3.  Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga. 4.  Pengusaha  yang  telah  dikukuhkan  sebagai  pengusaha  kena  pajak,
tetapi  tidak  membuat  faktur  pajak  atau  membuat  faktur  pajak,  tettapi tidak tepat waktu.
5.  Pengusaha  yang  telah  dikukuhkan  sebagai  pengusaha  kena  pajak, tetapi tidak mengisi faktur secara lengkap.
6.  Pengusaha  kena  pajak  melaporkan  faktur  pajak  tidak  sesuai  dengan masa penerbitan faktur pajak.
7.  Pengusaha  kena  pajak  yang  gagal  berproduksi  dan  telah  diberikan pengembalian pajak masukan”.
Menurut  Mardiasmo  2006:37  Surat  tagihan  Pajak  STP  menyatakan
bahwa : “Surat  Tagihan  Pajak  adalah  Surat  untuk  melakukan  tagihan  pajak  atau
sanksi  administrasi  berupa  bunga  atau  denda,  Surat  tagihan  pajak  mempunyai kekuatan  hukum  yang  sama  dengan  surat  ketetapan  pajak,  sehingga  dalam
penagihannya  dapat  dilakukan  dengan  surat  paksa,  apabila  pajak  yang  terutang berdasarkan  dasar  penagihan  pajak  tidak  dibayar  oleh  wajib  pajak  dapat  ditagih
dengan surat  paksa  yang pelaksanaanya berdasarkan pada undang-undang No 19 Tahun 2000 tentang
penagihan pajak dengan surat paksa”. Berdasarkan  indikator  penagihan  pajak  yang  diuraikan  diatas  maka
indikator  penagihan  pajak  dalam  penelitian  ini  adalah  Jumlah  Realisasi  Surat Tagihan Pajak dari Tahun 2009-2013 pada KPP Pratama Sumedang.
2.1.2 Surat Paksa
2.1.2.1 Pengertian Surat Paksa
Menurut Mardiasmo definisi Surat Paksa 2009:121 sebagai berikut: “Surat  Paksa  adalah  surat  perintah  membayar  utang  pajak  dan  biaya
penagihan  pajak.  Surat  paksa  mempunyai  kekuatan  eksekutorial  dan kedudukan  hukum  yang  sama  dengan  putusan  pengadilan  yang  telah
m
empunyai kekuatan hukum tetap”. Pengertian  Surat  Paksa  menurut  Siti  Kurnia  Rahayu  2010:189  sebagai
berikut:
“Surat Paksa adalah suatu surat ketetapan pejabat yang berwenang,  yang mempunyai titel eksekutorial dan mempunyai kekuatan hukum yang pasti,
yang mengandung perintah kepada Wajib Pajak yang namanya tercantum dalam  Surat  Paksa,  untuk  membayar  sejumlah  pajak  yang  disebut  dalam
Surat  Paksa,  dalam  jangka  waktu  yang  ditentukan  dalam  Surat  Paksa, dengan ancaman sita atau sandera
”. Surat  paksa  sesuai  pasal  1  huruf  12  UU  tententang  Penagihan  Pajak
dengan Surat Paksa sebagai berikut: “Surat  paksa  adalah  surat  perintah  membayar  utang  pajak  dan  biaya
penagihan pajak”. Dari  ketiga  definisi  di  atas,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  surat  paksa
digunakan  untuk  melakukan  penagihan  atas  utang  pajak  dan  biaya-biaya penagihannya.
Dalam Pasal 7 ayat 2 UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa disebutkan bahwa surat paksa sekurang-kurangnya harus memuat sebagai berikut:
1. “Nama Wajib Pajak atau nama penanggung pajak.
2.  Dasar penagihan Pajak 3.  Besarnya utang pajak
4. Perintah untuk membayar”.
2.1.2.2 Penerbitan Surat Paksa
Secara teori surat paksa diterbitkan setelah surat  teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh pejabat. Menurut pasal 8 UU tahun
2000  Penagihan  Pajak  dengan  Surat  paksa  menyatakan  bahwa  surat  paksa diterbitkan apabila sebagai berikut:
1.  Penanggung  pajak  tidak  melunasi  utang  pajak  dan  kepadanya  telah diterbitkan  surat  teguran  atau  surat  peringatan  atau  surat  lain  yang
sejenis.
2.  Terhadap  penanggung  pajak  telah  dilaksanakan  penagihan  pajak seketika dan sekaligus, atau
3.  Penanggung  pajak  tidak  memenuhi  ketentuan  sebagaimana  tercantum dalam  keputusan  persetujuan  angsuran  atau  penundaan  pembayaran
pajak.
2.1.2.3 Pemberitahuan Surat Paksa