 20,77 19.603.039 2.028.453 14,13 -6,64 O 7.219.213 918.179 12,72 9.448.912 977.346 8,81 -3,91 P 5.352.087 772.772 14,44 8.312.929 385.672 8,88 -5,56 Q 8.360.559 1.380.795 1 16,52 10.604.491 1.139.299 11,76 -4,76 Bank Sampling Current Accord RWA Credit Risk Modal CAR RWA Credit Risk CAR RWA Op. Risk Proposal Basel II Delta CAR Dari hasil survey QIS 3 tersebut dapat dikemukakan beberapa informasi sebagai berikut:

a. Permodalan Bank

Dalam pelaksanaan survey QIS 3 di Indonesia, perhitungan kebutuhan modal bank menggunakan standardised approach dan memperhitungkan risk mitigation factors dan operational risk, namun tidak memasukkan komponen market risk. Hasil survey menunjukkan dampak penurunan tingkat kecukupan modal Capital Adequacy Ratio yang cukup signifikan dibandingkan dengan Accord 88. Seluruh bank mengalami penurunan CAR yang bervariasi mulai dari 2,45 - 22,13. Credit Risk Penurunan CAR yang dikaitkan dengan credit Risk tercatat cukup signifikan, yaitu berkisar 2-18. Penurunan CAR yang signifikan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya portofolio aset 138 Artikel bank yang didominasi oleh sovereign claims Obligasi Rekap dan SBI yang dikenakan bobot risiko 20 national discretion. Dalam survey ini sovereign claims diberi bobot risiko sebesar 20 berbeda dengan Accord 88 yang menetapkan bobot risiko sebesar 0. Oleh karena mayoritas penanaman dana participating bank dalam bentuk SBI dan obligasi rekapitalisasi maka pengenaan bobot risiko 20 terhadap sovereign claims berdampak langsung pada penurunan CAR. Penempatan kepada bank yang tidak memiliki rating yang dikenakan bobot risiko 50 national discretion - kecuali penempatan dengan jangka waktu 3 bulan 20 – juga memberikan dampak terhadap penurunan CAR bank. Dalam survey ini perlakuan terhadap tagihan kepada bank menggunakan option 2 dengan menggunakan national discretion pada penetapan bobot risiko tertentu. Untuk bank yang tidak memiliki rating maka dikenakan bobot risiko sebesar 50 jauh lebih besar dibandingkan bobot risiko pada Accord 88 yang hanya sebesar 20. Disamping itu, sebagian besar debitur tidak memiliki rating dari rating agency yang diakui Moodys, SP, dan Fitch IBCA sehingga dikenakan bobot risiko 125 national discretion. Jika dalam Accord 88 bobot risiko untuk debitur komersial diluar bank dan BUMN ditetapkan sebesar 100 maka dalam survey QIS 3 bobot risiko tersebut ditambah menjadi sebesar 125 national discretion untuk debitur-debitur yang tidak memiliki rating. Ditambah lagi, seluruh portofolio aset yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari dikenakan bobot risiko 150. Dari sisi agunan, mayoritas agunan yang dimiliki bank tidak eligible sehingga bank tidak memperoleh insentif yang untuk memitigasi risiko. Pada umumnya, agunan yang diterima oleh participating bank dalam bentuk agunan fisik berupa propertireal estate sehingga tidak eligible untuk diperhitungkan dalam mitigasi risiko sehingga bank tidak memperoleh insentif yang dapat mengurangi bobot risiko eksposurnya meskipun memiliki nilai agunan yang tinggi. Disamping beberapa hal yang merugikan permodalan bank, New Accord juga memberikan insentif dalam bentuk perlakuan khusus kepada debitur KPR dan ritel yang hanya dikenakan bobot risiko masing-masing sebesar 40 dan 75 lebih rendah jika dibandingkan dengan Accord 88 50 dan 100. Insentif lainnya adalah bobot risiko 0 yang diberikan untuk garansi yang diterbitkan bank yang bersifat unconditionally cancellable. Operational Risk Pengenaan capital charge tambahan untuk mengantisipasi operational risk dengan menggunakan basic indicator approach dan standadized approach, yaitu penggunaan faktor α sebesar 15 maupun 139 New Basel Capital Accord β sebesar 12-18 untuk setiap business lines menyebabkan penurunan CAR berkisar antara 0,1- 6,7. Penurunan CAR yang relatif tidak signifikan tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa faktor antara lain penggunaan indikator gross income secara rata-rata 3 tahun terakhir 1999 – 2001 dalam pendekatan basic indicator approach menghasilkan angka perhitungan capital charge untuk operational risk yang relatif kecil karena kinerja profitabilitas sebagian besar bank pada tahun 1999 menunjukkan angka net interest margin negatif sebagai implikasi dari negative spread. Disamping itu, sebagian besar bank tidak dapat mengidentifikasi indikator gross income untuk masing- masing business lines sesuai standardized approach, sehingga tidak ada dasar dalam penghitungan capital charge untuk operational risk.

b. Proses Manajemen Risiko