5
6.1. Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPU
Mempertimbangkan kondisi makro-ekonomi tersebut di atas, Pemerintah memandang bahwa perekonomian Indonesia memasuki kondisi yang mengkhawatirkan. Dengan
mengacu kepada Pasal 22 UUD 1945 maka Pemerintah menerbitkan 3 PERPU, yaitu:
a. PERPU No.2 Tahun 2008 tentang Amandemen UU Bank Indonesia
Perpu ini diterbitkan dilatarbelakangi oleh keterbatasan kepemilikan surat berharga perbankan sebagai secondary reserve yang dapat diagunkan kepada Bank Indonesia
dikaitkan dengan peran sebagai Lender of The Last Resort. Untuk itu, PERPU ini mengubah syarat agunan FPJP Pasal 11 UU Bank Indonesia yang semula hanya
berupa surat berharga yang bernilai tinggi dan mudah dijual, menjadi sebagai berikut: “….surat berharga danatau tagihan yang diterbitkan oleh Pemerintah atau badan
hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang kompeten dan sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijual ke
pasar untuk dijadikan uang tunai dan aset kredit kolektibilitas lancar….”.
b. PERPU No.3 Tahun 2008 tentang Amandemen UU LPS
PERPU ini diterbitkan dilatarbelakangi dengan adanya kebutuhan peningkatan cakupan penjaminan dana pihak ketiga LPS yang tidak mungkin dilakukan tanpa
mengamandemen UU LPS yang mengatur kriteria dan persyaratan cakupan penjaminan dana pihak ketiga. Sehingga dengan PERPU ini, LPS mengubah
penjaminan dana pihak ketiga dari Rp.100 juta menjadi Rp.2 milyar.
6
c. PERPU No.4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan
Dilatarbelakangi kebutuhan untuk memperjelas crisis management protocol CMP Sistem Keuangan Indonesia, terutama terkait dengan otoritas yang berkepentingan
dan pengaturan mengenai hak dan kewajiban serta belum selesainya penyusunan RUU JPSK maka Pemerintah mengeluarkan PERPU yang mengatur sebagaimana tabel
berikut:
Sumber : Sekretariat KSSK
7. Tanggapan BI terhadap Temuan BPK terkait Pemberian FPJP kepada Bank Century