Karakteristik Siswa SMA Kurikulum 2013

15 a. Objek yang dipelajari abstrak. Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia. b. Kebenaranya berdasarkan logika. Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya nilai tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner. c. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu. Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan soal. d. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya. Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi luas dan keliling bidang datar. 16 e. Menggunakan bahasa simbol. Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan f. Diaplikasikan dibidang ilmu lain. Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran. Peserta didik usia SMA berada pada tahap kognitif operasional formal. Menurut Piaget dalam Penney Upton 2012: 24, pada tahap ini peserta didik sudah mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah abstrak secara logis. Pada tahap ini juga dikemukakan bahwa kedua belahan otak sangat berperan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika haruslah menjadi pembelajaran yang dapat benar-benar mengembangkan proses berpikir peserta didik.

2. Karakteristik Siswa SMA

Siswa SMA rata rata berusia 15 sampai 18 tahun. Menurut Hurlock dalam Rita Eka Izzaty 2008: 124, masa awal remaja berlangsung berkisar antara 13 tahun sampai 17 tahun atau 18 tahun dan masa akhir remaja dimulai pada usia 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Piaget dalam Sugihartono, dkk 2007:109, membagi tahap berpikir individu menjadi empat tahapan yaitu: 17 a. Sensorimotorik 0-2 tahun b. Praoperasional 2-7 tahun c. Operasional Konkrit 7-11 tahun d. Operasional Formal 12 -15 tahun Dari penjelasan piaget tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa SMA tergolong kedalam tahap operasional formal. Rita Eka Izzaty 2008:133 mengemukakan bahwa individu remaja telah memiliki kemampuan introspeksi berpikir kritis tentang dirinya, berpikir logis pertimbangan hal hal yang penting dalam mengambil kesimpulan, berpikir berdasar hipotesis adanya pengujian hipotesis, menggunakan simbol simbol, dan berpikir yang tidak kakufleksibel berdasarkan kepentingan. Implikasi dalam pembelajaran dari pandangan Piaget yang membagi tahapan berpikir individu adalah guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan siswa. Hal ini juga berlaku dalam penggunaan media pembelajaran.

3. Media Pembelajaran Interaktif a. Media Pembelajaran

Gerlach Ely dalam Azhar Arsyad 2011:3, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam hal ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar 18 mengajar cenderung diartikan sebagai alat alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. National Education Association dalam Azhar Arsyad 2011: 5, memberikan definisi media sebagai bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Menurut Criticos dalam Daryanto 2010:4, media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Heinich dkk dalam Azhar Arsyad 2011:4 yang mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad 2011: 4, secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Menurut Azhar Arsyad 2011: 5 media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang memuat materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Daryanto 2010: 6 mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan 19 siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Proses pembelajaran mengandung lima komponen yaitu guru komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa komunikan, dan tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya media pembelajaran. Hamalik dalam Azhar Arsyad 2011: 15, mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi atau penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Pesan dituangkan dalam betuk simbol simbol komunikasi baik verbal kata kata dan tulisan maupun non verbal. Kemudian oleh siswa, simbol simbol komunikasi tersebut ditafsirkan. Dalam penafsiran tersebut ada kalanya berhasil dan adakalanya tidak berhasil atau gagal. Ketidakberhasilan dalam penafsiran dapat berupa ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Ketidakberhasilan itu disebabkan oleh gangguan yang menjadi penghambat komunikasi. Oleh karena itu diperlukan media untuk meminimalisir adanya gangguan yang menjadi penghambat tersampainya pesan dalam pembelajaran. 20 Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain Daryanto, 2010: 5 : 1 Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3 Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4 Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. 5 Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Menurut Kemp and Dayton dalam Daryanto 2010: 6, media pembelajaran memberikan kontribusi sebagai berikut : 1 Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2 Pembelajaran dapat lebih menarik. 3 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4 Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5 Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6 Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7 Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 8 Peran guru mengalami perubahan ke-arah yang positif. Pengembangan atau penyusunan media pembelajaran bukanlah sesuatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Beberapa guru atau pendidik mulai mengembangkan media pembelajaran untuk mendukung pemahaman peserta didik dalam suatu pembelajaran. Hal ini baik dilakukan karena pengembangan media pembelajaran yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi guru maupun dunia pendidikan. Untuk menghasilkan media yang baik, maka penyusunan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Depdiknas 2008 yaitu self intructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly. Berikut ini merupakan penjabaran kriteria kriteria tersebut. 21 1 Self Instructional; media dapat memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. 2 Self Contained; seluruh materi pembelajaran dari satu kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu media secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan kepada user untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, Karena materi dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. 3 Stand Alone; media yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 4 Adaptif; media tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai tempat sampai kurun waktu tertentu. 5 User Friendly; setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

b. Media Interaktif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI media interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang bersifat saling melakukan aksi antar-hubungan dan saling aktif. Seels dan Glasgow dalam Azhar Arsyad 2006:36 mengemukakan bahwa media interaktif merupakan sistem media penyampaian yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian 22 komputer kepada penonton mahasiswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Media interaktif memiliki unsur audio-visual termasuk animasi dan disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media interaktif adalah alat perantara berbasis komputer yang dirancang untuk menyampaikan suatu pesan dan melibatkan respon pemakai secara aktif.

4. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang sudah dirintis sejak tahun 2004 dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 71. Dalam hal ini Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 diselenggarakan untuk membentuk watak, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik Marsigit, 2013: 10. Kurikulum 2013 menyatakan pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dalam bentuk Kompetensi Inti KI dan dirinci ke dalam Kompetensi 23 Dasar KD. Kompetensi Inti merupakan gambaran mengenai kompetensi utama yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran. Usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tercapainya kompetensi yang sudah dirancang melalui KI dan KD dalam Kurikulum 2013 adalah dengan mempersiapkan strategi pembelajaran yang sesuai. Dalam Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen Kurikulum 2013, maka kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan dengan prinsip sebagai berikut Lampiran Permendikbud No 103, 2014: 33. a. Berpusat pada peserta didik, b. Mengembangkan kreativitas peserta didik, c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, d. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, f. kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Pada pembelajaran Kurikulum 2013, peserta didik didorong untuk menemukan 24 dan mentransformasikan informasi yang didapatkan dan membangun pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Maka dari itu, dalam Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 disebutkan pula bahwa proses pembelajaran hendaknya meliputi lima pengalaman belajar pokok, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Melalui proses pembelajaran yang demikian, diharapkan peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya masing-masing dengan bimbingan guru. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya demi meningkatkan kompetensi pada ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 berdasarkan Lampiran Permendikbud nomor 103 tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;; c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; d. pembelajaran berbasis kompetensi; e. pembelajaran terpadu; f. pembelajaran yang menekankanpada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik hardskills dan keterampilan mental softskills; i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani; k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 25 l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. n. suasana belajar menyenangkan dan menantang

5. Pendekatan Saintifik

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 3 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 7 18

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

0 0 51

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA SMA KELAS X SEMESTER 2 PADA MATERI PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING.

0 2 68

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Materi Prisma dan Limas untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester II.

0 1 468

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 DAMPELAS | Tamauni | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 7190 23921

0 0 15

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING ‘TRANSGEO’ PADA MATERI TRANSLASI UNTUK SISWA KELAS XI Sebti Mardiana 1) , Abd, Qohar 2)

0 1 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP MATERI LINGKARAN

2 30 8

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SISWA SMP KELAS IX

0 0 15