27
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
1. Pratyaksa Pramāna
Pratyaksa Pramāna ialah tentang pengamatan secara langsung melalui panca indria dengan obyek yang diamati, sehingga memberi pengetahuan
tentang obyek-obyek, sesuai dengan keadaannya. Pratyaksa Pramāna terdiri dari 2 tingkat pengamatan, yaitu:
a. Nirwikalpa Pratyaksa pengamatan yang tidak ditentukan pengamatan terhadap suatu obyek tanpa penilaian, tanpa asosiasi dengan suatu subyek,
dan b. Savikalpa Pratyaksa pengamatan yang ditentukan atau dibeda-bedakan
pengamatan terhadap suatu obyek dibarengi dengan pengenalan ciri-ciri, sifat-sifat, ukurannya, jenisnya dan juga subyek.
Dengan demikian melalui Savikalpa Pratyaksa memungkinkan kita mendapatkan pengetahuan yang benar. Pengetahuan itu dikatakan benar bila
keterangan sifat yang dinyatakan cocok dengan obyek yang diamati. Disamping pengamatan terhadap obyek yang nyata maka Nyaya juga mengajarkan bahwa
obyek yang tidak ada maupun yang tidak nyata juga dapat diamati.
2. Anumana Pramāna
Anumana Pramāna ialah ajaran tentang penyimpulan dan merupakan hasil yang diperoleh dengan adanya suatu perantara antara subyek dan obyek,
dimana pengamatan langsung dengan indri tidak dapat menyimpulkan hasil dari pengamatan. Perantara merupakan suatu yang sangat berkaitan dengan
sifat dari obyek.
Proses, penyimpulan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1 Pratijña, yaitu proses yang pertama: memperkenalkan obyek permasalahan
tentang kebenaran pengamatan.
Sumber: http:internationaltop10.blogspot.co.id20111210-gunung-berapi-paling-berbahaya-di.html
Gambar 3.1 Golongan Dwi Jati
Kelas IV SD
28 2 Hetu, yaitu proses yang kedua: alasan penyimpulan;
3 Udaharana, adalah proses yang ketiga: menghubungkan dengan aturan umum dengan suatu masalah;
4 Upanaya, yaitu proses yang keempat: pemakaian aturan umum pada kenyataan yang dilihat;
5 Nigamana, yaitu proses yang kelima: berupa penyimpulan yang benar dan pasti dari seluruh proses sebelumnya.
3. Upamāna Pramāna
Upamāna Pramāna merupakan cara pengamatan dengan membandingkan kesamaan-kesamaan yang mungkin terjadi atau terdapat di dalam obyek yang
di amati dengan obyek yang sudah ada atau pernah diketahui, dengan melakukan perbandingan-perbandingan, manusia akhirnya percaya adanya
Sang Hyang Widhi. Banyak di alam semesta ini dapat dipakai sebagai perbandingan antara satu dengan yang lainnya.
Sumber: https:paduarsana.iles.wordpress.com201212meditasi.jpg+
Gambar 3.2 Orang Duduk
Sumber: https:www.google.co.id?espv=2q=gambar+tomat+dan+apel+merahtbm=ischimg rc=_FLVzpxvBnCygM3A
Gambar 3.3 Apel dan Tomat
29
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
4. Śabda Pramāna Agami Pramāna