137
New Basel Capital Accord
pemahaman terhadap model-model estimasi dalam IRB, dll.. Selain itu, Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas dianggap belum memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan analisis dan validasi
terhadap model-model estimasi yang dalam IRB. Ringkasan hasil survey QIS 3 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
A 41.961.945
7.145.988 17,03
63.906.561 6.676.189
10,12 -6,91
B 46.151.502
6.782.551 14,70
53.631.273 4.652.619
11.64 -3.06
C 71.202
25.753 36 17
133.733 739
19,15 -17,02
D 23.463.230
8.066.973 34 38
42.354.101 3.136.022
17,73 -16,65
E 20.651.071
5.365.220 25,98
33.036.296 8.416.231
2.793.321 33,19
F 8.416.231
2.793.321 33,19
15.567.909 9.687.591
11,06 -22,13
G 9.906.567
3.272.683 33,04
15.519.475 965.339
19,85 -13,85
H 9.582.746
1.600.303 16,70
16.219.333 4.413.074
7,79 -8,91
I 4.120.895
396.081 9,61
6.666.523 2.241.046
4,36 -5,25
J 2.339.069
300.884 12,86
1.944.429 945.183
10,41 -2,45
K 5.178.329
1.038.063 20,05
6.349.300 558.526
15,03 -5,02
L 1..820.841
399.165 21,92
2.229.655 482.008
14,72 -7,20
M 9.131.799
2.301.156 25,20
16.993.513 -
13,54 -11,66
N14.717.161 3.057.044
20,77 19.603.039
2.028.453 14,13
-6,64 O
7.219.213 918.179
12,72 9.448.912
977.346 8,81
-3,91 P
5.352.087 772.772
14,44 8.312.929
385.672 8,88
-5,56 Q
8.360.559 1.380.795 1
16,52 10.604.491
1.139.299 11,76
-4,76
Bank Sampling
Current Accord RWA
Credit Risk Modal
CAR RWA
Credit Risk CAR
RWA Op. Risk
Proposal Basel II Delta CAR
Dari hasil survey QIS 3 tersebut dapat dikemukakan beberapa informasi sebagai berikut:
a. Permodalan Bank
Dalam pelaksanaan survey QIS 3 di Indonesia, perhitungan kebutuhan modal bank menggunakan standardised approach dan memperhitungkan risk mitigation factors dan operational risk, namun
tidak memasukkan komponen market risk. Hasil survey menunjukkan dampak penurunan tingkat kecukupan modal Capital Adequacy Ratio yang cukup signifikan dibandingkan dengan Accord 88.
Seluruh bank mengalami penurunan CAR yang bervariasi mulai dari 2,45 - 22,13.
Credit Risk
Penurunan CAR yang dikaitkan dengan credit Risk tercatat cukup signifikan, yaitu berkisar 2-18.
Penurunan CAR yang signifikan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya portofolio aset
138
Artikel
bank yang didominasi oleh sovereign claims Obligasi Rekap dan SBI yang dikenakan bobot risiko 20 national discretion. Dalam survey ini sovereign claims diberi bobot risiko sebesar 20 berbeda
dengan Accord 88 yang menetapkan bobot risiko sebesar 0. Oleh karena mayoritas penanaman dana participating bank dalam bentuk SBI dan obligasi rekapitalisasi maka pengenaan bobot risiko
20 terhadap sovereign claims berdampak langsung pada penurunan CAR. Penempatan kepada bank yang tidak memiliki rating yang dikenakan bobot risiko 50 national
discretion - kecuali penempatan dengan jangka waktu 3 bulan 20 – juga memberikan dampak terhadap penurunan CAR bank. Dalam survey ini perlakuan terhadap tagihan kepada bank
menggunakan option 2 dengan menggunakan national discretion pada penetapan bobot risiko tertentu. Untuk bank yang tidak memiliki rating maka dikenakan bobot risiko sebesar 50 jauh
lebih besar dibandingkan bobot risiko pada Accord 88 yang hanya sebesar 20. Disamping itu, sebagian besar debitur tidak memiliki rating dari rating agency yang diakui Moodys, SP, dan Fitch
IBCA sehingga dikenakan bobot risiko 125 national discretion. Jika dalam Accord 88 bobot risiko untuk debitur komersial diluar bank dan BUMN ditetapkan sebesar 100 maka dalam survey QIS 3
bobot risiko tersebut ditambah menjadi sebesar 125 national discretion untuk debitur-debitur yang tidak memiliki rating. Ditambah lagi, seluruh portofolio aset yang telah jatuh tempo lebih dari
90 hari dikenakan bobot risiko 150. Dari sisi agunan, mayoritas agunan yang dimiliki bank tidak eligible sehingga bank tidak memperoleh
insentif yang untuk memitigasi risiko. Pada umumnya, agunan yang diterima oleh participating bank dalam bentuk agunan fisik berupa propertireal estate sehingga tidak eligible untuk
diperhitungkan dalam mitigasi risiko sehingga bank tidak memperoleh insentif yang dapat mengurangi bobot risiko eksposurnya meskipun memiliki nilai agunan yang tinggi.
Disamping beberapa hal yang merugikan permodalan bank, New Accord juga memberikan insentif dalam bentuk perlakuan khusus kepada debitur KPR dan ritel yang hanya dikenakan bobot risiko
masing-masing sebesar 40 dan 75 lebih rendah jika dibandingkan dengan Accord 88 50 dan 100. Insentif lainnya adalah bobot risiko 0 yang diberikan untuk garansi yang diterbitkan bank
yang bersifat unconditionally cancellable.
Operational Risk
Pengenaan capital charge tambahan untuk mengantisipasi operational risk dengan menggunakan basic indicator approach dan standadized approach, yaitu penggunaan faktor
α
sebesar 15 maupun
139
New Basel Capital Accord
β
sebesar 12-18 untuk setiap business lines menyebabkan penurunan CAR berkisar antara 0,1- 6,7. Penurunan CAR yang relatif tidak signifikan tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa faktor
antara lain penggunaan indikator gross income secara rata-rata 3 tahun terakhir 1999 – 2001 dalam pendekatan basic indicator approach menghasilkan angka perhitungan capital charge untuk
operational risk yang relatif kecil karena kinerja profitabilitas sebagian besar bank pada tahun 1999 menunjukkan angka net interest margin negatif sebagai implikasi dari negative spread.
Disamping itu, sebagian besar bank tidak dapat mengidentifikasi indikator gross income untuk masing- masing business lines sesuai standardized approach, sehingga tidak ada dasar dalam penghitungan
capital charge untuk operational risk.
b. Proses Manajemen Risiko