11 h.
Data kuantitatif maupun kualitatif serta hasil uji ketahanan sistem perbankan selalu dilaporkan dan disajikan dalam RDG Bank Indonesia secara regular baik
mingguan maupun bulanan sehingga Dewan Gubernur memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup ketika mengambil kebijakan di bidang moneter dan
perbankan. Bahkan sejak tanggal 29 Oktober 2008 ketika Dewan Gubernur mengaktifkan Crisis Management Protocol - sebagai tanda semakin berbahayanya
situasi moneter dan perbankan – laporan dan penyajian data dan informasi mengenai kondisi moneter dan perbankan dilakukan setiap hari. Termasuk dalam hal ini informasi
mengenai berita-berita negatif dan rumor yang mempengaruhi psikologi pasar atau kepercayaan masyarakat. Data dan informasi inipun telah disajikan baik dalam rapat
konsultasi KSSK maupun dalam rapat KSSK.
i. Oleh karena itu Dewan Gubernur Bank Indonesia maupun KSSK ketika melakukan
analisis Bank Century yang ditengarai berdampak sistemik, tidak hanya didukung oleh data yang berasal dari LBU, namun telah didukung data dan informasi yang lengkap
dan mutakhir dari berbagai sumber. Dengan demikian Dewan Gubernur memiliki data dan informasi yang cukup mengenai kondisi dan kerentanan sistem keuangan dan
perbankan guna mengambil keputusan yang bertujuan untuk mencegah krisis dan memelihara stabilitas sistem keuangan. Sehingga tudingan bahwa analisis sistemik
ini dibuat terburu-buru adalah tidak benar.
j. Berdasarkan Surat Gubernur Bank Indonesia BI No.10232GBIRahasia tanggal 20
November 2008, analisis dampak sistemik terhadap kegagalan Bank Century dilakukan dengan mempertimbangkan aspek mikro kondisi bank dan aspek kondisi ekonomi
makro sebagaimana kelima aspek yang telah dijelaskan sebelumnya. Perlu ditegaskan kembali bahwa analisis dampak sistemik ini pada dasarnya merupakan analisis
kegagalan Bank Century yang dikaitkan dengan perkembangan ekonomi makro dan risiko-risiko yang dihadapi sektor keuanganperbankan Indonesia yang telah secara
regular dilaporkan ke RDG maupun rapat konsultasi KSSK. Ringkasan analisis yang menggambarkan kondisi pada waktu itu adalah sebagai berikut:
i. Karakteristik kejadian:
• Kondisi Bank Century telah memicu rumor yang menurunkan
kepercayaan masyarakat serta mengganggu kinerja bank-bank lainnya.
•
Walaupun gangguanshock di sektor keuanganperbankan masih bersifat sporadis, pada saat yang bersamaan terdapat
23 bank dan beberapa BPR yang kondisi likuiditasnya sangat rentan terhadap adanya isu-isu tersebut. Dikhawatirkan eskalasi
permasalahan menjadi lebih cepat dan berpotensi menjalar ke bank- bank lainnya.
ii. Kondisi sistem keuangan dan sektor riil
•
Dengan kondisi ekonomi dan keuangan global yang terus memburuk, kondisi sistem keuangan domestik terus tertekan.
•
Kondisi neraca pembayaran terus tertekan, cadangan devisa menurun. Peningkatan pembayaran utang luar negeri dalam
Q-IV2008 diwaspadai, khususnya pengaruhnya terhadap ketersediaan USD dan kestabilan nilai tukar. Selain itu
pelemahan kegiatan ekonomi berpotensi meningkatkan kredit bermasalah.
•
Kondisi sektor
swasta memburuk.
Berbagai informasi
menunjukkan bahwa sektor swasta sedang mempertimbangkan
12 berbagai penyesuaian dalam bentuk kenaikan upah buruh,
peningkatan biaya produksi dan pemutusan hubungan kerja;
•
Respons dari Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menenangkan pasar telah dilakukan antara lain dengan pelonggaran
likuiditas, kenaikan batas atas penjaminan simpanan menjadi Rp.2 miliar, pemberian jaminan ketersediaan valas bagi perusahaan-
perusahaan domestik, dll. Namun langkah-langkah ini masih membutuhkan waktu sebelum diketahui efektivitasnya.
•
Sementara itu untuk menghadapi gejolak dan potensi krisis yang mungkin timbul di sektor keuangan Pemerintah telah
mengeluarkan 3 PERPPU, yaitu tentang JPSK, amandemen UU LPS dan amandemen UU BI.
iii. Analisis Peran Bank Century
o
Peran Bank
ini dilihat
dari sisi
fungsinya dalam
intermediasipemberian kredit, ukuran bank, substitutability, dan keterkaitan dengan bank lembaga keuangan lainnya
tidak signifikan. Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan kantor cabang, Bank ini termasuk memiliki jumlah nasabah yang
cukup besar 65.000 nasabah dan jaringan cukup luas di seluruh Indonesia 30 KC. Oleh karena itu, penjaminan secara penuh
menjadi sangat penting untuk diterapkan.
o
Dalam kondisi pasar yang normal, jika bank ini ditutup maka diperkirakan relatif tidak akan menimbulkan dampak sistemik
bagi bank lain. o
Namun dalam kondisi pasar yang saat itu cenderung rentan terhadap berita-berita negatif maka penutupan bank ini
berpotensi menimbulkan contagion effect berupa upaya rush terhadap bank-bank lainnya, terutama peer banks atau bank
yang lebih kecil. Dengan demikian, penutupan bank ini dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran sistem pembayaran,
serta menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan dan sistem keuangan secara keseluruhan;
o
Patut dipertimbangkan pula, kondisi makroekonomi yang sedang mengalami tekanan, serta adanya gangguan pada
sistem perbankankeuangan dapat memperburuk situasi sehingga dapat menimbulkan instabilitas yang signifikan.
iv. Analisis Dampak terhadap Pasar Keuangan
•
Situasi pasar keuangan saat itu relatif labil terhadap berita- berita negatif. Pasar modal mengalami penurunan harga saham
terus menerus, penurunan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia, serta penurunan harga saham sektor
keuangan. Sementara itu terjadi asymmetric information di PUAB. Pasar SUN mengalami penurunan harga SUN terus menerus yang
berdampak terhadap harga obligasi korporasi. Credit Default Swap spread Indonesia mengalami peningkatan sebagai cerminan
peningkatan country risk. Selain itu terdapat gangguan likuiditas di pasar karena peningkatan liquidity premium akibat pelebaran bid-
ask spread dalam perdagangan di pasar saham.
•
Secara keseluruhan penanganan kegagalan bank yang tidak dilakukan secara komprehensif akan memperburuk kinerja
13
pasar keuangan yang dapat berakibat turunnya kepercayaan internasional.
v. Analisis Sistem Pembayaran