Latar Belakang Masalah PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI.

i PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika Disusun oleh: Rini Wulandari 11301241019 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 vii PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI Oleh Rini Wulandari NIM 11301241019 ABSTRAK Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk membuat media pembelajaran matematika interaktif berbantuan GeoGebra dengan pendekatan saintifik berbasis penemuan terbimbing guided discovery pada materi persamaan lingkaran untuk siswa SMA kelas XI serta mengetahui kualitas media ditinjau dari kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pengembangan dilakukan berdasarkan model ADDIE yang terdiri dari analysis analisis, design perancangan, development pengembangan, implementation implementasi, dan evaluation evaluasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian media untuk ahli materi dan ahli media untuk mengukur kevalidan, angket respon siswa dan guru untuk mengukur kepraktisan, serta soal tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan media. Uji coba produk dilakukan di SMA Negeri 1 Godean yang mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tanggal 25 Februari 2015 sampai 1 April 2015. Hasil penelitian ini berupa LKS berbantuan GeoGebra dengan pendekatan saintifik berbasis penemuan terbimbing untuk materi persamaan lingkaran untuk siswa SMA kelas XI. Berdasarkan hasil penilaian media oleh ahli materi diperoleh rata kesesuaian materi, kesesuaian syarat didaktif, dan kesesuaian dengan pendekatan penemuan terbimbing. Sedangkan hasil penilaian media oleh ahli media diperoleh rata syarat konstruksi, kesesuaian syarat teknis, dan kesesuaian media dan kemudahan pengoperasian. Dengan demikian, media dapat dikatakan valid karena memenuhi Kepraktisan media berdasarkan angket dikatakan praktis. Analisis hasil tes belajar siswa menunjukkan bahwa media efektif digunakan karena persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 81,82 dengan klasifikasi Sangat Baik. Kata Kunci : Geogebra, Penemuan Terbimbing, Pendekatan Saintifik, Persamaan Lingkaran 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman . Kemendikbud, 2013: 1-2. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik Kemendikbud, 2013: 2. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolahmadrasah M. Hosnan, 2014: 39. Tujuan dari Kurikulum 2013 tersebut adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai 2 pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia Lampiran Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA-MA. Dalam kurikulum 2013 pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, interaktif, jejaring, aktif-mencari, berbasis tim, berbasis multimedia, berbasis klasikal-massal, multidisciplines, dan kritis. Lampiran Permendikbud No. 59 Tahun 2014. Salah satu perubahan penting yang terjadi pada kurikulum 2013 adalah adanya keharusan dalam pembelajaran untuk menerapkan pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan saintifik mempersyaratkan kondisi dan lingkungan belajar yang menjamin siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran Amiruddin, 2014:1. Menurut Hudson dan Rudolph dalam M. F. Atsnan 2013:2, pendekatan saintifik pertama kali diperkenalkan pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah. Pendekatan saintifik in doing science Menurut Maria Varelas dan Michael Ford dalam M. F. Atsnan 2013:2, pendekatan ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran saintifik merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi 3 dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan Kemendikbud, 2013. Menurut Beckmann et al dalam M. F. Atsnan 2013: 3, pada pembelajaran matematika, langkah langkah pendekatan saintifik ini terdiri dari pengumpulan data dari percobaan, pengembangan dan penyelidikan suatu model matematika dalam bentuk representasi yang berbeda, dan refleksi. Pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia menjabarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut menjadi lima, yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan Kemendikbud, 2013. Pembelajaran yang menyenangkan tidaklah dipahami sekedar siswa merasa tertarik dari sebuah proses pembelajaran akan tetapi lebih dari itu siswa mampu mencari dan menemukan informasi pembelajaran serta mengkonstruknya menjadi sebuah pemahaman Amiruddin, 2014:1. Proses mencari dan menemukan informasi mandiri oleh siswa dalam rangka mengkonstruk pemahaman inilah yang menjadi ciri khas penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dari hasil monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum 2013 ditemukan bahwa salah satu penyebab lemahnya penerapan pendekatan saintifik Saintific Approach dalam pembelajaran adalah tidak tersedianya media yang menunjang penerapannya Amiruddin, 2014:1. Untuk menjamin siswa dapat melakukan aktifitas mengamati dan mengumpulkan informasi tentunya perlu adanya sebuah kondisi dimana siswa dapat melakukan aktifitas mengamati dan mengumpulkan informasi Amiruddin, 2014:1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk 4 memaksimalkan efektifitas pelaksanaan pendekatan saintifik ini adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar informasi berupa pesan pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud maksud pengajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima Azhar Arsyad, 2011:3. Menurut Rayandra 2011 media pembelajaran berperan sangat penting yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Hamalik Azhar Arsyad, 2011:15 penggunaan media pembelajaran akan membantu keefektifan pembelajaran dalam menyampaikan isi materi pada saat itu. Media pembelajaran atau bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang membantu mencapai tujuan sistem pembelajaran. Sebagaimana dalam sebuah sistem, jika satu komponen tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka keseluruhan dari sistem akan terganggu. Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran berbasis komputer. Menurut Azhar Arsyad 2011:54, pembelajaran dengan komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pembelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual dan tidak membosankan. Komputer juga dapat merangsang siswa untuk mengerjakan berbagai latihan 5 karena tersedianya berbagai animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme Azhar Arsyad, 2011:55. Penggunaan berbagai media pembelajaran matematika berbantuan komputer di sekolah menjadi relevan sejalan dengan kurikulum 2013 yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajarannya termasuk dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan di tujuh sekolah pilot project Kurikulum 2013 di Kabupaten Sleman semua sekolah tersebut memiliki fasilitas laboratorium komputer yang memadai. Namun berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan beberapa guru di sekolah- sekolah tersebut, pemanfaatan laboratorium komputer masih terbatas untuk kelas- kelas yang masih menggunakan kurikulum KTSP dalam praktik pembelajaran TIK. Sedangkan pemanfatannya sebagai pendukung media pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain masih belum optimal, terutama untuk kelas kelas yang mengimplementasikan kurikulum 2013. Hal inilah yang mendorong perlunya dikembangkan media pembelajaran matematika berbantuan komputer yang dapat dimanfaatkan secara luas guna mendukung proses pembelajaran matematika. Salah satu software komputer yang dapat dan cocok digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika adalah GeoGebra. GeoGebra adalah software matematika yang dikemas dalam satu paket yang mudah digunakan untuk pembelajaran dan pengajaran pada seluruh jenjang level pendidikan. GeoGebra menggabungkan geometri interaktif, aljabar, tabel, grafik, kalkulus dan statistika. GeoGebra adalah software yang open source yang dapat 6 diakses siapapun Markus Hohenwarter Judith H, 2008. Beberapa manfaat penggunaan GeoGebra antara lain : 1 menggambar garis lurus yang biasanya dilakukan dengan menggunakan penggaris dapat dilakukan menggunakan komputer dengan lebih cepat dan lebih teliti; 2 dapat menentukan persamaan garis linear; 3 adanya animasi dan gerakan dragging dapat memberikan visualisasi dengan jelas; 4 dapat digunakan untuk memperoleh umpan balik dan evaluasi , apakah pekerjaan yang dilakukan adalah benar atau salah; dan 5 mempermudah gurusiswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat sifat yang berlaku pada suatu objek geometri Markus Hohenwarter Judith H, 2008. Dengan kelebihan kelebihan yang dimiliki GeoGebra, aplikasi ini cocok digunakan pada salah satu materi pada pelajaran matematika SMA kelas XI yaitu persamaan lingkaran. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan beberapa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Godean, materi persamaan lingkaran merupakan materi yang sulit. Hal ini didukung data persentase hasil Ujian Nasional dari tahun 2011 hingga 2013 dari Badan Standar Nasional Pendidikan Nasional BSNP disekolah tersebut. Berikut ini merupakan data BSNP yang dimaksud. 7 Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi Persamaan Lingkaran Ujian Nasional SMA Negeri 1 Godean Tahun Kemampuan yang diuji Sekolah Kabupaten Sleman Provinsi DIY Nasional 2011 Menentukan persamaan garis singgung lingkaran. 91,26 78,47 81,78 89,35 2012 Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. 76,60 72,94 70,30 88,05 2013 Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. 77,92 60,07 63,76 68,74 Data tersebut menunjukkan bahwa persentase penguasaan siswa pada materi persamaan lingkaran semakin menurun dari tahun 2011 hingga tahun 2013 baik di tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, maupun nasional. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan media pembelajaran berbantuan GeoGebra pada materi tersebut. Dengan menggunakan GeoGebra dalam pembelajaran pada materi persamaan lingkaran diharapkan materi dapat tersampaikan secara jelas melalui visualisasi visualisasi, animasi, gerakan yang digunakan dan juga keterlibatan pengguna dalam prosesnya dapat meningkatkan pemahaman siswa. Pengembangan media pembelajaran matematika dengan bantuan program Geogebra ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam membelajarkan matematika. Dengan program GeoGebra ini belajar yang menekankan pada pengkonstruksian ilmu pengetahuan dapat terlaksana secara maksimal. Hal ini sesuai dengan perkembangan Kurikulum 2013 yang memposisikan guru sebagai fasilitator. Sebagaimana dikemukakan oleh Wanti Wijaya 2003 yang menyatakan bahwa prinsip belajar matematika adalah siswa harus mempelajari 8 matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dalam pembelajaran yang menekankan pemahaman ini, kemampuan melakukan eksplorasi, bertanya, merumuskan masalah, membuat dugaan dugaan conjectures, dan memecahkan masalah memegang peranan yang sangat penting. Menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Paul Suparno 2001:123, pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu, bila murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivisme Piaget ini adalah pembelajaran dengan penemuan terbimbing guided discovery learning. Howe dalam Hariyono, 2001:3, menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan pembelajaran dengan model ini tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namun guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Menurut Soedjadi dalam Purwaningsari 2001: 1, metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan. Dalam pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, Hal ini sejalan dengan Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dengan peranan guru sebagai fasilitator. 9 Media pembelajaran yang baik harus dikembangkan secara profesional melalui langkah langkah pengembangan yang sistematis dan terencana dengan baik pula. Media yang baik harus melalui tahapan pengkajian yang mendalam, proses editing yang baik, mempunyai ilustrasi yang menarik, dan mempunyai desain yang baik pula. Dalam mengembangkan media pembelajaran diperlukan suatu model pengembangan yang tepat. Dalam penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation karena langkah yang digunakan lebih sistematis dan jelas. Endang Mulyatiningsih 2011: 183 menyatakan bahwa menurut langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ADDIE lebih rasional dan lebih lengkap. Adapun tahapan yang harus ditempuh dalam model pengembangan ADDIE Endang Mulyatiningsih, 2012: 183 terdiri dari lima tahap yaitu: tahap analisis, tahap perancangan, tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan media pembelajaran matematika interaktif berbantuan GeoGebra dengan pendekatan saintifik berbasis penemuan terbimbing pada materi persamaan lingkaran untuk siswa SMA kelas XI. 10

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 3 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 7 18

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VIII SMP.

0 0 51

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA SMA KELAS X SEMESTER 2 PADA MATERI PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING.

0 2 68

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Materi Prisma dan Limas untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester II.

0 1 468

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 DAMPELAS | Tamauni | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 7190 23921

0 0 15

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING ‘TRANSGEO’ PADA MATERI TRANSLASI UNTUK SISWA KELAS XI Sebti Mardiana 1) , Abd, Qohar 2)

0 1 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP MATERI LINGKARAN

2 30 8

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA INTERAKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SISWA SMP KELAS IX

0 0 15