Contoh Pratyaksa Pramāna Contoh Anumana Pramāna

Kelas IV SD 30

C. Contoh-Contoh Catur Pramāna

1. Contoh Pratyaksa Pramāna

a Contoh pengamatan Nirwikalpa Pratyaksa ialah pengamatam yang tidak ditentukan, yaitu mengamati sesuatu tanpa mengetahui volume, berat, warna, dan jenis dari obyek yang diamati. Bisa jadi karena salah memberikan sifat maka pengetahuan itu menjadi semu. Misalnya melihat seutas tali bisa dilihat sebagai ular karena salah memberikan sifat pada tali tersebut. jadi ular seperti tali atau tali seperti ular. b Contoh Pengamatan Savikalpa Pratyaksa ialah pengamatan yang ditentukan atau dibeda-bedakan. Yaitu mengamati suatu obyek yang menjadikan kita tahu dan mengerti secara betul tentang sasaran obyek yang diamati, baik ukurannya, sifatnya, maupun jenisnya. Misalnya mengamati tentang meja, ia akan mendapatkan pengetahuan yang benar tentang meja itu. Apakah meja bahannya dari kayu, besi, dan lain sebagainya. Apakah meja itu segi empat atau bundar. Jadi semua pengetahuan tentang meja itu didapatkan dari pengamatan langsung apa yang dilihatnya.

2. Contoh Anumana Pramāna

Anumana Pramāna adalah ajaran tentang penyimpulan. Misalnya di tempat yang jauh dari kita melihat ada asap mengepul, maka dapat kita simpulkan bahwa sebelum asap itu tentu ada sesuatu yang terbakar oleh api, atau dengan asap kita tahu bahwa di sana juga ada api, karena asap dan api memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Secara nyata kita tidak Sumber: https:www.google.co.id?espv=2q=gambar+meja+kayutbm=ischimgrc=EDk6n9-9VzijIM3A Gambar 3.5 Gambar Meja 31 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat melihat udara atau oksigen yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Bila kemudian kita melihat makhluk dapat hidup di dalam air seperti tumbuh-tumbuhan atau plankton, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam air itu tentu ada udara. Atau seseorang melihat “gunung berasap” kemudian disimpulkan bahwa “gunung itu berapi” walaupun apinya belum dapat dilihat. Cara menyusun Anumana itu sebagai berikut: a. Gunung itu berapi b. Sebab itu berasap c. Apa saja yang berasap tentu saja berapi d. Gunung itu berasap, sedangkan asap senantiasa menyertai api e. Jadi gunung itu berapi Untuk kesimpulan diatas ada hal umum yang berlaku yaitu adanya hubungan erat antara api dengan asap. Walaupun baru hanya melihat asapmya saja sudah dapat disimpulkan dengan adanya “Api” itu sendiri. “Yatra yatra dhumah, Tatra tatra wahnih : artinya dimana ada asap disitu ada api.

3. Contoh Upamāna Pramāna